Anda di halaman 1dari 21

Faringitis

KELOMPOK 3
Achmad Arifin 16.IK.454
Ahmad Mutasar 16.IK.455
Desy Meldawati 16.IK.465
Fahmi Riduan 16.IK.468
Masliani 16.IK.481
Nur Alisa 16.IK.487
Siti Nabella Elma Q 16.IK.497
Yunita 16.IK502
Definisi
Faringitis
Faringitis adalah keadaan inflamasi
pada struktur mukosa, submukosa
tenggorokan. Jaringan yang
mungkin terlibat antara lain
orofaring, nasofaring, hipofaring,
tonsil dan adenoid. (Brunner &
Suddarth, 2001).
Etiologi Faringitis bisa disebabkan oleh virus
maupun bakteri.
Virus tersebut termasuk virus
penyebab common cold, flu,
adenovirus, mononucleosis.
Bakteri yang menyebabkan
faritingitis adalah streptokokus grup
A, korinebakterium,
arkanobakterium, neisseria
gonorrhoeae atau Chlamydia
pneumoniae.
Patofisiologi

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri


ataupun virus dapat secara langsung menginvasi
mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal.
Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial
bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear
Infeksi kuman pathogen Penyerbaran

 
(bakteri/virus) limfogen
Faring & Tonsil
Pathway
Peradangan pada
Proses Inflamasi
tonsil

Edema tonsil Faring & adenoid Sekresi penumpukan sputum


Hipetermi membesar di jalan nafas

Sakit tenggorokan
Ketidakefektifan
kebersihan jalan nafas
Kesulitan makan &
Nyeri
minum

Gangguan menelan

BB menurun Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Manifestasi
Klinis
Nyeri Tenggorokan
Sulit Menelan, serak,
batuk
Demam

Mual
Kelenjar Limfa Leher
Membengkak
Tonsil kemerahan
Membran faring tampak
merah
Komplikasi
1.Otitis media akut
2.Abses peri tonsil
3.Abses para faring
4.Toksenia
5.Septikinia
6.Bronkitis
7.Nefritis akut
8.Miokarditis
9.Artritis
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus

An. S berusia 5 tahun dibawa kepoli anak karena tidak mau makan semenjak
mengalami batuk, pilek selama satu minggu, badan hangat, tidak mau
menyusu seperti biasanya. Hasil Pemeriksaan terdapat bintik kemerahan pada
area faring, edema dan eritema pada faring. Orang tua mengatakan anaknya
suka mengonsumsi snack dan minuman dingin yang instan yang di jual di
warung.
4. Head to-toe
Lanjutan … - Kepala: kulit kepala nampak tidak kotor
dan tidak  berbau.
- Rambut: hitam,penyebaran rambut
merata dan bersih
- Kepala: kulit kepala nampak tidak kotor
f. Pemeriksaan fisik dan tidak  berbau.
1. Keadaan umum - Mata (penglihatan) : Konjungtiva anemis,
klien tampak lemah mukosa pucat
2. Tingkat Kesadaran - Hidung (penciuman): membrane
Compos mentis mukaosa hidung
3. Tanda-tanda vital tampak kemerahan
T : 38, 8 C - Telinga (pendengaran) : Peka terhadap
rangsangan
N : 80 x/menit
- Mulut dan gigi : terdapat bintik
R : 20 x/menit kemerahan pada area faring, tedapat
edema dan eritema.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
Pengkajian 1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
An. S, usia 5 tahun.
b. Keluhan utama
Pasien tidak mau makan, batuk pilek
selama satu minggu,
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien tidak mau makan, batuk pilek
selama satu minggu, badan hangat tidak mau
menyusu.
d. Riwayat penyakit dahulu
pasien pernah mengalami penyakit yang sama.
e. Riwayat penyakit keluarga 
keluarga tidak ada yang pernah menderita
peyakit yang sama.
Lanjutan … g. Dada, Pernafasan, Sirkulasi
- Inspeksi : perkembangan dinding
dada normal, tidak
menggunakan alat bantu nafas
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi: terdengar suara sonor
- Auskultasi: suara nafas versikuler
h. Abdomen: bentuk abdomen simetris, tidak ada
lesi, dan edema, tidak ada nyeri tekan,
terdengar suara timpani.
i. Genetalia : pasien berjenis kelamin perempuan.
j. Ektremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas.
k. Eliminasi
BAB : Normal
BAK : Normal
Pemeriksaan Penunjang Diagnosa Keperawatan

Terdapat bintik keputihan pada area 1. Hipertermi berhubungan


faring, edema dan eritema pada dengan inflamasi pada faring
faring. 2. Nyeri akut berhubungan
dengan peradangan
3. Ketidakefektifan  bersihan
jalan nafas  berhubungan
dengan  penumpukan sekret
(sputum)
4. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
kesulitan menelan (Aplikasi
Nanda NIC-NOC.2016)
Data Fokus

DS :  ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau mkan.


   ibu pasien mengatakn anaknya menglami batuk dan pilek sudah 1 minggu
   ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau menyusu
   ibu pasien mengatakan anaknya sering makan snack dan minum minuman dingin yang instan di jual
diwarung
DO :  
 klien tampak lemah
 tampak batuk tidak produktif
 klien tampak tidak mau makan makanan
 TTV :
T : 38, 8 C
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
 
Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1. DS : Hipertermi inflamasi pada faring


 Ibu klien mengatakan badan
anaknya hangat
DO :
 klien tampak terbaring lemah
 Ttv :
T : 38, 8 C
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit

2 DS : Nyeri akut peradangan


 Ibu klien mengatakan anaknya
tidak mau makan & batuk pilek.
DO
 klien tampak sulit menelan
ketika diberikan makanan dan
minuman
3 DS : Ketidakefektifan  bersihan jalan penumpukan sekret (sputum)
 Ibu klien mengatakan anaknya nafas    

mangalami batuk & pilek.


DO :
 Klien tampak batuk tidak
produktif
 Tampak sulit mengeluarkan sekret

4 DS : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


Kesulitan menelan
 Ibu klien mengatakan anaknya sering kebutuhan tubuh
makan snack dan minum minuman
dingin yg instan.
 DO :
 Klien tampak tidak mau makan
 Klien hanya minum sedikit air putih
hangat
Rencana
Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC / Tujuan NIC / Intervensi Rasional

1. Hipertermi Setelah dilakukan 1. Kaji suhu badan setiap 1. Mengetahui suhu badan anak
berhubungan dengan tindakan perawatan, 2 jam. 2. Intake cairan dan nutrisi dapat
inflamasi pada faring diharapakan suhu 2. Anjurkan intake cairan membantu mempercepat dalam
badan pasien normal dan nutrisi yang proses pengeluaran panas tubuh.
Termoregulasi adekuat. 3. Kompres hangat dapat membuka
Kriteria hasil : 3. Beri kompres hangat pori-pori kulit sehingga
1. Suhu kulit normal misalnya pada ketiak mempercepat proses evaporasi.
2. Suhu badan 4. Berikan obat 4. Obat antipiretik dapat membantu
normal      antipiretik menurunkan panas.
8.     
2 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui tingkat nyeri
peradangan tindakan keperawatan, secara komprehensif termasuk lokasi,
diharapkan nyeri termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
berkurang dengan kriteria karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
hasil : frekuensi, kualitas dan faktor faktor presipitasi.
1. pasien melaporkan presipitasi. 2. Napas dalam merupakan
bahwa nyeri 2. Ajarka tentang Teknik non salah satu relaksasi
berkurang farmakologi (seperti napas mengurangi ketegangan
2. Pasien melaporkan dalam) dan membuat perasaan
kebutuhan tidur dan 3. Berikan analgetik untuk lebih nyaman.
istirahat tercukupi mengurangi nyeri 3. Analgetik berguna untuk
3. Pasien mampu mengurangi nyeri sehingga
menggunakan metode pasien menjadi lebih
non farmakologi nyaman
untuk mengurangi
nyeri.
.
Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan 1. Kaji status pernafasan 1. mengkaji status pernafasan maka akan
jalan nafas berhubungan perawatan, diharapakan (kecepatan, kedalaman, serta diketahui tingkat pernafasan dan adanya
dengan penumpukan sekret bersihan jalan nafas pergerakan dada). kelainan pada sistem pernafasan.
(sputum) efektif dengan kriteria 2. Auskultasiadanya suara nafas 2. Bunyi nafas bertambah sering terdengar
hasil : tambahan(mis: mengi,krekel) pada waktu inspirasi dan ekspirasi pada
1. Penapasan dalam 3. Ajarkan pada klien untuk respon terhadap pengumpulan cairan,
batas normal berlatih nafas tambahan dalam sekret kental dan spasme jalan nafas
2. Penarikan nafas dan batuk efektif. obstruksi.
dalam batas normal 4. Berikan klien minuman hangat 3. Pernafasan dalam membatu expansi paru
sedikitnya 2500 cc/hari. maximal dan batuk efektif merupakan
5. Kolaborasi dengan tim dokter mekanisme pembersihan silla.
dalam pemberian, terapi 4. Cairan terutama yang hangat membantu
pemberian expectorant dan di dalam mengencerkan sekret
broncodilatos. (bronkadilator)
5. Expectorant membantu mengurangi
spasme pada bronchus sehingga
pengeluaran sekret menjadi lancar.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan 1. Mengkaji pola makan pasien 1. Untuk mengetahui masalah
dari kebutuhan berhubungan tindakan ke-perawatan 2. Memberikan makanan lunak. yang terjadi dan
dengan kesulitan menelan selama 2 x 24 jam 3. Menganjurkan menjaga memudahkan menyusun
kebutuhan nutrisi pasien kebersihan oral/mulut. rencana kegiatan.
terpenuhi dengan kriteria 4. Memberikan makanan dalam 2. Mencukupi kebutuhan
hasil : porsi kecil tapi sering nutrisi dan mempermudah
1. Pasien dapat anak untuk menelan.
menghabis kan 1 3. Menghilangkan rasa tidak
porsi makanannya. enak pada mulut/lidah,dan
2. Berat bedan normal dapat meningkatkan nafsu
makan.
4. Untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi dan
mencegah  mual dan 
muntah

Anda mungkin juga menyukai