Anda di halaman 1dari 19

Pendidikan Budaya Anti Korupsi

Disusun Oleh :
1. Annisa Rida Sukma (1613411010)
2. Siti Tasliya (1613411011)
3. Adinda Pramodya W (1613411012)
4. Fitrah Khoirun Nisa (1613411024)
5. Elisabet Arum Arini (1613411028)
6. M. Irvan Perdana (1613411038)
7. Mutiara Herdinda (1613411042)
8. Assyfau Husnul F (1613411045)
PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI
Deskripsi Kegiatan Penerapan Prinsip-
Prinsip Anti Korupsi  
• Pada study kasus penerapan prinsip-prinsip
anti korupsi  ini akan mengambil contoh suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh salah satu
organisasi kemahasiswaan  yang ada di
Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang yaitu
HMJ GIZI (Himpunan Mahasiswa Jurusan Gizi).
• HMJ GIZI (Himpunan Mahasiswa Jurusan Gizi) adalah
sebuah wadah mahasiswa jurusan gizi untuk berorganisasi.
Status organisasi kemahasiswaan ini berada setara dengan
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Poltekkes Kemenkes
Tanjung Karang. HMJ GIZI memiliki kegiatan setiap
tahunnya khususnya untuk biro Pendidikan yaitu Acara
Keakraban Gizi (AKG) yang dilaksanakan pada hari Sabtu 25
November 2017.
• Acara Keakraban Gizi (AKG) adalah acara
tahunan yang diadakan oleh Himpunan
Mahasiswa Jurusan Gizi dan sebagai sarana
untuk menjaga tali silahturahmi, membangun
komunikasi yang efektif dan menambah
keakraban antar keluarga besar jurusan gizi.
Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi
dalam Kegiatan
Dalam hal ini prinsip-prinsip anti korupsi akan
dikelompokan menjadi lima bagian yaitu:
1. Akuntabilitas
• Akuntabilitas adalah kesesuaian antara
aturan dan pelaksanaan kerja. Dalam
pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat
diukur dan dipertanggungjawabkan melalui
mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas semua kegiatan
yang dilakukan.
• Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada
saat pelaksanaan kegiatan yang mana ketua
panitia melaporkan kepada para undangan
tentang jumlah peserta dan jalannya acara
sebagai pertanggung jawabannya dalam acara
2.  Transparasi
• Prinsip ini sangat penting karena
pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua
proses kebijakan dilakukan terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat
diketahui publik.
a) Proses Penganggaran
• Proses ini dikatakan baik karena penganggaran
dalam kegiatan ini bersifat transparasi dengan
memberitahukan dana yang diperoleh, dana
yang dikeluarkan serta sisa dana dari kegiatan
tersebut.
b) Proses Penyusunan Kegiatan
• Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara
rinci mengenai waktu, tempat  dan
diberitahukan kepada panitia pelaksana serta
dosen dan mahasiswa di jurusan gizi poltekkes
kemenkes tanjung karang.
c) Proses Pembahasan
• Pembahasan tentang adanya kegiatan juga
melibatkan bimbingan Dosen, mahasiswa
jurusan gizi tingkat 2 dan 3, sehingga tidak
terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan
mendapatkan dukungan dari semua pihak.
d) Proses Pengawasan
• Dalam melaksanakan kegiatan ini juga
mendapatkan izin serta pengawasan dari
Dosen.
e) Proses Evaluasi
• Evaluasi dapat dilakukan tidak hanya oleh
panitia terkait namun juga dapat disampaikan
oleh semua pihak yang diharapkan dapat
memperbaiki berbagai kekurangan sehingga
akan memperbaikinya.
3. Kewajaran (Fairness)
• Prinsip ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya
manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya.
• Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :
a) Komprehensif dan disiplin
• Koordinator dari tiap seksi harus memberikan
laporan tentang hal serta dana yang dibutuhkan
sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan
serta dana yang diperlukan untuk tercapainya
kegiatan tersebut.
b) Fleksibilitas
• Semua anggota kepanitiaan dapat saling
membantu walaupun berbeda seksi.
c) Terprediksi
• Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat
memprediksi berapa banyak dana yang
diperlukan dengan membuat rincian dana
perseksi sehingga mendapatkan target dana
yang dibutuhkan.
d) Kejujuran
• Langkah ini ditunjukan dengan memberikan
bukti dalam pengeluaran dana contoh
pemesanan makanan/snack yang dilakukan
oleh seksi konsumsi dengan memberikan bukti
nota dari tempat pemesanan makanan/snack
tersebut.
e) Informatif
• Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan
informasi secara transparan tentang rincian
penggunaan dana oleh masing-masing seksi.
4.  Kebijakan
• Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar
tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Untuk mengatur interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan terdapat empat aspek kebijakan anti korupsi
yaitu:
a) Isi
• Berikut contoh isi kebijakan dari kepanitiaan kegiatan ini :
– Ketua panitia dan semua anggotanya berkewajiban hadir
dalam setiap rapat yang diadakan terkecuali sakit atau
kepentingan mendesak.
– Menargetkan dana yang akan dibutuhkan dengan meminta
rincian dana yang diperlukan masing-masing seksi.
– Memberikan bukti dalam penggunaan dana berupa
nota/kwitansi.
a) Pembuat
• Ketua panitia dengan kesepakatan semua
anggota kepanitiaan.
b) Pelaksana
• Ketua panitia dan semua anggota kepanitiaan.
c) Kultur
• Semua anggota kepanitiaan melaksanakan isi
dari kebijakan tersebut tanpa terkecuali
ataupun merasa terpaksa.
5. Kontrol Kebijakan
• Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat
dilakukan yaitu :
a) Partisipasi
• Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi
dalam mengontrol kebijakan yang telah dibuat.
b) Evolusi
• Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali
dapat memberikan ide/masukan alternatif
kebijakan baru yang berguna untuk sesuai
dengan situasi dan kondisi.
c) Reformasi
• Penggantian/reformasi kebijakan yang baru
dapat dilakukan sesuai dengan yang di usulkan
serta kebijakan baru tersebut telah mendapat
persetujuan oleh anggota kepanitiaan lainnya.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai