Kasus Pelayanan Di Embarkasi
Kasus Pelayanan Di Embarkasi
Kelompok 7 :
1. Suharyono (Ketua) 10. Gufron M
2. Isna (sekretaris) 11. Anas Bakhtiar
3. Syaiful Badri 12. Endang sri W
4. Imam Syafii 13. Naila Ifatur R
5. Masrur M Musyafak 14. Indra Setiawan
6. Abdul Mujib 15. Supriyanto
7. Suprayitno 16. Anita Fanani
8. Sukardi 17. Intan Mujipeni
9. M. Faizin
Soal Kasus 1
Koper jamaah haji terdapat barang yang melebihi
batas atau membawa barang terlarang sehingga
menyebabkan proses pemeriksaan menjadi lama.
Inventarisir penyebab
Dampak masalah
Cara penyelesaian masalah
Penyebab Masalah
1. kurang pemahaman jamaah tentang jumlah berat
maksimal barang bawaan yang harus dibawa
(32kg)
2. kesadaran jamaah rendah karena faktor sosial
ekonomi dan latar belakang pendidikan
3. terkendala pemahaman bahasa saat sosialisasi
4. modus tertentu (sengaja) membawa karena
pesanan atau titipan
Dampak
1. proses pemeriksaan menjadi lama dan mengganggu
pemeriksaan jamaah lainnya
2. resiko tas menjadi rusak atau hilang karena proses
bongkar muat
3. jamaah lainnya menjadi terganggu baik secara fisik
maupun mental
4. penundaan atau kegagalan keberangkatan terhadap
jamaah tersebut
5. mengganggu kinerja/ mencoreng nama baik panitia
embarkasi
Penyelesaian masalah
1. TPHI
Mengingatkan kembali saat pertemuan di embarkasi tidak boleh
membawa barang berlebihan ataupun barang terlarang
Berkoordinasi dengan pihak embarkasi dan imigrasi
Mendampingi Jamaah yang bermasalah
2. TPIHI
Memberikan advise / nasihat dan pendampingan kepada jamaah agar
tenang dan ikhlas
3. TKHI
Menenangkan jamaah yang lain agar tidak gelisah
Merujuk kepada klinik KKP apabila ada jamaah yg sakit saat proses
pemeriksaan yg lama
Kelompok 1 (Kasus kedua)
Kasus:
Di embarkasi, salah satu jamaah haji terindikasi mengalami penyakit gagal ginjal.
Bagaimana dampaknya?
Dampak keberangkatan haji:
Layak terbang
Tidak layak terbang
Dampak Psikososial:
Pasien khawatir terkait kondisi kesehatannya dan status keberangkatannya ke tanah suci
Keluarga (yang di rumah dan yan menyertai jamaah) cemas
Bagaimana cara penyelesaiannya?
TPHI :
Berkoordinasi dengan TKHI untuk memastikan kondisi jamaah
Berkoordinasi dengan TPIHI untuk memberikan penjelasan
kepada jamaah dan keluarganya baik yang mendampingi di
embarkasi dan di rumah
Berkoordinasi dengan KaRu dan KaRom untuk menjelaskan
kondisi jamaah dan bersama-sama mengantarkan jamaah ke
klinik KKP bersama TKHI
Jika jamaah tersebut ditentukan tidak layak terbang, maka
barang-barang jamaah (misalnya: tas tenteng, dokumen)
dititipkan ke PPIH Embarkasi.
TPIHI :
Pada kondisi ringan: Memberi nasihat kepada jamaah dan
keluarganya untuk tenang dan mengikuti saran dokter
Pada kondisi berat:
memberikan penjelasan dan menenangkan jamaah dan keluarganya
tentang kondisi jamaah
Memberikan penjelasan apakah keluarga akan tetap berangkat
bersama kloter atau menunggu jamaah (pasien) untuk pemulihan
selama di embarkasi
TKHI :
Mengidentifikasi data jamaah haji yang sakit gagal ginjal:
Scan code KKJH untuk melihat riwayat kesehatan jamaah
Anamnesis keluhan jamaah haji
Pemeriksaan fisik (tanda-tanda vital (Tekanan darah, Frekuensi Nadi
dan pernapasan, suhu badan, pulse oxymetri, pemeriksaan head to toe)
Berkoordinasi dengan TPHI dan TPIHI tentang kejelasan kondisi calon
jamaah haji sakit
Berkoordinasi dengan KaRu dan KaRom untuk mengantar jamaah haji
yang sakit ke klinik embarkasi (KKP) untuk pemeriksaan kondisi
kesehatan jamaah yang lebih lanjut
Bila dipastikan oleh pihak klinik embarkasi (KKP) jamaah haji tersebut
tidak memenuhi syarat layak terbang, maka TKHI melaporkan kepada
TPHI untuk selanjutnya meminta dokumen penundaan keberangkatan ke
tanah suci untuk pelaporan ke PPIH Embarkasi (tanazul).