Anda di halaman 1dari 23

KASUS DISKUSI

GINEKOLOGI
22
2

KASUS DISKUSI GINEKOLOGI

G5P2A2, UK 14 MINGGU, Fetal Death


3

ANAMNESIS
Identitas

• Nama : Ny RIS (31tahun)


• Paritas : G5P2A2, UK 14 minggu
• Tanggal periksa : 06 Januari 2021

Riwayat Obstetri

I. I : AB, Uk 12 Minggu, Kuret (+), 2010


II.II : AB, UK 12 Minggu, Kuret (+),2011
III.III : Laki-Laki, 8 th, BBL 3300 gr, Spontan
IV.IV : Laki-Laki, 6 th, BBL 3200 gr, Spontan

Riwayat KB

• Riwayat KB suntik 3 bulan


4

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang

• Seorang G5P2A2, 31 tahun, UK 14 Minggu datang ke Poli dengan


membawa rujukan dari Klinik Aisiyah medika dengan keterangan
G5P2A2, 31 th, UK 14 minggu dengan janin tidak berkembang. Pasien
merasa hamil 2 bulan. Pasien mengeluhkan flek dari jalan lahir sejak
1 hari SMRS, adanya nyeri perut disangkal, Riwayat Trauma dan
Minum jamu-jamuan disangkal. Pasien mengaku mengalami
keputihan sejak hamil, tidak gatal, tidak berbau dan berwarna putih
seperti susu

Riwayat Penyakit Dahulu

• HT/DM/Asma /Alergi/Peny. Jantung : disangkal


PEMERIKSAAN FISIK 5

Keadaan Umum dan TTV

• KU: Baik, CM
• TD: 120/70 mmHg, HR: 78 x/menit, RR: 20x/menit, t:
36,2oC

Pemeriksaan Fisik

• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


• Cor/pulmo: dalam batas normal
• Abdomen: supel, NT (-) , BU (+), TFU 1 jari diatas SOP
• Genital:
• Inspekulo : VU tenang, dinding vagina dbn, Portio utuh, OUE tertutup,
darah (-), discharge (+)
• VT: VU tenang, dinding vagina dbn, portio utuh, Ø – cm, Darah (-),
discharge (+)
6

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin Hemostasis Kimia Klinik Serologi

• Hb 12,1 • PT 10,50 • GDS 111 • IgG/IgM


• Hct 36,2 • INR 0,70 COVID non
• AL 7,65 • APTT 41,60 reaktif
• AT 249 • HBsAg non
• AE 3,15 reaktif
• • Anti HIV non
NLR 4,35
reaktif
USG
8

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA


Diagnosis

• G5P2A2, UK 14 Minggu, Fetal death

Tatalaksana

• Pro Induksi dan Kuretase


• Induksi dengan Misoprostol 200 mcg
setiap 5 Jam
13
LAPORAN OPERASI
1. Prosedur kuretase rutin
2. Pasien dibaringkan di meja operasi dalam keadaan narkose, posisi Lithotomi
3. Dilakukan toilet medan kuretase dan sekitarnya dipasang doek steril
4. Dilakukan pengosongan kandung kemih
5. Pasang sims posterior dipegang oleh asisten, pasang sims anterior dipegang oleh
asisten
6. Pasang tanakulum arah jam 11 dan 1
7. Dilakukan sondase 11 cm
8. Dilakukan kuretase secara sistematis searah jarum jam hingga bersih
9. Didapatkan jaringan sebanyak 100 cc
10. Didapatkan perdarahan dan stolcell 100 cc
11. Lepas tanakulum, kontrol perdarahan  perdarah –
12. Lepas sims posterior
13. Kuretase selesai
14. Ku ibu s/s/s baik DPJP : dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG
11

PERMASALAHAN

MANAGEME TATALAKSAN
DIAGNOSIS
N A

11
Kematian janin dalam rahim dengan usia kehamilan lebih
dari 12 minggu dan sudah terbentuk struktur penulangan
janin

Panduan Praktik Klinis KSM Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr Moewardi


Diagnosis

 
Temuan USG:
• CRL 7 mm tanpa pulsasi
• Mean Sac Diameter 25 mm
tanpa embryo
• Tampak Yolk sac, namun
setelah 11 hari tanpa
embryo dengan pulsasi
• Tak tampak Yolk sac,
namun setelah 2 minggu
tanpa embryo dengan
pulsasi
Diagnosis
• Sonografi tampak embrio
dengan CRL > 7 mm tanpa
aktivitas cardiac ( American
College of Radiologist)
• Tes Kehamilan positif
• Perdarahan pervaginam dari
bercak hingga berjumlah
banyak
• Perut nyeri dan kaku
• Serviks tertutup
• Ukuran uterus lebih kecil dari
yang seharusnya
• Non viable pregnancy < 14
minggu dilakukan terminasi
dengan metode operatif.
• Non viable pregnancy UK 14-
24 minggu dilakukan dengan
induksi medis dilanjutkan
metode operatif

Berbagai macam cara induksi medis, seperti misoprostol (prostaglandin E1


analog), yang dikenal pula sebagai terapi untuk ulkus lambung.
Misoprostol dipilih pada metode terminasi kehamilan, selain murah, stabil
pada suhu ruangan, dan memiliki efek sistemik yang minimal.
Faktor risiko
1. Abnormalitas kromosom(50%)
2. Usia maternal ( usia 20-30 tahun
(9-17%), 35 tahun ( 20%), 40 tahun
(40%), diatas 45 tahun ( 80%)
3. Malnutrisi, avitaminosis, gangguan
metabolisme (DM, hipotiroid),
asfiksia (decomp cordis, penyakit
paru, anemia)
4. Infeksi virus, bakteri, TORCH
5. Kelainan plasenta

Pada kasus ini didapatkan factor risiko: usia


maternal diatas 30 tahun
Komplikasi

1. Perforasi (Pengalaman operator,


multiparitas, usia kehamilan)
2. Perdarahan ( > 500 ml)
3. Kuretase tidak bersih
4. Infeksi
Kontrasepsi Kuretase
Setelah tindakan kuretase, ovulasi dapat
terjadi setelah 8 hari, dengan rata-rata
waktu 3 minggu.
Sehingga bagi pasangan yang belum
menginginkan kehamilan, dapat
menggunakan alat kontrasepsi. IUD dapat
di pasang setelah Tindakan kuretase,
alternatif lain adalah dengan kontrasepsi
hormonal.
Bagi pasangan yang mengininkan
kehamilan, kontrasepsi dapat ditunda.
Wong et al (2015) menemukan angka
kelahiran hidup pada kelompok hamil
setelah 3 bulan abortus.
Tatalaksana Pasca Evakuasi
Lakukan evaluasi tanda vital
pasca tindakan setiap 30 menit Lakukan pemeriksaan jaringan
selama 2 jam. Bila kondisi ibu secara makroskopik dan
baik, pindahkan ibu ke ruang kirimkan untuk pemeriksaan
rawat. patologi ke laboratorium (jika
dibutuhkan).

Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam,


tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam
selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24
jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl,
ibu diperbolehkan pulang.
Konseling post abortus
Tanda-tanda pemulihan yang baik : Hal-hal yg perlu diketahui pasien:
• Kram pada perut akan berkurang dalam • Hindarkan berhubungan seksual atau
beberapa hari memasukkan benda kedalam vagina setidaknya
• Jumlah perdarahan pervaginam akan 5-7 hari
berangsur2 berkurang • Kesuburan dapat kembali dalam 3 minggu
• Kembalinya siklus menstruasi normal

Gejala yang memerlukan pemeriksaan


ulang :
• Kram perut tidak menghilang atau makin berat
• Perdarahan berlanjut
• Perdarahan banyak melebuhi darah menstruasi
• Demam, menggigil
• Gangguan kesadaran
Kesimpulan
• Pada pasien ini ditegakkan diagnosis fetal death
• Berdasarkan temuan ulstrasonografi didapatkan gambaran embryo
CRL 21,26 mm tanpa pulsasi
• Menghindari adanya resiko komplikasi yang dapat terjadi, dimana
sudah terjadi proses osteogenesis pada UK > 12 minggu, dilakukan
tindakan induksi untuk mengeluarkan fetus, Kemudian dilanjutkan
tindakan kuretase
• Komplikasi kuretase antara lain perforasi, perdarahan, kuretase
tidak bersih, dan infeksi.
• Kontrasepsi dapat dilakukan setelah kuretase, dapat dengan IUD
pasca kuret maupun kontrasepsi hormonal lain. Bagi pasangan
yang berencana hamil, dapat ditunda setelah 3 bulan post abortus.

Anda mungkin juga menyukai