Anda di halaman 1dari 24

+

Eklampsia

Penanganan PEB dan Eklampsia


Kelompok 10
Modul Kesehatan Perempuan
Departemen Obstetri & Ginekolog Shela Rachmayanti
2018 Satrio Wicaksono
Stefani Melissa
Alyssa P. Mustika
+
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipenensi kronik Preeklampsia
• hipertensi yang timbul sebelum umur • hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang kehamilan disertai dengan proteinuria
pertama kali didiagnosis seteiah umur • Preeklampsia ringan
kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap • Preeklampsia berat
sampai 12 minggu pascapersalinan.

Hipertensi kronik dengan Eklampsia


superimposed preeklampsia • preeklampsia yang disertai dengan kejang-
• hipertensi kronik disertai tanda-tanda keiang dan atau koma
preeklampsia atau hipertensi kronik disertai
proteinuria

Hipertensi gestasional (transient


lrypertension)
• hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipenensi menghilang
setelah 3 bulan pascapersaiinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia
retapi tanpa proteinuria
+

.. Alexander
Alexander J,
J, Wilson
Wilson K.
K. Hypertensive
Hypertensive Emergencies
Emergencies of
of Pregnancy.
Pregnancy. Obstetrics
Obstetrics and
and
Gynecology Clinics of North America. 2013;40(1):89-101.
+
Faktor Risiko

 Faktor maternal
 Primigravida, primipaternitas
 Hiperplasentosis (mola hidatidosa, kehamilan multiple, DM)
 Umur <18 atau >35 tahun
 Riwayat keluarga
 Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
 Obesitas

 Faktor janin
 IUGR, oligohidroamnion
 Multiple gestation
 Fetal hydrops
 Keguguran sebelumnya
+
Patofisiologi

Teori iskemia
Teori kelainan Teori intoleransi
plasenta, radikal
vaskularisasi imunologik antara
bebas, dan disfungsi
plasenta ibu dan janin
endotel

Teori adaptasi
kardiovaskuiarori Teori defisiensi gizi Teori inflamasi
genetik
+

.. Alexander
Alexander J,
J, Wilson
Wilson K.
K. Hypertensive
Hypertensive Emergencies
Emergencies of
of Pregnancy.
Pregnancy. Obstetrics
Obstetrics and
and
Gynecology Clinics of North America. 2013;40(1):89-101.
+

. Alexander J, Wilson K. Hypertensive Emergencies of Pregnancy. Obstetrics and


Gynecology Clinics of North America. 2013;40(1):89-101.
+
Preeklampsia
 Penyulit kehamilan akut pada ante, intra, & postpartum

 Manifestasi klinis utama


 Edema  Hipertensi  Proteinuria

 Preeklampsia Ringan
 suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menumnnya perfusi organ yang
berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel

 Preekalmpsia Berat
 preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥110mmHg disertai proteinuria lebih 5g/24 jam

 Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik


 Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20
minggu)
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL
pada usia kehamilan > 20 minggu
+ Perubahan Sistem dan Organ pada
Preeklampsia
 Volume Plasma
 Normal: Hipervolemia, terutama pada minggu ke 32-34
 Preeklampsia: Hipovolemia, Penurunan volume plasma 30-40%
 Hipertensi
 Peningkatan resistensi vaskular dimulai pada minggu 20
 Hipertensi terdeteksi pada trimester II
 Vasospasme menyeluruh dengan ukuran tekanan darah > 140/90 mmHg selang 6 jam.

 Fungsi Ginjal
 Menurunnya aliran darah ke ginjal oliguria, anuria.
 Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas membran basalis
sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan proteinuria.
Proteinuria terjadi jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai pre- eklampsia tanpa
proteinuria, karena janin lebih dulu lahir.
 Glomerular Capillary Endotheliosis akibat sel endotel glomerular membengkak disertai
deposit fibril.
 Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal bersifat ireversibel.
 Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat vasospasme pembuluh darah.
 Dapat diatasi dengan pemberian DOPAMIN agar terjadi vasodilatasi pembuluh darah
ginjal.
+ Perubahan Sistem dan Organ pada
Preeklampsia
 Peningkatan uric acid serum ≥ 5mg/cc, kreatinin plasma ≥1 mg/cc
 Penurunan tekanan onkotik: karena kebocoran protein dan peningkatan permeabilitas vaskular
 Peningkatan viskositas darah dan hematokrit
 Neurologik
 Nyeri kepala
 Gangguan visus; pandangan kabur, skotomata, amaurosis
 Hiperefleks (PEB)
 Kejang eklamptik
 Perdarahan intrakranial
 Kardiovaskular
 Hipovolemia  penurunan cardiac preload
 Hipertensi  peningkatan cardiac afterload
 Paru
 Volume & pressure overload jantung kiri  kerusakan endotel kapiler paru  edema paru
 Hepar
 Vasospasme, iskemia, perdarahan
 Perdarahan pada sel periportal lobus hepar  nekrosis sel hepar dan oeningkatan enzim
hepar  subkapsular hematoma  nyeri epigastrium
+

. Alexander J, Wilson K. Hypertensive Emergencies of Pregnancy. Obstetrics and


Gynecology Clinics of North America. 2013;40(1):89-101.
+
Preeklampsia Ringan
 Diagnosis
 Hipertensi
 Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20
minggu
 Disertai proteinuria
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24 jam
 Dan/atau Edema lengan, muka, perut dan generalisata
 Setelah kehamilan usia 20 mingggu
 Tujuan perawatan: mencegah komplikasi kejang, multi organ
failure & komplikasi janin
+
Tata Laksana Preeklampsia Ringan
 Ambulatoir  Rawat
 Tirah baring posisi miring
 Kriteria:
 Eliminasi kompresi vena cava  Tidak ada perbaikan hipertensi
inferior dan proteinuria 2 minggu
 Meningkatkan preload dan afterload  Gejala PEB
 Perfusi ke organ baik
 Ginjal: meningkatkan filtrasi
 Perawatan obstetrik
glomeruli & diuresis
 <37minggu: normotensif 
 Mengurangi vasospasme
tunggu aterm
 Diet 2 gr Na atau 4-6gr NaCl, cukup
protein  >37 mg: persalinan ditunggu
sampai onset persalianna atau
 Tidak diberikan obat-obat diuretik, pertimbangkan induksi persalinan
antihipertensi, dan sedatif.

 Pemeriksaan lab berkala


+
Cara Pemberian MgSO4
 Loading dose: initial dose
 4 gr MgSO4 IV, (40 % dalam 10 cc) selama 15 menit
 Maintenance dose:
 5 gram IV dalam RL /6 jam
 Atau, 4 atau 5 gr IM
 Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 gr IM tiap 4 - 6 jam
 Syarat-syarat pemberian MgSOa:
 Harus tersedia antidotum MgSO4
 Kalsium glukonas 10% IV dalam 3 menit.
 Refleks patella (+) kuat.
 Frekuensi pernapasan > 16 kali/menit, tidak ada tanda-tanda distres napas
 MgSO4 dihentikan bila:
 Ada tanda-tanda intoksikasi
 Setelah 24 jam pascapersalinan atau 24 jam setelah kejang terakhir
 Dosis terapeutik dan toksis MgSO4
 Dosis terapeutik 4 - 7 mEq/liter 4,8 - 8,4 mg/dl
 Hilangnya refleks tendon 10 mEq/liter 12 mg/dl

 Terhentinya pernapasan 15 mEq/liter 18 mg/dl

 Terhentinya jantung > 30 mEq/liter > 36 mg/dl

 Bila terjadi refrakter terhadap pemberian MgSOa, maka diberikan salah satu obat berikut: tiopental
sodium, sodium amobarbital, diasepam, atau fenitoin.
+
Preeklampsia Berat
 Diagnosis
 Tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil >5 g/24 jam
 Atau disertai keterlibatan organ lain:
 Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
 Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
 Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
 Sakit kepala , skotoma penglihatan
 Peningkatan kreatinin plasma
 Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
 Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
 HELLP syndrome

 PEB tanpa impending eclampsia & PEB dengan impending


eclampsia
+
Tata Laksana Eklampsia Berat
 Monitoring: klinis, lab, USG dan NST  Antihipertensi
 Kontrol balance cairan
 5 % Ringer-dekstrose < 1.25 cc/jam
 1st line nifedipin 10-20 mg po (max 120
mg/d)
 Dekstrose 5%yang per liter diselingi
dengan infus RL(60 - 125 cc/jam) 500
cc.
 2nd line Sodium nitroprusside 0,25
microgram/ kg/mnt , Diazokside 30-60
 Obat antikonvulsan mg/5mnt iv
 MgSO47H2O
 CCB
 Menghambat/menurunkan kadar
ACH pada neuron  Glukokortikoid
 Diazepam, fenitoin
 Pematangan paru janin
 Diuretik: edema paru, edema anasarka,  Minggu 32-34
CHF. Dapat memperberat hipovolemia,
hemokonsentrasi, perburuk perfusi utero-
plasenta, dehidrasi janin
+
Kehamilan pada PEB
Perawatan Aktif (Agresif) Perawatan Koservatif
 kehamilan segera diakhiri/diterminasi  Kehamilan tetap dipertahankan
bersa- maan dengan pemberian bersamaan dengan pemberian
pengobatan medikamentosa.
pengobatan medikamentosa.
 Ibu
 Umur kehamilan ≥37 minggu
 Adanya tanda Impending Eclampsia  Kehamilan preterm ≤ 37 minggu
 Kegagalan terapi pada perawatan tanpada tanda impending
konservatif, yaitu: keadaan klinik dan eclampsia
lab memburuk
 Diduga terjadi solusio plasenta
 Timbul onset persalinan, ketuban
 Pemberian MgSO4 dihentikan bila
pecah, atau perdarahan klinis membaik menjadi
 Janin preeklampsia ringan dalam 24 jam
 fetal distress, IUGR,
 NST nonreaktif dengan profil biofisik  Jika >24 jam tidak membaik 
abnormal gagal medikamentosa
 oligohidramnion

 Laboratorik
 Terminasi
HELLP, penurunan trombosit dengan
cepat
+
Dampak Preeklampsia pada Janin

Perfusi utero plasenta, hipovolemia,


vasospasme, dan kerusakan sel endotel
pembuluh darah plasenta.

Dampak preeklampsia dan eklampsia pada janin


adalah:
• Intrauterine growth restriction (IUGR) dan oligohidramnion
• Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak
langsung akibat intrauterine growth restriction, prematuritas,
oligohidramnion, dan solusio plasenta
+
Pencegahan Preeklampsia

Non-medikamentosa Medikamentosa
 Tirah baring dan restriksi garam  Diuretik dan antihipertensi

 Diet
 Ca: 1.500 - 2.000 mg/d

 omega-3 PUFA,  dapat dipakai sebagai suplemen pada


 antioksidan: vitamin C, vitamin risiko tinggi terjadinya preeklampsia
E, beta karoten, N-Asetilsistein,  Zn 2OO mg/d
asam lipoik,
 elemen logam berat: Zn, Mg,  Mg 365 mg/d
Ca.  Obat antitrombotik yang dianggap
dapat mencegah preeklamp- sia ialah
aspirin dosis rendah rata-rata di bawah
100 mg/hari, atau dipiridamole.
+
Eklampsia
 Eklampsia
 Preeklampsia disertai dengan kejang menyeluruh dan koma
 Dapat timbul ante, intra, post partum
 Postpartum eclampsia hanya terjadi pada 24 jam pertama porpatum
 Kejang umum dan/atau koma
 Selalu didahului preeklampsia
 Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, dan meningitis)
 DD: perdarahan/lesi otak, kelainan metabolik, meningitis, epilepsi
 Manifestasi klinis
 Kejang tonik
 Kejang klonik
 Koma
 Peningkatan suhu tubuh
 Hipoksia  tachypneu 50x/mnt
 Inkontinensia/oliguria/anuria
+
Tata Laksana Eklampsia

 Antikonvulsan
 MgSO4
 Diazepam

 Perawatan obstetrik
 Terminasi
 Dilakukan sudah stabilisasi hemodinamika dan metabolisme
+
HELLP Syndrome
Hemolysis, Elevated liver enzyme, low platelets count

 Trombosit < 100.000/ml atau trombosit


100.000 - 150.000/ml disertai tanda
eklampsia, hipertensi berat, nyeri
epigastrium

 Antepartum: deksametason 10 mg iv
tiap 12 jam

 Postpartum: 10 mg iv tiap 12 jam 2x,


diikuti 5 mg iv tiap 12 jam 2 kali.

 Trombosit <50.000/ml pertimbangkan


transfusi  Perawatan obstetrik
 Terminasi

. Alexander J, Wilson K. Hypertensive Emergencies of Pregnancy. Obstetrics and


Gynecology Clinics of North America. 2013;40(1):89-101.
+
Tata Laksana HELLP

 RD 5 %, bergantian RL 5 % 100 ml/iam

 produksi urin > 20 ml/jam

 Sectio dan bila trombosit < 50.000/ml  transfusi trombosit. Bila


trombosit < 40.000/ml  transfusi darah segar

 Tappering off post pemberian dexametason

 Pantau kondisi klinis


 produksi urin, trombosit, menurunnya TD, menurunnya kadar LDH, dan
AST
+
Referensi
 1. Magee L, Pels A, Helewa M, Rey E, von Dadelszen P. Diagnosis, evaluation, and management of
the hypertensive disorders of pregnancy. Pregnancy Hypertension: An International Journal of
Women's Cardiovascular Health. 2014;4(2):105-145.

 2. Alexander J, Wilson K. Hypertensive Emergencies of Pregnancy. Obstetrics and Gynecology


Clinics of North America. 2013;40(1):89-101.

 3. Haram K, Svendsen E, Abildgaard U. The HELLP syndrome: Clinical issues and management. A
Review. BMC Pregnancy and Childbirth. 2009;9(1).

 4. Cunningham F. Williams obstetrics. 24th ed. San Farnscisco: Elsevier; 2014.p1000-11

 5. Ayansina D, Black C, Hall S, Marks A, Millar C, Prescott G et al. Long term effects of
gestational hypertension and pre-eclampsia on kidney function: Record linkage study. Pregnancy
Hypertension: An International Journal of Women's Cardiovascular Health. 2016;6(4):344-349.

 6. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2003.p530-49

 7. WHO recommendations for Prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia [Internet].
Apps.who.int. 2018 [cited 5 August 2018]. Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44703/9789241548335_eng.pdf;jsessionid=3DBD
B08DDF3512C45A6F8D4A7CD6B18F?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai