Anda di halaman 1dari 42

Bahaya Limbah Elektronik

Oleh :
Aditya Nurhidayat (08301031)
Ditia Fajrin Febrian (08301042)
Irpan Sanusi (08301048)
Pendahuluan
10-15 tahun ke depan handphone,
komputer, peralatan elektronik, hingga
kendaraan bermotor tidak akan dipakai lagi dan
jadilah apa yang disebut sampah elektronik.
Sebagian besar dari sampah tersebut tidak dapat
diterima oleh alam dan dapat mengganggu
kehidupan manusia.
Berdasarkan data UNEP, Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Program
Lingkungan, sampah elektronik meningkat
sebanyak 40 juta ton per tahun. Diantaranya
adalah sampah komputer bekas  yang  melonjak
dibandingkan tahun 2007  dari 200 persen ke
400 persen di Afrika Selatan dan Cina, bahkan
di India melambung hingga 500 persen.
UNEP juga mencatat bahwa Amerika
Serikat adalah produsen limbah elektronik
terbanyak mencapai 3 juta ton. Sedangkan posisi
kedua diduduki Cina dengan jumlah 2,3 juta ton
Limbah Elektronik
Limbah elektronik dapat di definisikan
sebagai semua komputer sekunder, perangkat
hiburan elektronik, ponsel dan barang-barang
lain seperti televisi dan kulkas, baik itu dijual,
disumbangkan, atau dibuang oleh pemilik
aslinya. Definisi ini mencakup perangkat
elektronik yang digunakan kembali, dijual
kembali, penyelamatan, daur ulang, atau
pembuangan.
Kemana perginya
limbah-limbah
elektronik
tersebut ?
Lantas apa bahayanya ?
•Bahaya Limbah Elektronik.xlsx
Bagaimanakah
pengelolaannya ?
Pengelolaan Limbah Elektronik
1. Di Negara Maju
• Amerika
• Jepang
2. Di Negara Berkembang
• China
• Indonesia
3. Di Negara Miskin
• Ghana
1. Di Negara Maju
• Amerika
Di Amerika terdapat dua cara pengelolaan
sampah, yaitu :
1. Daur Ulang
2. Ekspor Sampah
Tumpukan PC bekas siap daur ulang
Tumpukan Sampah Elektronik
Tumpukan Monitor Bekas
Ekspor Sampah
Monitor bekas dari Amerika
Jepang

• Sejak tahun 2oo1, pemerintah Jepang telah


mewajibkan perusahaan elektronik untuk mendaur
ulang produk lama mereka.
• Masyarakat harus membayar jika ingin mendaur
ulang mereka.
• Kesadaran masyarakat Jepang yang tinggi terhadap
lingkungan membuat program terusberjalan
Daur ulang barang elektronik
bekas
1. Di Negara Berkembang

• China
Kota yang sangat terkenal dalam daur ulang limbah
elektronik di China adalah Guiyu, 5500 industri rumahan
mendaurulang limbah elektronik dengan cara sederhana
namun sangat berbahaya.
Mereka mengolah sampah elektronik dengan memisah-
misahkan tiap bagian dan mengelompokkannya, kemudian
mengambil kandungan timah, emas, tembaga dan jenis
logam lainnya dari papan sirkuit, kabel, chip dan bagian
lain dari perangkat elektronik
Seorang anak Guiyu ditengah tumpukan kabel
Proses Pengambilan Timah
Persediaan Limbah
PCB yg telah dipreteli
Pemilahan Komponen
Pekerja Dewasa & Pekerja Dibawah
Umur
Indonesia

• Pola hidup konsumtif menyebabkan limbah


elektronik semakin menumpuk.
• Pengelolaan limbah elektronik belum jelas
• Pemerintah Indonesia kurang serius dalam
mengatasi masalah limbah elektronik.
• Industri perakitan barang elektronik dengan bahan
limbah elektronik diantaranya ada di Batam,
Semarang & Surabaya
3. Di Negara Miskin

• Ghana
Sebagai negara miskin Ghana menjadi sasaran empuk
pembuangan limbah-limbah elektronik, bahan-bahan
bernilai dari limbah elektronik dapat dijadikan sumber
penghasilan bagi mereka.
Daur ulang sampah dilakukan dengan manual dan sangat
berbahaya, misalnya membakar kabel berbahan PVC
untuk mendapatkan tembaga.
Anak-anak di tengah sampah
elektronik
Pemuda Accra, Ghana memanggul kabel PVC
berracun
Asap hitam berracun yang sangat berbahaya
Upaya-upaya untuk Mengatasi Limbah
Elektronik
• Ikut berpartisipasi dalam penanganan limbah elektronik,
• Menjaga dan merawat barang elektronik milik kita dan
menggunakan seperlunya,
• Apabila terjadi kerusakan, hendaknya memperbaikinya,
daripada membeli barang yang baru,
• Melakukan kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle),
• Menggunakan perangkat Greener Electronics
• Selain itu, pemerintah harus senantiasa mengawasi
ekspor-impor limbah elektronik di negara kita,
• Harus ada kesepakatan mengenai penanganan sampah
elektronik antar negara.

Anda mungkin juga menyukai