Pajak
Pajak
7 Pajak
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Kalian telah mempelajari tentang anggaran penerimaan dan belanja negara, bukan? Dari manakah
sumber-sumber penerimaan negara berasal? Salah satu penerimaan yang paling besar dan menjadi Bab 6
andalan penerimaan negara adalah pajak. Pemerintah senatiasa terus menggali dan meningkatkan
penerimaannya dari sektor pajak. Oleh karena itu, pajak memiliki fungsi dan peran penting dalam
kehidupan bernegara. Roda pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat akan terganggu bahkan
terhenti jika pemerintah tidak memiliki cukup dana untuk membiayai kegiatannya. Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
B. Pengertian Pajak
Bab 1
Menurut UUD 1945 pasal 23 ayat (2), pajak adalah iuran yang harus
dibayar oleh wajib pajak (masyarakat) kepada negara (pemerintah)
berdasarkan undang-undang dan tidak memperoleh balas jasa secara Bab 2
langsung.
Adapun menurut beberapa ahli, pengertian pajak antara lain sebagai
berikut. Bab 3
1. Prof. Dr. Rochmat Sumitro, S.H, pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat Bab 4
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum
dan surplusnya digunakan untuk ”public saving” yang merupakan
sumber utama untuk membiayai ”public investment”. Bab 5
2. Ray M. Sommer, pajak adalah pengalihan sumber-sumber dari sektor
swasta ke sektor pemerintah, yang wajib dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dan tanpa mendapatkan Bab 6
imbalan yang langsung, sehingga daripadanya pemerintah dapat
melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
C. Ciri-Ciri Pajak
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
Contoh lain pungutan retribusi antara lain sebagai berikut.
1. Retribusi Jasa Umum
• Retribusi Pelayanan Kesehatan Bab 2
• Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
• Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
• Retribusi Pelayanan Pasar Bab 3
2. Retribusi Jasa Usaha
• Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
• Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan Bab 4
• Retribusi Tempat Pelelangan
• Retribusi Terminal
3. Retribusi Perizinan Tertentu Bab 5
investasi.
4. Menata pengelolaan investasi yang produktif sehingga dapat
Bab 5
meningkatkan produktivitas sektor-sektor ekonomi.
5. Memperlambat peningkatan konsumsi masyarakat sehingga dapat
meningkatkan investasi.
Bab 6
6. Meningkatkan hasrat menabung masyarakat yang selanjutnya dapat
menjadi tambahan investasi.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
Pajak mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai Bab 2
pengeluaran-pengeluaran negara.
2. Fungsi Mengatur
Bab 3
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak dapat digunakan sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
3. Fungsi Stabilitas Bab 4
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi
dapat dikendalikan. Bab 5
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk untuk membiayai Bab 6
F. Unsur Pajak
Bab 1
Unsur-unsur pajak terdiri atas sebagai berikut.
1. Subjek pajak (wajib pajak) adalah orang atau badan usaha yang
menurut undang-undang wajib membayar pajak kepada negara. Bab 2
Setiap wajib pajak harus memiliki NPWP
2. Objek pajak adalah segala sesuatu yang menurut Undang-Undang
dijadikan dasar atau sasaran pemungutan pajak. Bab 3
3. Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang
menjadi tanggungannya. Tarif pajak biasanya berupa persentase (%).
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
1. Tarif tetap adalah tarif pajak yang ditetapkan dalam nilai rupiah tertentu
yang jumlahnya tetap (tidak berubah).
2. Tarif proporsional adalah tarif pajak yang menggunakan persentase Bab 2
tetap terhadap berapa pun jumlah objek pajak sehingga jika dihitung,
besarnya pajak akan proporsional (sebanding) dengan besarnya
jumlah objek pajak. Bab 3
3. Tarif progresif adalah tarif pajak yang persentasenya makin meningkat
jika jumlah objek pajak makin bertambah.
4. Tarif regresif (degresif) adalah tarif pajak yang persentasenya justru Bab 4
makin menurun jika jumlah objek pajak makin bertambah.
G. Jenis-Jenis Pajak
Bab 1
Baru saja sebulan yang lalu menyetorkan
pajak dari penghasilan. Tak terasa
ternyata mobilku sudah hampir satu
tahun, jadi harus segera ke kantor
Bab 2
Samsat bayar pajak lagi nih..
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
d. Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan
Tidak termasuk Objek Pajak terdapat dalam pasal 4 ayat 3 UU No. 36
Tahun 2008. Bab 2
e. Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Penghasilan kena pajak adalah penghasilan wajib pajak yang menjadi dasar
untuk menghitung pajak penghasilan. Bab 3
Pendapatan kena pajak diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
f. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pengurangan
penghasilan neto yang diperkenankan oleh Undang-Undang Nomor 7 Bab 2
Tahun 1983 stdtd Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
PTKP hanya diberikan kepada wajib pajak orang pribadi/perseorangan Bab 3
sesuai pasal 6 ayat (3) UU PPh.
Tabel Perubahan PTKP tahun 2012 – 2013
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
g. Menghitung Pajak Penghasilan
Contoh:
Bab 2
Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak,
memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar
oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Bab 3
Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70%
dari gaji sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar
2,00% dari gaji setiap bulan. Di samping itu, PT Candra Kirana juga mengikuti Bab 4
program pensiun untuk pegawainya. PT Candra Kirana membayar iuran pensiun
untuk Budi Karyanto ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00, sedangkan Budi Karyanto Bab 5
membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000,00. Pada bulan Juli 2013 Budi
Karyanto hanya menerima pembayaran berupa gaji.
Bab 6
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut.
Gaji 3.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (0,50%X3000000) 15.000,00
Premi Jaminan Kematian (0,30%X3000000) 9.000,00 + Bab 2
Penghasilan bruto 3.024.000,00
Pengurangan
1. Biaya jabatan
5% × 3.024.000,00 151.200,00 Bab 3
2. Iuran Pensiun 50.000,00
3. Iuran Jaminan Hari Tua (2 %X3 JT) 60.000,00 +
261.200,00 -
Penghasilan neto sebulan 2.762.800,00 Bab 4
Penghasilan neto setahun
12 × 2.762.800,00 33.153.600,00
PTKP
- untuk WP sendiri 24.300.000,00
Bab 5
- tambahan WP kawin 2.025.000,00 +
26.325.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak setahun 6.828.600,00
Pembulatan 6.828.000,00
Bab 6
PPh terutang
5% × 6.828.000,00 341.400,00
PPh Pasal 21 bulan Juli
341.400,00 : 12 28.452,00 Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah
dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial Bab 2
ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu
hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya.
a. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bab 3
Subjek pajak PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi/tanah dan/atau, memperoleh manfaat
atau bumi/tanah dan/atau, memiliki, menguasai atau bangunan
Bab 4
dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
b. Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB dikenakan atas objek pajak berupa bumi dan/atau bangunan Bab 5
yang dimiliki atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan.
c. Pengecualian Objek PBB
Bumi dan bangunan yang dikecualikan atau tidak dikenai PBB adalah Bab 6
bumi dan bangunan yang
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
1) digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, dan
nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan, digunakan Bab 2
untuk kuburan, peninggalan purbakala, candi atau yang sejenis
dengan itu;
2) merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata milik Bab 3
negara sesuai Pasal 2 UU No 5/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kehutanan, taman nasional, tanah penggembalaan yang
dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;
Bab 4
3) digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik;
4) digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang Bab 5
ditentukan oleh Menkeu.
d. Tarif Pajak PBB
Bab 6
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
Bab 1
g. Menghitung PBB
Contoh menghitung PBB terutang (dalam rupiah)
WP PT A memiliki tanah di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan seluas 1.000 m 2 dengan Bab 2
NJOP tahun 2001 sebesar Rp12.195.000,00 per m 2 (NJOP ini ditentukan oleh Kepala Kanwil
PBB). Di atas tanah tersebut didirikan bangunan kantor satu lantai seluas 800 m 2 dengan NJOP
tahun 2001 sebesar Rp4.200.000,00 per m2.
apabila persentase 40% nilai NJOPTKP adalah Rp 10.000.000,00 Bab 3
Berdasarkan data objek pajak tersebut maka perhitungan PBB terutang tahun 2001 sebagai
berikut.
NJOP Bumi
Bab 4
1.000 m2 × Rp12.195.000,00 = Rp 12.195.000.000,00
NJOP Bangunan
800 m2 × Rp4.200.000,00 = Rp 3.360.000.000,00 (+)
Bab 5
Jumlah NJOP sebagai dasar Pengenaan PBB = Rp 15.555.000.000,00
NJOP Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) = Rp 10.000.000,00 (–)
NJOP untuk penghitungan PBB = Rp 15.545.000.000,00
Bab 6
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
40% × 15.545.000.000,00 = Rp 6.218.000.000,00
Pajak Bumi dan Bangunan Terutang
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari Bab 2
produsen ke konsumen.
a. Objek PPN
Objek PPN atau peristiwa atau transaksi yang menyebabkan rakyat Bab 3
harus membayar PPN.
b. Tarif PPN
Tarif umum 10%, tarif khusus atas ekspor BKP = 0%. Tarif PPN ini Bab 4
bersifat proporsional atau sepadan, tidak progresif (berlapis) seperti
tarif PPh.
c. DPP PPN
Bab 5
DPP PPN (Dasar Pengenaan Pajak PPN) diatur dalam Pasal 9 ayat (1).
d. Menghitung PPN
Bab 6
Rumus menghitung PPN terutang = DPP PPN × Tarif PPN
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2
Bab 1
4. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM)
PPn-BM merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai. Bab 2