Anda di halaman 1dari 26

Bab PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

7 Pajak
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Kalian telah mempelajari tentang anggaran penerimaan dan belanja negara, bukan? Dari manakah
sumber-sumber penerimaan negara berasal? Salah satu penerimaan yang paling besar dan menjadi Bab 6
andalan penerimaan negara adalah pajak. Pemerintah senatiasa terus menggali dan meningkatkan
penerimaannya dari sektor pajak. Oleh karena itu, pajak memiliki fungsi dan peran penting dalam
kehidupan bernegara. Roda pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat akan terganggu bahkan
terhenti jika pemerintah tidak memiliki cukup dana untuk membiayai kegiatannya. Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Isi Materi Bab 1

A. Sejarah Munculnya Pajak Bab 2


B. Pengertian Pajak
C. Ciri-Ciri Pajak
Bab 3
D. Perbedaan Pajak dengan Pungutan Resmi Lainnya
E. Fungsi dan Manfaat Pajak
Bab 4
F. Unsur Pajak
G. Jenis-Jenis Pajak
Bab 5
H. Asas Pemungutan Pajak
I. Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia
Bab 6
J. Objek dan Cara Perhitungan Pajak

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

A. Sejarah Munculnya Pajak


Bab 1
 Pajak mulai muncul pada saat penerapan sistem penyerahan wajib oleh VOC.
 Pada saat itu, kerajaan-kerajaan diharuskan menyerahkan hasil bumi, seperti,
beras, lada, kopi, rempah-rempah dan juga kayu jati kepada VOC. Bab 2
 Selain itu, pajak juga mulai muncul pada sistem kerja rodi. Herman Williem
Daendels yang menjabat sebagai gubernur jenderal ditugaskan untuk mengatur
pemerintahan dengan mengeluarkan berbagai kebijakan contingenten stelsel,
yaitu pajak yang harus dibayarkan oleh rakyat dengan menyerahkan hasil bumi. Bab 3
 Pada sistem sewa tanah diterapkan kebebasan dalam pertanian oleh Thomas
Stamford Raffles. Raffles menerapkan pajak kepada para petani. Raffles
beranggapan bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik tanah. Oleh karena itu, Bab 4
para petani yang menggarap tanah dianggap sebagai penyewa tanah. Mereka
harus membayar pajak berupa sewa tanah.
 Pada sistem tanam paksa, pemimpin kolonial Belanda yang bernama Johanes
Bab 5
van Den Bosch memperkenalkan dan melaksanakan tanam paksa.
 Pada pelaksanaan sistem tanam paksa, Belanda melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang merugikan rakyat Indonesia, seperti seperlima hasil dari garapan
rakyat harus diserahkan kepada Belanda, tanah yang digunakan harus Bab 6
membayar sewa, apabila terjadi kegagalan harus ditanggung rakyat, bagi yang
tidak memiliki lahan harus bekerja selama 66 hari, setiap hasil panen yang lebih
harus diberikan kepada pihak Belanda. Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

B. Pengertian Pajak
Bab 1
 Menurut UUD 1945 pasal 23 ayat (2), pajak adalah iuran yang harus
dibayar oleh wajib pajak (masyarakat) kepada negara (pemerintah)
berdasarkan undang-undang dan tidak memperoleh balas jasa secara Bab 2
langsung.
 Adapun menurut beberapa ahli, pengertian pajak antara lain sebagai
berikut. Bab 3

1. Prof. Dr. Rochmat Sumitro, S.H, pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat Bab 4
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum
dan surplusnya digunakan untuk ”public saving” yang merupakan
sumber utama untuk membiayai ”public investment”. Bab 5
2. Ray M. Sommer, pajak adalah pengalihan sumber-sumber dari sektor
swasta ke sektor pemerintah, yang wajib dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dan tanpa mendapatkan Bab 6
imbalan yang langsung, sehingga daripadanya pemerintah dapat
melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

C. Ciri-Ciri Pajak
Bab 1

Ciri-ciri pajak dapat diuraikan berikut ini.


a. Pajak merupakan iuran yang bersifat wajib sehingga dapat
Bab 2
dipaksakan.
Artinya, jika wajib pajak tidak membayar pajak sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, wajib pajak
Bab 3
tersebut dapat dikenakan sanksi atau hukuman.
b. Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan undang-undang. Seperti
yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 23 ayat (2) menyebutkan
Bab 4
bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan undang-undang.
c. Wajib pajak tidak mendapatkan balas jasa secara langsung. Artinya,
Bab 5
para wajib pajak yang telah membayar pajak tidak akan mendapatkan
balas jasa berupa barang maupun uang.
d. Pajak digunakan untuk kepentingan umum. Pajak yang dipungut Bab 6
pemerintah digunakan untuk membiayai pengeluaran yang bersifat
umum, seperti penyediaan sarana dan prasarana jalan, pelayanan
pemerintah berupa pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

D. Perbedaan Pajak dengan Pungutan


Resmi Lainnya
Bab 1
Perbedaan Pajak dan Retribusi

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
Contoh lain pungutan retribusi antara lain sebagai berikut.
1. Retribusi Jasa Umum
• Retribusi Pelayanan Kesehatan Bab 2
• Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
• Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
• Retribusi Pelayanan Pasar Bab 3
2. Retribusi Jasa Usaha
• Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
• Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan Bab 4
• Retribusi Tempat Pelelangan
• Retribusi Terminal
3. Retribusi Perizinan Tertentu Bab 5

• Retribusi Izin Mendirikan Bangunan


• Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Bab 6
• Retribusi Izin Gangguan
Selain retribusi, pemerintah juga melakukan pemungutan secara resmi
lainnya, antara lain cukai, bea masuk, dan sumbangan. Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

E. Fungsi dan Manfaat Pajak


Bab 1
Secara umum, manfaat pajak adalah sebagai berikut.

1. Menciptakan kondisi ekonomi yang mampu memberi rangsangan


Bab 2
terhadap peningkatan produksi sektor-sektor riil dalam rangka
menghasilkan tingkat pendapatan per kapita masyarakat yang
meningkat.
Bab 3
2. Menekan kesenjangan ekonomi terutama dalam mengurangi
ketimpangan pendapatan (undistributed income) masyarakat.
3. Menggerakkan sumber-sumber ekonomi masyarakat sehingga dapat
ditransfer menjadi penerimaan negara dan dapat meningkatkan Bab 4

investasi.
4. Menata pengelolaan investasi yang produktif sehingga dapat
Bab 5
meningkatkan produktivitas sektor-sektor ekonomi.
5. Memperlambat peningkatan konsumsi masyarakat sehingga dapat
meningkatkan investasi.
Bab 6
6. Meningkatkan hasrat menabung masyarakat yang selanjutnya dapat
menjadi tambahan investasi.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
Pajak mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai Bab 2
pengeluaran-pengeluaran negara.
2. Fungsi Mengatur
Bab 3
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak dapat digunakan sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
3. Fungsi Stabilitas Bab 4
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi
dapat dikendalikan. Bab 5
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk untuk membiayai Bab 6

pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada


akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

F. Unsur Pajak
Bab 1
Unsur-unsur pajak terdiri atas sebagai berikut.
1. Subjek pajak (wajib pajak) adalah orang atau badan usaha yang
menurut undang-undang wajib membayar pajak kepada negara. Bab 2
Setiap wajib pajak harus memiliki NPWP
2. Objek pajak adalah segala sesuatu yang menurut Undang-Undang
dijadikan dasar atau sasaran pemungutan pajak. Bab 3

3. Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang
menjadi tanggungannya. Tarif pajak biasanya berupa persentase (%).
Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
1. Tarif tetap adalah tarif pajak yang ditetapkan dalam nilai rupiah tertentu
yang jumlahnya tetap (tidak berubah).
2. Tarif proporsional adalah tarif pajak yang menggunakan persentase Bab 2
tetap terhadap berapa pun jumlah objek pajak sehingga jika dihitung,
besarnya pajak akan proporsional (sebanding) dengan besarnya
jumlah objek pajak. Bab 3
3. Tarif progresif adalah tarif pajak yang persentasenya makin meningkat
jika jumlah objek pajak makin bertambah.
4. Tarif regresif (degresif) adalah tarif pajak yang persentasenya justru Bab 4
makin menurun jika jumlah objek pajak makin bertambah.

 Di Indonesia, penentuan besar kecilnya tarif pajak ditetapkan dalam


Bab 5
undang-undang.
 Karena berbentuk undang-undang maka dalam menentukan besar
kecilnya tarif pajak dan segala hal tentang perpajakan pemerintah Bab 6
harus membahasnya dengan DPR untuk mendapatkan persetujuan
bersama.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

G. Jenis-Jenis Pajak
Bab 1
Baru saja sebulan yang lalu menyetorkan
pajak dari penghasilan. Tak terasa
ternyata mobilku sudah hampir satu
tahun, jadi harus segera ke kantor
Bab 2
Samsat bayar pajak lagi nih..

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1

1. Pajak menurut golongannya atau pembebanannya, dibedakan


menjadi dua, yaitu
Bab 2
a. pajak langsung dan
b. pajak tidak langsung.
2. Pajak menurut wewenang pemungutannya, dibagi menjadi dua,
Bab 3
yaitu
a. pajak pusat dan
b. pajak daerah. Bab 4
Pajak daerah terdiri atas
1) pajak daerah tingkat provinsi dan
Bab 5
2) pajak daerah tingkat kabupaten.
3. Pajak menurut sifatnya, dibagi menjadi dua, yaitu
a. pajak subjektif dan Bab 6
b. pajak objektif.

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

H. Asas Pemungutan Pajak


Bab 1
Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan
untuk mengenakan pajak, antara lain sebagai berikut.
1. Asas domisili atau asas kependudukan (domicile/residence principle), Bab 2
berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan.
2. Asas sumber, negara yang menganut asas sumber akan mengenakan Bab 3
pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang
pribadi atau badan jika penghasilan yang akan dikenakan pajak itu
diperoleh atau diterima oleh orang pribadi atau badan yang Bab 4
bersangkutan dari sumber-sumber yang berada di negara itu.
3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas
kewarganegaraan (nationality/citizenship principle). Bab 5
Dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah
status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan. Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

I. Sistem Pemungutan Pajak di


Indonessia
Bab 1
1. Official Assessment System
 Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang
wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang atas Bab 2
wajib pajak terletak pada fiskus atau aparat pemungut pajak.
 Sistem ini pada umumnya diterapkan pada pengenaan pajak
langsung. Bab 3

2. Self Assessment System


 Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak dengan
wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar Bab 4
oleh wajib pajak terletak pada pihak wajib pajak yang bersangkutan.
 Dalam sistem ini wajib pajak aktif menghitung, menyetor, dan
melaporkan pajaknya sendiri, sedangkan fiskus hanya memberi Bab 5
penerangan, atau sebagai verifikasi.
3. With Holding System
Bab 6
 With holding system adalah sistem pemungutan pajak yang
menyatakan jumlah pajak yang terutang dihitung oleh pihak ketiga
(bukan wajib pajak dan bukan aparat pajak/fiskus). Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

J. Objek dan Cara Perhitungan


Pajak
Bab 1
1. Pajak Penghasilan (PPh)
a. Subjek Pajak Penghasilan (PPh)
Subjek PPh diatur Menurut UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Bab 2
Penghasilan.
b. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan (PPh)
Yang tidak termasuk subjek pajak diatur dalam pasal 3 UU No. 36 Bab 3
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
c. Objek Pajak Penghasilan
Bab 4
 Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib
pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk Bab 5
menambah kekayaan.
 Beberapa jenis penghasilan yang menjadi objek pajak
Bab 6
penghasilan terdapat dalam pasal 4 ayat 1 UU No. 36 Tahun
2008.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
d. Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan
Tidak termasuk Objek Pajak terdapat dalam pasal 4 ayat 3 UU No. 36
Tahun 2008. Bab 2
e. Penghasilan Kena Pajak (PKP)
 Penghasilan kena pajak adalah penghasilan wajib pajak yang menjadi dasar
untuk menghitung pajak penghasilan. Bab 3
 Pendapatan kena pajak diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
f. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pengurangan
penghasilan neto yang diperkenankan oleh Undang-Undang Nomor 7 Bab 2
Tahun 1983 stdtd Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
 PTKP hanya diberikan kepada wajib pajak orang pribadi/perseorangan Bab 3
sesuai pasal 6 ayat (3) UU PPh.
Tabel Perubahan PTKP tahun 2012 – 2013
Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
g. Menghitung Pajak Penghasilan
Contoh:
Bab 2
Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak,
memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar
oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Bab 3
Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70%
dari gaji sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar
2,00% dari gaji setiap bulan. Di samping itu, PT Candra Kirana juga mengikuti Bab 4
program pensiun untuk pegawainya. PT Candra Kirana membayar iuran pensiun
untuk Budi Karyanto ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00, sedangkan Budi Karyanto Bab 5
membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000,00. Pada bulan Juli 2013 Budi
Karyanto hanya menerima pembayaran berupa gaji.
Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut.
Gaji 3.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (0,50%X3000000) 15.000,00
Premi Jaminan Kematian (0,30%X3000000) 9.000,00 + Bab 2
Penghasilan bruto 3.024.000,00
Pengurangan
1. Biaya jabatan
5% × 3.024.000,00 151.200,00 Bab 3
2. Iuran Pensiun 50.000,00
3. Iuran Jaminan Hari Tua (2 %X3 JT) 60.000,00 +
261.200,00 -
Penghasilan neto sebulan 2.762.800,00 Bab 4
Penghasilan neto setahun
12 × 2.762.800,00 33.153.600,00
PTKP
- untuk WP sendiri 24.300.000,00
Bab 5
- tambahan WP kawin 2.025.000,00 +
26.325.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak setahun 6.828.600,00
Pembulatan 6.828.000,00
Bab 6
PPh terutang
5% × 6.828.000,00 341.400,00
PPh Pasal 21 bulan Juli
341.400,00 : 12 28.452,00 Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah
dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial Bab 2
ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu
hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya.
a. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bab 3
Subjek pajak PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi/tanah dan/atau, memperoleh manfaat
atau bumi/tanah dan/atau, memiliki, menguasai atau bangunan
Bab 4
dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
b. Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB dikenakan atas objek pajak berupa bumi dan/atau bangunan Bab 5
yang dimiliki atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan.
c. Pengecualian Objek PBB
Bumi dan bangunan yang dikecualikan atau tidak dikenai PBB adalah Bab 6
bumi dan bangunan yang

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
1) digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, dan
nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan, digunakan Bab 2
untuk kuburan, peninggalan purbakala, candi atau yang sejenis
dengan itu;
2) merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata milik Bab 3
negara sesuai Pasal 2 UU No 5/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kehutanan, taman nasional, tanah penggembalaan yang
dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;
Bab 4
3) digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik;
4) digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang Bab 5
ditentukan oleh Menkeu.
d. Tarif Pajak PBB
Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1

e. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)


 Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh
Bab 2
dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar.
 Apabila tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui
perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, nilai perolehan
Bab 3
baru, atau NJOP pengganti.

f. NJKP (Nilai Jual Kena Pajak) dan NJOPTKP


Bab 4
 NJKP adalah dasar penghitungan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa
pembuat UU PBB tidak menggunakan istilah baku yang berlaku secara
internasional.
Bab 5
 Nilai jual yang digunakan sebagai dasar penghitungan pajak, yaitu
suatu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya.
 Besarnya persentase termaksud ditetapkan dengan Peraturan Bab 6
Pemerintah serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setinggi-
tingginya 100% (seratus persen) dari NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak).
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
g. Menghitung PBB
Contoh menghitung PBB terutang (dalam rupiah)
WP PT A memiliki tanah di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan seluas 1.000 m 2 dengan Bab 2
NJOP tahun 2001 sebesar Rp12.195.000,00 per m 2 (NJOP ini ditentukan oleh Kepala Kanwil
PBB). Di atas tanah tersebut didirikan bangunan kantor satu lantai seluas 800 m 2 dengan NJOP
tahun 2001 sebesar Rp4.200.000,00 per m2.
apabila persentase 40% nilai NJOPTKP adalah Rp 10.000.000,00 Bab 3
Berdasarkan data objek pajak tersebut maka perhitungan PBB terutang tahun 2001 sebagai
berikut.
NJOP Bumi
Bab 4
1.000 m2 × Rp12.195.000,00 = Rp 12.195.000.000,00
NJOP Bangunan
800 m2 × Rp4.200.000,00 = Rp 3.360.000.000,00 (+)
Bab 5
Jumlah NJOP sebagai dasar Pengenaan PBB = Rp 15.555.000.000,00
NJOP Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) = Rp 10.000.000,00 (–)
NJOP untuk penghitungan PBB = Rp 15.545.000.000,00
Bab 6
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
40% × 15.545.000.000,00 = Rp 6.218.000.000,00
Pajak Bumi dan Bangunan Terutang
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari Bab 2
produsen ke konsumen.
a. Objek PPN
Objek PPN atau peristiwa atau transaksi yang menyebabkan rakyat Bab 3
harus membayar PPN.
b. Tarif PPN
Tarif umum 10%, tarif khusus atas ekspor BKP = 0%. Tarif PPN ini Bab 4
bersifat proporsional atau sepadan, tidak progresif (berlapis) seperti
tarif PPh.
c. DPP PPN
Bab 5
DPP PPN (Dasar Pengenaan Pajak PPN) diatur dalam Pasal 9 ayat (1).
d. Menghitung PPN
Bab 6
Rumus menghitung PPN terutang = DPP PPN × Tarif PPN

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
4. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM)
 PPn-BM merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai. Bab 2

 Berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) Undang-undang PPN, Pajak Penjualan


Atas Barang Mewah dikenakan terhadap beberapa barang berikut.
Bab 3
a. Penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah yang
dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan barang kena pajak
yang tergolong mewah di dalam daerah pabean dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya. Bab 4

b. Impor barang kena pajak yang tergolong mewah.


Cara menghitung PPn-BM terutang sebagai berikut.
Bab 5
PPnBM terutang = DPP PPn-BM × tarif PPn-BM

 Tarif umum PPn-BM yang diatur di Pasal 8 UU PPN/PPn-BM antara Bab 6


10% – 75%.
 Tarif khusus PPn-BM atas ekspor BKP tergolong mewah = 0%.
Bab 7

Anda mungkin juga menyukai