Anda di halaman 1dari 14

Konsep Kekuasaan

Dan Politik Dalam


Suatu Organisasi Di
Rumah Sakit
KELOMPOK 2

Meilani Eka Wijaya


Nurhayati Rizka Hasan

Latisa Shafa Maura


Pengertian Kekuasaan
● Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kemampuan
individu untuk mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang
lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.” Fairholm lalu
merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara
sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas personal-lah yang
membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan orang
lain

● Gareth Morgan dalam karya penelitiannya Images of Organization,


mendefinisikan kekuasaan sebagai “... medium lewat mana konflik
kepentingan diselesaikan ... kekuasaan mempengaruhi siapa dapat apa,
kapan dan bagaimana ... kekuasaan melibatkan kemampuan
mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita
kehendaki.” 

● Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah


karakteristik. Karakteristik tersebut mengelaborasi kekuasaan selaku alat
yang digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga pengikut) gunakan
dalam hubungan interpersonalnya.
Stephen P. Robbins mendefinisikan kekuasaan sebagai
“... kapasitas bahwa A harus mempengaruhi perilaku B sehingga
B bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh A. Definisi
Robbins menyebut suatu “potensi” sehingga kekuasaan bisa jadi
ada tetapi tidak dipergunakan. Sebab itu, kekuasaan disebut
sebagai “kapasitas” atau “potensi”.

Kekuasaan merupakan sesuatu yang abstrak, tidak


kelihatan . kekuasaan dalam organisasi terlihat pada
jabatan, pakaian dan seragam, symbol-simbol dan posisi
seseorang dalam system sosial kekuasaan merupakan milik
interaksi sosial bukan milik individu. Kekuasaan ada jika
ada interaksi sosial antara anggota system sosial.
Kekuasaan yang efektif tergantung kepada pemimpin, pemimpin yang
menggunakan kekuasaan secara efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan
dengan cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan menghindari
ancaman-ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut. Salah satu akibat dari
kurang berfungsinya kekuasaan kepemimpinan adalah kinerja bawahan yang kurang
terpantau dengan baik. Hal ini karena penilaian kinerja tidak pernah dipantau dalam
bentuk penilaian kinerja yang akurat.
Lima dasar kekuasaan interpersonal yang bisa digunakan oleh pemimpin,
(French dan Raven, 1959 dalam Wirawan, 2003).
Coercive
Reward Power power Legitimate power
adalah kemampuan mengarahkan bawahan merupakan kemampuan memerintah adalah kemampuan memerintah bawahan
menjalankan tugas dengan cara memberi bawahan melakukan sesuatu karena melaksanakan suatu tugas karena ada
sesuatu yang diinginkan bawahan. ada yang tidak diinginkan bawahan, keharusan atau tuntutan tanggungjawab.
Pemberian bonus, hadiah dan penghargaan misalnya pemberian hukuman, sanksi Jabatan atau posisi termasuk dalam
merupakan contoh reward power. atau ancaman penurunan jabatan. legitimate power.

Referent power Expert power


adalah kemampuan memerintah bawahan merupakan power yang berhubungan dengan pengetahuan,
karena ada perasaan diterima secara pribadi, keahlian atau pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
misalnya tutur kata yang sopan dan pemimpin. Kelima faktor ini difungsikan oleh pemimpin
berwibawa dari atasan sehingga bawahan keperawatan agar para bawahannya dapat meningkatkan
bersikap hormat. kinerjanya kearah yang lebih baik.
Pengelolaan Kekuasaan Didalam
Organisasi Rumah Sakit

Sejumlah kata kunci dalam pengelolaan kekuasaan:

1. Kekuasaan merupakan potensi untuk mempengaruhi.


Potensi adalah daya atau kekuatan yang dimiliki oleh agen yang berusaha mempengaruhi target.
Daya seseorang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu atau bertindak. Daya yang dimiliki
seseorang berasal dari sumber kekuasaan yaitu sumber interaksi sosial antara bawahan dan manager
dirumah sakit.

Istilah potensi tidak diartikan jika manager mempunyai satu jenis kekuasaan yang pasti dapat
mempengaruhi bawahan. Potensi akan mempengaruhi bawahan, apabila manager mempunyai lebih
dari satu jenis kekuasaan.
2. Potensi agen diperlukan untuk mempengaruhi target.
Mempengaruhi adalah upaya untuk menciptakan pengaruh yaitu perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai,
kepercayaan, motivasi, kinerja, pendapat, tujuan, kesejahteraan dan sebagainya dari target. Perubahan tersebut
membuat target berperilaku atau melaksanakan apa yang di kehendaki oleh manager.

3. Resistensi bawahan terhadap upaya mempengaruhi atasan (manager).


Mempengaruhi merupakan proses interaksi bawahan dengan atasan. Interaksi tersebut merupakan
interaksi dua arah, artinya bukan saja manager atau atasan yang berusaha mempengaruhi target
akan tetapi bawahan juga berusaha memperngaruhi atasan. Dalam interaksi mempengaruhi
bawahan dapat menolak(resist) pengaruh atasan.
Contoh Kekuasaan Efektif Di
Rumah Sakit
Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power) Kekuasaan Rujukan (Referent Power) Kekuasaan Keahlian
(Expert Power)
merupakan kekuasaan yang Kekuasaan rujukan ini merupakan
menggunakan balas jasa atau reward kekuasaan yang diperoleh atas dasar Kekuasaan Keahlian ini
untuk mempengaruhi seseorang untuk kekaguman, keteladanan, kharisma muncul karena adanya
bersedia melakukan sesuatu sesuai dan kepribadian dari seorang keahlian ataupun
keinginannya, pemimpin. keterampilan yang
dimiliki oleh seseorang.
1 2 3 4 5
Kekuasaan Paksaan (Coercive
Power) Kekuasaan Sah (Legitimate Power)

Kekuasaan ini lebih cenderung ke Kekuasaan ini berasal dari posisi


penggunaan ancaman atau hukuman resmi yang dijabat oleh seseorang,
untuk mempengaruhi seseorang agar baik itu dalam suatu organisasi,
bersedia melakukan sesuatu sesuai birokrasi ataupun pemerintahan.
keinginannya.
Solusi jika terjadinya penyimpangan kekuasaan dalam organisasi rumah sakit

Wirawan (2003) menyebutkan dalam kepemimpinan, penyalahgunaan kekuasaan


oleh pemimpin terjadi pola tertentu.
1. Pemimpin berupaya memperbesar dan mengkonsentrasikan semua kekuasaan di tangannya.
Pemimpin kemanusiaan berupaya mempertahankan kekuasaannya. Kekuasaan berubah dari sebagai
alat pemimpin untuk mempengaruhi pengikutnya menjadi tujuan pemimpin.
2. Pemimpin mulai memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadinya.
Dalam organisasi pemanfaatan ini berupa penggunaan sumber sumber organisasi
untuk kepentingan pemimpin, keluarganya dan kemudia meluas untuk kepentingan golongan atau partainya.
3. Tindakan pemimpin itu dilegitimasi oleh para pengikutnya dengan mendiamkan perbuatan tersebut
atau menganggap perbuatan tersebut merupakan hak prerogative pemimpin.
Akibatnya pemimpin makin menyalahgunakan kekuasaannya yang berakibat absolutisasi kekuasaan.
Tanpa reaksi dari para pengikut, akan terjadi pembusukan kepemimpinana dan tidak
berfungsinya system sosial.
Penyalahgunaan kekuasaan perlu dicegah. Cara untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan antara lain adalah sebagai berikut
1. Distribusi, pembagian atau pendelegasian kekuasaan untuk mencegah
terkonsentrasinya kekuasaan pada satu tangan kekuasaan perlu didistribusikan di
antara unit kerja atau diantara anggota organisasi.
2. Membangun system “check and balance” penggunaan kekuasaan sehingga orang yang
menggunakan kekuasaan dapat dikontrol oleh orang lain.
3. Pembuatan prosedur proses pengambilan keputussan dan prosedur operasi
melaksanakan tugas atau pekerjaan dan alokasi sumber-sumber yang di gunakannya
4. Pemberdayaan para pengikut. Pemberdayaan hanya dapat dilakukan jika pemimpin
menganggap perlu dan merasa tidak terancam jika dilakukan pemberdayaan para
pengikutnya.
5. Adanya akuntabilitas pengguna kekuasaan dan diterapkannya sanksi jika terjadi
penyalahgunaan kekuasaan.
Pengertian Politik pada Organisai Dirumah Sakit
Richard L. Daft mendefinisikan politik organisasi sebagai “ [kegiatan yang] melibatkan kegiatan memperoleh,
mengembangkan dan menggunakan kekuasaan (power) dan sumber daya lainnya guna mempengaruhi pihak lain serta
menambah hasil yang diharapkan tatkala terdapat ketidakmenentuan ataupun ketidaksetujuan seputar pilihan-pilihan
yang tersedia.” Dengan definisi ini, perilaku politik dapat menjadi kekuatan positif ataupun negatif.
Kesehatan termasuk aspek kehidupan manusia lainnya
merupakan sebuah isu politik dalam banyak hal (Bambra, et al., 2005):
1. Kesehatan adalah politik karena, sama seperti sumber daya yang lain atau
komoditas di bawah sistem ekonomi neoliberalisme, beberapa kelompok sosial mempunyai
lebih dari yang lainnya.
2. Kesehatan adalah politik karena determinan sosialnya (social determinants)
adalah mudah diterima dalam intervensi politik dan oleh karena bergantung pada
tindakan politik (biasanya).
3. Kesehatan adalah politik karena hak terhadap standar kehidupan yang layak
untuk kesehatan dan kesejahteraan harus menjadi aspek kewarganegaraan
dan hak asasi manusia. Kesehatan adalah politik karena kekuasaan dilaksanakan
sepanjang itu sebagai bagian dari sistem ekonomi, sosial dan politik yang lebih luas.
Perubahan sistem ini membutuhkan kesadaran dan perjuangan politik.
Konsekuensi Atau Akibat Dari Politik Organisasi Di
Rumah Sakit
Konsekuensi adalah kejadian yang terjadi sebagai akibat dari konsep yang ada. Terdapat
beberapa konsekuensi dari adanya perilaku politik dalam lingkungan organisasi baik bagi
organisasi maupun individu (Gadot dan Amit, 2006: 8).

Perilaku Politik pada organisasi yang dapat terjadi di RumahSakit sebagai berikut :
1. Menyerang atau menyalahkan orang lain
2. Menggunakan informasi sebagai alat politik
3. Menciptakan citra/kesan yang disukai orang lain (manajemen kesan)
4. Mengembangkan basis dukungan
5. Memuji orang lain (cari muka)
6. Membentuk koalisi kekuasaan dengan orang-orang yang berpengaruh
7. Bergaul dengan orangorang yang berpengaruh
8. Menciptakan kewajiban
Perilaku politik organisasi merupakan suatu tindakan untuk mempengaruhi dan terarah, yang bersifat
mementingkan diri sendiri demi mendapatkan keuntungan individu dalam organisasi.
a. Merusak hubungan sosial antar anggota
Karyawan yang melibatkan dirinya dalam permainan politik maka akan menimbulkan konflik antar anggota di
tempat kerjanya untuk saling memperebutkan kekuasaan satu sama lain dengan berbagai cara untuk
mendapatkan posisi yang lebih baik.
b. Karyawan dapat menafsirkan keberadaan politik organisasi sebagai indikator masalah dengan
kepemimpinan atau manajemen organisasi itu sendiri.
Karyawan cenderung merasa bahwa telah terjadi pelanggaran 'kontrak psikologis' antara mereka dan para
pemimpin atau manajer. 'Kontrak psikologis' ini terdiri dari interaksi sosial-ekonomi dan dipengaruhi oleh
persepsi politik organisasi.
c. Keinginan karyawan untuk keluar
Kehadiran politik dalam suatu organisasi seringkali menghadirkan tingkat distribusi ketidakadilan yang tinggi
sehingga melemahkan tingkat kepercayaan yang kemudian berimbas kepada tingginya niat keluar atau
turnover (Hermawan dkk, 2018:35)
 Berdasarkan penjelasan diatas, politik organisasi memiliki tiga konseskuensi diantaranya: merusak hubungan
antar anggota, karyawan bekerja dengan berperilaku lalai, dan keinginan karyawan untuk keluar. Dapat
disimpulkan bahwa konsekuensi-konsekuensi diatas memiliki pengaruh yang negatif bagi perkembangan
organisasi.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai