Anda di halaman 1dari 47

AKUNTANSI ANGGARAN DAN

PENDAPATAN

Pertemuan ke-3
Pokok Bahasan
Pengertian Anggaran dan Akuntansi Anggaran

Struktur Anggaran

Dokumen Sumber dan Akun dalam Akuntansi Anggaran

Jurnal Standar Anggaran

Pengertian Pendapatan

Klasifikasi Pendapatan Pemerintah Pusat

Pengakuan Pendapatan Pemerintah Pusat

Pengukuran Pendapatan Pemerintah Pusat

Jurnal Standar Pendapatan LRA dan Pendapatan LO

2
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Pengertian Anggaran dan Akuntansi Anggaran

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Apa itu Anggaran?
Dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan
legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk
melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan
yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja
tersebut, atau pembiayaan yang diperlukan bila
diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus (KK PSAP)

Kementerian Keuangan 4
Apa Pengaruh Anggaran terhadap Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan?

Kementerian Keuangan 5
Bagaimana Struktur APBN?

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 6


Bagaimana Struktur APBN?
BELANJA NEGARA

Kementerian/Lembaga Klasifikasi
dan Satker di bawahnya Ekonomi
Fungsi Utama
Pemerintahan

BAGAN AKUN STANDAR


PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 7
Bagaimana Struktur APBN?
Fungsi Utama Pemerintahan
Belanja Operasi

Belanja Modal

Belanja Lain-lain

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 8


Dokumen Sumber dan Akun
dalam Akuntansi Anggaran

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Akun Dalam Akuntansi Anggaran
Kementerian Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
selaku BUN selaku PA

 Dokumen Sumber: UU  Dokumen Sumber: DIPA


APBN/APBN-P termasuk revisinya
 Estimasi Pendapatan  Estimasi Pendapatan yang
Dialokasikan
 Estimasi Penerimaan  Estimasi Penerimaan
Pembiayaan Pembiayaan yang Dialokasikan
 Appropriasi Belanja/Transfer  Allotment Belanja/Transfer
 Appropriasi Pengeluaran  Allotment Pengeluaran
Pembiayaan Pembiayaan

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 10


JURNAL STANDAR ANGGARAN

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Dasar Hukum Jurnal Standar
PMK 215 Tahun 2013 PMK 225 Tahun 2016
 Jurnal Akuntansi  Penerapan Standar
Pemerintah pada Akuntansi Pemerintah
Pemerintah Pusat Berbasis Akrual
 Sistem Aplikasi  Sistem Akuntansi
Terintegrasi (SAKTI) Berbasis Akrual (SAIBA)
 Baru diujicobakan di  Sudah diterapkan di
Kementerian Keuangan seluruh K/L, merupakan
lanjutan dari SAKPA
(basis CTA)

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 12


Jurnal standar buku besar akrual Jurnal standar buku besar kas

LO, Neraca, LPE LRA, LPSAL, LAK

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 13


Jurnal Standar Anggaran
Jurnal Standar Anggaran dilakukan pada saat diterbitkannya UU APBN atau UU
APBN-P dan DIPA. Jurnal Standar Anggaran terdiri dari Jurnal Standar APBN
dan Jurnal Standar DIPA

Jurnal Standar Anggaran

Jurnal Standar APBN Jurnal Standar DIPA


 Pada saat diterbitkannya UU  Pada saat diterimanya DIPA
APBN atau UU APBN-P  Oleh setiap satker selaku entitas
 Oleh Menkeu selaku Pengelola akuntansi yang menerima DIPA
Fiskal c.q. DJPB q.q. Dit. APK  Mencatat estimasi pendapatan
 Mencatat estimasi pendapatan, yang dialokasikan, allotment
apropriasi belanja/transfer, belanja/transfer, estimasi
estimasi penerimaan pembiayaan penerimaan pembiayaan yang
dan apropriasi pengeluaran dialokasikan, dan allotment
pembiayaan pengeluaran pembiayaan
 Dicatat dalam Buku Besar Akrual  dicatat dalam Buku Besar Akrual
14
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar APBN
(PMK 215/2013)
Debet (D)/

Kredit (K)
URAIAN
K Estimasi Pendapatan Pajak
K Estimasi Pendapatan Bukan Pajak
K Estimasi Pendapatan Hibah
   
D Appropriasi Belanja Pegawai
D Appropriasi Belanja Barang
D Appropriasi Belanja Modal
D Appropriasi Belanja Pembayaran Bunga Utang
D Appropriasi Belanja Subsidi
D Appropriasi Belanja Hibah
D Appropriasi Belanja Bantuan Sosial
D Appropriasi Belanja Lain-lain
D Appropriasi Transfer ke Daerah
   
K Estimasi Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri
K Estimasi Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
   
D Appropriasi Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri
15
Jurnal Standar DIPA
(PMK 215/2013)
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
K Estimasi Pendapatan Pajak yang Dialokasikan
K Estimasi Pendapatan Bukan Pajak yang Dialokasikan
K Estimasi Pendapatan Hibah yang Dialokasikan
   
D Allotment Belanja Pegawai
D Allotment Belanja Barang
D Allotment Belanja Modal
D Allotment Belanja Pembayaran Bunga Utang
D Allotment Belanja Subsidi
D Allotment Belanja Hibah
D Allotment Belanja Bantuan Sosial
D Allotment Belanja Lain-lain
D Allotment Transfer ke Daerah
   
K Estimasi Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri yang Dialokasikan
K Estimasi Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri yang Dialokasikan
   
16
D Allotment Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri
Jurnal Standar DIPA
(PMK 225/2016)

Kementerian Keuangan 17
Jurnal Standar Saldo Awal
Jurnal Standar Saldo Awal dilakukan pada saat penyusunan neraca untuk
pertama kali. Jurnal Standar Saldo Awal dicatat dalam Buku Besar Akrual oleh
satuan kerja, dan Buku Besar Kas oleh Kuasa BUN.

Jurnal Standar Saldo Awal

Buku Besar Akrual Buku Besar Kas


 Jurnal Standar Saldo Awal untuk  Jurnal Standar Saldo Awal untuk
Buku Besar Akrual dilakukan oleh Buku Besar Kas dilakukan oleh
satuan kerja Kuasa BUN untuk menghasilkan
 Digunakan untuk mencatat saldo Neraca Kas Umum Negara.
awal seluruh jenis Aset.  Digunakan untuk mencatat saldo
 Digunakan untuk mencatat saldo awal Kas pada Neraca Kas Umum
awal Aset yang mempunyai akun Negara.
lawan Kewajiban.
 Digunakan untuk mencatat saldo
awal seluruh jenis Kewajiban.
18
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Buku Besar Akrual
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Aset Lancar/Investasi Jangka Panjang/Aset Tetap/Piutang Jangka Panjang/Aset Lainnya

K Ekuitas
Digunakan untuk mencatat saldo awal seluruh jenis Aset.

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Aset Lancar/Investasi Jangka Panjang/Aset Tetap/Aset Lainnya
K Kewajiban Jangka Pendek/Kewajiban Jangka Panjang
Digunakan untuk mencatat saldo awal Aset yang mempunyai akun lawan Kewajiban.

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Ekuitas
K Kewajiban Jangka Pendek/Kewajiban Jangka Panjang
Digunakan untuk mencatat saldo awal seluruh jenis Kewajiban.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Akuntansi Pendapatan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Apa yang Anda Ketahui Tentang Pendapatan

 Pendapatan-LRA bagi pemerintah pusat adalah


semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara
(RKUN) yang menambah Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah. Perolehan
 Pendapatan-LO pemerintah pusat Aset adalah
Tetap hak
pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Penjualan Investasi
(Sekuritas)
21
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Pendapatan

Kementerian Keuangan 22
Klasifikasi Pendapatan
Pajak PNBP
 Dipungut oleh  Dipungut oleh K/L dan
Kementerian Keuangan BUN
 Kontribusi wajib  Kontribusi atas
 Kelompok pajak barang/jasa dari
 PPh
Pemerintah
 PPN  Kelompok PNBP
 PBB, BPHTB  Penerimaan SDA
 Cukai  Bagian Pemerintah atas
 Laba BUMN
Pajak lainnya
 PNBP Lainnya
 Pendapatan BLU

Kementerian Keuangan 23
Klasifikasi Pendapatan

Pendapatan hibah adalah penerimaan negara/daerah


dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah,
barang, jasa dan/atau surat berharga yang berasal dari
pemerintah negara asing, badan/lembaga asing,
badan/lembaga internasional, pemerintah lain,
badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan yang
tidak perlu dibayar kembali (Bultek 13, 10)

Kementerian Keuangan 24
Klasifikasi Pendapatan
Kriteria pendapatan hibah (Bultek 13: 11)
1)Berasal dari pemerintah negara asing,
badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional,
dan pemerintah lain atau berasal dari badan/lembaga
dalam negeri atau perseorangan;
2)Tidak dimaksudkan untuk dibayarkan kembali kepada
pemberi hibah;
3)Tidak ada timbal balik/balasan secara langsung dari
penerima hibah kepada pemberi hibah
4)Dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara
pemberi dan penerima hibah.
Kementerian Keuangan 25
Klasifikasi Pendapatan

HIBAH

TERENCANA LANGSUNG

BUN K/L

Kementerian Keuangan 26
Klasifikasi Pendapatan
Proses penarikan hibah yang direncanakan dapat melalui
beberapa mekanisme sebagai berikut:
a) Transfer tunai ke RKUN atau rekening lain yang ditentukan
Bendahara Umum Negara;
b) Pembukaan LC ( letter of credit );
c) Pembayaran langsung (Direct Payment );
d) Pembukaan Rekening khusus (Special account )
e) Pembiayaan pendahuluan ( pre financing )

Jika tidak melalui salah satu mekanisme diatas,


hibah akan dikategorikan sebagai hibah langsung

Kementerian Keuangan 27
Klasifikasi Pendapatan
Proses penarikan hibah langsung dapat melalui beberapa mekanisme sebagai berikut:
a)Pendapatan Hibah langsung diterima oleh Satker kementerian negara/lembaga.
b)Satker kementerian negara/lembaga dapat langsung menggunakan uang hibah yang
diterima tersebut sesuai dengan tujuan pemberian hibah;
c)Satker kementerian negara/lembaga mengajukan pengesahan atas pendapatan
hibah langsung tersebut kepada BUN atau Kuasa BUN;
d)Seluruh pendapatan hibah yang diterima kementerian negara/lembaga disajikan
sebagai pendapatan BUN,
e)Satker kementerian negara/lembaga wajib menyajikan sisa dana atas pendapatan
hibah langsung dalam bentuk uang pada neraca.
f)Apabila pada akhir tahun masih sisa pendapatan hibah berbentuk uang/kas, maka
dapat:
a) disetor ke Kas Negara;
b) digunakan untuk kegiatan di tahun anggaran berikutnya sepanjang sesuai dengan
perjanjian hibahnya;
c) dikembalikan kepada donor dalam hal naskah perjanjian hibah menyatakan demikian.

Kementerian Keuangan 28
PENGAKUAN PENDAPATAN
PEMERINTAH PUSAT
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Pengakuan Pendapatan-LRA
1. Pada saat kas/uang telah diterima pada RKUN.
2. Pada saat kas/uang telah diterima Bendahara Penerimaan meskipun pada
tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUN, dengan ketentuan
Bendahara Penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUN.
3. Pada saat kas/uang telah diterima Satker, yang digunakan langsung tanpa
disetor ke RKUN, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya
kepada BUN untuk diakui sebagai pendapatan negara.
4. Pada saat kas/uang yang berasal dari hibah langsung dalam/luar negeri
diterima entitas, dan entitas penerima telah melaporkannya kepada BUN
untuk diakui sebagai pendapatan negara.
5. Pada saat kas/uang diterima entitas lain di luar entitas pemerintah
berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUN, dan BUN mengakuinya
sebagai pendapatan.
6. Pendapatan BLU diakui pemerintah pada saat pendapatan tersebut
dilaporkan atau disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
Kementerian Keuangan 30
Pengakuan Pendapatan-LO
1. Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan
perundang undangan diakui pada saat timbulnya hak untuk
menagih pendapatan (Paragraf 19).
2. Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu
pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan, diakui pada saat timbulnya
hak untuk menagih imbalan (Paragraf 20).
3. Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah hak
yang telah diterima oleh pemerintah tanpa didahului adanya
penagihan (Paragraf 22).

Kementerian Keuangan 31
Pendapatan Pajak-LO
(PMK 219/2013)

*Pengakuan Pendapatan Perpajakan-LO yang dipungut


oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan metode
s e l f a s s e s s m e n t diakui pada saat pemberitahuan
pabean dan cukai atau dokumen pelengkap pabean
mendapatkan nomor dan tanggal pendaftaran

Kementerian Keuangan 32
Pendapatan PNBP-LO
(PMK 224/2016)

Bagaimana pendapatan PNBP-LO di atas diakui?

Kementerian Keuangan 33
Pendapatan PNBP-LO
Pada prinsipnya, pendapatan PNBP-LO diakui pada saat:
1.Kas diterima dari Wajib Bayar atas benefit/manfaat yang telah
diperolehnya, yang tidak didahului dengan pengakuan piutang.
Contoh: biaya pelayanan pembuatan paspor.
2.Saat instansi pengelola PNBP maupun mitra instansi pengelola
PNBP menetapkan PNBP terutang atas benefit/manfaat yang
telah diterima oleh Wajib Bayar, atau karena ketentuan
perundangundangan wajib bayar harus melakukan pembayaran
kepada kas negara.

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 34


Pendapatan PNBP-LO (Khusus)
Uang sudah diterima di kas negara namun manfaat/benefitnya
belum diserahkan ke wajib bayar :
Pembayaran ijin atas pemanfaatan sumber daya alam untuk
suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Contoh
pembayaran ijn pemanfaatan frekuensi, ijin penangkapan ikan,
provisi sumber daya hutan, dan lain-lain.
Pembayaran dividen dimuka (interim) oleh BUMN atas dasar
penetapan oleh Kementerian BUMN.
Uang sudah diterima pemerintah di rekening antara,
manfaat/benefit telah diterima wajib bayar, namun earning
process revenue belum selesai.

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 35


Pendapatan Hibah-LO
Pendapatan LO hibah diakui pada saat:
1)Pendapatan tersebut dapat diidentifikasi secara spesifik;
2)Besar kemungkinan bahwa sumber daya tersebut dapat
ditagih; dan
3)Jumlahnya dapat diestimasi secara andal

Pendapatan hibah nonkas hanya diakui sebagai pendapatan


dalam laporan operasional (pendapatan LO)

Kementerian Keuangan 36
PPAKP 2014
Pengukuran Pendapatan-LRA

Pendapatan LRA dibukukan/dicatat sebesar nominal


jumlah uang yang diterima di kas negara:
 Pendapatan LRA - pajak dibukukan sebesar nilai nominal yang
tertera dalam Surat Setoran Pajak (SSP).
 Pendapatan LRA - bukan pajak dibukukan sebesar nilai
nominal yang tertera dalam Surat Setoran Bukan Pajak
(SSBP).
 Pendapatan LRA - hibah dibukukan sebesar nilai nominal yang
tertera dalam bukti setor hibah

Kementerian Keuangan 37
Pengukuran Pendapatan-LO
 Pembukuan pendapatan LRA dilakukan dengan menggunakan
asas bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan sebesar
nilai brutonya, bukan nilai netonya (nilai setelah
dikompensasi dengan pengeluaran dalam rangka memperoleh
pendapatan tersebut).
 Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA
bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud
dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan
(PSAP 02 Paragraf 24 – 25)

Kementerian Keuangan 38
Pengukuran Pendapatan-LO
 Pada prinsipnya, pendapatan-LO diakui secara bruto sebesar
hak pemerintah atas pendapatan, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
 Asas bruto dapat dikecualikan jika pengeluaran tersebut
bersifat variabel dan tidak dapat diestimasi terlebih dahulu,
karena proses perolehan pendapatan (earnings process)
belum selesai.
 Contoh pengecualian asas bruto adalah dalam hal
penerimaan minyak dan gas bumi (migas) yang ditampung
dalam Rekening Minyak dan Gas Bumi (600.000411980) dan
Rekening Panas Bumi (508.000084980)

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 39


Pengukuran Pendapatan-LO
 Pendapatan Hibah LO diukur sebagai berikut (PMK
Nomor 219 Tahun 2013):
 Pendapatan hibah dalam bentuk kas dicatat sebesar nilai
kas yang diterima;
 Pendapatan hibah dalam bentuk barang/jasa/surat
berharga yang menyertakan nilai hibah dicatat sebesar
nilai nominal pada saat terjadinya penerimaan hibah;
 Pendapatan hibah dalam bentuk barang/jasa/surat
berharga yang tidak menyertakan nilai hibah, dilakukan
penilaian berdasarkan:
1) Biayanya;
2) Harga pasar; atau
3) Perkiraan/taksiran harga wajar

PPAKP 2014 Kementerian Keuangan 40


Jurnal Standar Piutang Pendapatan
Jurnal Standar Piutang Pendapatan (hanya dicatat dalam Buku Besar Akrual
dan dilakukan oleh satuan kerja)

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Piutang Pendapatan
K Pendapatan
Digunakan untuk mencatat terjadinya Piutang dan Pendapatan baik
Perpajakan, PNBP, dan Hibah.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Jurnal Standar Realisasi Pendapatan
Jurnal Standar Realisasi Pendapatan (dicatat dalam Buku Besar Akrual dan
Buku Besar Kas oleh Satuan Kerja)
Buku Besar Akrual
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Diterima dari Entitas Lain
K Piutang Pendapatan
Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas yang berasal dari pelunasan
Piutang Perpajakan/PNBP/Hibah.

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Diterima dari Entitas Lain
K Pendapatan
Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas dari Pendapatan
Perpajakan/PNBP/Hibah, tanpa didahului adanya Piutang.

42
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Realisasi Pendapatan

Buku Besar Kas oleh Satuan Kerja

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Diterima dari Entitas Lain
K Pendapatan
Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas dari Pendapatan
Perpajakan/PNBP/Hibah.

43
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Realisasi Pendapatan

Buku Besar Akrual dan Kas oleh Kuasa BUN

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Kas
K Diterima dari Entitas Lain
Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas dari Pendapatan
Perpajakan/PNBP/Hibah.

44
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Realisasi Pendapatan
(PMK 225 Tahun 2016)

Buku Besar Kas dan Akrual oleh Satuan Kerja

45
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Contoh Transaksi Pendapatan
 Pada tanggal 20 September 2016, Bendahara Penerimaan
menerima pembayaran sertifikasi benih sebesar Rp5.000.000.
Atas penerimaan tersebut Bendahara Penerimaan melakukan
penyetoran ke kas negara tanggal 20 September 2016.
 Pada bulan Januari 2016, seorang PNS melakukan
pengembalian atas kelebihan pembayaran honor bulan
Oktober 2015 sebesar Rp900.000 kepada Bendahara
Pengeluaran. Atas kas yang diterimanya, Bendahara
Pengeluaran melakukan penyetoran ke kas negara
menggunakan BPN.
 Pihak ketiga sebagai penyewa gedung pertemuan melakukan
penyetoran dengan BPN untuk sewa gedung pertemuan
sebesar Rp2.000.000 kemudian . menyampaikan BPN kepada
satuan kerja
Kementerian Keuangan 46
TERIMA KASIH

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Anda mungkin juga menyukai