Lecture 03-Akpem II
Lecture 03-Akpem II
PENDAPATAN
Pertemuan ke-3
Pokok Bahasan
Pengertian Anggaran dan Akuntansi Anggaran
Struktur Anggaran
Pengertian Pendapatan
2
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Pengertian Anggaran dan Akuntansi Anggaran
Kementerian Keuangan 4
Apa Pengaruh Anggaran terhadap Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan?
Kementerian Keuangan 5
Bagaimana Struktur APBN?
Kementerian/Lembaga Klasifikasi
dan Satker di bawahnya Ekonomi
Fungsi Utama
Pemerintahan
Belanja Modal
Belanja Lain-lain
Kredit (K)
URAIAN
K Estimasi Pendapatan Pajak
K Estimasi Pendapatan Bukan Pajak
K Estimasi Pendapatan Hibah
D Appropriasi Belanja Pegawai
D Appropriasi Belanja Barang
D Appropriasi Belanja Modal
D Appropriasi Belanja Pembayaran Bunga Utang
D Appropriasi Belanja Subsidi
D Appropriasi Belanja Hibah
D Appropriasi Belanja Bantuan Sosial
D Appropriasi Belanja Lain-lain
D Appropriasi Transfer ke Daerah
K Estimasi Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri
K Estimasi Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
D Appropriasi Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri
15
Jurnal Standar DIPA
(PMK 215/2013)
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
K Estimasi Pendapatan Pajak yang Dialokasikan
K Estimasi Pendapatan Bukan Pajak yang Dialokasikan
K Estimasi Pendapatan Hibah yang Dialokasikan
D Allotment Belanja Pegawai
D Allotment Belanja Barang
D Allotment Belanja Modal
D Allotment Belanja Pembayaran Bunga Utang
D Allotment Belanja Subsidi
D Allotment Belanja Hibah
D Allotment Belanja Bantuan Sosial
D Allotment Belanja Lain-lain
D Allotment Transfer ke Daerah
K Estimasi Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri yang Dialokasikan
K Estimasi Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri yang Dialokasikan
16
D Allotment Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri
Jurnal Standar DIPA
(PMK 225/2016)
Kementerian Keuangan 17
Jurnal Standar Saldo Awal
Jurnal Standar Saldo Awal dilakukan pada saat penyusunan neraca untuk
pertama kali. Jurnal Standar Saldo Awal dicatat dalam Buku Besar Akrual oleh
satuan kerja, dan Buku Besar Kas oleh Kuasa BUN.
K Ekuitas
Digunakan untuk mencatat saldo awal seluruh jenis Aset.
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Aset Lancar/Investasi Jangka Panjang/Aset Tetap/Aset Lainnya
K Kewajiban Jangka Pendek/Kewajiban Jangka Panjang
Digunakan untuk mencatat saldo awal Aset yang mempunyai akun lawan Kewajiban.
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Ekuitas
K Kewajiban Jangka Pendek/Kewajiban Jangka Panjang
Digunakan untuk mencatat saldo awal seluruh jenis Kewajiban.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Akuntansi Pendapatan
Penjualan Investasi
(Sekuritas)
21
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Pendapatan
Kementerian Keuangan 22
Klasifikasi Pendapatan
Pajak PNBP
Dipungut oleh Dipungut oleh K/L dan
Kementerian Keuangan BUN
Kontribusi wajib Kontribusi atas
Kelompok pajak barang/jasa dari
PPh
Pemerintah
PPN Kelompok PNBP
PBB, BPHTB Penerimaan SDA
Cukai Bagian Pemerintah atas
Laba BUMN
Pajak lainnya
PNBP Lainnya
Pendapatan BLU
Kementerian Keuangan 23
Klasifikasi Pendapatan
Kementerian Keuangan 24
Klasifikasi Pendapatan
Kriteria pendapatan hibah (Bultek 13: 11)
1)Berasal dari pemerintah negara asing,
badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional,
dan pemerintah lain atau berasal dari badan/lembaga
dalam negeri atau perseorangan;
2)Tidak dimaksudkan untuk dibayarkan kembali kepada
pemberi hibah;
3)Tidak ada timbal balik/balasan secara langsung dari
penerima hibah kepada pemberi hibah
4)Dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara
pemberi dan penerima hibah.
Kementerian Keuangan 25
Klasifikasi Pendapatan
HIBAH
TERENCANA LANGSUNG
BUN K/L
Kementerian Keuangan 26
Klasifikasi Pendapatan
Proses penarikan hibah yang direncanakan dapat melalui
beberapa mekanisme sebagai berikut:
a) Transfer tunai ke RKUN atau rekening lain yang ditentukan
Bendahara Umum Negara;
b) Pembukaan LC ( letter of credit );
c) Pembayaran langsung (Direct Payment );
d) Pembukaan Rekening khusus (Special account )
e) Pembiayaan pendahuluan ( pre financing )
Kementerian Keuangan 27
Klasifikasi Pendapatan
Proses penarikan hibah langsung dapat melalui beberapa mekanisme sebagai berikut:
a)Pendapatan Hibah langsung diterima oleh Satker kementerian negara/lembaga.
b)Satker kementerian negara/lembaga dapat langsung menggunakan uang hibah yang
diterima tersebut sesuai dengan tujuan pemberian hibah;
c)Satker kementerian negara/lembaga mengajukan pengesahan atas pendapatan
hibah langsung tersebut kepada BUN atau Kuasa BUN;
d)Seluruh pendapatan hibah yang diterima kementerian negara/lembaga disajikan
sebagai pendapatan BUN,
e)Satker kementerian negara/lembaga wajib menyajikan sisa dana atas pendapatan
hibah langsung dalam bentuk uang pada neraca.
f)Apabila pada akhir tahun masih sisa pendapatan hibah berbentuk uang/kas, maka
dapat:
a) disetor ke Kas Negara;
b) digunakan untuk kegiatan di tahun anggaran berikutnya sepanjang sesuai dengan
perjanjian hibahnya;
c) dikembalikan kepada donor dalam hal naskah perjanjian hibah menyatakan demikian.
Kementerian Keuangan 28
PENGAKUAN PENDAPATAN
PEMERINTAH PUSAT
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Pengakuan Pendapatan-LRA
1. Pada saat kas/uang telah diterima pada RKUN.
2. Pada saat kas/uang telah diterima Bendahara Penerimaan meskipun pada
tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUN, dengan ketentuan
Bendahara Penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUN.
3. Pada saat kas/uang telah diterima Satker, yang digunakan langsung tanpa
disetor ke RKUN, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya
kepada BUN untuk diakui sebagai pendapatan negara.
4. Pada saat kas/uang yang berasal dari hibah langsung dalam/luar negeri
diterima entitas, dan entitas penerima telah melaporkannya kepada BUN
untuk diakui sebagai pendapatan negara.
5. Pada saat kas/uang diterima entitas lain di luar entitas pemerintah
berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUN, dan BUN mengakuinya
sebagai pendapatan.
6. Pendapatan BLU diakui pemerintah pada saat pendapatan tersebut
dilaporkan atau disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
Kementerian Keuangan 30
Pengakuan Pendapatan-LO
1. Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan
perundang undangan diakui pada saat timbulnya hak untuk
menagih pendapatan (Paragraf 19).
2. Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu
pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan, diakui pada saat timbulnya
hak untuk menagih imbalan (Paragraf 20).
3. Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah hak
yang telah diterima oleh pemerintah tanpa didahului adanya
penagihan (Paragraf 22).
Kementerian Keuangan 31
Pendapatan Pajak-LO
(PMK 219/2013)
Kementerian Keuangan 32
Pendapatan PNBP-LO
(PMK 224/2016)
Kementerian Keuangan 33
Pendapatan PNBP-LO
Pada prinsipnya, pendapatan PNBP-LO diakui pada saat:
1.Kas diterima dari Wajib Bayar atas benefit/manfaat yang telah
diperolehnya, yang tidak didahului dengan pengakuan piutang.
Contoh: biaya pelayanan pembuatan paspor.
2.Saat instansi pengelola PNBP maupun mitra instansi pengelola
PNBP menetapkan PNBP terutang atas benefit/manfaat yang
telah diterima oleh Wajib Bayar, atau karena ketentuan
perundangundangan wajib bayar harus melakukan pembayaran
kepada kas negara.
Kementerian Keuangan 36
PPAKP 2014
Pengukuran Pendapatan-LRA
Kementerian Keuangan 37
Pengukuran Pendapatan-LO
Pembukuan pendapatan LRA dilakukan dengan menggunakan
asas bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan sebesar
nilai brutonya, bukan nilai netonya (nilai setelah
dikompensasi dengan pengeluaran dalam rangka memperoleh
pendapatan tersebut).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA
bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud
dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan
(PSAP 02 Paragraf 24 – 25)
Kementerian Keuangan 38
Pengukuran Pendapatan-LO
Pada prinsipnya, pendapatan-LO diakui secara bruto sebesar
hak pemerintah atas pendapatan, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Asas bruto dapat dikecualikan jika pengeluaran tersebut
bersifat variabel dan tidak dapat diestimasi terlebih dahulu,
karena proses perolehan pendapatan (earnings process)
belum selesai.
Contoh pengecualian asas bruto adalah dalam hal
penerimaan minyak dan gas bumi (migas) yang ditampung
dalam Rekening Minyak dan Gas Bumi (600.000411980) dan
Rekening Panas Bumi (508.000084980)
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Piutang Pendapatan
K Pendapatan
Digunakan untuk mencatat terjadinya Piutang dan Pendapatan baik
Perpajakan, PNBP, dan Hibah.
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Diterima dari Entitas Lain
K Pendapatan
Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas dari Pendapatan
Perpajakan/PNBP/Hibah, tanpa didahului adanya Piutang.
42
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Realisasi Pendapatan
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Diterima dari Entitas Lain
K Pendapatan
Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas dari Pendapatan
Perpajakan/PNBP/Hibah.
43
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Realisasi Pendapatan
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Kas
K Diterima dari Entitas Lain
Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas dari Pendapatan
Perpajakan/PNBP/Hibah.
44
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Realisasi Pendapatan
(PMK 225 Tahun 2016)
45
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Contoh Transaksi Pendapatan
Pada tanggal 20 September 2016, Bendahara Penerimaan
menerima pembayaran sertifikasi benih sebesar Rp5.000.000.
Atas penerimaan tersebut Bendahara Penerimaan melakukan
penyetoran ke kas negara tanggal 20 September 2016.
Pada bulan Januari 2016, seorang PNS melakukan
pengembalian atas kelebihan pembayaran honor bulan
Oktober 2015 sebesar Rp900.000 kepada Bendahara
Pengeluaran. Atas kas yang diterimanya, Bendahara
Pengeluaran melakukan penyetoran ke kas negara
menggunakan BPN.
Pihak ketiga sebagai penyewa gedung pertemuan melakukan
penyetoran dengan BPN untuk sewa gedung pertemuan
sebesar Rp2.000.000 kemudian . menyampaikan BPN kepada
satuan kerja
Kementerian Keuangan 46
TERIMA KASIH