Artinya:
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di dalam jiwa
manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya
pertimbangan pemikiran lagi.
MACAM – MACAM AKHLAQ
Seorang muslim yang memiliki akhlakul mahmudah, dalam kehidupan sehari-hari akan
menjaga tutur kata dan perbuatannya Sebagai seorang muslim, sudah menjadi sebuah
keharusan untuk menjaga akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari.
2.Akhlak Tercela (Akhlakul Mazmumah)
Akhlak tercela atau akhlakul mazmumah yaitu golongan akhlak atau tindakan buruk
yang harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah ini harus dijauhi
karena dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Beberapa contoh akhlakul mazmumah yaitu sifat sombong, iri, dengki, tamak,
hasad, takabur, ghibah, dan lain sebagainya. Sebagai seorang muslim, sudah
seharusnya kita menjauhi akhlakul mazmumah. Hal ini karena akhlak ini sangat
dibenci oleh Allah SWT.
Manfaat Akhlakul Mahmudah
Akhlakul mahmudah memiliki manfaat untuk kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai
berikut.
Keutamaan memiliki akhlak yang terpuji (akhlakul mahmudah) yaitu dicintai oleh Rasulullah
SAW. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizi, disebutkan bahwa seorang muslim
yang memiliki sifat terpuji akan dekat dengan Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam hadist
berikut ini, Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah
mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya
paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina
dan sombong." (HR. Tirmdzi).
Berat Timbangan di Hari Kiamat
Keutamaan memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) yang kedua yaitu berat timbangan
di hari kiamat. Seorang muslim yang memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) akan
diselamatkan oleh Allah SWT di hari akhir.
Tak hanya itu, seorang muslim yang memiliki akhlak terpuji juga dapat menggapai
derajat seperti orang yang berpuasa atau salat. Sebagaimana dalam hadist berikut ini,
Rasulullah SAW bersabda.
"Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak
yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang
rajin puasa dan rajin shalat." (HR. Tirmidzi).
METODE PEMBINAAN AKHLAQ
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam islam . hal ini dapat dilihat dari salah satu
misi kerasulan Nabi Muhammad SAW.yang utamanya adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Dalam salah satu hadist beliau innama buitstu li utammima makarim al – akhlak(HR.Ahmad)(hanya saja aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.).
Perhatian islam demikian dalam pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian islam terhadap
pembinaan jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan
menghasilkan perbuatan yang baik kepada manusia sehingga menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada
seluruh kehidupan manusia, lahir dan bathin.
Perhatian islam dalam pembinaan akhlak selanjutnya dapat di analisis pada muatan akhlak yang terdapat
pada seluruh aspek ajaran islam. Ajaran islam tentang keimanan misalnya sangat berkaitan erat dengan
amal saleh, dan perbuatan yang terpuji. Iman yang tidak disertai amal saleh dinilai sebagai iman palsu,
bahkan dianggap sebagai kemunafikan.
Di dalam Al qur’an misalnya yg artinya :
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian (mulai dari di
kumpulkannya manusia di padang mahsyar)," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada
Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.
Ayat – ayat diatas dengan jelas menunjukkan bahwa iman yang di kehendaki islam bukan iman
yang hanya sampai pada ucapan dan keyakinan,tetapi iman yang disertai dengan perbuatan akhlak
yang mulia.,seperti tidak ragu menerima ajaran rasul,mau memanfaatkan dirinya dan hartanya
untuk berjuang dijalan Allah. Ini menunjukan bahwa keimanan harus membuahkan akhlak yang
mulia.
Pembinaan akhlak dalam islam juga terintregasi dengan rukun islam,hasil analisis Muhammad Al
Ghazali terhadap rukun islam yang lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun
islam yang lima itu terandung konsep pembinaan akhlak.
Rukun islam yang pertama mengucapkan dua kalimat syahadat, kalimat ini mengandung
pernyataan bahwa manusia selama hidupnya tunduk terhadap aturan Allah. Orang yang patuh
kepada Allah dan RasulNya tentunya akan baik.
Kedua, mengerjakan sholat lima waktu sehari semalam, sholat yang dikerjakan akan membuat
pelakunya terhindar dari sikap keji dan mungkar.
Ketiga, membayar zakat. Yaitu agar orang-orang yang melaksanakannya terhidar dari sikap kikir,
membersihkan hartanya dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
Keempat, puasa bukan hanya menahan diri lapar dan haus, bahkan lebih dari itu untuk menahan
sikap keji dan mungkar sehingga kita senantiasa melaksanakan perbuatan baik.
Kelima, ibadah haji.ibdah haji dalam rukun islam bersifat komprensif yang menuntut
persyaratan, disamping harus menguasai ilmunya, juga harus sehat fisik, adanya kemauan yang
kuat, adanya kesabaran dalam menjalankannya,serta rela meninggalakn harta dan kekayaanya.
Hubungan ibadah haji dengan akhlak dapat di pahami dari ayat ini yang artinya :
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi (ialah bulan syawal,zulkaidah dan
dzulhijah), barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka
tidak boleh rafats
(mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh),
berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu
kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.
Selanjutnya bagaimana metode-metode pembinaan yang dapat kita lakukan sesuai dengan
perspektif islam.yaitu:
1. Metode Uswah (teladan)
Teladan adalah sesuatu yang pantas untuk diikuti, karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan.
Manusia teladan yang harus dicontoh dan diteladani adalah Rasulullah SAW, sebagaimana firman
Allah SWT dalam surah al-Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah itu,
teladan yang baik bagimu.”
Jadi, sikap dan perilaku yang harus dicontoh, adalah sikap dan perilaku Rasulullah SAW, karena
sudah teruji dan diakui oleh Allah SWT.
Aplikasi metode teladan, diantaranya adalah, tidak menjelek-jelekkan seseorang, menghormati
orang lain, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, berpakaian yang sopan, tidak
berbohong, tidak berjanji mungkar, membersihkan lingkungan, dan lain-lain.