Anda di halaman 1dari 29

CBD

TINEA KAPITIS GREY PATCH


RINGWORM

Oleh :
Noviana Puspitasari
01.209.5968

Pembimbing :
Dr.Pasid Harlisa, Sp.KK
DERMATOFITOSIS
 Dermatofitosis adalah setiap infeksi fungal
superfisial yang disebabkan oleh dermatofita
dan mengenai stratum korneum kulit, rambut
dan kuku.
 Tinea kapitis adalah infeksi dermatofita
pada kulit kepala, alis mata dan bulu mata
yang disebabkan oleh spesies dari genus
Microsporum dan Trichophyton.
ETIOLOGI(DERMATOFITA)
Penyakit ini disebabkan oleh spesies
dermatofita dari genus Trichophyton dan
Microsporum, misalnya T. violaceum, T.
gourvilii, T. mentagrophytes, T. tonsurans,
M. audoinii, M. canis, M. ferrugineum.
CARA PENULARAN
DERMATOFITOSIS
1. Antropofilik
2. Zoofilik
3. Geofilik
FAKTOR RISIKO
DERMATOFITOSIS
 Faktor virulensi dari jamur
Virulensi jamur tergantung dari sifatnya apakah antropofilik,
zoofilik, atau geofilik. Jamur antropofilik menyebabkan perjalanan
penyakit yang kronik dan residif karena reaksi penolakan tubuh
yang sangat ringan. Sementara jamur geofilik menyebabkan gejala
akut ringan sampai sedang dan mudah sembuh.

 Keutuhan kulit

 Faktor suhu dan kelembapan

 Faktor sosial ekonomi

 Faktor umur dan jenis kelamin


PATOGENESIS
 Infeksi ektotrik ( diluar rambut )
Infeksinya khas di stratum korneum perifolikulitis,
menyebar sekitar batang rambut dan di batang
rambut bawah kutikula.

 Infeksi Endotrik ( didalam rambut )


Kurang lebih sama dengan ektotrik kecuali kutikula
tidak terkena dan atrokonodia hanya tinggal di dalam
batang rambut menggantikan keratin intrapilari dan
meninggalkan kortek yang intak. Akibatnya
rambutnya sangat rapuh dan patah pada permukaan
kepala dimana penyanggah dan dinding folikular
hilang meninggalkan black dot.
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
 Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis, pemeriksaan dengan lampu wood dan
pemeriksaan mikroskopik rambut langsung
dengan KOH. Pada pemeriksaan mikroskopik
akan terlihat spora di luar rambut
( ektotriks ) atau di dalam rambut ( endotriks
).
 Diagnosis laboratorium dari dermatofitosis
tergantung pada pemeriksaan dan kultur dari
kikisan lesi.
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LAMPU WOOD
2. PEMERIKSAAN KOH DAN KULTUR JAMUR
PENATALAKSANAAN
 Griseofulvin
 Merupakan obat pilihan utama untuk tinea
capitis.
 Dosis griseofulvin untuk dewasa adalah 0,5 – 1
gram
 Sedangkan untuk anak-anak diberikan 10-20
mg/kg BB/hari.
 Untuk mempertinggi absorpsi dalam usus, obat
sebaiknya dimakan bersama makanan yang
banyak mengandung lemak.
 Setelah sembuh klinis, terapi dilanjutkan
selama 2 minggu agar tidak menjadi residif.
 Ketokonazol
 Merupakan anti jamur spektrum luas yang
dapat digunakan pada kasus infeksi jamur
yang resisten terhadap griseofulvin.
 Dosis sebesar 200 – 400 mg per hari diberikan
pada pagi hari setelah makan selama 10 hari
hingga 2 minggu.
 Bersifat hepatotoksik cek enzim hati rutin
 Terapi harus segera dihentikan apabila
terjadi peningkatan SGPT hingga 2 – 3 x nilai
normal.
 Itrakonazol

Merupakan anti jamur derivat azol yang cukup efektif


dengan efek hepatotoksik yang lebih rendah. Obat
diberikan dengan dosis 100 – 200 mg per hari selama 2
minggu

Pemberian kortikosteroid sistemik sebagai anti inflamasi


diindikasikan pada kerion stadium dini. Dapat diberikan
adalah prednison 3 x 5 mg sehari atau prednisolon 3 x 4
mg sehari selama 2 minggu.

Mencuci rambut dengan shampo yang mengandung


selenium sulfida dapat mengurangi penyebaran infeksi
pada stadium awal karena mengurangi jumlah spora yang
viabel dalam rambut.
PENCEGAHAN
 Menghindari kontak yang erat dengan
penderita tinea capitis
 Menjaga kebersihan diri dengan mandi
setelah beraktivitas dan berkeringat
 Mengeringkan badan dengan baik setiap
setelah mandi
 Mencuci pakaian, sprei, dan barang-barang
pribadi lainnya secara rutin
 Tidak menggunakan sisir, alat cukur, dan
handuk secara bersama-sama.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
 Nama : An.M.R
 Umur : 4tahun
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Agama : Islam
 Alamat : Karangroto RT 04 RW 08
Genuk, Semarang
ALLOANAMNESIS
 Keluhan Utama
 Keluhan Subjektif : Gatal pada kepala
 Keluhan Objektif : kulit kepala seperti ada sisik
berwarna putih

Riwayat Penyakit Sekarang


 Onset : 1 bulan yang lalu
 Lokasi : kepala
 Kualitas : sisik semakin banyak, kepala lebih gatal,
rambut rontok.
 Kuantitas : bercak seperti sisik di kepala awalnya
ada satu dan kecil, lama-lama semakin banyak dan
berukuran lebih besar
 Faktor yang memperberat : Berkeringat
 Faktor yang memperingan : tidak tahu
 Gejala penyerta : -
 Kronologis :
Pasien datang ke poli Kulit dan Kelamin RSISA
dengan keluhan utama di kepala seperti ada sisik
berwarna putih disertai gatal sejak 1 bulan yang
lalu SMRS. Awalnya keluhan berupa bercak bulat
putih kecil di kulit kepala yang menyerupai sisik
yang semakin banyak dan semakin besar
ukurannya. Rambut di sekitar bercak yang
bersisik menjadi patah dan rontok sehingga
kepala terlihat botak. Gatal dirasakan setiap saat
dan lebih berat saat pasien berkeringat, tidak
ada nyeri. Pasien belum pernah berobat.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya
 Pasien tidak punya alergi

 
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada penyakit serupa pada keluarga ataupun
lingkungan sekitar.
 Riwayat atopi disangkal

 
Riwayat Sosial Ekonomi
 Pasien sering dan suka sekali bermain dengan kucing.
 Ayah pasien bekerja di pabrik, ibu pasien adalah ibu
rumah tangga, biaya pemeriksaan ditanggung oleh
BPJS PBI. Kesan ekonomi kurang.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
 Tensi :-
 Nadi :-
 Suhu :-
 Berat Badan: 15kg
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Thoraks : Dalam batas normal
 Abdomen : Dalam batas normal
 Ekstremitas : Dalam batas normal
STATUS DERMATOLOGI
 Lokasi I : kulit kepala
UKK : macula hipopigmentasi, bentuk
bulat, berbatas tegas, skuama. Rambut
kepala patah 10-15mm dari folikel rambut.
Rambut mudah dicabut dengan tangan tanpa
rasa sakit.
DIAGNOSA BANDING
 TineaKapitis Grey patch ringworm
 Sebopsoriasis
 Dermatitis atopi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pada pemeriksaan lampu Wood tampak lesi
berpendar menjadi kuning kehijauan.

 Pemeriksaan KOH terdapat hifa dan spora

 Kultur
DIAGNOSA KERJA
TINEA KAPITIS GREY PATCH RINGWORM
 
EDUKASI
 Menjaga kebersihan diri dengan mandi setelah
beraktivitas dan berkeringat
 Mengeringkan badan dengan baik setiap setelah
mandi
 Mencuci pakaian, sprei, dan barang-barang
pribadi lainnya secara rutin
 Tidak menggunakan sisir, alat cukur, dan
handuk secara bersama-sama.
 Rutin dan patuh dalam pengobatan karena
pengobatan memerlukan waktu lama
 Tidak bermain dengan penyebab penularan
misalnya kucing
PROGNOSA
 Ad vitam : ad bonam
 Ad sanam : ad bonam
 Ad Kosmetikam: ad bonam
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai