Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Secara fisiologis, usus besar berfungsi untuk menyerap air, vitamin, dan elektrolit.
Selain itu, usus besar juga berfungsi untuk menyimpan feses, dan mendorongnya
keluar. Inervasi usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom. Inervasi usus besar
sangat berkaitan dengan sel ganglion pada submukosa (Meissner’s) dan pleksus
myenteric (Aurbach’s) pada usus besar bagian distal. Apabila sel ganglion tersebut
tidak ada, maka akan timbul penyakit yang disebut Hirschsprung’s Disease (Izadi M,
2007).
Definisi
Penyakit yang terjadi pada usus, dan paling sering pada usus
besar (colon). Normalnya, otot pada usus secara ritmis akan
menekan feses hingga ke rectum. Pada penyakit Hirschsprung,
saraf (sel ganglion) yang berfungsi untuk mengontrol otot
pada organ usus tidak ditemukan. Hal ini mengakibatkan feses
tidak dapat terdorong, seperti fungsi fisiologis seharusnya
(Henna N, 2011).
Epidemiologi
Penyebab penyakit Hirschsprung adalah multifaktorial, dan
penyakitnya bisa bersifat familial atau berkembang secara
spontan.
Gagal bermigrasi
– Mutasi gen RET (terletak di kromosom 10q11) sebagai penyandi reseptor tirosin
kinase pada membran sel, Glial Cell-Derived Neurotrophic Growth Factor (GDNF)
sebagai ligand yang diproduksi sel mesenkim
– Otot polos dan esktraseluler matrix di lokasi aganglion memberikan kondisi yang
tidak mendukung pertumbuhan dari sel neuron
Patofisiologi
Secara normal, neural crest-derived neuroblast terlihat pada perkembangan
esofagus pada masa gestasi minggu ke-5. Sel ini akan mengalami migrasi ke arah
craniocaudal kemudian memasuki fase perkembangan usus pada usia gestasi
minggu ke-5 sampai ke-12 (Amiel, et al., 2001; Georgeson, et al., 2010).
Ada trias gejala klinis yang sering dijumpai, yakni pengeluaran mekonium
yang terlambat, muntah bilious (hijau) dan distensi abdomen.
Terdapat 90% lebih kasus bayi dengan penyakit Hirchsprung tidak dapat
mengeluarkan mekonium pada 24 jam pertama, kebanyakan bayi akan
mengeluarkan mekonium setelah 24 jam pertama (24-48 jam). Muntah bilious
(hijau) dan distensi abdomen biasanya dapat berkurang apabila mekonium dapat
dikeluarkan segera. Bayi yang mengonsumsi ASI lebih jarang mengalami konstipasi,
atau masih dalam derajat yang ringan karena tingginya kadar laktosa pada
payudara, yang akan mengakibatkan feses jadi berair dan dapat dikeluarkan
dengan mudah (Kessman, 2008)
Manifestasi Klinis
Periode anak-anak
Walaupun kebanyakan gejala akan muncul pada bayi, namun ada beberapa kasus
dimana gejala-gejala tersebut tidak muncul hingga usia kanak-kanak (Lakhsmi,
2008).
Pergerakan peristaltik usus dapat terlihat pada dinding abdomen disebabkan oleh
obstruksi fungsional kolon yang berkepanjangan. Selain obstruksi usus yang
komplit, perforasi sekum, fecal impaction atau enterocolitis akut yang dapat
mengancam jiwa dan sepsis juga dapat terjadi (Kessman, 2008).
Diagnosis
Anamnesis
Pada foto polos, dapat dijumpai gambaran distensi gas pada usus, tanda
obstruksi usus (Lakhsmi, 2008)
Enterokolitis dan ruptur kolon adalah komplikasi paling serius yang terkait dengan
penyakit ini dan merupakan penyebab paling umum kematian terkait hirscsprung.
Operasi biasanya dikerjakan pada usia 6-12 bulan karena kolon mudah mengalami
dilatasi pada saat dilakukan washout, serta ukuran usus saat operasi mendekati
normal sehingga meminimalisir risiko kebocoran maupun infeksi saat anastomosis.
Prosedur operasi dapat dilakukan sekaligus atau bertahap, tergantung derajat
keparahan dari penyakit. Pada kasus dengan area aganglionik pada semua bagian
kolon, operasi dilakukan secara bertahap dengan pembentukan stoma dilanjutkan
dengan operasi definitif. Sedangkan pada kasus aganglionik pada seluruh usus,
selain kolostomi, pasien juga memerlukan nutrisi parenteral total dan transplantasi
intestinal.
Penatalaksanaan
Teknik Operasi Terdapat 3 teknik operasi pada kasus hirschsprung, antara
lain: