Anda di halaman 1dari 14

Kelompok

17Maulidiya
1.Denisa
Agustiani
2.Dina Irnani
3.M. Fachrul Irawan
4.Rizky Puspita Andini
5.Yuningsi Y
Pengertia
Skolisis merupakan penyakit tulang
belakang yang menjadi bengkok ke

n
samping kiri atau kanan sehingga
wujudnya merupakan bengkok
benjolan yang dapat dilihat dengan
jelas apat dilihat dengan jelas dari
arah  belakang.
Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu
kelainan dala suatu kelainan dalam pembentukan tulang
belakang atau tulang rusuk yang menyatu

Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk


atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat
penyakit berikut: - Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui
- Osteoporosis juvenil

Penyebab
M 1. Tulang
belakang
A melengkung
abnormal ke arah
K
N 2. Bahu dan
I 5. Skoliosis yang berat
samping
pinggul kiri dan L
kanan tidak
F (dengan kelengkungan
yang lebih besar dari sama tingginya I
E 60 ) bisa menyebabkan
S gangguan pernafasan. N
3. Nyeri punggung
T I
A
S 4. Kelelahan pada tulang belakang
S
I setelah duduk atau berdiri lama
Berawal dari adanya syaraf yang
Berawal dari adanya syaraf yang
lemah atau bahkan lumpuh yang
lemah atau bahkan lumpuh yang
menarik ruas-ruas tulang belakang.
menarik ruas-ruas tulang belakang.
Tarikan ini berfungsi
Tarikan ini berfungsi
untuk menjaga ruas
untuk menjaga ruas
kebiasaan duduk yang miring tulang belakang berada
tulang belakang berada
pada garis yang normal
pada garis yang normal
sebagian syaraf yang bekerja
sebagian syaraf yang bekerja
menjadi lemah
menjadi lemah

terus berulang menjadi kebiasaan

syaraf itu bahkan akan mati Ini berakibat


syaraf itu bahkan akan mati Ini berakibat
Patofisiologi
pada ketidakseimbangan tarikan pada ruas
pada ketidakseimbangan tarikan pada ruas
tulang belakang
tulang belakang
• Rontgen tulang belakang.

> X-Ray Proyeksi Foto polos Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap
tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan
metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser.

• Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang


 belakang).
> Skoliometer adalah sebuah alat Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur
sudut kurvatura.Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan
posisi membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah
Pengkajian
Data diri:
Nama : andi
Tgl : 13 Januari 2007
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Jln. Lumba lumba nomor 15 RT
11

Keluhan utama :
- Nyeri punggung
- Kelelahan pada tulang belakang Riwayat penyakit sekarang:
- Mula-mula nyeri punggung, gangguan
setelah duduk lama pernapasam
- Gangguan pernapasan Riwayat penyakit dahulu
- Tidak percaya diri - Klien sebelumnya mempunyai
kebiasann duduk terlalu lama.
1. Mengkaji skelet tubuh Pengkajian
Adanya deformitas dan kesejajaran.. Pertumbuhan tulang yang abnormal
Fisik
akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang
tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau
gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.

2. Mengkaji tulang belakang


Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang), Kifosis
(kenaikan kurvatura tulang  belakang bagian dada), Lordosis
(membebek, kurvatu , kurvatura tulang belakangbagian pinggang
 berlebihan)

3. Mengkaji system persendian


Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas,
stabilita formitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan
4. Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan
ukuran masing-masing otot.Lingkar ekstremitas untuk mementau
adanya edema atau atropfi, nyeri otot.

5. Mengkaji cara berjalan


Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremit
lebih  pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologis yang berhubungan dengan
caraberjalan abnormal

6. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer


Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih
dingin dari lainnya dan adanya edema.Sirkulasi perifer dievaluasi dengan
mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
Diagnosa keperawatan Tujuan & kriteria Intervensi
Hasil
1. Gangguan mobilitas fisik Tujuan: Setelah Dukungan Ambulasi (1.06171)
(D.0064)Berhubungan dilakukan Tindakan Observasi :
dengan gangguan Keperawatan  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
neuromoskular ditandai selama 3x24 jam
 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
dengan nyeri saat bergerak, Mobilitas fisik
gerakan terbatas dan fisik (L.05042) dapat  Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah seblum
lemah meningkat memulai ambulasi
dengan kriteria  Monitor kondisi umum Selma melakukan ambulasi
hasil : Terapeutik :
   Fasilitas aktifitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat,
1. Nyeri menurun kruk)
2. Kaku sendi
 Fasilitas melakukan mobilitas tisik, jika perlu
menurun
3. Gerakan  Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
terbatas meningkatkan ambulasi
menurun Edukasi :
 Jelaskan tujuan prosedur ambulasi
 Anjurkan melakukan ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan ( mis.
Berjalan dan tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
Diagnosa keperawatan Tujuan & Intervensi
kriteria Hasil
2. Nyeri Kronis Tujuan: Setelah Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0078) Berhubungan dilakukan Observasi
dengan penekanan saraf Tindakan  identifikasi skala nyeri
ditandai dengan Keperawatan
 indentifikasi faktor yang mempererat yang
mengeluh nyeri dan selama 3x24
tampat meringis jam Tingkat memperingan nyeri
Nyeri Terapeutik
(L.08066) dapat  berikan teknik nonfarmakologis untuk
menurun mengurangi rasa nyeri
dengan kriteria Edukasi
hasil:  jelaskanstrategiMeredakan nyeri
Kolaborasi
1. Keluhan
nyeri  kolaborasi pemberian
menurun analgetik, jika perlu.
2. Meringis
menurun
Diagnosa keperawatan Tujuan & kriteria Intervensi
Hasil
3. Pola napas tidak efektif Tujuan: Setelah Manajemen jalan napas (1.14509)
(D.0005) Berhubungan dengan dilakukan Tindakan Observasi :
gangguan neuromuscular ditandai Keperawatan selama  monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
dengan pola nafas tidak normal 3x24 jam Pola Napas  monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing,
(mis.takipnea, (L.01004)dapat ronkhi kering)
bradipnea,hiperventilasi, membaik dengan  monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
kussmaul, cheyne-stokes) kriteria hasil : Teraupetik :
1. dyspnea menurun  Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-
2. frekuensi napas lift(jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
membaik  Posisikan semi-Fowler atau Fowler
3. kedalaman napas  Berikan minum hangat
membaik  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
 Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, eksperimen, ekspetoran,
Implementasi :
Sesuai rencana tindakan keperawatan

Evaluasi 1. Pola Napas efektif ( menunjukkan bunyi napas yang normal


dan frekuensi dan irama napas teratur )
2. Nyeri hilang atau berkurang ( melaporkan tingkat nyeri yang
dapat diterima, memperlihatkan tenang dan rileks )
3. Meningkatkan mobilitas fisik ( melakukan latihan rentang
gerak secara adekuat, secara aktif ikut serta dalam rencana
keperawatan )
4. Kecemasan berkurang
5. Dapat meningkatkan atau mempertahankan ambulasi atau
aktivitas
6. Pemahaman pengetahuan tentang penyakit meningkat
mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana
pengobatan dan gejala kemajuan penyakit

Anda mungkin juga menyukai