Anda di halaman 1dari 37

TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU TENTANG

FAKTOR RESIKO DAN KOMPLIKASI PREEKLAMPSI PADA IBU


HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS NGKERAN LAWE ALAS
PADA TAHUN 2018

Yulia arqam siregar


Dokter Pendamping:

Dr. Finuri Deswinta

FAKULTAS KEDOKTERAN
LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu yang diakibatkan preeklampsia dan
eklampsia di Negara berkembang masih tinggi (Situmorang
dkk, 2016). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
termasuk sangat tinggi jika dibandingkan dengan AKI
diberbagai negara dalam kawasan Asia Tenggara
(Purwoastuti, 2015). AKI termasuk di dalam target
pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s) ke-3
tahun 2015 yaitu menurunkan AKI tahun 2019 menjadi
306/100.000 kelahiran hidup.
Faktor risiko preeklampsia meliputi umur, pekerjaan, pemeriksaan
antenatal, pengetahuan, dan riwayat hipertensi. Salah satu upaya
untuk menurunkan Angka Kematian Perinatal (AKP) akibat
preeklampsia adalah dengan menurunkan angka kejadian
preeklampsia. Angka kejadian dapat diturunkan melalui upaya
pencegahan, pengamatan dini, dan terapi. Upaya pencegahan
kematian perinatal dapat diturunkan bila dapat diidentifikasi faktor-
faktor yang mempunyai nilai prediksi. Saat ini beberapa faktor risiko
telah berhasil diidentifikasi, sehingga diharapkan dapat mencegah
timbulnya preeklampsia (Perdania, 2013).
 Definisi Preeklampsia
 Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda
khas tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan
jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin
(proteinuria) yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi
dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan. Sering
tidak diketahui atau diperhatikan oleh wanita hamil yang
bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu
singkat pre-eklampsia berat bahkan dapat menjadi
eklampsia yaitu dengan tambahan gejala kejang-kejang
dan atau koma. Kejadian eklampsia di negara berkembang
berkisar antara 0,3% sampai0,7%. Kedatangan penderita
sebagian besar dalam keadaan pre-eklampsia berat dan
eklampsia
Faktor Risiko Preeklamsia
 Preeklamsia merupakan salah satu penyulit kehamilan
yang belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Tetapi
para penelitian menyimpulkan beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya preeklampsia , antara lain :
 1.Faktor Usia
 Preeklampsia sering ditemukan pada kelompok usia ibu
yang ekstrim yaitu lebih dari 35 tahun dan kurang dari
20 tahun. Tekanan darah cenderung meningkat seiring
dengan pertambahan usia sehingga pada usia ≥35 tahun
akan terjadi peningkatan risiko preeklamsia (Potter &
Perry, 2005).
2. Faktor riwayat penyakit
Peningkatan resiko preeklampsia dapat terjadi pada ibu yang
memiliki riwayat hipertensi kronis dan diabetes
3. Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya Ibu
yang memiliki riwayat preeklampsia dikehamilan pertama
diketahui lebih berisiko untuk mengalami preeklamsia pada
kehamilanberikutnya
4. Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau
lebih
Risiko pada kehamilan kedua atau ketiga berhubungan
langsung dengan waktu yang lama setelah kelahiran
sebelumnya. Jarak antar kelahiran 10 tahun atau lebih,
diperkirakan meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia.
6. Obesitas sebelum hamil.
7. Faktor Bayi
Insidens preeklampsia tiga kali lebih tinggi pada
kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan
tunggal.
8. Faktor lingkungan
faktor pendidikan dan pekerjaan ibu hamil juga
mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Klonoff ( 1989)
menemukan bahwa wanita yang bekerja di luar rumah
memiliki resiko lebih tinggi mengalami preeklampsia
bila dibandingkan dengan ibu rumah tangga.
 Komplikasi Preeklamsia
 1. Komplikasi pada ibu
 a. Kejang (eklampsia)
 Eklampsia adalah keadaan ditemukannya serangan kejang
tiba- tiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil,
persalinan atau masa nifas yang sebelumnya menunjukan
gejala preeklampsia (Prawirohardjo, 2010).
 b. Solusio plasenta
 Menurut penelitian Parker et al tahun 2015, terdapat hubungan
patofisiologi antara preeklampsia dengan kejadian solusio
plasenta yang diperantarai proses iskemik uteroplasenta
(Parker et al., 2015).
 c. Gagal organ ganda pada ibu (gagal ginjal, nekrosis hepar,
ruptur hepar, perdarahan otak, edema paru, dan pelepasan
retina)
 2. Komplikasi pada janin
 a.Prematuritas
 Sekitar 25% dari seluruh kelahiran prematur diindikasikan
secara medis dan sisanya 75% adalah terjadi spontan. Etiologi
prematur paling banyak disebabkan oleh preeklampsia (40%),
IUGR (IntraUterine Fetal Death) (10%), solusio plasenta (7%),
dan kematian janin (7%). Aliran darah ke plasenta yang
menurun akan menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga
terjadi gangguan pertumbuhan janin. Akibat dari kurangnya
suplai oksigen maka dapat mengakibatkan gawat janin. Pada
preeklampsia dan eklampsia sering terjadi peningkatan tonus
rahim dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjadi
partus prematur.
BAB III 
 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain
studi Case control dengan pendekatan retsrospektif. Menurut
Nursalam ( 2008 ) penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan (memaparkan ) peristiwa – peristiwa yang
penting yng terjadi pada masa kini. Deskripso peristiwa
dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data
fatual daripada penyimpulan. Menurut Notoatmdjo (2010).
Penelitian kuuantitatf adalah teknik yang digunakan unuk
mengolah data yang berbetuk angka,baik sebagai hasil
pengukuran maupun hasil konversi
HASIL PENELITIAN
Grafik 4.1 Diagram Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Preeklamsi
( Keseluruhan aspek )

Pengetahuan Tentang Preeklamsia seluruh aspek


25

20

15

10

0
Baik Cukup Kurang
PEMBAHASAN
 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan tentang
Preeklamsia ( keseluruhan aspek ) yang masuk dalam
kurang ditemukan dalam jumlah terbanyak sebanyak
22 0rang ( 62% ) dan sebaliknya ibu hamil dengan
tingkat pengetahuan tentang preeklamsi( keseluruhan
aspek ) yang masuk kategori cukup sebanyak 11
orang ( 32% ).
Grafik 4.2 Diagram Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Pengertian Preeklamsia

25

20

15

10

0
Baik Cukup Kurang
PEMBAHASAN
Pengetahuan ibu hamil tentang pengertian preeklampsia
Berdasarkan aspek pengertian preeklampsia, sebagian besar
ibu hamil memiliki gambaran pengetahuan yang cukup
sebanyak 20 orang (57%), disusul kemudian ibu hamil yang
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 10 orang
(28%) dan terakhir ibu hamil yang memliki tingkat
pengetahuan yang baik sebanyak 5 orang (5,7%). Kondisi
demikian mengindikasikan bahwa sebagian besar ibu hamil
memiliki pengetahuan yang cukup tentang preeklampsia.
Grafik 4.3 Diagram Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
GejalaPreeklamsia

25
Tingkat Pengetahuan Tentang Gejala Preeklamsia

20

15

10

0
Baik Cukup Kurang
PEMBAHASAN
 Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
berdasarkan tanda dan gejala preeklampsia, sebagian
besar ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan yang baik
sebanyak 20 orang (57%), disusul kemudian ibu hamil
yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak
10 orang (29%) dan terakhir ibu hamil yang memiliki
tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 5 orang
(14%). Kondisi demikian mengindikasikan bahwa
sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik
tentang preeklampsia.
Grafik 4.4

Diagram Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Faktor resiko Preeklamsia
Tingkat Pengetahuan Tentang Faktor resiko Preeklamsia
20

18

16

14

12

10

0
Baik Cukup Kurang
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan
aspek penyebab preeklampsia, sebagian besar ibu hamil
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 22
orang (63%), disusul kemudian ibu hamil yang memiliki
tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 10 orang (29%)
dan terakhir ibu hamil yang memliki tingkat pengetahuan
yang baik sebanyak 3 orang (0,9%). Kondisi demikian
mengindikasikan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki
pengetahuan yang kurang tentang preeklampsia.
Grafik 4.5 Diagram Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Penyebab Preeklamsia
Pengetahuan Tentang Penyebab Preeklamsia

25

20

15

10

0
Baik Cukup Kurang
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan aspek
penyebab preeklampsia, sebagian besar ibu hamil memiliki
tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 22 orang (63%),
disusul kemudian ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup sebanyak 10 orang (29%) dan terakhir ibu hamil
yang memliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 3 orang
(0,9%). Kondisi demikian mengindikasikan bahwa sebagian
besar ibu hamil memiliki pengetahuan yang kurang tentang
preeklampsia.
Gambar 4.6 Diagram Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Komplikasi Preeklamsia

Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Preeklamsia


25

20

15

10

0
Baik Cukup Kurang
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan
Komplikasi preeklampsia, sebagian besar ibu hamil
memiliki gambaran pengetahuan yang cukup sebanyak
20 orang (57%), disusul kemudian ibu hamil yang
memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 10
orang (29%) dan terakhir ibu hamil yang memliki
tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 5 orang
(14%). Kondisi demikian mengindikasikan bahwa
sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan yang
cukup tentang preeklampsia
Gambar 4.7 Diagram Sikap Ibu Hamil Terhadap
Preeklamsia
Sikap
30

25

20

15

10

0
1 2
PEMBAHASAN

Hasil analisis pada tabel 4.7 diperoleh 10


responden ( 29% ) memiliki sifat positif
, sedangkan 25 responden ( 71% ) memiliki
sikap negatif . Dapat disimpulkan sebagian
besar ibu hamil dalam penelitian ini memeliki
sikap negatif terhadap Preeklamsia .
Gambar 4.8 Diagram Perilaku Ibu Hamil
Terhadap Preeklamsia
Perilaku
25

20

15

10

0
1 2
PEMBAHASAN

Hasil analisis pada tabel diperoleh 21 responden

( 60% ) memiliki Perilaku Baik , sedangkan 14


responden ( 40 %) memeiliki perilkaku Buruk . Dapat
disimpulkan sebagian besar ibu hamil yang menjadi

responden dalam penelitian ini memiliki Perilaku baik

tentang preeklamsia.
Gambar 4.9 Diagram Distribusi frekuensi
respoden berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
25

20

15

10

0
PNS Petani Ibu Rumah Tangga
PEMBAHASAN

 Tabel menunjukkan bahwa sebagian


besar pekerjaan responden adalah
sebagai Ibu rumah tangga ( IRT )
yaitu sebanyak 20 responden ( 57%)
sebagai petani 15 responden ( 43% )
dan sebagai PNS 0%.
Gambar 50 Diagram Distribusi Responden
berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil

Pendidikan Ibu hamil


25

20

15

10

0
SD SMP SMA Sarjana
PEMBAHASAN

Tabel 50 menunjukkan bahwa pendidikan


terendah pada responden adalah SD sebanyak
22 ( 62%)responden , pendidikan rata – rata
yang terbanyak adalah SD sebanyak 22
responden ( 62%) , SMP sebanyak 10 responden
( 29%) , SMA 3 responden ( 0,9) sedangkan
perguruan tinggi 0%.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Penelitian ini mengambil judul “ Tingkat Pengetahuan Ibu hamil

Tentang Preeklamsia di desa Lawe Alas dengan 35 respoden.


Tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai
berikut :

1. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang preeklamsia di desa


Lawe Alas memiliki gambaran pengetahuan yang cukup
sebanyak 20 orang (57%)
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penyebab preeklampsia
di desa LaweAlas memiliki gambaran tingkat pengetahuan
yang kurang sebanyak 22 orang (63% )
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda dan gejala
preeklampsia di desa LaweAlas sebagian besar ibu hamil memiliki
tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 20 orang (57%),

4. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Faktor resiko preeklampsia


di desa LaweAlas sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan
kurang yaitu sebanyak 18 orang (51%)
5. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kompliksi preeklampsia di
desa Lawe Alas sebagian besar ibu hamil memiliki gambaran
pengetahuan yang cukup sebanyak 20 orang (57%),
6. Sikap Ibu hamil Terhadap Preeklamsia 25 responden ( 71% )
memiliki sikap negatif.
Saran
1. Bagi Ibu Hamil Perlunya meningkatkan informasi dan
wawasan tentang kesehatan kehamilan, hal ini bertujuan untuk
mengantisipasi agar tidak terjadi keterlambatan dalam
pencegahan komplikasi dalam kehamilan. Serta perlunya
sikap ibu hamil yang baik, agar para ibu hamil lebih peduli
terhadap kondisi tekanan darah sewaktu hamil. Diharapkan
para ibu hamil lebih rutin dalam melakukan cek tekanan darah
selama hamil, untuk menghindari terjadinya peningkatan
tekanan darah. Serta ibu hamil harus rutin dalam melakukan
kunjungan pemeriksaan kehamilan sampai masa persalinan
 2. Bagi Puskesmas Perlu diadakannya pemberian informasi

kesehatan ibu hamil secara mendalam kepada setiap pasien


ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan di
Puskesmas tersebut. Dengan tujuan agar para ibu hamil lebih
waspada dan berhati-hati dalam menjalani masa kehamilan.
Pemberian informasi kesehatan tersebut mungkin dapat
diadakan seminggu sekali di Poliklinik KIA Puskesmas untuk
memberikan informasi serta penyuluhan kesehatan bagi ibu
hamil agar selama hamil, ibu dan bayi dalam kandungan tetap
sehat.

Anda mungkin juga menyukai