(TPN)
2
POKOK BAHASAN
1. Komponen larutan nutrisi parenteral.
2. Perkiraan perhitungan kebutuhan nutrisi.
3. Komplikasi pemberian nutrisi parenteral.
4. Cara pemberian nutrisi parenteral.
3
Peran APOTEKER dalam pelayanan
PARENTERAL NUTRISI
1. Menyiapkan SDM, sarana dan prasarana.
2. Memahami tentang pelaksanaan Aseptic
Dispensing, monitoring dan evaluasinya.
3. Mampu menghitung kebutuhan nutrisi
parenteral pasien secara individu, sesuai
kondisi klinis pasien.
4. Mampu menyiapkan sediaan Nutrisi Parenteral.
5. Melakukan visite bersama dengan Tim Nutrisi,
melakukan monitoring dan evaluasi outcome
pasien.
4
TPN
• Sediaan steril
• Harus dibuat dalam kondisi aseptis,
dibawah Laminar Air Flow (LAF)
horizontal/vertikal.
• Penggunaannya dibatasi pada situasi
dimana GIT tidak berfungsi atau
inaccessible, inadequate atau
inappropriate; misal pada pasien gagal
ginjal akut maupun kronis.
5
TPN
• Mahal, Kompleks
• life-threatening complications
• Umum diberikan di rumah sakit.
• Bisa juga untuk rawat jalan di rumah.
• Dapat berupa total nutritional
requirements, atau mungkin juga
suplemental to an enteral feed or diet.
6
TPN
• MULTIDISCIPLINARY NUTRITIONAL
TEAMS.
8
KOMPONEN TPN
9
KOMPONEN TPN
1. Air
2. Protein (L-amino acids)
3. Karbohidrat (Glucose)
4. Lemak dengan asam lemak esensial.
5. Elektrolit
6. Trace elements
7. Vitamins
10
AIR
11
AIR
• Umum : kebutuhan dasar air 30 - 35 ml/kg,
BB 70 kg = 70 x 35 = 2450 ml/hari.
• Estimasi : 1500 ml urin, 200 ml faeces,
400 ml keringat, 400 ml paru (pernafasan).
• Insensible loss = keringat + paru
• Sumber cairan pada individu normal :
makanan 1000 ml/hari, minuman 1000-
1500 ml/hari.
12
AIR
• Merupakan komponen pokok tubuh, jumlahnya
= 55 % - 60 % BB.
• Umumnya kebutuhan cairan per hari pada orang
dewasa : 20-40 ml/kg BB.
• Kebutuhan dasar cairan per hari :
ml/day = 1500 ml + [ 20 x (BB - 20 kg) ]
Contoh : Laki-laki BB 70 kg
Jumlah cairan yang dibutuhkan :
1500 + [ 20 x (70 – 20) ] = 2500 ml/hari.
13
PROTEIN
17
PROTEIN
• Berupa L-amino acids
• 20 asam amino yang dibutuhkan dari sintesa
protein; 8 merupakan asam amino esensial
karena tidak dapat disintesa oleh tubuh
(isoleucine, leucine, lysine, methionine,
phenylalanine, threonine, tryptophan & valine).
• Conditionally essential : asam amino secara
normal disintesa tubuh kecuali pada kondisi
tertentu (stress) contoh : glutamine, arginine,
choline, taurine, S-adenosyl -L-methionine.
18
PROTEIN
• Asam amino yang tidak esensial pada dewasa,
tapi esensial pada anak, bayi dan neonatus
(oleh karena immature metabolic pathways) :
histidine, proline,cysteine, tyrosine dan taurine.
• Kebutuhan : tergantung situasi klinik & derajat
malnutrisi.
• Kebutuhan protein dinyatakan dalam
“gram nitrogen” (g Nitrogen/Liter).
• 1 g nitrogen = 6,25 g protein
19
KEBUTUHAN PROTEIN (Nitrogen)
• Tabel 5.3
• Patient’s metabolic state Nitrogen requirement
(g/kg/24 h)
Basal 0.15
Catabolic 0.2
Hypercatabolic
(burns/severe trauma) 0.3
20
KEBUTUHAN ENERGI
• Sumber : kombinasi lipid & glucose (dual
energy).
• Istirahat : 25 – 30 kcal/kg/24 jam.
• Dipengaruhi oleh : injury, sepsis dll.
• Energy : nitrogen ratio =
hypermetabolic = 200 : 1
non-catabolic = 100 : 1
• Ada banyak Nomogram dan persamaan untuk
menghitung kebutuhan energi.
22
KARBOHIDRAT
25
KARBOHIDRAT
• Diberikan dalam bentuk dextrose
• Tabel 5.4 : kandungan kalori dan
osmolalitas larutan dextrose.
• Hipertonis, pH rendah ( pH 3-5), irritant to
vessel walls.
• Via central venous line directly into the fast
–flowing blood, pada atrium kanan to
dilute solution, as rapidly as possible.
26
27
LEMAK
30
LEMAK
• Merupakan sumber energi dan sumber
essential fatty acids, linoleic & alfa-
linolenic acid.
• Sebagai vehicle untuk vitamin yang larut
dalam lemak.
• Sebagai sumber kalori : 10 kcal/g.
• Dapat diinfuskan secara langsung ke
vena perifer karena relatif isotonik dengan
darah.
31
LEMAK
• Defisiensi lemak akan terjadi jika pasien
telah mendapat TPN 4 hari tanpa lemak.
• Disarankan : 500 ml of 10 % fat emulsion
infused per minggu, cukup untuk
mencegah defisiensi lemak.
• Tabel 5.5. : Fat emulsion used in TPN
• contoh : Intralipid 10 %, 20 %, 30 % ,
Ivelip 10 %, 20 % dll.
32
33
LEMAK
• Emulsi lemak yang digunakan adalah minyak
kedelai (soya bean oils).
• Terdiri dari emulsi long-chain triglyceride (LCT),
atau mixed LCT dan medium-chain triglyceride
(MCT).
• Emulsi lemak dibutuhkan sebagai sumber kalori
yang tinggi dengan volume kecil, isotonik
dengan plasma, dapat diberikan melalui
peripheral vessels tanpa menyebabkan major
damage.
34
ELEKTROLIT
35
39
MICRONUTRIENTS
41
MICRONUTRIENTS
• Micronutrients terdiri dari trace elements
dan vitamins.
• Copper, Zinc, Manganese.
• Selenium
• Vitamin C
• Vitamin A, E dan beta-karoten.
42
TRACE ELEMENTS
46
48
TRACE ELEMENTS (2)
• Defisiensi Zn terjadi lebih cepat terjadi,
khususnya pada pasien diare atau high-
output fistulae; tiap liter cairan yang hilang
mengandung 12-17 mg Zn.
• Defisiensi Zn dapat menyebabkan diare,
alopecia, distinctive skin rash.
• Jumlah Mn yang diberikan dapat dinaikkan
khususnya pada anak-anak dengan TPN
jangka panjang.
49
VITAMIN
50
53
STABILITAS SEDIAAN TPN
58
STABILITAS SEDIAAN TPN (1)
• Stabil sampai 90 hari jika tidak
mengandung vitamin.
• Jika ditambahkan vitamin, harus
digunakan dalam waktu 24 jam.
• Mudah terkontaminasi bakteri dan jamur,
sehingga TPN harus dibuat dengan steril
aseptic technique, dan sediaan TPN final
tidak dapat disterilkan by end-sterilization
method.
59
STABILITAS SEDIAAN TPN (2)
• Biasanya dikemas dalam wadah terlindung
dari cahaya ( wadah dilapisi plastik tebal
warna biru, atau aluminium foil).
• Sediaan TPN disimpan pada suhu 2-8°C
sebelum digunakan.
• Kontaminan : Staphylococcus sp, E. coli &
Pseudomonas aeruginosa, dapat dicegah
dengan suhu rendah, namun kemungkinan
kontaminasi meningkat jika larutan TPN
dihangatkan sesuai suhu kamar sebelum
digunakan/diinfuskan.
60
STABILITAS SEDIAAN TPN (3)
61
FORMULASI TPN
62
68
TUJUAN PEMBERIAN TPN
69
TUJUAN PEMBERIAN TPN
• Sumber nutrisi yang harus dikonsumsi,
sesuai diet normal.
• Individually tailored, sesuai kebutuhan
pasien.
70
INDIKASI PEMBERIAN TPN
71
CONTAINDICATIONS OF TPN
1. Normal functional GIT
2. For improvement of nutritional status
short-term pre-operatively.
79
KOMPLIKASI
PEMBERIAN TPN
80
POSSIBLE COMPLICATIONS OF
TPN
1. Septic : septicaemia, catheter sepsis.
2. Mechanical : pneumothorax, arterial
puncture, misplacement of catheter.
3. Metabolic : loss of glycaemic control,
abnormal LFTs, electrolyte imbalance,
acid-base disturbance,
vitamin/mineral/trace element deficiencies.
4. Other : thrombosis, air embolism.
81
METODE PEMBERIAN TPN
83
METODE PEMBERIAN TPN (3)
• Larutan TPN diinfuskan secara langsung
ke vena : - the central venous route
- the peripheral venous route
• The central venous route : menggunakan
silicone catheter via the jugular or
subclavian vein, oleh dokter ahli bedah
berpengalaman dan dilakukan di kamar
operasi (by an experienced surgeon in the
operating theatre).
86
MONITORING
90
MONITORING FARMASIS
PADA PEMBERIAN TPN
• Tujuan :
1. untuk menjamin tidak terjadi potensial
problem sejak awal, baik clinical,
metabolic or mechanical.
2. Mengikuti patient’s progress.
3. Menjamin tujuan pemberian TPN
tercapai.
91
APA YANG DILAKUKAN FARMASIS
JIKA PASIEN SUDAH MENDAPAT TPN ?
1. Assessment : clinical & biochemical
2. Monitoring terapi : elektrolit, protein dan
liver enzymes, haematological
monitoring, assessment of trace
elements and vitamins.
92
CLINICAL ASSESSMENT
93
CLINICAL ASSESSMENT (1)
• Monitor Berat Badan, Tinggi Badan, Ideal
Body Weight (IBW), Body Mass Index
(BMI).
• BMI = weight (kg)
[height (m)]²
• Estimasi lemak tubuh dan otot yang
tersimpan dapat dengan menggunakan
anthropometric technique, yaitu mengukur
MAMC dan TSF.
94
BIOCHEMICAL ASSESSMENT
96
BIOCHEMICAL ASSESSMENT(1)
97
MONITORING TERAPI
100
MONITORING TERAPI (4)
IV. Haematological Monitoring
1. Full Blood Count (FBC) termasuk Hb, lekosit,
dan MCV (mean cell volume) untuk melihat
apakah ada anemia dan tanda-tanda infeksi
atau immunosupresi.
2. MCV untuk mengetahui jenis anemia yang ada,
juga dapat dengan melihat kadar Fe, B12 dan
asam folat.
3. Evaluasi Hb dan hematokrit untuk mengetahui
fluid balance.
105
Patients with specific requirements-
perlu perhatian khusus
1. Starvation
2. Sepsis and injury
3. Respiratory impairment
4. Cardiac failure
5. Renal failure
6. Hepatic failure
7. GI losses
8. Diabetic
9. Long-term TPN.
107
Contoh kasus TPN (1)
• Case 5.2.
• Mr. C.D, laki-laki, 32 tahun, sudah 10
tahun menderita Crohn’s disease. Masuk
ke IRD/gastroenterology medical unit.
Laparotomy 2 th yl dengan terminal ileal
resection. BB pada saat MRS 50 kg.
• Keluhan utama : severe acute attack,
diare +++ 1 liter/hari.
108
109
110
Referensi
1. Dipiro; Pharmacotherapy
2. Trissel’s; Handbook injectable drugs
3. Walker, Roger; Clinical Pharmacy and
Therapeutics.
4. CK Tan; Farmasi klinik (Clinical
Pharmacy)
5. Remington; The Science and practice of
pharmacy.
111
Terima kasih atas perhatiannya
Semoga bermanfaat
Dra. Nun Zairina, SpFRS, Apt
Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Telp. (031) 5501582, 5501571, 0812 3528 429
<nunzairina63@yahoo.co.id>
112