Anilisis Sensitivitas & Switching Value .Fitri & Siti
Anilisis Sensitivitas & Switching Value .Fitri & Siti
ANALYSIS
SENSITIVITY ANALYSIS
SENSITIVITY ANALYSIS merupakan suatu pengujian dari suatu keputusan ( misalnya keputusan
investasi ) untuk mencari seberapa besar ketidaktepatan penggunaan suatu assumsi yang dapat
ditoleransi tanpa mengakibatkan tidak berlakunya keputusan tersebut.
Manajer harus menentukan kepekaan keputusannya terhadap assumsi yang mendasari. Semua
keputusan didasarkan atas berbagai assumsi, seperti : keakuratan data, discount rate yang digunakan,
dll. Jadi, apabila digunakan assumsi yang berbeda, apakah terjadi perubahan terhadap keputusan yang
telah ditetapkan.
Sensitivity analysis tujuannya adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek,
jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau benefit
Dengan demikian tujuan utama daripada analisa sensitivitas :
1. Untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan
2. Untuk memperbaiki design daripada proyek, sehingga dapat meningkatkan NPV
3. Untuk mengurangi resiko kerugihan dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan
yang harus diambil
Dalam sensitivity analysis setiap kemungkinan itu harus dicoba, yang berarti bahwa tiap kali harus
diadakan analisa kembali. Ini perlu sekali, karena analisa proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang
mengandung banyak ketidak-pastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Terdapatnya “ cost overrun “, misalnya kenaikan dalam biaya konstruksi
b. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan
harga hasil produksi
c. Mundurnya waktu / jadwal implementasi
Proyek pertanian sangat sensitif (berubah-
ubah) akibat 4 hal, yaitu :
2. Keterlambatan pelaksanaan
(keterlambatan inovasi teknologi,
pemesanan dan penerimaan teknologi)
3. Kenaikan Biaya
(Input) Umumnya proyek sangat
sensitif terhadap perubahan biaya
terutama biaya konstruksi
Misalnya,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen
karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar
30 % karena hama penyakit,
3. dll
Misalnya, suatu proyek irigasi Jatiluhur
(000 juta rupiah)
Th B M NB Fk PV Fk 20 PV Fk 25 PV
12 12 20 25
1 0.5 - -0.5 0.893 -0.45 0.833 -0.42 0.800 -0.40
2 2.1 0.4 -1.7 0.797 -1.35 0.694 -1.18 0.640 -1.09
7-30 0.5 2.9 2.4 3.944 9.47 1.653 3.97 1.044 2.51
Jml 24.5 76.8 52.3 8.056 8.14 4.978 0.29 3.996 -0.85
NPV proyek irigasi pada DF 12 %
adalah Rp 8.14 ribu juta rupiah
IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
= 21 persen
Apabila terjadi kenaikan biaya 30 %%
Thn B M NB Fk 12 PV Fk 15 PV Fk 20 PV
12 15 20
1 0.6 - -0.6 0.893 -0.54 0.870 -0.52 0.833 -0.50
7-30 0.6 2.9 2.3 3.944 9.07 2.782 6.40 1.653 3.80
Jml 30.5 76.8 46.3 8.056 2.37 6.567 0.14 4.978 -1.82
NPV pada DF 12 % = Rp 2.37 ribu
juta
IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
= 15 %
Apabila terjadi penurunan harga beras 10 %
Thn B M NB Fk 12 PV 12 Fk 15 PV 15 Fk 19 PV 19
7-30 0.5 2.6 2.1 3.944 8.28 2.782 5.84 1.825 3.83
Jml 24.5 68.9 44.4 8.056 3.61 6.567 1.45 5.234 -0.21
NPV pada DF 12 % = Rp 3.61 ribu
juta
IRR = 15 + 4(1.45/1.66)
= 18 %
ANALISIS
NILAI PENGGANTI
(SWITCHING VALUE ANALYSIS)
Contoh :
Investasi awal suatu proyek adalah sebesar Rp. 600 juta. Adanya perubahan assumsi mengenai tingkat
inflasi, mengakibatkan Expected Net Proceeds yang dihasilkan oleh proyek tersebut berubah dari :
Tahun ke Semula Menjadi
0 ( 600 )
1 200 100
2 300 250
3 450 400
Dengan adan6ya perubahan tersebut, apakah proyek masih dinilai layak ?
Jawab :
C1 C2 C3
NPV = - Io + --------------- + ---------------- + ----------------
( 1 + 0.18 ) ( 1 + 0.18 )² ( 1 + 0.18 )³
100 250 400
= ( 600 ) + ------------- + ------------ + ------------
1,1800 1,3924 1,6430
= ( 600 ) + 84,75 + 179,55 + 243,45
= - 92,26
Kesimpulan : Proyek menjadi tidak layak karena NPV < 0