Anda di halaman 1dari 43

REFERAT

MALARIA
OLEH :
Maria Magdalena Tiansy Meko
2008020032
PEMBIMBING :
dr. Asep Purnama, Sp.PD

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD DR. T. C. HILLERS
MAUMERE
2020
DEFENISI
Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan
oleh parasit Plasmodium yang hidup intra sel dan darah, dapat
bersifat akut atau kronik, yang kemudian ditularkan ke manusia
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi yang
disebut vektor malaria. Dapat ditandai dengan antara lain
demam menggigil, anemia dan hepatosplenomegali.
Epidemiologi
•Kasus malaria di seluruh dunia tahun 2018 tercatat adanya 228 juta kasus malaria
dibandingkan dengan 231 juta kasus pada tahun 2017, dengan diperkirakan jumlah
kematian akibat malaria mencapai 405.000 jiwa, yang menurun apabila
dibandingkan dengan 416.000 kematian pada tahun 2017.

•Prevalensi malaria di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018


berdasarkan Pemeriksaan Darah oleh Nakes dan Pengobatannya berada di angka
0,37% dengan jumlah kasus 1.017.290, dengan provinsi yang memiliki persentase
tertinggi adalah Bengkulu (1,54%), Bangka Belitung (1,07%), Nusa Tenggara Timur
(1,99%), Maluku (1,21%), Maluku Utara (1,36%), Papua Barat (8,64%), dan Papua
(12,07%). Persentase tertinggi terdapat pada kelompok umur 25-34 tahun (0,5%),
jenis kelamin laki-laki (0,42%), dengan tingkat pendidikan tidak sekolah (0,5%),
dengan tingkat pekerjaan nelayan (2,27%), dengan tempat tinggal di pedesaan
(0,52%).
ETIOLOGI
Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
5 macam spesies yang menginfeksi manusia yaitu:
• Plasmodium falciparum
• Plasmodium vivax
• Plasmodium ovale
• Plasmodium malariae
• Plasmodium knowlesi.
KLASIFIKASI
• Malaria Falsiparum (malaria tropika)
Disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum.
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang
paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia,
splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi
dan dapat yang menyebabkan kematian. Gejala demam timbul
intermiten dan dapat kontinyu. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria
tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh
Plasmodium falciparum.Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil
yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-
satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).
 
• Malaria Vivax (malaria tersiana)
Disebabkan oleh infeksi Plasmodium vivax.
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda
yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan
plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax
berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoitovale dan pigmen
kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh
eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria
berat yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.
• Malaria Ovale
Disebabkan oleh infeksi Plasmodium ovale.
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen
hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah
bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau
ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan
dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis
biasanya bersifat ringan. Pola demam seperti pada malaria vivaks.
• Malaria Malariae (malaria kuartana)
Disebabkan oleh infeksi Plasmodium malariae.
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru.
Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-
kadang mengumpul sampai membentuk pita.Skizon Plasmodium malariae
mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/
rossete.Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi
lebih kecil. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 3 hari.
 
• Malaria Knowlesi
Disebabkan oleh infeksi Plasmodium knowlesi.
Gejala demam menyerupai malaria falsiparum.
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM
Diagnosa
Anamnesis Keluhan utama pada pasien :
Yang perlu ditanyakan : 1. Demam
1. Riwayat berkunjung ke daerah endemis
malaria. 2. Menggigil
2. Riwayat tinggal di daerah endemis 3. berkeringat dan dapat disertai
malaria. sakit kepala
3. Riwayat sakit malaria / riwayat demam.
4. Riwayat minum obat malaria satu
4. Mual
bukan terakhir. 5. Muntah
5. Riwayat mendapat transfusi darah. 6. Diare
6. Riwayat menginap / tinggal di hutan.
7. nyeri otot atau pegal-pegal
Pemeriksaan fisik
 Demam (≥ 37,5 °C aksila). Manifestasi malaria berat dapat
 Konjungtiva atau telapak tangan disertai berupa :
pucat.  Penurun kesadaran
 Pembesaran limpa (splenomegaly)  Demam tinggi
pada keadaan kronik.
 Ikterik
 Pembesaran hati (hepatomegali)
pada keadaan kronik.  Oliguria
 Urin berwarna coklat kehitaman
(black water fever)
 Kejang dan sangat lemah
(prostration).
Pemeriksaan laboratorium Diagnosis pasti malaria apabila ditemukan parasit malaria dan / atau
produknya dalam darah

Pemeriksaan mikroskopik
1. Ada tidaknya parasit malaria (positif atau
negatif).
2. Spesies dan stadium plasmodium.
3. Kepadatan parasit/jumlah parasit. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (rapid
diagnostic test / RDT)

Malaria berat pemeriksaan penunjang yang perlu :


1) Hematologi rutin.
2) Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT dan SGPT, alkali fosfatase, albumin /
globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, analisis gas darah.
3) Urinalisis.
4) Foto toraks.
5) Lumbal punksi pada penurunan kesadaran atau gangguan neurologis.
Alur penemuan pasien malaria
Tatalaksana
Pengobatan malaria tanpa komplikasi
Pengobatan Malaria falciparum dan Malaria Vivax
 Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan DHP di tambah primakuin.
 Dosis DHP untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks, Primakuin untuk malaria falsiparum
hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,25 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks
selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/ kgBB
Lini pertama DHP + PRIMAKUIN

Tabel pengobatan malaria falciparum menurut berat badan dengan DHP dan primakuin
Tabel pengobatan malaria vivax menurut berat badan dengan DHP dan primakuin
Lini kedua untuk malaria falsiparum
Kina + doksisiklin + primakuin
Atau
Kina + tetrasiklin + primakuin

Tabel Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum (dengan obat


kombinasi kina dan doksisiklin)
Tabel dosis doksisiklin

Keterangan :

a) Dosis kina diberikan sesaui BB (3x10mg/kgBB/hari)

b) 1 tab = 222mg kina sulfat

c) Dosis doksisiklin 3,5 mg/ kgBB/ hari diberikan 2xsehari (≥ 15 tahun)

d) Dosis doksisiklin 2,2 mg/kgBB/hari diberikan 2x sehari (8-14 tahun)


Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum (dengan obat kombinasi kina dengan tetrasiklin)

Keterangan :
a. Dosis Tetrasiklin 4 mg/kgBB/kali diberikan 4x
sehari. Tidak diberikan pada anak umur <8 tahun
b. Dosis klindamisin pada anak
c. Dosis anak-anak 10 mg/kg BB/kali diberikan 2 x
sehari. Dosis maksimum 1 hari 300 mg
d. Perkapsul klindamisin basa ~150 mg dan 300 mg

dosis tetrasiklin
Lini kedua untuk malaria vivax
Kina + Primakuin

Pengobatan lini kedua malaria vivaks


Pengobatan Malariae Vivax Yang Relaps

•Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan


regimen ACT yang sama tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi
0,5 mg/kgBB/hari (harus disertai dengan pemeriksaan laboratorium
enzim G6PD)

Khusus untuk pasien defisiensi enzim G6PD yang


dicurigai melalui anamnesis ada keluhan atau riwayat
warna urin coklat kehitaman setelah minum obat
primakuin, maka pengobatan diberikan secara mingguan
selama 8-12 minggu dengan dosis mingguan 0,75
mg/kgBB. Pengobatan malaria pada pasien dengan
Defisiensi G6PD segera dirujuk ke rumah sakit bila ada
tanda perdarahan.
• Pengobatan malaria malariae
Pengobatan P. malariae diberikan DHP 1 kali perhari selama 3
hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan
tidak diberikan primakuin.
Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivax / P. ovale

Pada penderita dengan infeksi campur diberikan DHP selama 3 hari serta
primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari .

Pengobatan infeksi campur P.falciparum P.vivax, P.Ovale dengan DHP dan primaquin
Pengobatan Malaria Knowlesi

Diagnosa malaria knowlesi ditegakkan dengan PCR (Polymerase


Chain Reaction). Pengobatan suspek malaria knowlesi sama
seperti malaria falciparum.
Pengobatan Infeksi Campur P. Falciparum + P. Malariae
Infeksi campur antara P. falcifarum dengan P.malariae diberikan
regimen DHP selama 3 hari dan primakuin pada hari I.

Gambar 2.12 pemberian regimen DHP selama 3 hari dan primakuin pada hari I
Kemoprofilaksis

malaria bagi yang bepergian ke daerah risiko tinggi malaria (Provinsi


Papua, Papua Barat, Maluku dan NTT) dapat diberikan kapsul
doksisiklin 1 x 100 mg /hari.
Obat doksisiklin mulai diminum 1 hari sebelum bepergian, selama
tinggal di daerah risiko sampai dengan 4 minggu setelah keluar dari
daerah tersebut.
Kemoprofilaksis untuk anak <8 tahun tidak ada sehingga sebaiknya
dilakukan tindakan pencegahan secara personal seperti penggunaan
pakaian lengan panjang, lotion anti nyamuk, kelambu dan lain-lain.
Pengobatan Malaria pada Ibu Hamil

Pengobatan malaria pada ibu hamil di semua trimester juga menggunakan DHP, primakuin tidak
diberikan karena ada risiko toksisitas pada janin. Untuk pengobatan lini kedua, menggunakan kina
dan klindamisin sesuai berat badan.

Tabel Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil


Tatalaksana Penderita Malaria
Tatalaksana Penderita Malaria
Penatalaksanaan Malaria Berat di Pelayanan Primer dan Sekunder
MALARIA BERAT
1. Malaria berat adalah : ditemukannya P. falciparum atau P. vivax stadium aseksual dengan satu atau lebih
dari manifestasi klinis
2. Temuan manifestasi klinis lainnya :
 Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3).
 Kelemahan otot (tak bisa duduk / berjalan).
 Kejang berulang lebih dari dua episode dalam 24 jam.
 Distres pernafasan (pada anak).
 Edema paru (didapat dari gambaran radiologi atau saturasi oulksigen <92% dan frekuensi pernafasan
>30 ).
 Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler >3 detik, tekanan sistolik <80 mmHg (pada anak : <70
mmHg).
 Jaundice (bilirubin >3 mg/dL dan kepadatan parasit >100.000 pada falciparum).
 Hemoglobinuria.
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA MALARIA BERAT

Hasil pemeriksaan laboratorium pada malaria berat sebagai berikut :


 Hipoglikemi (gula darah <40 mg%).
 Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
 Anemia berat (pada anak Hb <5 gr% untuk endemis tinggi, Hb <7 gr% untuk endemis
sedang- rendah, pada dewasa Hb <7 gr% atau hematokrit <15%).
 Hiperparasitemia (parasit >2% eritrosit atau >100.000 parasit/μL di daerah endemis rendah
atau
>5% eritrosit atau >250.000 parasit/μL di daerah endemis tinggi). Hiperlaktemia (asam
laktat

>5 mmol/L).
 Hemoglobinuria.

TATA LAKSANA KASUS MALARIA BERAT

Tata laksana kasus malaria berat pada prinsipnya


meliputi :
 Pemberian obat anti malaria
 Penanganan komplikasi
 Terapi suportif
 Pengobatan simptomatik
TATALAKSANA KOMPLIKASI MALARIA BERAT
TATALAKSANA KOMPLIKASI MALARIA BERAT
TATALAKSANA KOMPLIKASI MALARIA BERAT
TATALAKSANA KOMPLIKASI MALARIA BERAT
TATALAKSANA KOMPLIKASI MALARIA BERAT
TATALAKSANA KOMPLIKASI MALARIA BERAT
TATALAKSANA KOMPLIKASI MALARIA BERAT
TATALAKSANA KOMPLIKASI MALARIA BERAT
TERIMA KASIH
^͜^

Anda mungkin juga menyukai