Metafisika adalah bagian filsafat yang membahas hakikat “ada”dan “yang ada”. Kita mengenal dua jenis metafisika, yaitu metafisika umum atau ontologi dan metafisika khusus. Metafisika umum merupakan setiap usaha, baik yang bersangkutan dengan dirinya sendiri maupun investigasi, konsep tentang mengada dan eksistensi. Metafisika khusus adalah metafisika yang timbul dalam referensi untuk masalah yang ada. Langeveld membagi metafisika khusus menjadi beberapa bagian filsafat sebagai berikut . Kosmologi atau filsafat alam ialah bagian filsafat yang membicarakan hakikat alam dan segala hal yang merupakan bagian atau yang ada di dalamnya, kecuali manusia. Antropologia atau filsafat manusia ialah bagian filsafat yang membicarakan tentang hakikat manusia. Theodecea atau filsafat Tuhan dan ketuhanan adalah bagian filsafat yang membicarakan asal mulanya keberadaan Tuhan sampai pemikiran dan pengabdian atau ibadah kepada Tuhan. A. Masalah-Masalah Pokok Manusia Berikut ini beberapa masalah pokok filsafat manusia. Apakah manusia menghubungi benda atas dasar nilai? Apakah manusia memandang dirinya sebagai hasil suatu evolusi ataukah ia memandang dirinya memiliki perbedaan hakiki dengan hewan? Apakah perbedaan hakiki antara manusia dan hewan? apakah hanya manusia yang dapat berpikir,merasa malu,dapat tertawa dan menangis, dapat menilai, dapat membuat alat,dan yang berkemauan bebas? apakah manusia memandang manusia lain sebagai objek atau sebagai subjek, serta sebagai individu atau sebagian anggota kelompok? Apakah manusia merupakan makhluk yang tunduk pada hukum-hukum kosmos, pada instansi yang lebih tinggi, Tuhan,ketuhanan, ataukah ia bersifat otonom? Apakah tujuan kehidupan manusia?apakah makna kematian menurut manusia? B. Berbagai aliran (Mazhab) dalam Antropologi Filsafati
Antropologi falsafiah berbeda dengan
antropologi ilmiah. Antropologi ilmiah meliputi antropologi fisikal, sosial, dan kultural yang mempersoalkan data empiris tertentu sesuai dengan jenisnya. Antropologi falsafiah berusaha menyingkap hakikat manusia sebagai keseluruhan, sebagai suatu totalitas dalam bentuk hakikatnya. 1. Idealisme 2. Materialisme 3. Positivisme 4. Vitalisme 1. Idealisme Idealisme memandang roh sebagai kenyataan sejati. Dengan demikian aliran ini disebut juga spiritualisme. Pada dasarnya, manusia memandang idealisme sebagai makhluk berbudi atau rohani yang membudaya. Manusia sebagai makhluk budaya ialah pendukung kenyataan ideal, seperti dunia norma atau nilai dan yang menunjukan aspek-aspek rasionalitas, estetis, dan religius.Oleh karena itu, dapat dibedakan antara idealisme rasional, idealisme etis, idealisme estetis, dan idealisme religius. Menurut Idealisme rasional, hakikat manusia adalah kesanggupan untuk berpikir. Aristoteles menggolongkan jiwa vegetatif, animal, dan human ke dalam jiwa manusia. Jiwa manusia menunjukan ciri-ciri yang khas. Kesanggupan manusia untuk berpikir disebut nous (budi). Pada asasnya, ucapan Decartes bahwa hakikat saya sebagai manusia adalah berpikir. Menurut Hegel,arti, makna, atau nous bukanlah sesuatu yang dimiliki tiap-tiap manusia, melainkan manusia menjadi alat nous yang meliputi seluruh alam semesta. Kant) pernah mengatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini dapat diperalat, kecuali manusia sebagai makhluk berbudi merupakan tujuan terhadap dirinya sendiri. Goethe,kenyataan merupakan karya seni. Menurut Plato, manusia dengan erosnya, senantiasa menuju pada idea-idea yang bersifat rohani. Agustinus memandang Tuhan sebagai roh yang menciptakan idea-idea itu. 2. Materialisme Demokritos,Menurutnya, hakiki yang berubah, sedangkan menurut Perminides, hakiki yang tetap. August comte, orang harus memandang pandangan itu sebagai materialisme apabila yang lebih luhur, yakni yang lebih kompleks dijabarkan daripada yang lebih rendah atau bersahaja. De la Mettrie tidak ada perbedaan hakiki antara hewan dan manusia. Helbach, kenyataan sejati adalah materi yang bergerak. Feueubach, berpendapat bahwa pikiran kita berasal dari semua perpeksi. Manusia berasal dari bukan makhluk manusia. Jacob Molleschott, berpendapat bahwa pikiran itu suatu gerak, yaitu suatu perubahan zat otak. Buechner, Jiwa kesadaran, dan pikiran merupakan suatu gaya, yaitu suatu curahan zat, terutama otak. Berpikir itu sama dengan gerak otak. 3. Positivisme Ada tiga pengertian umum positivisme. Positivisme legal ialah suatu teori yang menyatakan, bahwa hukum Negara berdasar pada keinginan pemilik kekuasaan negara tersebut. Positivisme moral (voluntarisme teologis) ialah suatu teori yang menyatakan bahwa perintah-perintah arbitrer Tuhan melakukan tindakan-tindakan tertentu tentang benar atau salah. Filsafat positivis,digunakan untuk merancang pandangan dunia yang merangkum masalah-masalah dalam kehidupan. Marx dikenal sebagai bapak aliran materialisme modern. Ia dianggap sebagai bapak materialisme modern yang melahirkan komunisme. Marx menyusun filsafat sejarah yang mencapai kesimpulan akhir, bahwa untuk mengetahui gerakan sosial, sumbernya adalah ekonomi. 4. Vitalisme Vitalisme secara umum diartikan sebagai pandangan bahwa pemahaman terhadap kehidupan menuntut keterangan dasar yang menyangkut perbedaan dari apa yang terjadi pada ilmu-ilmu alam. Hans Driesch, substansi dan kekuatan-kekuatan yang dikenal dalam ilmu-ilmu fisik terdapat kekuatan hidup yang khusus. Ia menyimpulkan bahwa kehidupan tidak mungkin diterangkan secara mekanistis. Henri Bergson menyatakan bahwa kehidupan itu tampil dalam dua ciri semangat atau moral. Ada yang didasari moral tertekan dan ada yang didasari moral bercita-cita. Schopenhauer, “dunia sebagai kemauan dan tanggapan”.Ia telah berjasa,bahwa ia telah membuka mata kita terhadap ketidaksadaran yang mendasari kesadaran. Nietzsche pernah disebut sebagai Bapak vitalisme. Ia berpendapat bahwa manusia hendaknya menerima kenyataan itu dan tidak melarikan diri dari kenyataan dengan cara meniadakan dorongan hidup. Alfred Rosenberg, menyatakan bahwa manusia dikembalikan pada faktor bangsa, yaitu faktor biologis. Wilhelm Dilthey, kehidupan adalah pengalaman histories. Dilthey membedakan alam dan kebebasan.Dilthey membedakan tipe manusia, yaitu : Manusia akal cenderung pada positivisme materialisme (Demokritos,Descartes,Comte). Manusia rasa cenderung pada idealisme objektif (Hegel). Manusia karsa cenderung pada idealisme kebebasan (Kant dan Dilthey). Suatu aliran vitalistis yang kini sangat berpengaruh di AS dan Inggris, ialah pragmatisme, sesuatu disebut benar jika berguna bagi kehidupan. Pelopornya Pierce,tokoh utamanya William James, Menurutnya,sesuatu itu benar jika menunjukan cash value. FCS Scheller menolak kebenaran mutlak. Ia berpendapat,bahwa kebenaran itu dinamis, sesuatu yang menjadi. John Dewey (1859-1952), Ia berpendapat, bahwa pengetahuan yang benar hanya mungkin dicapai melalui metode ilmu pengetahuan alam. Menurut Dewey, pikiran merupakan alat bagi perbuatan kita. Dalam ilmu pengetahuan alam, hipotesis kerja merupakan alat untuk membimbing penelitian, maka ajaran Dewey disebut juga instrumentalisme.