Anda di halaman 1dari 28

PALEONTOLOGI

DOSEN :
VIJAYA ISNANIAWARDHANI, IR., MT
LILI FAUZIELLY, IR., MT
MATA KULIAH WAJIB

KREDIT : 2 SKS (1-3)


SEMESTER : GANJIL
 
Deskripsi Singkat :
 
Membahas mengenai :
 Prinsip-prinsip dasar paleontologi, proses pemfosilan,
cara identifikasi dan keterdapatan fosil dalam batuan
sedimen
 Pengenalan beberapa jenis fosil makro dan mikro
(Phylum Protozoa, Phylum Mollusca, Phylum
Coelenterata, Phylum Echinodermata, Nannofosil,
Phylum Artropoda, dan Ichofosil)
 Tahapan analisa dan teknik interpretasi

Sehingga dapat membantu dalam menyimpulkan umur


relatif dan lingkungan pengendapan batuan.
 Matakuliah ini sejauh mungkin menghubungkan pokok
bahasan dengan realita menyangkut berbagai contoh
riil dalam pemetaan, kegiatan eksplorasi serta
pekerjaan geologi lainnya.
Tujuan Instruksional Umum :
(TIU)
Pada akhir kuliah ini
mahasiswa dapat :
menggunakan beberapa jenis
fosil makro dan mikro
untuk membantu dalam menyimpulkan
umur relatif dan lingkungan
pengendapan batuan.
 
PERKULIAHAN KE - 1
 

Tujuan Intruksional Khusus (TIK) :


Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat:

Menyebutkan definisi paleontologi, kegunaan dan sasaran


studi paleontologi,

 Menguraikan fosil dan macam-macam proses pemfosilan.


  
Pokok Bahasan :
Paleontologi dan Proses Pemfosilan

Deskripsi Singkat :
Perkuliahan ini merupakan
perkuliahan pendahuluan
dimana mahasiswa akan mulai mengenal materi
paleontologi (pengertian dasar, hubungan
dengan ilmu terkait, kegunaan dan sasaran).
Selanjutnya mahasiswa akan mempelajari
pengertian fosil, proses pemfosilan dan
macamnya.
 
Bahan Bacaan :

Bahan Ajar Paleontologi (Perkuliahan 1)


 
Bacaan Tambahan :
 
Bates, R.L., Jackson, J.A., Glossary of Geology,
Third Edition, American Geological Institute,
Alexandria, Virginia, 788 p.

Geosciences 308, 2000, Paleontology


Laboratory Manual, University of Arizona, 71 p.
DEFINISI :

Paleontologi
berasal dari bahasa Latin

paleos = tua, dulu


onta = hidup, penghidupan
logos = ilmu, pengertian.
Paleontology :
The study of life in past geologic time,

based on fossil plant and animals and


including phylogeny.
Their relationship to existing plant,
animal and environments and the
chronology of the Earth history.
(Bates, 1987)
 
Hubungan dengan Geologi dan Ilmu-
ilmu Terkait
 
Paleontologi dapat dipelajari sebagai
ilmu murni, dan dapat pula diterapkan
sebagai ilmu pengetahuan terpakai
(applied science)
 
The evidence of previous living organism
(fossils) can then be used to study
changes in life froms through time.
This includes their evolution, ecology,
functional morphology, growth amd
form, as well as their geographic
distribution.
Fossils provide us with our best link to
the history of life.
(Geosciences 308, 2000).
 
SASARAN STUDI PALEONTOLOGI :

a. Penentuan umur geologi suatu tubuh batuan

b.   Korelasi suatu penampang dengan daerah lain


(biocorrelation)

c. Data paleontologi untuk penyusunan suatu


penampang standar suatu daerah

baik permukaan maupun bawah permukaan (sub-


surface)
 

d.Memberikan data stratigrafi /marker


(misal : eksplorasi minyak bumi)

e.Membantu dalam studi fasies dan


lingkungan suatu sedimen

f.   Membantu menentukan batas transgresi -


regresi, tebal lapisan secara lokal

Item a – f : sasaran paleontologi untuk


 
g. Memberikan cara pemecahan problem
geologi struktur, misalnya : menentukan
sesar sungkup atau lipatan rebah

h. Membantu interpretasi aktivitas tektonik


suatu cekungan sedimentasi akibat naik-
turunnya muka air laut.

Item g - h untuk memecahkan masalah


struktur geologi.
FOSIL :
sisa, tanda atau bagian dari suatu kehidupan
yang tertinggal dan terkumpul di dalam lapisan
tanah.
  fodere yang berarti
Berasal dari bahasa Yunani
to dig out / menggali.

Tidak semua bukti alam yang ada sejak dahulu


dapat ditemukan ; hingga kini hanya sedikit
bukti sejarah alam yang ditemukan karena
sebagian besar sudah hancur akibat dari
Tidak semua bukti alam yang ada dahulu
dapat ditemukan
hanya sedikit bukti sejarah alam yang ditemukan
karena sebagian besar
  sudah hancur.

Sebaliknya fosil tidak hanya mencakup fauna


dan flora yang telah musnah/punah
Misal : Rodentia yang ditemukan sebagai fosil,
ternyata masih hidup.
WHAT IS A FOSSIL ?
 A FOSSIL IS ANY EVIDENCE OF A ONCE-LIVING
ORGANISM
 INCLUDES : BODY FOSSILS, CASTS, MOLDS,
FOOTPRINTS, TRACKWAYS AND FEEDING TRACES
 THIS EVIDENCE OF PREVIOUS LIVING ORGANISM
CAN THEN BE USED TO STUDY CHANGES IN LIFE
FORMS THROUGH TIME. THIS INCLUDE THEIR
EVOLUTION, ECOLOGY, FUNCTIONAL
MORPHOLOGY, GROWTH AND FORM, AS WELL AS
THEIR GEOGRAPHIC DISTRIBUTION
 FOSSILS PROVIDE US WITH OUR BEST LINK TO THE
HISTORY OF LIVE
UKURAN :

a. Macrofossil (Fosil Besar)


dipelajari tanpa menggunakan alat bantu

b. Microfossil (Fosil Kecil)


dipelajari dengan alat bantu mikroskop

c. Nannofossil (Fosil Sangat kecil)


dipelajari menggunakan batuan mikroskop
khusus (dengan pembesaran hingga 1000x) 
One of the keys to preservation is resistance.
Either the conditions are mild enough
(calm water, little oxygen) not to destroy
much of organism, or those parts that do
get preserved are the most resistant to
chemichal and physical damage.

Good examples of this are the shells of


clams and teeth of mammals. Both of these
examples demonstrate that there is a
preservational bias for hard parts compared
to soft parts.
The nature or preservation is dependent upon the
interaction of several factors.

The composition of the organism and its


structure play vital roles in how the body will
react to the physical and chemichal activities that
normally break down or damage dead organism.

Intimately reated to this is the sedimentary


environment in which the organism lived. It will
determine the type and intensity of the physical
and chemichal processes.
 
These all contribute to the post-depositional
change (such as replacement, recrystallization,
carbonization, the formation of casts, etc.) that
take place during fossilization.

And finally, numerical abundance will affect the


nature of preservation by increasing or
decreasing the chances of something being
preserved, simply because of the sheer numbers
or lack of certain organism (Geosciences, 2003).
PROSES PEMFOSILAN :
 
1. Unaltered preservation :
pengawetan kerangka organisma tanpa
alterasi kimia dari komposisi asal, seperti
aragonit, kalsit, khitin, cellulose dan
kalsium fosfat
Rekristalisasi :
kristal mineral asal teralterasi, komposisi
kimia tidak berubah

void time, temperatur & tekanan

biasanya menghancurkan morfologi detil,


seperti ribs on clam shell.

aragonit &/ Mg calcite dari invertebrata 


kalsit yang lebih stabil CaCO3.
Replacement

Penggantian molekul demi molekul oleh material


asing
Berlangsung gradual dalam waktu lama

Mineral awal larut  tempatnya segera digantikan


mineral baru

Tidak menghancurkan morfologi detil

Piritisasi = CaCO3  pirit,


Silisifikasi = CaCO3  silika
Permineralization

suatu proses pengawetan dimana ruang pori


diisi oleh cairan perkolasi atau mineral
asing

Misal : Ruang pori (xylem & phloem) dari


jaringan kayu yang dipermineralisasi oleh
silika.

Nama lain proses ini adalah Petrifikasi


Carbonization

Umum pada organisma >> C & dengan


kerangka tipis/tanpa kerangka (misal: kayu,
daun atau artropoda berkulit)

Berkaitan dng destilasi (panas & tekanan)

Selaput organik yg mengandung air hilang.

Warna hitam/coklat mengkilap.


Impression, Casts dan Internal Molds
(dibedakan dari pola & proses)

Impression : dihasilkan oleh sesuatu yang menekan


sedimen lunak & meninggalkan tapak; = external
moldsmenunjukkan external detail, relif(-)

Cast :pengisian sedimen ke dlm external mold

Internal mold : sedimen mengisi


cangkang/kerangka, cangkang tsb hilang;
menunjukkan kenampakan internal dan relif (+)

Anda mungkin juga menyukai