Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

ANASTESI UMUM

Pembimbing :
dr. Gloria G. Situmeang, Sp.An

Disusun oleh :
Aprillya Indah P Sijabat (20360175)
Arum Kartika Putri (20360239)
Riesfa Rizkia (20360217)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
RSUD DELI SERDANG
2021
DEFINISI

• suatu keadaan tidak sadar yang


bersifat sementara yang diikuti
ANESTESI
oleh hilangnya rasa nyeri
UMUM
diseluruh tubuh akibat pemberian
obat anestesia.
ANESTESIA
TRIAS ANESTESI

HIPNOTIKA RELAKSASI
Tahapan Tindakan Anestesi Umum
I. Penilaian pra bedah
Anamnesis
Riwayat tentang apakah pasien pernah mendapat anestesia sebelumnya sangatlah penting untuk
mengetahui apakah ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus,misalnya alergi, mual-muntah,
nyeri otot, gatal-gatal atau sesak nafas pasca bedah, sehingga dapat dirancang anestesia berikutnya
dengan lebih baik. Beberapa penelitit menganjurkan obat yang kiranya menimbulkan masalah dimasa
lampau sebaiknya jangan digunakan ulang, misalnya halotan jangan digunakan ulang dalam waktu tiga
bulan, suksinilkolin yang menimbulkan apnea berkepanjangan juga jangan diulang. Kebiasaan
merokok sebaiknya dihentikan 1-2 hari sebelumnya
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan gigi-geligi, tindakan buka mulut, lidah relatif besar sangat penting untuk diketahui apakah
akan menyulitkan tindakan laringoskopi intubasi. Leher pendek dan kaku juga akan menyulitkan
laringoskopi intubasi.Pemeriksaan rutin secara sistemik tentang keadaan umum tentu tidak boleh
dilewatkan seperti inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi semua system organ tubuh pasien.

Pemeriksaan laboratorium

Uji laboratorium hendaknya atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaan penyakit yang sedang
dicurigai. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan darah kecil (Hb, lekosit, masa perdarahan
dan masa pembekuan) dan urinalisis. Pada usia pasien diatas 50 tahun ada anjuran pemeriksaan EKG dan
foto thoraks.
Klasifikasi status fisik

Klasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang adalah yang berasal dari The
American Society of Anesthesiologists (ASA). Klasifikasi fisik ini bukan alat prakiraan resiko anestesia,
karena efek samping anestesia tidak dapat dipisahkan dari efek samping pembedahan.
Kelas I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
Kelas II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang.
Kelas III: Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas.
Kelas IV: Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya
merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.
Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari
24 jam.
Masukan oral (Puasa)

Refleks laring mengalami penurunan selama anestesia. Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang
terdapat dalam jalan napas merupakan risiko utama pada pasien-pasien yang menjalani anestesia. Untuk
meminimalkan risiko tersebut, semua pasien yang dijadwalkan untuk operasi elektif dengan anestesia
harus dipantangkan dari masukan oral (puasa) selama periode tertentu sebelum induksi anestesia.

Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam, anak kecil 4-6 jam dan pada bayi 3-4 jam. Makanan tak
berlemak diperbolehkan 5 jam sebelum induksi anestesia. Minuman bening, air putih teh manis sampai 3
jam dan untuk keperluan minumobat air putih dalam jumlah terbatas boleh 1 jam sebelum induksi
anestesia.
PREMEDIKASI
Analgesik non
Analgesik narkotik Hipnotik Sedatif
narkotik

Diazepam/valium/stesolid
( amp 2cc = 10mg), dosis
0,1 mg/kgBB

Ketamin ( fl 10cc =
100 mg), dosis 1-2
Petidin ( amp 2cc = 100 mg/kgBB
mg), dosis 1-2 mg/kgBB Pentotal (amp 1cc = Midazolam/dormicum
Ponstan
Morfin ( amp 2cc = 10 1000 mg), dosis 4-6 (amp 5cc/3cc = 15
Tramol mg),dosis 0,1mg/kgBB
mg), dosis 0,1 mg/kgBB mg/kgBB
Toradon
Fentanyl ( fl 10cc = 500 Propofol/recofol/dip
mg), dosis 1-3µgr/kgBB rivan (amp 20cc =
200 mg), dosis 2,5
mg/kgBB Dehydrobenzperidon/DB
P (amp 2cc = 5 mg), dosis
0,1 mg/kgBB
S : Scope  Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. Laringo-Scope, pilih bilah atau daun
(blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.

T : Tubes Pipa trakea.pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan > 5 tahun dengan balon
(cuffed).
A : Airway Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal
airway). Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah tidak
II. menyumbat jalan napas.
persiapa
n induksi T : Tape  Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.
anestesi
I : Introducer  Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastik (kabel) yang mudah dibengkokan
untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.

C : Connector  Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia

S : Suction  penyedot lendir, ludah dannlain-lainnya.


Pentothal Dipergunakan dalam larutan 2,5%
Parenteral atau 5% dengan dosis permulaan 4-6
mg/kg BB danselanjutnya dapat
Ketalar ditambah sampai 1 gram.
(Ketamine)

thiopental Diberikan IV atau IM berbentuk larutan 10


atau mg/cc dan 50 mg/cc.Dosis: IV 1-3
midazolam mg/kgBB,IM 8-13 mg/kgBB1-3 menit setelah
penyuntikan operasi dapat dimulai.
Metode Perektal Induksi
pemberian halotan
anestesi
umum
Induksi sevofluran

Induksi dengan enfluran (ethran),


Perinhalasi isofluran ( foran, aeran

N2 O
• stadium analgesi Stadium II • Disebut juga Stadium IV
atau stadium stadium operasi.
• stadium delirium Dimulai dari • Dari
disorientasi.
Dimulai sejak atau stadium nafas teratur paralisis
diberikan anestesi exitasi. Dimulai sampai paralise diafragma
sampai hilangnya dari hilangnya otot nafas. sampai
kesadaran kesadaran sampai Stadium III apneu dan
nafas teratur kematian
Stadium I
III. Rumatan Anestesi (Maintainance)
Rumatan intravena biasanya menggunakan opioid dosis tinggi, fentanil 10-50 µg/kgBB.
Rumatan inhalasi biasanya menggunakan campuran N2O dan O2 dengan perbandingan 3:1
ditambah halotan 0,5-2 vol% atau enfluran 2-4% atau isofluran 2-4 vol% atau sevofluran 2-4%
Respirasi spontan yaitu penderita bernafas
sendiri secara spontan.

berdasar respirasinya, Respirasi kendali/respirasi terkontrol /balance


anestesi umum dibedakan anestesi: pernafasanpenderita sepenuhnya
dalam 3 macam tergantung bantuan kita.

Assisted Respirasi: penderita bernafas


spontan tetapi masih kita berikan sedikit
bantuan.
Hal yang dinilai Nilai
Kesadaran:  
Sadar penuh 2
Bangun bila dipanggil 1
Tidak ada respon 0
Pemulihan anestesi
Respirasi:  
Dapat melakukan nafas dalam, bebas, dan dapat batuk 2
pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan Sesak nafas, nafas dangkal atau ada hambatan 1
Apnoe 0
terus diobservasi dengan cara menilai Sirkulasi: perbedaan dengan tekanan preanestesi  

Aldrette’s score nya, nilai 8-10 bisa Perbedaan +- 20 2


Perbedaan +- 50 1
dipindahkan ke ruang perawatan, 5-8 Perbedaan lebih dari 50 0
Aktivitas: dapat menggerakkan ekstremitas atas perintah:  
observasi secara ketat, kurang dari 5 4 ekstremitas 2
2 ekstremitas 1
pindahkan ke ICU Tidak dapat 0
Warna kulit  
Normal 2
Pucat, gelap, kuning atau berbintik-bintik 1
Cyanotic 0
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai