Anda di halaman 1dari 24

TEORI HEMATOLOGI 1

Pertemuan 12
PERTEMUAN HITUNG
JENIS LEUKOSIT
Hitung jenis sel darah putih digunakan
untuk menilai distribusi dan morfologi sel
darah putih. Hal ini memberikan informasi
yang lebih spesifik tentang sistem
kekebalan tubuh kita terhadap hitung sel
darah putih sendiri
Sel darah putih diklasifikasikan sebagai dari
lima tipe utama leukosit :
neutrofil, eosinophil, basofil, limfosit dan
monosit
Hitung jenis sel darah putih dilakukan dengan tujuan :

menilai kapasitas tubuh dalam melawan dan


mengatasi infeksi,
mendeteksi dan mengidentifikasi berbagai tipe
leukemia,
menentukan beratnya infeksi, mendeteksi adanya
reaksi alergi dan infeksi parasite
dan menilai beratnya (eosinophil),
membedakan infeksi virus dan infeksi bakteri.
PRINSIP
• Setetes darah dibuat sebagai apusan
pada kaca objek kemudian diwarnai
dan dilihat di bawah mikroskop
Reagen
• Methanol
• Giemsa
Cara Kerja
• 1. Membuat sediaan apus
a. Siapkan kaca objek yang bersih dan kering, dan bebas
lemak dan letakkan di atas meja
b. Teteskan satu tetes darah pada sisi kanan kaca objek
c. Ambil cover glass, pegang dengan menggunakan tangan
kanan, kemudian letakkan di sebelah kiri tetesan darah tadi
d. Geser cover glass ke kanan setelah darah menyebar di
cover glass. Kemudian geser ke arah kiri dengan satu
gerakan yang cepat sehingga terbentuk apusan darah yang
tipis (penyebaran eritrosit yang merata)
e. Usahakan sudut antara kaca objek dan cover glass adalah
30 derajat
f. Apusan yang terbentuk dikeringkan di udara bebas
kemudian di warnai
• 2. Mewarnai sediaan apus dengan cat Giemsa
a. Letakkan sediaan apus yang telah kering di atas bak
pengecatan dengan sisi apusan darah menghadap ke
atas
b. Teteskan metanol sampai memenuhi seluruh apusan
darah, biarkan selama 5 menit
c. Tuang kelebihan metanol ke dalam bak pengecatan
d. Teteskan larutan Giemsa yang telah diencerkan
sebanyak jumlah metanol yang diteteskan. Kemudian
biarkan selama 20 menit
e. Bilas sediaan dalam sikap vertikal dan biarkan
mengering di udara
f. Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran objektif
100x menggunakan minyak imersi
Post analitik
• Hitung jenis
• Hitung jenis leukosit ditujukan untukmengetahui
persentasi relatif setiap jenis sel darah putih dan
juga membantu mengungkap adanya kelainan
pada populasi sel darah putih
Ciri sediaan apus yang baik
• Sediaan tidak melebar sampai ke tepi objekdan
panjangnya ½ -2/3 panjang objek
• Pada sediaan terdapat bagian yang tipis untuk diperiksa
• Tepi sediaan rata, tidak berlubang atau bergaris
• Sel eritrosit harus tersebar merata (tidak boleh
mengelompok di tepi /ujung sediaan
Pemeriksaan morfologi eritrosit
• Pemeriksaan morfologi eritrosit didasarkan pada 3 ciri
yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Ukuran (size)
a. Normositer : 6-7 mikron (normal)
b. Makrositer : ukuran lebih besar dari normal
c. Mikrositer : ukuran lebih kecil dari normal
d. Anisositosis: ukuran dalam sediaan tidak sama besar
(besar, kecil, normal)
• 2. Warna/kromasia sel (staining)
a. Normokrom : central polar (daerah yang pucat)
besarnya 1/3 dari besar sel (normal)
b. Hipokrom : central polar (daerah yang pucat) besarnya
> 1/3 dari besar eritrosit
c. Hiperkrom :central polar (daerah yang pucat) besarnya
< 1/3 dari besar eritrosit
d. Anisokrom : besarnya central polar bervariasi (terdapat
normokrom, hiperkrom dan hipokrom)
• 3. Bentuk sel (shape)
a. Ovalosit : berbentuk oval dengan berbagai variasinya
b. Megalosit : oval dan lebih besar dari normal
c. Helmet cell : sperti bulan sabit, dengan salah satu sisi
cekung dan sisi lain cembung
d. Akantosit : ada tonjolan keluar dari dinding sel yang
menyerupai kulit durian
e. Target cell : seperi sasaran tembak (eritrosit berinti)
f. Sperosit : bentuk kecil (mikrosit) , tidak terdapat central
polar
g. Poikilositosis: terdapat bermacam-macam bentuk dalam
sediaan

Nilai normal : normokrom normositer


Hitung jumlah trombosit secara tidak langsung

• Prinsipnya : menghitung jumlah trombosit dengan


membandingkan jumlah trombosit dalam apusan
dengan jumlah sel eritrosit dalam apusan
dikalikan jumlah eritrosit dalam kamar hitung
dengan sampel darah yang sama
Cara menghitung
• Jumlah trombosit /ul :
jumlah sel trombosit (dalam 40 LP) x 1000

Keterangan :
1000 didapat dari 4000.000
40x100
Nilai normal eritrosit : 4.000.000
Jumlah trombosit dihitung dalam 40 LP

Dalam apusan yang baik, jumlah eritrosit yang tersebar


rata kurang lebih 100 sel
Pemeriksaan sel-sel muda
• Dilihat adanya sel-sel muda dalam sediaan apusan darah
tepi seperti :
• Promielosit
• Promonosit
• Prolimfosit
Nilai Normal
Hitung Jenis    
Basofil % 0,0-1,0
Eosinofil % 1,0-3,0
Batang % 2,0-6,0
Segmen % 50,0-75,0
Limfosit % 20,0-40,0
Monosit % 2,0-8,0
 
NEUTROFIL

Meningkat pada :
Infeksi, osteomyelitis, otitis media, salfingitis, septicemia, gonore,
endocarditis, variola, varisela, herpes, Rocky mountain spotted
fever.
Nekrosis iskemik akibat infark miokard, luka bakar, karsinoma
Gangguan metabolisme, asidosis diabetic, eklampsia, uremia,
tirotoksikosis.
Respon stress akibat perdarahan akut, pembedahan, olah raga
berlebihan, stress emosional, kehamilan trimester ketiga,
kelahiran
Penyakit radang : demam rematik, arthritis rematoid, gout akut,
vaskulitis, miositis.
 
NEUTROFIL

Menurun pada :
Depresi sumsum tulang akibat radiasi atau obat-obatan
sitotoksik
Infeksi : tifoid, tularemia, bruselosis, hepatitis, influenza,
campak, parotitis, rubella, mononucleosis influenza
Hipersplenisme ; penyakit hati
Penyakit vaskuler kolagen seperti lupus eritematosus
sistemik (SLE)
Defisiensi asam folat atau vitamin B12
EOSINOFIL

Meningkat pada :
Penyakit alergi : asma, hay fecer, sensitive terhadap makanan dan obat,
serum sickness, edema angioneurotik
Infeksi parasite : Trikhinosis, cacing tambang, cacing gelang, amebiasis
Penyakit kulit : eksim, pemphigus, psoriasis, dermatitis, herpes
Penyakit neoplastic : leukemis mielositik kronis, penyakit Hodgkin,
metastasis, dan nekrosis dari tumor solid

Menurun pada :
Respon stress
Sindrom cushing
 
BASOFIL

Meningkat pada:
Leukemia mielositik kronik, penyakit Hodgkin, kolits
ulserativa, status hipersensitiviti kronis,

Menurun pada :
Hipertiroid
Ovulasi , kehamilan
Stres
LIMFOSIT

Meningkat pada :
Infeksi : tuberculosis, hepatitis, mononukleosi
infeksiosa, parotitis, rubella, sitomegalovirus
Tirotoksikosis, hipoadrenalisme, colitis ulserativa,
penyakit kekebalan tubuh, leukemia limfositik
 
Menurun pada :
Penyakit gagal jantung, gagajl ginjal dan tuberculosis
yang meluas
Sirkulasi limfatik yang defektif, kadar kortikosteroid
yang tinggi, imunodefisiensi akibat imunosupresi

Anda mungkin juga menyukai