Anda di halaman 1dari 37

MASALAH INFERTILITAS,

KLIMAKTERIUM DAN TRAUMA


MELAHIRKAN
BAB I
Masalah Infertilitas, Klimakterium dan Trauma Melahirkan

A. Infertilitas
Infertilitas atau kemandulan merupakan salah satu masalah
kesehatan reproduksi yang sering berkembang menjadi masalah
sosial karena pihak istri selalu dianggap sebagai penyebabnya.
B. Klimakterium
Klimakterium adalah masa transisi yang berawal dari akhir
tahap reproduksi dan berakhir pada awal senium, terjadi pada
wanita usia 40 – 65 tahun.
C. Trauma Melahirkan
Trauma melahirkan terjadi sebagai akibat dari trauma (atau
yang dianggap sebagai trauma) selama proses persalinan.
Pregnancy Birth Baby menjelaskan trauma kelahiran adalah
kesusahan yang dialami ibu selama atau setelah melahirkan.
Meskipun trauma dapat menyerang pada fisik, trauma
kelahiran sering kali berlaku secara emosional dan psikologis.
3.Klasifikasi Fistula

• Fistula enterocutaneous
• Fistula enterovesicular (vesikovaginal dan uretrovaginal)
• Fistula rektovaginalis
• Fistula enterocolic
• Fistula multiple
BAB II
Infertilitas Wanita Dan Pria, Klimakterium, Inkontinensia Urin Dan Fistulah Genitalia

A.INFERTILITAS WANITA DAN PRIA


1.Definisi infertilitas
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan
untuk mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual
tanpa pelindung. Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan
suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah
melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
2.Klasifikasi
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu :
1. Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil
walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.

2. Infertilitas sekunder yaitu Disebut infertilitas sekunder jika


perempuan penah hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil
hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-
turut.
3.Etiologi
1.Penyebab Infertilitas pada perempuan (Istri) :
 Faktor penyakit : - Endometriosis - Polip
- Infeksi Panggul - Kista
- Mioma Uteria
- Saluran telur yang tersumbat
- Kelainan pada sel telur
 Faktor fungsional
- Gangguan system hormonal wanita
- Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi).
- Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi
(saluran telur).
- Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim.
2. Penyebab Infertilitas pada laki-laki (suami)
 Kelainan pada alat kelamin
- Hipospadia
- Ejakulasi retrograd
- Ejakulasi retrograd
- Testis
 Kegagalan fungsional
-Kemampuan ereksi kurang.
-Kelainan pembentukan spermatozoa
-Gangguan pada sperma.
 Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular).
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak
dapat disalurkan dengan lancar, biasanya karena salurannya
buntu.
 Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis
menuju vagina.
 Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan
testis dalam memproduksi sperma.
3. Penyebab Infertilitas pada suami istri

 Gangguan pada hubungan seksual.


Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak
sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus,
kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti
hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
 Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan
istri).
- Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil
- Masalah dalam pendidikan
- Emosi karena didahului orang lain hamil.
•  
4. Patofisiologi

• Patofisiologi pada wanita


Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita
diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang
mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga
terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab
lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada
ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab
mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba
sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari
ovum dan sperma. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan
melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma
sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan
inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan
gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
Pathway infertilitas
• Patofisiologi pada pria

Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam


mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan
obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada
abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol
mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan
berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis
juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis.
5.Manifestasi klinis
 Pada wanita

• Terjadi kelainan system endokrin


• Hipomenore dan amenore
• Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak
adekuat menunjukkan masalah pada aksis ovarium
hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
• Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki
payudara yang tidak berkembang,dan gonatnya abnormal
• Wanita infertil dapat memiliki uterus
• Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau
hilang akibat infeksi, adhesi, atau tumor
• Traktus reproduksi internal yang abnormal
Pada pria

• Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi,
rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
• Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
• Hipertiroidisme dan hipotiroid
• Tumor hipofisis atau prolactinoma
• Disfungsi ereksi berat
• Ejakulasi retrograt
• Hypo/epispadia
• Mikropenis
• Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
• Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
• Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
• Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
• Abnormalitas cairan semen
6.Diagnosa

– Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status


kesehatan, fungsi peran, dan konsep diri
– Gangguan rasa nyaman b/d gejala terkait penyakit
– Resiko ketidakberdayaan b/d infertilitas 
B.KLIMAKTERIUM

Defenisi
• Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering
diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita.
• Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang
wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa
reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif. Klimakterium
biasa terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
• Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi
menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi
generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003)
• Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai
hiper-gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.
  Masa – Masa Klimakterium

• Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum


menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul,
hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen
menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.
• Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi
dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak
dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam
masa tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
•  
•  
Tanda dan gejala

- Tidak mendapat haid


- Kulit genetalia, dinding vagina, uretra menipis dan lebih kering sehingga
mudah terjadi iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium
mengecil/atrofi.
- Osteoporosis pada sekitar 25 % wanita dalam waktu 15 – 20 bulan
setelah menopause.
- Perubahan Pola Perdarahan
- Hot flash
- Gangguan tidur
- Perubahan Atropik
- Perubahan Psikofisiologis
- Perubahan Berat Badan
- Perubahan Kulit
- Seksualitas
- Perubahan Fungsi Tiroid
 Faktor – faktor yang mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhimenopause


yaitu:

-Status gizi
Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal
bisa dikarenakan konsumsi yang sembarangan.
-Sosial ekonomi
Menopause dipengaruhi oleh status ekonomi, disamping
pendidikan dan pekerjaan suami.
Etiologi

• Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah


hormon steroid seks ovarium. Keadaan ini menimbulkan
gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat
banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut
akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ
sasaran (osteoporosis).
• Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan
yang berbeda dari keluhan klimakterik.
• Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik
itu, juga akan membe-rikan penampilan yang berbeda
dalam keluhan klimakterik.
Patofisiologi

• dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu


untuk berstimulasi periodik pada sistem endokrin yang
menyebabkan ovarium tidak memproduksi progesterone dalam
jumlah yang bermakna. Estrogen hanya dibentuk dalam jumlah
kecil melalui aromatisasi androsteredion dalam sirkulasi.
penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan
akhirnya folikel juga menghilang.
• Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya
perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan
vagina, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu
berhubungan seks, dan atrofi gradual organ-organ genetalia,
serta perubahan fisik lainnya.
Pathway klimakterium
Manifestasi Klinis

Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai


keluhan. Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat
banyak. Gejolak panas merupakan sensasi seperti gelombang panas yang
meliputi bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini biasanya diikuti
oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas
marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.

 Diagnose
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
• Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash
• Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses
penyakit
 
C .INKONTINENSIA URIN

1.Definisi Inkontinensia Urin


Inkontinensia didefinisikan sebagai berkemih ( defekasi ) di luar
kesadaran, pada waktu dan tempat yang tidak tepat, dan
menyebabkan masalah kebersihan atau social ( Watson, 1991 ).
2.Etiologi
Terdapat sejumlah alasan terjadinya inkontinensia,
-pada lansia adalah adanya “ ketidakstabilan kandung kemih “.
- Pada wanita, kelemahan otot spingter.
- pada pria , Pembesaran kelenjar prostat .
3.Patofisiologi
 Inkontinensia urine dapat terjadi dengan berbagai
manifestasi, antara lain:
Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan kandung kemih
bocor bila batuk atau bersin. Terjadi hambatan pengeluaran
urine dengan pelebaran kandung kemih, urine banyak dalam
kandung kemih sampai kapasitas berlebihan. Seiring dengan
bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada anatomi
dan fungsi organ kemih, antara lain : melemahnya otot dasar
panggul akibat kehamilan berkali-kali, kebiasaan mengejan
yang salah, atau batuk kronis.
Pathway inkontinensia urin
4.Klasifikasi inkontinensia
inkontinensia dikategorisasikan, seperti yang telah
ditetapkan oleh Perhimpunan Kontinensia Internasional.
-Inkontinensia stress
 -Inontinensia mendesak ( urgensi )
-Inkontinensia Overflow
-Inkontinensia reflex
-Inkontinensia fungsional
  -Inkontinensia Fekal
-Inkontinensia Urine
5.Diagnosa
1.Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penyebaran infeksi dari
uretra
2.Kekurangan Volum cairan b/d diuresis osmotic
3.Resiko tinggi infeksi b/d glukosa darah yang tinggi
(hiperglikemia)
D.FISTULA GENITALIA

1.Pengertian Fistula Genitalia


Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua
organ berongga internal atau antara organ berongga internal
dan dengan tubuh bagian luar. Genitalia ialah organ
reproduksi.
Fistula genitalia adalah terjadinya hubungan antara traktus
genitalia dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal.
2.Etiologi Fistula

• Sebab obstetrik
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam
waktu lama, seperti pada partus lama iskemia kemudian
nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan
buatan.
• Sebab ginekologik
Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi
akibat terjepit oleh klem atau terikat oleh jahitan.
• Sebab trauma
Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin
perempuan, aborsi, atau panggul patah tulang.
4.Manifestasi Klinis Fistula Genitalia

Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat


bocor secara konstan dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin
pasase flatus atau feses dari vagina atau kandung
kemih,tergantung pada saluran fistula.
5.Patofisiologi Fistula
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari
pembedahan. Biasanya karena terjadi kurangnya ke sterilan alat
atau kerusakan intervensi bedah yang merusak abdomen. Maka
kuman akan masuk kedalam  peritoneum hingga terjadinya
peradangan pada peritoneum sehingga keluarnya eksudat
fibrinosa (abses), terbentuknya abses biasanya disertai dengan
demam dan rasa nyeri pada lokasi abses.
Pathway fistula genitalia
6.Tanda dan Gejala Fistula Genitalia

• Inkontinensia urine
• Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina
• Sering terjadi kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan
• Wanita merasa tidak nyaman
• Haid terganggu, amenorrhoe sekunder
• Kulit sekitar anus tebal
• Infeksi pada jalan lahir
• Pada pemeriksaan spekulum terlihat dinding vesika menonjol
keluar
• Flatus dari vagina, keluar cairan dari rectum.
7.Pencegahan Fistula Genitalia

• Pemeriksaan secara rutin ke perawatan kandungan


• Dukungan dari profesional perawatan kesehatan terlatih
selama kehamilan,
• Menyediakan akses ke keluarga berencana
• Mempromosikan praktek jarak antar kelahiran
• Mendukung perempuan dalam bidang pendidikan
• Menunda pernikahan dini.
8.Komplikasi Fistula Genitalia
-Gangguan fungsi reproduksi
-Gangguan dalam berkemih
-Gangguan dalam defekasi
-Ruptur/ perforasi organ yang terkait

9.Diagnosa Keperawatan

- Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi


-Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan
tubuh, proses pembedahan
-Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
 

 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai