Anda di halaman 1dari 13

AUDIT PLAN, AUDIT PROGRAM, AUDIT

PROCEDURES, AUDIT TEKNIK, RISIKO


AUDIT, DAN MATERIALITAS
OLEH
Kelompok B
Nama – Nama Kelompok :
1. Charles Haekase
2. Luther Suan
3. Oktovianus Tahun
4. Sofia Lay
A. AUDIT PLAN (PERENCANAAN
PEMERIKSAAN)
Perencnaaan audit yang baik memeiliki beberapa
manfaat antara lain membantu auditor untuk
memeberikan perhatian yang baik antara area yang
penting dan mengidentifikasi serta menyelesaikan
masalah yang potensial secara tepat waktu.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi
menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang di
harapkan. Sifat luas dan saat perencanaan bervariasi
dengan ukuran dan kompleksitas satuan usaha,
pengalaman mengenai satuan usaha dan pengetahuan
tentang bisnis satuan usaha.
Prosedur yang dapat di pertimbangkan oleh auditor
dalam perencanaan dan supervisi biasanya
menyangkut review terhadap catatan auditor yang
berkaitan dengan satuan usaha dan diskusi dengan staf
lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha
tersebut.
Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik –
baiknya, auditor harus memahami bisnis klien dengan
sebaik – baiknya (Understanding klient business),
termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur
organisasinya, struktur permodalan, metode produksi,
pemasaran, distribusi dll.
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang
terkait dalam pencapaian tujuan audit dan
menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur
supervisi adalah memberikan instruksi kepada
asisten, tetap menjaga penyampaian informasi
masalah – masalah penting yang di jumpai dalam
audit, me – review pekerjaan yang di laksanakan, dan
menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf
audit kantor akuntan.
Beberapa Prosedur yang harus di lakukan dalam rangka
menyusun audit plan adalah :
1. Dapatkan pemehaman tentang entitas dan
lingkungannya, termasuk internal kontrolnya.
2. Tetapkan risiko salah saji material dan laporan
keuangan.
3. Tentuksan materiality.
4. Buat Planing memorandum dan audit program yang
berisi respons auditor terhadap risiko yang di
identifikasi.
Auditor harus menyusun audit plan segera setelah
Engagement Letter di setujui oleh klien.
Isi dari audit plan mencakup :
1. Hal – hal mengenai klien.
2. Hal – hal yang memepengaruhi klien.
3. Rencana kerja auditor.
 Hal – hal mengenai klien :
a. Bidang usaha klien, alamat, notelp, faksimilie dll.
b. Status hukum perusahaan (Berdasarkan Akta
Pendirian).
c. Accounting Policy (Kebijakan akuntansi)
d. Laporan posisi keuangan (Neraca) Komparatif
dan perbandingan penjualan Laba/Rugi tahun lalu
dan sekarang.
e. Client Contact
f. Accounting, auditing dan tax proble
 Hal – hal yang mempengaruhi klien adalah :
Berita Bisnis (Busines news) dan Ekonomi keuangan
Indonesia.
 Rencana kerja auditor ( hal - hal yang penting antara
lain):
a. Staffing
b. Waktu pemeriksaan
c. Jenis jasa yang di berikan
d. Bantuan – bantuan yang dapat di berikan klien
e. Time schedule.
B. AUDIT PROGRAM

Audit program membantu auditor dalam memberikan


perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang
harus di laksanakan. Audit program harus
menggariskan dengan rinci prosedur audit yang
menurut keyakinan auditor di perlukan untuk
mencapai tujuan audit. Audit program yang baik
harus mencantumkan :
• Tujuan pemeriksaan
• Prosedur audit yang akan di jalankan
• Kesimpulan pemeriksaan
C. AUDIT PROCEDURES DAN AUDIT
TEKNIK
Audit procedures adalah langkah – langkah yang harus
di jalankan auditor dalam melaksanakan
pemeriksaannya dan sangat di perlukan oleh asisten
agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat
bekerja secara efisien dan efektif. Audit procedures
di lakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan
bukti (audit evidence) yang cukup untuk mendukung
pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan
untuk itu di perlukan audit teknik yaitu cara-cara
untuk mendapatkan audit konvidence.
D. RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS

Penentuan materialitas oleh auditor membutuhkan


pertimbangan profesional dan di pengaruhi oleh
persepsi auditor tentang kebutuhan informasi
keuangan oleh para pengguna laporan keuangan.
Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada
tahap perencanaan dan pelaksanaan audit serta pada
saat mengevaluasi dampak penyajian yang
teridentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian
yang tidak di koreksi, jika ada pada laporan keuangan
dan pada saat merumuskan opini dalam laporan
auditor.
Materialitas yang di tetapkan pada tahap perencanaan
audit tidak semena – mena menentukan bahwa
kesalahan penyajian yang tidak di koreksi secara
individual atau gabungan di bawah materialitas
tersebut akan selalu di evaluasi tidak material. Risiko
audit adalah bahwa auditor menyatakan opini yang
tidak tepat ketika terdapat kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan.
a. Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun
atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji
material dengan asumsi bahwa tidak terdapat
pengendalian yang terkait.
b. Risiko pengendalian
Risiko pengendalian adalah bahwa risiko salah saji
material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak
dapat dicegah atau di deteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian interen entitas.
c. Risiko deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak
dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat
dalam suatu asersi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai