Anda di halaman 1dari 35

TAHAPAN

KOMUNIKASI
TERAUPOTIK

By:
Ns. Indah Komala Sari, M.Kep
Komunikasi terapotik tidak sama
dengan komunikasi sosial. Kominikasi
sosial tidak mempunyai tujuan tertentu
dan biasanya pelaksanaan komunikasi ini
terjadi begitu saja. Sedangkan
komunikasi terapotik mempunyai tujuan
dan berfungsi sebagai terapi bagi klien.
karena itu pelaksanaan komunikasi
terapotik harus direncanakan dan
terstruktur dengan baik. Struktur dlm
proses komunikasi terdiri dari empat
tahap yaitu :tahap pra intaraksi,
orientasi, kerja dan terminiasi.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

TUJUAN :
• Membina hubungan
• Mempengaruhi perilaku
• Menetapkan peran dan tanggung jawab
• Mengumpulkan data
Hbng
• Menganalisa dan memproses data an
Tera
• Menetapkan kontrak peuti
k
• Mencapai Komunikasi Perawat-Klien efektif Pera
wat
Klien
Sri
Enda
ng
SIKAP PERAWAT
DALAM KOMUNIKASI

Berhadapan
Mempertahankan kontak mata
Membungkuk kearah klien
Mempertahankan sikap terbuka Hbng

Tetap rileks an
Tera
peuti
k
Pera
wat
Klien
Sri
Enda
ng
Komponen Dalam Komunikasi
1. Komunikator / Pengirim pesan
Yang menjadi komunikator dalam hal ini adalah
anak, keluarga, atau kelompok .
2. Komunikan / penerima pesan
Penerima pesan mrp org yg menerima berita atau
lambang .
3. Pesan
Berita yang disampaikan oleh pengirim pesan
melalui lambang, pembicara, gerakan atau
sikap.Ex : Informasi ttg masalah kesehatan anak.
4. Media
Sarana atau saluran dari komunikasi.
Dapat berupa media cetak, audio, visual, atau
audio visual.
5. Umpan Balik
Reaksi komunikan sebgai dampak atau
pengaruh dari pesan yg disampaikan, baik
secara lgs m/p tidak lgs.
HAL-HAL YANG MENGHAMBAT
KOMUNIKASI

Terlalu banyak saran


Memberi informasi yang salah
Mengalihkan pembicaraan
Menilai/menuduh
Bertanya terlalu banyak
Menggunakan kalimat emosional
Menentang pembicaraan
Memberi komentar
PERSIAPAN / PRA INTERAKSI

Tahap persiapan / prainteraksi adalah


masa persipan sebelum berhubungan dan
berkomunikasi dengan klien. Tahap ini harus
dilakukan oleh seorang perawat untuk
memahami dirinya, mengatasi kecemasannya,
dan menyakinkan dirinya bahwa dia betul-
betul siap berinteraksi dengan klien.
Tugas perawat dalam tahap ini antara lain:
1. Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasan.

sebelum berinteraksi dengan klien perawat perlu


mengkaji perasannya sendiri. Perasaan yang muncul
sehubungn dengan interaksi yang akan dilakukan.
Apakah ada perasaan cemas,,,??? Apa yang di
cemaskan,,??
disamping melakukan eksplorasi perasaan, perawat
juga perlu mendefenisikan apa harapannya terhadap
interaksi yang dilakukan.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.
kegiatan ini sangat penting
dilakukan agar perawat mampu
mengatasi kelemahannya dan
menggunakan kekuatannya
semaksimal mungkin pada saat
berinteraksi dengan klien.
Misalnya seorang perawat
mungkin mempunyai kekuatan
mampu memulai pembicaraan dan
sensitif terhadap perasaan orang lain,
keadaan ini bisa dimamfaatkan
perawat untuk memudahkannya
dalam membuka pembicaraan dan
membina hubungan saling percaya.
3. Mengumpulkan data tentang klien.

kegiatan ini juga tidak kalah penting


mengetahui informasi tentang klien, agar
perawat bisa memahami klien. Paling tidak
perawat bisa mengetahui identitas klien yang
bisa digunakan pada saat memulai interaksi.
4. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

Hal ini perlu untuk menentukan kapan,


dimana, dan strategi apa yang akan dilakukan
untuk pertemuan pertama tersebut.
TAHAP PERKENALAN/ ORIENTASI
Perkenalan merupakan kegiatan yg
dilakukan perawat saat pertama kali bertemu
klien. Pada saat berkenalan, perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu
kepada klien. Artinya perawat telah bersikap
terbuka pada klien dan ini diharapkan akan
mendorong klien untuk membuka dirinya.
Tujuannya untuk memvalidasi
keakuratan data & rencana yg telah
dibuat, serta mengevaluasi tindakan
yg lalu.
Peran perawat memberikan situasi
lingkungN yg peka dan menunjukkan
penerimaan.
TUGAS PERAWAT TAHAP INI :
1. Membina hubungan saling percaya.
Hubungan saling percaya merupakan kunci dari
keberhasilan suatu hubungan terapotik, karena
tanpa adanya saling percaya tidak mungkin terjadi
keterbukaan antara kedua belah pihak. Hubungan
yg dibina tidak bersifat statis, bisa berubah
bergantung pada situasi dan kondisi. Karena itu
untuak mempertahankan / memelihara hubungan
saling percaya parawat harus bersikap terbuka,
jujur, iklas, menerima klien apa adanya, menepati
janji dan menghargai klien.
2. Merumuskan kontrak bersama klien
Kontrak yg harus disetujui bersama klien antara
lain tempat, waktu dan topik pembicaraan.
Pada saat merumuskan kontrak, perawat juga
perlu menjelaskan atau mengklarafikasi peran
perawat dan klien agar tidak terjadi kesalahpahaman
klien terhadap kehadiran perawat. Perawat Perlu
menekankan bahwa perawat hanya membantu,
sedangkan kekuatan dan keinginan untuk berubah
ada pada diri klien sendiri.
3. Menggali pikiran dan perasaan serta
mengidentifikasi masalah klien.
Perawat mendorong klien untuk
mengekspresikan perasaannya. Teknik komunikasi yg
sering digunakan pada tahap ini adalah pertanyaan
terbuka seperti “bagaimanan perasaan ibu pagi
ini,,??”, “bagaimana keadaan Bapak dibanding hari
kemaren,,??”, atau bagaimana tidur bapak
semalam,,,?? ” Dengan memberikan pertanyaan
terbuka, diharapkan perawat dapat mendorong klien
utk mengekspresikan pikiran & perasaannya sehingga
dapat mengidentifikasi masalah klien.
4. Merumuskan tujuan dengan klien

Perawat perlu merumuskan tujuan interaksi


bersama klien karena tanpa keterlibatan klien
mungkin tujuan sulit dicapai.
Tujuan ini dirumuskan setelah masalah klien
diidentifikasi. Seandainya tujuan interaksi sudah
disepakati pada pertemuan sebelumnya, tugas
perawat pada tahap ini adalah mengingatkan klien.
Studi kasus
Bapak M umur 45 tahun tinggal di pstw sabai nan aluah
sicincin untk perawatan pendarahan ulkus lambung. Dia
terbiasa melakukan keputusan untk dirinya sendiri. Mahasiswa
sdg praktek memasuki ruangan.
Nn R : selamat pagi Bapak M, saya Perawat R, saya akan
merawat anda hari ini
Bapak M : oh,, ibu ngk usah khawatir, saya dapat mengurus
diri saya sendiri,,
Nn R : saya dapat merasakan, pasti sangat menyebalkan
menjadi org yg sangat mandiri dan tiba-tiba menjadi sakit, dan
semua org mengkhawatirkan anda
Bapak M : ibu benar, saya tdk terbiasa di bantu
Nn R : jgn khawatir, saya tdk akn mengambil kemandirian
anda, izinkan saya menjelaskn prosedur yg akan saya lakukan.
TAHAP KERJA
Perawat dan klien bekerjasama untuk
mengatasi masalah yg dihadapi klien. Pada
tahap kerja ini dituntut kemempuan perawat
dalam mendorong klien mengungkapkan
perasaan dan pikirannya. Perawat juga dituntut
utk mempunyai kepekaan & tingkat analisis yg
tinggi terhadap adanya perubahan dlm respon
verbal maupun non verbal.
Perawat perlu melakukan “Active
listening” karena tugas perawat
bertujuan untuk menyelesaikan masalah
klien. Melalui active listening, perawat
membantu klien utk mengidentifikasi
masalah yg dihadapi, bagaimana cara
mengatasinya dan mengevaluasi cara
pemecahan masalah yg telah dipilih.
Perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapan dgn klien. Teknik pengumpulan ini
merupakan usaha utk memadukan dan menegaskan
hal-hal penting dlm percakapan, dan membantu
perawat –klien memiliki pikiran dan ide yg sama.
Tujuannya membantu klien menggali hal-hal
dan tema emosional yg penting. Oleh karena itu,
diharapkan klien merasa bahwa perawat memahami
pesan-pesan yg telah disampaikan.
Studi kasus
Ibu I berusia 60 tahun tinggal d pstw kasih sayang
ibu batu sangkar dgn riwayat obesitas dan tekanan
darah tinggi.

Ny I : saya merasa frustasi dan bosan menjadi gemuk


Perawat : ketika saya melihat ibu bulan lalu, ibu
mengatakan kepada saya bahwa ibu telah menurunkan
berat badan ibu 5 kg dan pakiaan ibu lebih pas. Saya
dapat melihat kemajuannya.
Ibu I : anda benar, tapi butuh waktu yg sangat lama
untk menurunkan berat badan. Saya hanya merasa
frustasi.
TAHAP TERMINASI
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan
perawat-klien. Terminasi ada dua bagian yaitu
terminasi sementara dan akhir. Terminasi sementara
adalah akhir pada tiap pertemuan. Setelah terminasi
sementara, perawat akan bertemu kembali dgn klien
pd waktu yg telah disepakati. Sedangkan terminasi
akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan secara keseluruhan.
Tugas perawat pada tahap ini yaitu,,,??
1. Evaluasi objektif
Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yg
telah dilaksanakan. Meminta klien utk
menyimpulkan ttg apa yg telah didiskusikan. Dalam
mengevaluasi, perawat tdk boleh terkesan menguji
kemampuan klien akan tetapi sebaiknya terkesan
sekedar mengulang atau menyimpulkan.
misalnya : “ Baiklah, skrg coba Ibu ulangi lagi apa
yg kita bicarakan tadi,,,????? ”
2. Evaluasi sabjektif
Dilakukan dengan menanyakan perasaan klien
setelah berinteraksi dgn perawat.
perawat perlu mengetahui bagaimana perasaan
klien setelah berinteraksi dgn perawat. Apakah
klien merasa bahwa interaksi ini dapat menurunkan
kecemasannya,,?? Apakah klien merasa bahwa
interaksi itu ada gunanya,,?? Atau interaksi itu
hanya menimbulkan masalah bagi klien…
3. Rencana tindak lanjut
Juga disebut pekerjaan rumah untuk klien.
Tindak lanjut yg diberikan harus relevan dengan
interaksi yg baru saja dilakukan atau dengan
interaksi yg akan dilakukan berikutnya.
Misalnya pada akhir interaksi klien sudah
memahami ttg beberapa alaternatif mengatasi
marah. Maka untuk tindak lanjut perawat mengkin
bisa miminta klien untuk mencoba salah satu dari
alternatif tersebut. Tindak lanjut dievaluasi pada
tahap orientasi pada pertemuan berikutnya…
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
berikutnya.
kontrak ini penting dibuat agar
terdapat kesepakatan antara perawat
dan klien untuk pertemuan
berikutnya. Kontrak yg dibuat
termasuk tempat, waktu dan tujuan
interaksi.
proses terminasi perawat-klien
merupakan aspek penting dalam
asuhan keperawatan, sehingga jika hal
tersebut tidak dilakukan denagn baik
oleh perawat, maka regresi dan
kecemasan dapat terjadi pada klien.
Timbulnya respon tersebut sangat
dipengaruhi oleh kemampuan perawat
utk terbuka, empati & respon
sebelumnya.
Studi kasus
Ny A bekerja dengan Tn Z selama ia dirawat.
Tuan Z dioperasi utk memperbaiki fraktur kada
kaki. Tuan Z dan Ny A menetapkan tujuan untuk
rehabilitasi fisiknya dan pulang ke rumah.

Ny A : Tuan Z, dokter Bapak menyuruh anda plg


besok pagi. Apa pendapat Bapak ttg ini,,??
Tn Z : Saya sangat senang sekali bisa keluar dari
sisi
Ny A : Apakah Bapak merasa nyaman, berjalan
dgn penopang,,??
Tn Z : ya,, seperti yg Ibu sarankan, saya berlatih
menaiki tangga dlm terapi fisik. Seperti yg anda
ketahui, saya punya lima tangga untk didaki di
depan pintu rmh saya.
Ny A : Bapak juga berlatih keras utk pindah dari
tempat tidur ke kursi dan berdiri dgn penompang.
Tn Z : sekarang semua lebih mudah. Semua
latihan yg anda sarankan sangat membantu. Sejak
anda menjelaskan semua cara yg tepat utk
memegang penopang, penopang itu menjadi
seperti bagian alamiah diri saya.
Ny A : tampaknya Bapak memang siap utk
pergi. Lanjtkan latihan Bapak seperti yg Bapak
lakukan disini dan Bapak dapat meningglkan
penopang tersebut.
Tn Z : Terima kasih atas bantuan Ibu. Saya
tidak berfikir saya akan dapat berjalan dgn
benda ini. Tetapi penopang ini bukan masalah
lagi.
Ada yang mau
bertanya ??

Anda mungkin juga menyukai