Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 7

FARMAKOLOGI
“OBAT-OBAT YANG LAZIM DIBERIKAN PADA KASUS
JIWA/PSIKOLOGIS (ANTI MANIA) DAN IMPLIKASINYA
DALAM KEPERAWATAN”
OLEH :

KELOMPOK 7 (1.C)

1. Nina Fitri Yeni (173110258)


2. Oktaghina Jeninisya (173110259)
3. Pelia Peltresia (173110260)
4. Putri Prihandini (173110261)
GANGGUAN
PSIKOLOGIS MANIA
Pengertian :

Mania merupakan bagian dari kelainan bipolar (penyakit manik-


depresif) yang ditandai dengan perasaan senang yang luar biasa.
Bentuk mania yang lebih ringan adalah hipomania. Pada kelainan
unipolar, depresi terjadi tanpa disertai oleh episode manik. Mania
maupun hipomania lebih jarang dialami ketimbang depresi. Mania
dan hipomania lebih sulit diketahui. Pasalnya, penderita mania
cenderung merasa sangat bahagia sehingga terlihat baik-baik saja
dan tidak punya keinginan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Penyebab :

Kelainan fisik yang bisa menyebabkan mania:


1. Mania bisa disebabkan obat-obatan tertentu, seperti amfetamin,
kokain, obat anti depresi, bromokriptin, levodopa, kortikosteroid,
dan metilfenidat.
2. Adanya infeksi seperti influenza, AIDS, ensefalitis, atau sifilis
tingkat lanjut.
3. Kelainan hormonal seperti hiprtiroidisme.
4. Adanya penyakit jaringan ikat, misalnya lupus eritematosus
sistemik.
5. Kelainan neurologis, seperti tumor otak, stroke, cedera kepala,
epilepsi lobus temporalis, korea huntington, sklerosis multipel,
tumor otak, atau korea sydenham.
Gejala :

1. Suasana hati
 Gembira, mudah tersinggung atau bermusuhan
 Kesedihan sesaat
 
 
2. Gejala psikis
 Merasa berkuasa, memiliki harga diri yang berlebihan, dan suka
membual
 Pikirannya cenderung mudah dialihkan
 Minat yang belebihan terhadap sesuatu yang baru
 Senang berbelanja, kecerobohan seksual, atau penanaman modal
pada usaha yang konyol
NEXT :

3. Gejala psikotik
 Paranoia
 Delusi akan bakat yang luar biasa
 Delusi akan identitas kebesaran seperti keturunan bangsawaan
atau kekayaan berlimpah
 Delusi tentang kebugaran fisik yang luar biasa
 Halusinasi dengar atau lihat

4. Gejala fisik
 Tingkat aktivitas meningkat
 Gairah seks meningkat
 Kebutuhan tidur berkurang
 Penurunan berat badan akibat meningkatnya aktivitas dan kurang
makan
Penderita Psikologis
Mania
SIFAT DASAR OBAT

Secara umum obat dapat didefenisikan sebagai bahan


yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis
melalui proses kimia. Obat dapat berupa bahan yang
disintetis dalam tubuh ( misalnya : hormon) atau
merupakan bahan – bahan kimia yang tidak disintetis
didalam tubuh, yaitu xenobiotik( yang artinya “orang
asing”). Racun adalah obat.
KLASIFIKASI OBAT PSIKOFARMAKA

1. Berdasarkan sifatnya sebagai stimulan atau depresi mental.


2. Berdasarkan bentuk dan rumus bangunannya.
3. Berdasarkan aksi dan mekanisme biokimianya
4. Berdasarkan efek kliniknya
a. Antipsikotik
b. Antidepresan
c. Antianxieatas
d. Antiansomnia
e. Antimaniakal
f. Golongan tambahan
ANTI MANIAKAL

Golongan obat ini mempengaruhi prose hiperaktivitas atau


gangguan maniakal tanpa menyebabkan terjadinya proses depresi.
Pada keadaan maniakal yang berlebihan dan akut diperlukan
pemberian antipsikotik untuk mensupresi gejala secara cepat. Setelah
fase akut diatasi, maka dapat diberikan antimaniakal, yang dapat
bekerja profilaksis supaya tidak timbul eksaserbasi akut.
MACAM-MACAM OBAT ANTI MANIA

No Nama generik S e d i a a n Dosis anjuran


1 . Lithium carbonte 250-500 mg

2 . Haloperidol Ta b 0 , 5 m g , 2 m g , 5 m g 4,5-15 mg
Liq 2 mg/hr
Injk 5 mg/ml

3 . Carbamazepine T a b 2 0 0 m g 400-600 mg/hr


2-3 x/hr
SALAH SATU COTOH
OBAT ANTI MANIA
•Lithium
Golongan Mood stabilizer

Kategori Obat resep

Manfaat Mengendalikan fase mania dan depresi dalam


gangguan bipolar
Di Konsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan Kategori D : Ada bukti positif mengenai risiko


menyusui terhadap janin manusia,tetapi manfaat yang
diperoleh mungkin lebih besar dari risiko
dan,misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.
Bentuk obat Tablet dan sirup
GAMBAR OBAT LITHIUM
INDIKASI

Terapi dan profilaksis kasus mania, depresi mania dan depresi kambuhan ;
agresif atau sifat yang merugikan/ merusak diri sendiri

KONTRA INDIKASI

Mewaspadai pasien yang ada gangguan atau kerusakan renal.


PERINGATAN

1. Harap berhati-hati jika Anda memiliki penyakit sindrom Brugada,


dehidrasi, gangguan ginjal, jantung, dan pembuluh darah.
2. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, sedang
merencanakan kehamilan, atau sedang menjalani diet.
3. Jika mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi lithium, segera
periksakan diri ke dokter.

DOSIS LITHIUM

Dosis lithium berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien. Jika


lithium berbentuk tablet dikonsumsi untuk pengobatan tahap awal,
dokter akan memberikan dosis sebanyak 1-1,5 g/hari. Sedangkan jika
digunakan untuk upaya pencegahan, dosisnya berkisar antara 300-400
mg/hari.
Untuk pengobatan tahap awal dengan obat sirup, dokter akan
memberikan dosis sebanyak 450-675 mg yang dikonsumsi dua kali sehari.
Sedangkan untuk pencegahan, dosisnya adalah 450 mg dua kali sehari.
INTERAKSI OBAT

Jika digunakan bersama dengan obat-obatan tertentu, lithium bisa


menimbulkan reaksi berupa peningkatan efek samping atau justru
mengurangi efektivitas obat itu sendiri. Oleh karena itu, jangan
mengonsumsi lithium bersama dengan dronedarone, ziprasidone, cisapride,
dofetilide, thioridazine, pimozide, serta obat stimulan untuk mengatasi
ADHD atau narkolepsi.
PERAN PERAWAT DALAM EFEK SAMPING OBAT
LITHIUM

1. Kebingungan serta kehilangan daya ingat dan kesadaran.


Implementasi keperawatan:
a. Panggil klien dengan namanya dan perkenalkan diri anda
b. Hindari tuntutan yang menimbulkan stres, dan batasi tugas klien
dalam mengambil keputusan.
c. Tawari aktivitas sesuai kemampuan klien

2. Pernapasan terganggu, terutama setelah beraktivitas berat.


Implementasi keperawatan :
d. Ajarkan pasien nafas dalam
e. Anjurkan pada klien untuk mengurangi aktivitas yang berat dan
menambah waktu istirahat
 
 
3. Lemas
Implementasi keperawatan :
a. Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
b. Bantu pasien dalam melakukan aktifitas sendiri
c. Anjurkan pada klien untuk mengurangi aktivitas yang berat dan
menambah waktu istirahat

4. Mual ringan, muntah, tidak nafsu makan.


Implementasi keperawatan :
d. intsruksikan untuk menghindari bau makanan yang menyengat
e. anjurkan untuk makan pelan - pelan
 
 
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

1. Pengumpulan data sebelum pengobatan


2. Melaksanakan Prinsip Pengobatan Psikofarmaka
3. Mengevaluasi
Dikatakan reaksi obat efektif jika :
            a. Emosional stabil
            b. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
            c. Halusinasi, Agresi, Delusi, menarik diri menurun
            d. Prilaku mudah diarahkan
            e. Proses berpikir ke arah logika
            f. Efek samping Obat
            g. Tanda-tanda Vital
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai