Anda di halaman 1dari 24

ANEMIA

Kelompok 1 :

Alifah Nurjannah P2.06.31.2.19.003


Anggi Rohmawati P2.06.31.2.19.007
Ayu Kemaladewi P2.06.31.2.19.008
Dewi Ayu Tonaah P2.06.31.2.19.012
N. Adinda Khodidjah P2.06.31.2.19.027
Latar belakang
Latar belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya
sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam
folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan
pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah,
dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb)
dalam darah dari harga normal.
Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa
darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada di bawah normal.
Anemia adalah berkurangnya hingga
dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red
blood cell (hematokrit) per 100 ml
darah.
Penyabab Atau Etiologi Anemia

01 Perdarahan 04 Penyakit kronik


Seperti gagal ginjal, abses
paru, bronkiektasis,
02 Kekurangan gizi empiema, dll.
Seperti : zat besi, vitamin B12,
dan asam folat. (Barbara C.
Long, 1996 ) Ketidaksanggupan
sum-sum tulang
03 Kelainan darah 05 membentuk sel-sel
darah. (Arif Mansjoer,
2001)
Gejala Klinis

Seluruh Tubuh Jantung Umum


Gejala Klinis
Seluruh Tubuh
Kelelahan
Kepala Terasa Ringan
Malaise atau Pusing
Gejala Klinis terhadap
Jantung
Palpitasi
(Denyut Jantung Cepat atau Jantung Berdetak Cepat)
Gejala Umum
Kuku Rapuh
Nafas Pendek
Pucat
Klasifikasi Anemia Secara Umum

1. Anemia mikrositik hipokrom, terdiri dari

a. Anemia Defisiensi Besi , yang disebabkan oleh :


Diet yang tidak mencukupi
Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui
Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah, dll
b. Anemia Penyakit Kronik, yang banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal dan paru

2. Anemia Makrositik, terdiri dari

a. Anemia Pernisiosa, yang disebakan oleh kurangnya asupan Vitamin B-12 dan penyakit herediter
autoimun
b. Anemia defisiensi asam folat yang terjadi karena penurunan absorpsi asam folat
Klasifikasi Anemia Secara Umum

3. Anemia karena perdarahan


a. Pendarahan Akut
Akan timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru
terjadi beberapa hari kemudian
b. Pendarahan Kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus
peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.

4. Anemia hemolitik 5. Anemia Aplastik


Pada anemia ini terjadi penurunan usia sel darah Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang
merah yang disebabkan karena kelainan membran, untuk membentuk sel-sel darah. Penyebabnya bisa
kelainan glikolisis, kelainan enzim, gangguan kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi,
sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka toksin, dll.
bakar.
Pemeriksaan Penunjang Anemia

Dilakukan apabila

● Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12 – 14 g/dl)


● Kadar Ht menurun (normal 37% – 41%)
● Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
● Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
● Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
(pada anemia aplastik)
Pencegahan Anemia
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, kita dapat menghindari anemia kekurangan zat besi dan
anemia kekurangan vitamin dengan mengonsumsi makanan yang sehat, dan bervariasi, termasuk:

• Besi
Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain yang kaya zat besi,
termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang
dan kacang-kacangan.
• Folat
Asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang
polong dan dibentengi roti, sereal dan pasta.
• Vitamin B-12.
Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
• Vitamin C
Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri, membantu meningkatkan
penyerapan zat besi.
Penanggulangan Anemia

Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :

• Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup secara rutin pada usia
remaja.
• Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas, makanan laut disertai
minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan
menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan
minum susu pada saat makan.
• Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan prevalensi tinggi.
Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
• Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama susu, kopi, teh,
minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
• Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan pilihan untuk skrining
anemia defisiensi besi .
Pengobatan Anemia

Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:

1. Anemia Kekurangan Zat Besi


Anemia ini diobati dengan suplemen zat besi. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah
selain dari haid, sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin melibatkan
operasi.

2. Anemia Kekurangan Vitamin


Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan yang seringkali suntikan seumur hidup vitamin B-12.
Anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.

3. Anemia Penyakit Kronik


Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya
tidak membantu jenis anemia ini . Namun jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan
eritropoietin sintetis dan hormone yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu
merangsang produksi sel darah merah dan mengurangi kelelahan.
Pengobatan Anemia

4. Anemia Aplastik

Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah untuk meningkatkan kadar sel darah
merah. Terkadang memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang tidak dapat membuat
sel-sel darah sehat. Juga memerlukan obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem
kekebalan tubuh yang memberi kesempatan pada sumsum tulang yang ditransplantasikan agar berfungsi
lagi.
5. Anemia Hemolitik

Pengobatan anemia hemolitik dengan menghindari obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait
dan menggunakan obat-obatan yang menekan system kekebalan tubuh. Steroid, obat penekan
kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-
sel darah merah.
Kesimpulan

Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali


(di diagnosa). Tanda dan gejalanya beragam, seperti cepat merasa
lelah, pusing, pucat, dll. Klasifikasi anemia secara umum antara
lain anemia defisiensi besi, anemia defisiensi vitamin, anemia
aplastik dan anemia hemolitik.

Pendiagnosaan anemia juga dapat di tunjang dengan


pemeriksaan laboratorium yakni adanya penurunan kadar Hb.
Pengobatan anemia dapat dilakukan berdasarkan penyebabnya.
Banyak jenis anemia yang tidak dapat dicegah, namun untuk
mencegah anemia defisiensi zat gizi dapat kita lakukan dengan
cara mengonsumsi makanan yang sehat dan beragam. Dapat juga
melakukan konseling untuk membantu memilih bahan makanan
yang tepat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai