Anda di halaman 1dari 17

Wawasan Wiyata Mandala

Siti Munawaroh, S. Pd. I


Biografi
Nama : Siti Munawaroh,S.pd.I
TTL : Bogor, 12 Maret 1972
Agama : Islam
Alamat : Jl. Rorotan II, RT005/RW004,
Rorotan, Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Riwayat Pendidikan :
 SDN Cisalak II
 SMP A.Wahid Hasyim, Tebuireng
 MA Bahrul Ulum, Tambak Beras
 S1 Pendidikan Agama Islam Universitas
Atahiriyah Jakarta
Riwayat Pekerjaan :
 Guru SMP/SMK Az-Zahra Jakarta
 Guru Tsanawiyah Al-Wathoniyah 43
Jakarta
Visi :
Menghasilkan kelulusan untuk menjadi tenaga kerja
yang luwes, terampil dan berakhlak mulia yang
sesuai dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri

Misi :
1. Mendidik siswa dalam bidang bisnis dan
manajemen khususnya program keahlian
administrasi perkantoran agar dapat menjadi
tenaga kerja yang siap bekerja sesuai dengan
tamatan.
2. Mendidik siswa agar mampu memilih karir,
berkompetensi, dan mengembangkan sikap
professional.
Tujuan

Tujuan pendidikan mencegah kejuruan adalah


meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Pengertian
Wawasan berarti konsepsi, cara
pandang, tinjauan, pandangan.

Wiyata berasal dari bahasa jawa yangt


berarti pengajaran, pendidikan.

Mandala berarti bulatan, lingkungan


(daerah).
Jadi, Wiyata Mandala berarti lingkungan
pendidikan tempat proses belajar-mengajar.
Mengapa Wawasan Wiyata Mandala
diperlukan?
Diharapkan seluruh siswa dapat berperan aktif
dalam meningkatkan fungsi sekolah sebagai
lingkungan pendidikan.  Aktivitas dan kreativitas
siswa sangat diperlukan untuk menciptakan sekolah
sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah,
saling asih, dan saling asuh yang dibimbing oleh
kepala sekolah dan guru yang dapat mendorong
semangat dan minat belajar.
SEKOLAH DAN FUNGSINYA

Sekolah merupakan tempat


penyelenggaraan PBM, menanamkan
dan mengembangkan berbagai nilai,
ilmu pengetahuan, teknologi dan
keterampilan. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal tempat
berlangsungnya PBM untuk membina
dan mengembangkan:
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Pandangan hidup/kepribadian
3. Hubungan antara manusia
dengan lingkungan atau manusia
dengan Tuhannya
4. Kemampuan berkarya.
Fungsi sekolah adalah sebagai tempat
masyarakat belajar karena memiliki aturan/tata
tertib kehidupan yang mengatur hubungan
antara guru, pengelola pendidikan siswa dalam
PBM untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dalam suasana yang dinamis.
Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat
belajar adalah :

1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib.


2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar
dan bekerja keras.
3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.
PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM
UPAYA KETAHANAN SEKOLAH

Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya, perlu


dilakukan penataan Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah :
1. Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan.
2. Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah dan pihak keamanan
setempat untuk terselenggaranya ketahanan sekolah.
3. Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan siswa yang bermasalah
4. Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral
Pancasila, kepribadian sopan santun dan berdisiplin.
5. Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar
membaca/ informasi/penemuan para ahli.
6. Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan
pengembangan diri.
1. Mentaati tata tertib yang berlaku di
sekolah tanpa kecuali.
2. Hormat dan sopan kepada guru dan warga
PERAN SISWA : sekolah yang lain.
3. Hormat dan sopan kepada teman
4. Belajar yang tekun.
5. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru.
6. Menjaga nama baik keluarga dan sekolah
di manapun berada.
7. Menjaga dan memelihara fasilitas belajar
dan mengajar.
8. Menjaga keamanan sekolah.
9. Melaporkan peristiwa negatif yang terjadi
di sekolah kepada OSIS, guru, wakil
kepala sekolah, BP atau kepala sekolah.
10. Memelihara lingkungan sekolah.
TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA SEKOLAH
DALAM HAL PELAKSANAAN WIYATA MANDALA

Kepala Sekolah dalam melaksanakan penataan Wiyata Mandala di sekolah,


dengan melakukan kegiatan-kegiatan :
• Melaksanakan program-program yang telah disusun bersama Komite Sekolah.
• Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, OSIS,
Komite Sekolah, tokoh masyarakat serta pihak keamanan setempat.
• Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk perangkat keras (sarana
prasarana) dan perangkat lunak (peraturan-peraturan, tata tertib, tata upacara
dan lain lain).
• Mengadakan pertemuan baik rutin maupun insidentil yang bersifat intern
sekolah (kepala sekolah, pendidik, orangtua siswa, siswa).
• Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang ketahanan sekolah seperti
PKS, Pramuka, PMR, Paskibraka, kesenian dan sebagainya.
PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
Tahap Preventif, yaitu upaya untuk meniadakan peluang-
peluang yang dapat memungkinkan terjadinya kasus-kasus
negatif di sekolah, melalui antara lain :
• Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah serta
menciptakan kebersihan dan ketertiban agar siswa merasa
nyaman dan menyenangkan dan tidak ada tempat tertentu
yang dijadikan siswa untuk hal-hal negatif.
• Menciptakan suasana yang harmonis antara pihak
pendidik/staf dan siswa serta penduduk di sekitar sekolah.
• Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan razia
terhadap kegiatan siswa di lingkungan sekolah.
Tahap Represif, upaya untuk menindak siswa yang
telah melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib
sekolah. Upaya Represif seperti :
• Mendamaikan para pihak yang terlibat
perselisihan berikut orangtua/pendidik
pembinanya.
• Membatasi areal tempat terjadinya aksi.
• Menetralisir isu-isu yang berkembang dan
mencegah timbulnya isu-isu baru.

Anda mungkin juga menyukai