Anda di halaman 1dari 18

Sumber rujukan

1.Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. 1994.


Jakarta: Rineka cipta
2.Munandir. Kapita Selekta Pendidikan. 2009. Jakarta: AV
Publisher
3.Fahruddin Saudagar dan Ali Idrus. Pengembangan
Profesionalitas Guru. 2009. Jakarta: Gaung Persada
4.Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. Ilmu &
Aplikasi Pendidikan (bagian 1). 2007. Bandung: Imtima
5.Udin Syaefudin Saud. Pengembangan Profesi Guru. 2011.
Bandung: Alfabeta.
 Menunjukkan dan mengungkapkan suatu
kepercayaan, bahkan keyakinan atas suatu
kebenaran
 Menunjukkan suatu pekerjaan atau urusan
tertentu
 Pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi
1. Kenneth Lynn (dalam M. Nurdin 2004)
Menyajikan jasa berdasarkan ilmu pengetahuan
2. Mc Cully (dalam M. Nurdin 2004)
Menggunakan teknik dan prosedur dg landasan intelektual
3. Sudarwan Danim (1995)
Pekerjaan yang memerlukan spesialisasi akademik

SPESIALISASI AKADEMIK
C
O TEKNIK dan PROSEDUR
N
T
R
O KLIEN
L
 Profesi adalah suatu kegiatan yang memadukan
kecakapan teknik serta spesifikasi ilmu yang
dimiliki dengan panggilan jiwanya.
1. Memiliki spesialisasi ilmu
2. Memiliki kode etik dalam menjalankan
profesi
3. Memiliki organisasi profesi
4. Diakui masyarakat
5. Sebagai panggilan hidup
6. Dilengkapi kecakapan diagnostik
7. Mempunyai klien yang jelas
 Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku,
suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu
“profesi”.
 Profesionalisme mengandung pula pengertian
menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau
sebagai sumber penghidupan.
 Profesional
1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil
(perfect result), sehingga kita dituntut untuk selalu mencari
peningkatan mutu.
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan
oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup.
5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan
perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.
TUGAS GURU MENGAJAR

PROFESI MELATIH

PENELITIAN

KEMANUSIAAN MENJADI ORANG TUA KEDUA

TRANSFORMASI

KEMASYARAKATAN

MENCERDASKAN BANGSA INDONESIA


 Seseorang yang PROFESIONAL adalah : Orang yang tahu akan
keahlian dan keterampilannya, Meluangkan seluruh waktunya
untuk pekerjaan atau kegiatannya itu, Hidup dari situ, dan Bangga
akan pekerjaannya.
 Professional memiliki tiga hal pokok :
 yaitu Skill (Skill disini berarti adalah seseorang itu benar-benar ahli di
bidangnya),
 Knowledge (Knowledge, tak hanya ahli di bidangnya, tapi ia juga
berwawasan dan menguasai berbagai ilmu pengetahuan lain yang
berhubungan dengan bidangnya)
 Attitude (Attitude, bukan hanya pintar dan cerdas, tapi dia juga punya etika

yang diterapkan dalam bidangnya).


 Mempunyai komitmen
 Menguasai secara mendalam terhadap ilmu yang
dimilikinya
 Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya
 Mampu berpikir sistematis (refleksi-koreksi)
Kriteria Profesi Keguruan menurut National
Education Association (NEA)

 Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual


 Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu
yang khusus
 Jabatan yang memerlukan persiapan profesional
yang lama
 Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan
 Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan
keanggotaan yang permanen
 Jabatan yang menentukan standarnya sendiri
 Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas
keuntungan pribadi
 Jabatan yang mempunyai organisasi profesional
yang kuat dan terjalin erat
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tetang guru dan
dosen (pasal 7) disebutkan :

Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan


khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip :
 Memiliki, bakat, minat, panggilan jiwa, dan

idealisme
 Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu

pendidikan, keimanan, dan akhlak mulia


 Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang

pendidikan sesuai dengan bidang tugas


 Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugas
 Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan
tugas kepofesionalan
 Memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja
 Memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan
 Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
pelaksanaan tugas
 Memiliki organisasi profesi
Profesi Pegawai
Bertindak menjalankan Bekerja dengan mengikuti
suatu tugas tertentu instruksi
(pembelajaran dan
pendidikan) atas dasar
keputusan masing-masing
bukan semata karena
arahan dari atasan
Perkembangan Profesi Keguruan
 Pada awal perkembangan pendidikan Indonesia,
guru-guru tidak diangkat dari orang-orang yang
berpendidikan khusus keguruan
 Sekolah calon guru pertama didirikan pada masa
Hindia Belanda dengan nama Kweekschool
Karena kebutuhan guru yang mendesak pemerintah
Hindia Belanda mengangkat lima macam guru :
 Guru lulusan sekolah guru sebagai guru yang
berwenang penuh
 Guru bukan lulusan sekolah guru, tapi lulus ujian
untuk menjadi guru
 Guru bantu, guru yang lulus ujian guru bantu
 Guru yang dimagangkan pada guru senior
 Guru yang diangkat karena keadaan yang
mendesak
 Sejak masa orde baru pendidikan guru
difokuskan di LPTK (Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan)
 Guru pernah mempunyai status yang sangat
tinggi di masyarakat, mempunyai wibawa yang
tinggi dan dianggap serba bisa
 Seiring perkembangan zaman pandangan tersebut
mulai memudar

Anda mungkin juga menyukai