Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN,

PENGHAYATAN,
PENGAMALAN,
PANCASILA (P4)
OLEH : FAKHRI FEBRIAN
NO BP : 2010753006
KELAS : PANCASILA (6)
PENDAHULUAN
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman
Pancasila (P4) adalah sebuah panduan tentang
pengamalan Pancasila dalam kehidupan
bernegara pada masa Orde Baru.
Pada materi P4 ini terdapat beberapa topik
yang harus dipelajari, yaitu :
 Sejarah lahirnya P4
 Dasar hukum P4
 Bentuk dan metode sosialisasi P4
 Materi sosialisasi P4
LATAR BELAKANG PEDOMAN, PENGHAYATAN,
PENGAMALAN, PANCASILA (P4)
 Situasi kehidupan negara yang terjadi pada pertengahan tahun
1965. Orde Baru menilai bahwa terjadinya tragedi nasional, G-
30-S/PKI pada tahun 1965, adalah karena bangsa Indonesia
tidak melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
 Setelah bangsa Indonesia mampu mengatasi akibat dari gejolak
yang ditimbulkan oleh gerakan G-30-S/PKI, serta telah mampu
untuk menetapkan program pembangunannya, dirasa perlu
untuk membenahi karakter bangsa dengan mengembangkan
sikap dan perilaku warganegara sesuai dengan amanat yang
tertuang dalam UUD 1945.
 MPR dalam Sidang Umumnya, 22 Maret 1978 menetapkan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Dengan
demikian pelaksanaan P-4 merupakan kehendak rakyat yang
ditetapkan oleh MPR RI sebagai penjelmaan rakyat, yang wajib
dipatuhi.
SEJARAH LAHIRNYA P4
 Kelahiran dan tumbuh kembang P-4 didorong oleh situasi kehidupan
negara yang terjadi pada pertengahan tahun 1965. Orde Baru
menilai bahwa terjadinya tragedi nasional, G-30-S/PKI pada tahun
1965, adalah karena bangsa Indonesia tidak melaksanakan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
Setelah bangsa Indonesia mampu mengatasi akibat dari gejolak
yang ditimbulkan oleh gerakan G-30-S/PKI, serta telah mampu
untuk menetapkan program pembangunnya, dirasa perlu untuk
membenahi karakter bangsa dengan mengembangkan sikap dan
perilaku warganegara sesuai dengan amanat yang tertuang dalam
Undang-Undang Dasarnya. Maka Majelis Permusyawaratan Rakyat,
dalam Sidang Umumnya, pada tanggal 22 Maret 1978 menetapkan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Dengan demikian
pelaksanaan P-4 merupakan kehendak rakyat yang ditetapkan oleh
MPR RI sebagai penjelmaan rakyat, yang wajib dipatuhi.
LATAR BELAKANG G 30 S/PKI
 G 30 S/PKI adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 30
September 1965 dimana enam pejabat tinggi militer Indonesia
beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha
pemberontakan yang disebut dengan sebagai usaha kudeta yang
dituduhkan kepada anggota PKI.
 Sebelum peristiwa G 30 S/PKI, pada tanggal 18 September 1948 PKI
dibawah pimpinan muso dkk memproklamasikan berdirinya Soviet
Republik Indonesia di madiun. Pemberontakan tersebut dapat diatasi
oleh TNI atau ABRI. Akan tetapi sepak terjang PKI tidak berhenti
sampai disitu saja. PKI merupakan partai komunis yang tersebar di
seluruh dunia, diluar Tiongkok dan Uni Soviet.
 Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 Juta jiwa,  ditambah 3 juta dari
pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat
petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota.
Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis, artis dan
pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota
dan pendukungnya.
TUJUAN DARI P4
 Tujuan utama penataran P4 ( pedoman
penghayatan dan pengalaman pancasila )
pada masa orde baru adalah untuk
membentuk pemahaman yang sama
mengenai demokrasi Pancasila sehingga
dengan pemahaman yang sama diharapkan
persatuan dan kesatuan nasional akan
terbentuk dan terpelihara.
 P-4  sarana untuk mewujudkan kesatuan bahasa,
kesatuan pandangan dan kesatuan gerak langkah
bagi bangsa indonesia dalam upaya menghayati dan
mengamalkan pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
PERATURAN TERKAIT TENTANG PEDOMAN,
PENGHAYATAN, PENGAMALAN, PANCASILA (P4)
 Pasal 4 Ayat 1 UUD 1945
 (1) KepalaManggala/Panatar Tingkat Nasional
diberikan tunjangan sebesar 50% (lima puluh
persen) dari tunjangan yang diterimanya setiap
bulan, selama 6 (enam) bulan terhitung mulai
tanggal 1 April 1999.
 Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman, Penghayatan, Pengamalan,
Pancasila (P4) (Ekaprasetia Pancakarsa)
 Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman,
Penghayatan, Pengamalan, Pancasila (P4) (Ekaprasetia
Pancakarsa)
 Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1979 tentang
Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
 Keputusan Presiden Nomor 119 Tahun 1993 tentang
Pembentukan Tim Penasehat Presiden Mengenai
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila
 Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1994 Tentang
Peningkatan Penataran Pedoman, Penghayatan,
Pengamalan, Pancasila (P4) (Ekaprasetia Pancakarsa)
 Ketetapan MPR Nomor.I/MPR/2003
PENGAMALAN DARI P4
 Penuntun Sikap dan Tingkah Laku Manusia
 Berdasarkan UUD 1945, bahwa jiwa seluruh rakyat
Indonesia merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa yang telah dapat mengatasi percobaan dan
ujian sejarah, sehingga kita meyakini sedalam
dalamnya akan keampuhan dan kesaktiannya
 Manusiawi
 Pancasila yang bulat dan utuh itu memberikan
keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa
kebahagiaan akan tercapai apabila didasarkan atas
keselarasan dan keseimbangan, hubungan manusia
dengan masyarakat, manusia dengan alam, bangsa
dengan bangsa, manusia dengan tuhannya, maupun
mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah
PENGAMALAN DARI P4
 Kodrat Manusia
 Agar Pancasila dapat diamalkan secara manusiawi, maka pedoman
pengamalannya harus bertolak belakang dengan kodrat manusia,
khususnya dari arti kedudukan manusia dengan manusia lainnya.
Sebab manusia hanya dapat hidup dengan sebaik baiknya dan
manusia hanya akan memiliki arti apabila ia hidup bersama
dengan manusia lainnya didalam masyarakat.
 Pengendalian diri
 Manusia mustahil dapat berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerja
sama dengan orang lain. Kesadaran ini dapat melahirkan sikap
dasar bahwa untuk mewujudkan keselarasan dan keserasian dan
keseimbangan dalam hubungan sosial antara manusia pribadi
dengan msyarakatnya, manusia perlu pengendalian diri. Karena
itu pangkal P4 ialah kemauan dan kemampuan manusia Indonesia
dalam mengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat
melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dan
masyarakat
PENGAMALAN DARI P4

 Ekaprasetia Pancakarsa
 Ekaprasetia Pancakarsa berarti janji atau tekad yang
kuat untuk melaksanakan lima kehendak. Tekad ini
tumbuh dari dalam diri sendiri yang merupakan
panggilan hati nurani dan tidak dirasakan sebagai suatu
paksaan dari luar
PENGAMALAN PANCASILA
 Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan kepercayaan masing-masih menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
2. Hormat dan saling menghormati dan bekerja sama
antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda
3. Saling menghormati kebebasan dalam
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan
kepada orang lain
PENGAMALAN PANCASILA
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia
2. Saling mencintai sesama manusia
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
7. Berani membela kebenaran dan keadilan
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap
hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain
PENGAMALAN PANCASILA
 Persatuan Indonesia
1. Menempatkan persatuan, kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara atas kepentingan pribadi atau golongan
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber Tanah
Air Indonesia
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika.
PENGAMALAN PANCASILA
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
1. Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat
kekeluargaan
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan
PENGAMALAN PANCASILA
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong
2. Bersikap adil
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak-hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
7. Tidak bersifat boros
8. Tidak bergaya hidup mewah
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
10. Suka bekerja keras
11. Menghargai hasil karya orang lain
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial
POLA PELAKSANAAN P4
 Berdasarkan pola ini diharapkan lebih terarah
untuk usaha-usaha :
 Pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan
Pancasila
 Pembangunan bangsa untuk mewujudkan
masyarakat Pancasila
Kedua hal ini tidak terpisahkan satu sama
lain, karena saling mempengaruhi dan
mendukung
POLA PELAKSANAAN P4
 Jalur yang digunakan dalamm pola pelaksaan
P4
1. Jalur Yang digunakan
a) Jalur Pendidikan
1. Keluarga (sekolah nonformal)
2. Sekolah
3. Lingkungan
b) Jalur Media Massa
c) Jalur Organisasi Sosial Politik
1. PPI
2. PDI
3. Golkar
POLA PELAKSANAAN P4
 Penciptaan suasana yang menunjang
a) Kebijaksanaan Pemerintah dan peraturan
perundang undangan
b) Aparatur negara
 Hendaklah rakyat diajak untuk berpartisipasi
aktif dalam menciptakan suasana dan keadaan
yang mendorong pelaksanaan P4. Dalam
hubungan ini aparatur pemerintah sebagai
pelaksana hendaklah berusaha memahami
perasaan perasaan yang hidup di dalam
masyarakat menunjang pelaksanaan P4 perlu
disediakan.
c) Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat
CITA-CITA P4
1. Takwa kepada Tuhan YME dan menghargai
orang lain yang berlainan agama dan
kepercayaan
2. Mencintai sesama manusia dengan selalu ingat
kepada orang lain, tidak sewenang-wenang
3. Mencintai tanah air, menempatkan
kepentingan negara diatas kepentingan pribadi
4. Demokratis dan patuh pada putusan rakyat
yang sah
5. Suka menolong orang lain, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan orang lain
PENERAPAN NILAI-NILAI
PANCASILA
1. Rasa keimanan
2. Rasa kemanusiaan
3. Rasa berbangsa/ kebangsaan
4. Rasa demokrasi
5. Rasa keadilan
RASA KEIMANAN
Kesadaran kehendak tentang rasa keimanan
kepada tuhan yang maha esa yang menciptakan
manusia dan segala isi alam semesta dan
sekaligus memelihara dan mengatur ciptaannya.
 Penerapannya

 kehidupan beragama bagi manusia dan


masyarakat, pengaturannya dan
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan dari
ajaran dan kepercayaan agama masing-masing.
Lebih lanjut rasa keagamaan ini membuahkan
kerukunan umat beragama, toleransi
keagamaan didalam hidup masyarakat.
RASA KEMANUSIAAN
 Jiwa yang merasakan bahwa manusia itu ingin
selalu berhubungan. Manusia yang satu selalu
berhubungan. Manusia yang satu memerlukan
manusia lainnya dan sebaliknya, maka manusia
harus hidup bermasyarakat. Tanpa hidup
bermasyarakat, manusia tidak dapat memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan biologis maupun
kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan lainnya
yang diperlukan oleh manusia itu sendiri, dan
berwujud kemanusiaan. Bahwa menyadari
manusia adalah makhluk yang tertinggi ciptaan
tuhan yang maha esa, maka manusia memiliki
identitas sendiri yang disebut kemanusiaan.
RASA BERBANGSA/KEBANGSAAN
 Bagian dari bangsa-bangsa lain didunia ini.
Tetapi secara sadar bangsa indonesia
mempunyai keunikan dan kekhasan sendiri
yang membedakan dengan yang lainnya
sehingga bangsa indonesia perlu hidup
sejajar, sederajat dan berdampingan secara
damai dengan bangsa lain.
RASA DEMOKRASI
 Pada dasarnya manusia selalu ingin diperhatikan
dan ingin berperan dalam kelompok dan
lingkungannya. Perasaan ingin memiliki dan
berperan serta ini tercermin dalam rasa
demokrasi. Perwujudan keinginan diatas wujud
dalam kelembagaan. Dalam kelembagaan ini,
manusia dan masyarakat bersama-sama
mewujudkan tujuan kelompok. Dalam hal ini,
kelembagaan terjelma dalam musyawarah untuk
mufakat sebagaimana yang tercantum dalam
sila keempat pancasila. Untuk kepentingan
manusia sebagai pribadi dan masyarakat.
RASA KEADILAN
 Sesuatu yang menjadi milik orang lain diberikan
kepada yang memang memilikinya, begitupun
sebaliknya. Keadilan ini, dikaitkan dengan
segala aspek kehidupan manusia dan
masyarakat. Dengan sendirinya dalam
masyarakat yang berkeadilan sosial tidak ada
tempat bagi penindasan dan penghisapan.
Dalam masyarakat yang berkeadilan sosial,
pribadi dan masyarakat mengenyam cukup
sandang, cukup pangan dan cukup papan, dan
hasil budaya, pendidikan, pegetahuan, seni
serta sastra dapat dinikmati oleh seluruh rakyat.
LEMBAGA P4
BP -7
 Mengembangkan 36 butir-butir pancasila
menjadi 45 butir.
DAFTAR REFERENSI
 Buku “UUD 1945 P-4 GBHN (TAP NO :
II/MPR/1988) BAHAN PENATARAN DAN BAHAN
REFERENSI
 https://
beritagar.id/artikel/berita/pelestarian-panc
asila-dari-bp-7-hingga-bpip
SEKIAN TUGAS DARI SAYA
Terkurang/lebih saya ucapkan terimakasih
banyak
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Anda mungkin juga menyukai