Anda di halaman 1dari 13

Tinea Pedis

Kelompok 3
Ika Rizky Cahyani 1810033037
Tri puji utami 1810033038
Selvy Nur Ramadhani 1810033003
Selvia Handayani 1810033042
Jamiyatul Adawiyah 1810033001
Rio Valleri 1810033024
Khairiyah Sabila 1810033029
Melina Agatha 1810033019
Shombro Andika 1810033046
Vemya Agustiara Nursaini Putri 1810033034
Pengertian
Tinea pedis atau athelete foot adalah infeksi jamur
yang paling sering terjadi pada sela jari dan
telapak kaki.Jamur dapat tumbuh akibat berbagai
faktor, terutama faktor kelembapan seperti :

kaki lebih mudah pemakaian sepatu


01 02
berkeringat tertutup

kaos kaki yang


03 kurang dijaga
kebersihannya
Epidemiologi
01 Pada suatu penelitian retrospektif yang diadakan di Italia
dari tahun 2005 sampai 2010 dengan total sampel 6133
pasien mendapatkan bahwa tinea pedis memiliki insidensi
sebesar 20,4% dari seluruh kasus dermatosis yang ada dan
lebih sering terjadi pada dewasa muda dan dewasa dengan
umur 18-40 tahun serta jenis kelamin laki-laki. Agen kausatif
tinea pedis yang paling sering ditemukan adalah T. Rubrum,
T. mentagrophytes dan E. floccosum
02 | Etiologi
Tinea pedis umumnya disebabkan
Trichophyton rubrum (T.rubrum),
Trichophyton mentagrophytes
(T.mentagrophytes), Epidermophyton
floccosum (E.floccosum)

1 2 3
Trichophyton rubrum T. mentagrophyte E. floccosum

menimbulkan lesi seringkali bisa menimbulkan


hiperkeratotik dan kering menimbulkan lesi yang salah satu diantara
menyerupai bentuk sepatu vesikuler dan lebih dua morfologi di
sandal (mocassinlike) pada meradang atas
kaki
03
04 | Manifestasi klinis
Gambaran klinis tinea pedis dibedakan
berdasarkan tipe, antara lain Moccasin,
Interdigitalis, Vesikobulosa dan Ulseratif

1. Moccasin

Tinea pedis dengan tipe moccasin memliki gejala klinis berupa


hiperkeratosis difus, eritem, fisura, dan skuama pada permukaan
plantar kaki dan sela-sela jari kaki. Pada umumnya tinea pedis tipe
mocassin bersifat kronik dan sulit untuk disembuhkan.
Interdigital

2 Tinea pedis tipe interdigital merupakan jenis tinea pedis yang sering terjadi. Gejala
klinisnya berupa eritem, skuama, maserasi, dan fisura terjadi pada sela-sela jari kaki
terutama pada dua sela jari kaki bagian lateral.

Inflamasi / Vesikobulosa
Tinea pedis tipe Inflamasi/ vesikobulosa memiliki gejala klinis berupa vesikel dan
bula pada bagian medial kaki. Hal ini sering dikaitkan dengan reaksi dermatofid
3

Ulseratif
3 Tinea pedis tipe ulseratif merupakan eksaserbasi tipe interdigital yang lebih
parah. Biasanya terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Gejala klinis yang
dapat diobservasi adalah terbentuknya erosi dan ulkus pada daerah sela jari
kaki.
05 Pemeriksaan penunjang
Diagnosis tinea pedis biasanya dilakukan secara
klinis, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
untuk mendukung diagnosis seperti kerokan kulit
pada daerah lesi dengan penambahan KOH dan
biakan jamur dari daerah yang terinfeksi.
06 Diagnosis
Athlete’s foot biasanya dapat didiagnosis dengan inspeksi
dari kulit, tetapi jika diagnosis tidak pasti, maka dilakukan
pemeriksaan kalium hidroksida dari kerokan kulit dan
diperiksa menggunakan mikroskop (dikenal sebagai tes
KOH). Tes ini dapat membantu penegakan diagnosis dari
Athlete’s foot dan membantu menyingkirkan kemungkinan
penyebab yang lain, seperti kandidiasis, keratolisis,
erithrasma, dermatitis kontak, eksim, atau psoriasis.
Diagnosis Banding
Tinea pedis harus dibedakan dari beberapa penyakit lain di kaki sebagai
diagnosis banding diantaranya adalah dermatitis kontak alergi, psoriasis
pustulosa, dan eritrasma.

Komplikasi
Tinea pedis yang tidak diobati atau diobati dengan tidak benar akan
menyebabkan berbagai komplikasi seperti selulitis, tinea unguium
serta dermatofid.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tinea pedis dapat berupa farmakologi dan non-farmakologi. Terapi non-farmakologi
dengan memberi edukasi berupa penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya kebersihan kaki,
menjaga kaki tetap kering, membersikan kuku kaki, menggunakan sepatu yang pas dan kaos kaki
kering dan bersih, serta menggunakan sandal pada tempat mandi umum atau kolam renang dapat
mencegah terjadinya tinea pedis.
Untuk intervensi farmakologis umumnya digunakan agen anti jamur topikal sebagai pengobatan
pilihan tinea pedis. Agen topikal yang digunakan seperti obat golongan alilamin, imidazol, siklopiroks,
benzilamin dan tolnaftat.

Prognosis
Tinea pedis pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Beberapa pekan setelah
pengobatan dapat menyembuhkan tinea pedis. Kasus yang lebih berat dapat diobati
dengan pengobatan oral. Pencegahan harus dilakukan pada pasien tinea pedis, karena bila
tidak dilakukan pencegahan dapat terjadi reinfeksi
Kesimpulan
Tinea pedis merupakan infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari dan telapak kaki.
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada laki-laki usia dewasa dan lebih jarang pada perempuan dan anak-
anak. Keadaan lembab dan hangat pada sela jari kaki karena bersepatu dan berkaos kaki disertai berada di
daerah tropis yang lembab mengakibatkan pertumbuhan jamur makin subur. Jamur penyebab tinea pedis
yang paling umum ialah Trichophyton rubrum (paling sering), T. mentagrophytes, dan Epidermophyton
floccosum. Gambaran klinis dapat dibedakan berdasarkan tipe interdigitalis, moccasin, vesikobulosa, dan
ulseratif. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan KOH dan biakan jamur, pada
tinea pedis ditemukan adanya hifa bersepta. Penatalaksanaan disesuaikan berdasarkan tipe tinea pedis,
baik berupa terapi farmakologi dan non-farmakologi. Tinea pedis yang ditatalaksana dengan baik akan
memberi prognosis yang baik.

Kelompok Tinea Pedis


THANK YOU
Terima kasih atas perhatiannya,silahkan bertanya
disesi tanya jawab.Selamat beraktivitas di
rumah,stay safe jangan lupa cuci tangan,jaga
kesehatan.see u🌹🌈

Kelompok : 3

Anda mungkin juga menyukai