Anda di halaman 1dari 19

BODING ATTACHMENT (KONTAK DINI)

BAYI BARU LAHIR

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1:


A L F R I D A PA N T O W
B AT I S T U TA WA L U K O W
J O U R Y M ATA H E L U M U A L
M A R S E L A M I N TA M A N I S
TESHA TUMANGKENG
DONA KURON
VEREN SHEVIRA MAKASIAR
R I S I N T I AWAT I B AW I N T O
ANDRE LOMBAN
Inisiasi Menyusu Dini (IMD

IMD atau early inisiation breastfreeding adalah memberi


kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri
pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. IMD
dilakukan tepat setelah persalinan sampai satu jam setelah
persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan posisi
tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum
dibersihkan, dan memastikan bayi mendapat kontak kulit
dengan ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan
kolostrom atau ASI yang pertama kali keluar.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Taylor & Ralph (2010) IMD bermanfaat bagi bayi


maupun ibu.
 Manfaat IMD untuk bayi yaitu: 
1. Untuk kehangatan, karena bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya
mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.
2. Unuk kenyamanan, karena bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang
menangis dibandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
3. Adaptasi metabolik yang baik, bagi bayi yang dilakukan inisiasi dini selama
kurang lebih 90 menit, mempunyai kadar gula darah dalam batas normal serta
asidosis transient yang lebih pendek.
4. Kualitas perlekatan baik, karena bayi yang dilakukan inisiasi dini mempunyai
kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu menyusu
  Manfaat IMD untuk Ibu yaitu:

1. Ibu tidak akan mengalami menstruasi dalam beberapa bulan (bisa dipakai
sebagai KB alami)
2. Uterus akan berkontraksi lebih cepat sehingga akan mempercepat proses
pemulihan rahim untuk persiapan kehamilan kembali
3. Mempercepat proses pembentukan tubuh ke ukuran semula 
4. Murah, lebih mudah, lebih ramah lingkungan
5. Ibu dapat melakukannya dimana saja, bahkan jika tidak ada air disekitar
6. Mengurangi kemungkinan pengembangkan kanker payudara, kanker
ovarium, urinary tract infections dan osteoporosis
7. Lebih mudah menyusui dimalam hari
8. Memberikan kepuasan dan kesenangan bagi ibu.
Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini

Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan


kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi
kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi, jika diperlukan bayi
dan ibu diselimuti. Letak dagu bayi menempel di payudara atau
pada dada ibu yang berada di dasar payudara. Telinga bayi berada
dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi. Bayi yang
ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari
sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu),
karena pada dasarnya bayi memiliki naluri yang kuat untuk
mencari puting susu ibunya. Sebagian besar areola tidak tampak
selanjutnya bayi akan menghisap secara perlahan. Ibu perlu
didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum
menyusu (Kristiyanasari, 2011).
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

 Fase Pra Interaksi


 Fase Interaksi
 Fase Terminasi
Risiko Hipotermia Pada Bayi Baru Lahir

 Pengertian Risiko Hipotermia pada BBL


Risiko hipotermia pada bayi baru lahir adalah suhu kondisi ketika
suhu tubuh berisiko mengalami kegagalan termogulasi yang dapat
mengakibatkan suhu tubuh berada dibawah rentang normal
(Maryunani, 2013).
 Penyebab Risiko Hipotermi pada BBL
Penyebab hipotermi pada bayi baru lahir menurut Maryunani, 2013 dapat
disebabkan oleh:
1. Evaporasi
2. Konduksi
3. Radiasi
4. Konveksi
Faktor Klinis Terkait

 Berat badan ekstrem  Transfer panas (mis. Konduksi,


 Kerusakan hipotalmus konveksi, evaporasi, radiasi)
 Konsumsi alcohol  Trauma
 Kurangnya lapisan lemak  Prematuritas Penuaan
subkutan
 Bayi baru lahir
 Suhu lingkungan rendah 
 Berat badan lahir rendah
 Malnutrisi 
 Pemakaian pakaina yang tipis
 Kurang terpapar informasi
 Penurunan laju metabolism  tentang pencegahan hipotermia
 Terapi radiasi  Efek agen farmakologis
 Tidak beraktivitas
Penatalaksanaan
Menurut Sudarti, Endang Khoirunnisa, 2010 cara menghangatkan
dan mempertahankan suhu tubuh ada 4 yaitu:
1. Kontak kulit dengan kulit
2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
3. Pemancaran Panas
4. Inkubator
Menurut Maryunani, 2013 adapun tanda dan gejala risiko hipotermi pada bayi BBL yaitu:
1. Pengukuran suhu tubuh neonates (bayi baru lahir) dan BBLR mungkin tidak dapat dideteksi
secara dini adanya stress dingin, karena neonates dan BBL akan menggunakan simpanan
energinya untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
2. Tanda awal risiko hipotermia:
Kaki terasa dingin.
Kemampuan mengisap rendah atau tidak bisa menyusu.
Letargi atau menangis lemah.
Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi kutis marmorata atau
plethora.
Takipnea dan takikardia.
Tanda hipotermia menetap, antara lain tanda berikut berlanjut:
Letargi.
Apnea dan bradikardia.
Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dari proses


keperawatan dan merupakan upaya untuk pengumpulan
data secara lengkap dan sistematis mulai dari
pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan
klien. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:

 Identitas
 Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku dan gaya hidup.
Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji
dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau terus-
menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1 s/d 10.
T: Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan
memperingan keluhan.

Riwayat kesehatan keluarga


Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
dengan klien.
Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu


diagnosis negatif dan diagnosis positif. Diagnosis
negatif menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi sakit
atau berisiko mengalami sakit sehingga penegakkan
diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi
keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan
dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri dari diagnosis
aktual dan diagnosis risiko. Sedangkan diagnosis positif
menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi sehat dan
dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal.
Diagnosa Keperawatan

(D.0034)Diagnosis Keperawatan
 Risiko Hipotermia
 Kategori: Fisiologi

 Subkategori : Nutrisi dan Cairan


 Definisi:
 Berisiko mengalami kegagalan termogulasi yang dapat mengakibatkan suhu
tubuh berada dibawah rentang normal

 Faktor Risiko
 Kelebihan Berat Badan
 Kegagalan Mekanisme Regulasi
 Status Hipermetabolik

Efek agen farmakologis


Rencana Keperawatan
NO SDKI SLKI SIKI

1 (D.0034)Risik (L.14134) Manajemen Hipotermia


o hipotermia Termogulasi 1)Observasi
d.d faktor risiko Setelah dilakukan - Monitor suhu tubuh
bayi baru lahir tindakan - Identifikasi penyebab risiko hipotermia (mis.
keperawatan selama Terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian tipis,
2x24 jam,maka, kerusakan hipotalamus, penurunan laju metabolism,
Termogulasi kekurangan lemak subkutan)
membaik dengan - Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
kriteria hasil : 2) Terapiutik
Kulit merah - Sediakan lingkungan yang hangat (mis. Atur suhu
menurun ruangan,inkubator)
  - Ganti pakaian dan atau linen
Akrosianosis yang basah
menurun - Lakukan penghangatan pasif (mis. Selimut,
  menutup kepala, pakaian tebal)
Dasar kuku sianotik - Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis. -
menurun Metode kangguru, kompres hangat, botol hangat,
  dan selimut hangat)
Suhu tubuh - Lakukan penghangatan aktif internal (mis. infuse
membaik cairan hangat, oksigen hangat, lavase peritoneal
dengan cairan hangat)
3)Edukasi
- Anjurkan makan/minum hangat
Impelementasi

 
Menurut SIKI & Pokja(2018), tindakan keperawatan adalah perilaku atau
aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang
digunakan untuk melaksanakan intervensi. Adapun implementasi yang dapat
dilakukan pada bayi dengan risiko hipotermia yaitu :
Mengidentifikasi tanda – tanda kesiapan menyusu
Mengeringkan tubuh bayi, kecuali bagian tangan yang akan menuntun bayi
untuk mencari putting
Metakkan bayi dengan posisi tengkurap untuk kontak kulit ke kulit, diantara
dua payudara dan kepala bayi dimiringkan ke salah satu sisi
Menganjurkan ibu membiarkan bayi mencari putting ibu 
Menganjurkan ibu membiarkan bayi di perut ibu sampai 1 jam atau menyusu
sampai selesai
Evaluasi

Evaluasi keperawatan menurut Kozier (2010) adalah fase kelima atau terakhir dalam
proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi
terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program
berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan
keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assessment,
planning)(Achjar, 2010). Adapun kriteria hasil yang diharapkan:

Aktivitas otot normal (bayi dapat menggerakkan kedua tangan dan kaki secara spontan)

Denyut jantung normal (100x/menit)


 
Warna kulit kemerahan
 
Reflek gerak normal (jika bayi dapat merespon rangsangan yang diberikan)
 
Pernapasan normal (menangis dengan kencang dan kuat)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai