Anda di halaman 1dari 11

Management of Non-syndromic

Multiple Impacted Teeth with


Dentigerous Cysts: A Case Report

Octaviana Widya Pangestika


170160100111006
Instruktur drg Lalita El Milla, Msi
Pendahuluan
Erupsi gigi → proses fisiologis yang memindahkan gigi
dari posisi kriptografi melewati prosesus alveolaris ke
dalam rongga mulut ke posisi akhir oklusi.
Proses ini terdiri dari penyempurnaan akar,
pembentukan periodonsium dan pemeliharaan oklusi
fungsional.

Impaksi → Gigi yang dicegah erupsinya oleh


beberapa penghalang fisik
Faktor yang
menyebabkan Impaksi

Kurangnya ruang karena


lengkungan gigi berjejal

Prematur loss gigi sulung

Rotasi atau penyimpangan


posisi benih gigi
Laporan Kasus
Pasien wanita usia 19 th, ke Dep. BM Vishnu Dental
College, Bhimavaram dgn beberapa gigi impaksi
Riwayat medis: pernah cabut gigi sebelumnya, di masa
lalu mengalami 2 episode serangan epilepsi. Pd saat
datang px tdk menjalani pengobatan untuk penyakit
apapun

Pemeriksaan EO → frontal bossing dengan mata juling


medial, RA dan RB mengalami hipoplastik

Pemeriksaan IO → adanya resorpsi lengkung RA & RB


parah dgn tinggi puncak alveolar yang ireguler dan
vestibulum bukal dan lingual dangkal
Orthopantomogram→beberapa lesi radiolusen bilateral
yang berhubungan dengan gigi impaksi dan soket
penyembuhan di kedua lengkung rahang
Gambar
Gambar 1: 1: Othopantomogram
Othopantomogram
pra
pra operasi.
operasi. Radiografi
Radiografi prapra
operasi
operasi menunjukkan
menunjukkan impaksi
impaksi
multipel
multipel gigi
gigi pada
pada rahang
rahang atas
atas
dan
dan rahang
rahang bawah,
bawah, soketsoket
ekstraksi
ekstraksi di
di rahang
rahang atas
atas secara
secara
bilateral
bilateral dan
dan sisi
sisi kiri
kiri rahang
rahang
bawah
bawah

CT → morfologi tulang abnormal dan pola calvarial sutur,


densitas tulang RA tampak tinggi dgn pola trabekuler atipikal
Profil biokimia → normal kecuali ada peningkatan nilai
alkali fosfatase
Kariotipe dilakukan untuk menyingkirkan asosiasi dari
setiap sindrom dan hasilnya negatif.
Pemeriksaan Patologis
Ekstraksi bedah gigi impaksi dan biopsi insisional lesi
dan tulang dilakukan di daerah 14 dan 15.
Analisis patologis menunjukkan lesi sebagai kista
dentigerous tanpa kelainan pada tulang dan gigi.

Perawatan
Ekstraksi bedah dari semua gigi
yang terkena impaksi dan
enukleasi dari kista yang
terkait,dilakukandengananestesi
umum. Augmentasi ridge
dilakukan dengan autogenous
Gambar
Gambar 2:2: Tampilan
Tampilan klinis
klinis intra
intra
oral
oral pasca
pasca operasi.
operasi. Autogenous
Autogenous
bone graft yang diambil dari
bone
bone graft
graft augmented
augmented ridges.
ridges. regio iliac crest posterior
Orthopantomogram pasca operasi menunjukkan penyembuhan
yang baik dari grafted tulang tanpa kekambuhan kista

Gambar
Gambar 3:
3: Othopantomogram
Othopantomogram
pasca
pasca operasi.
operasi.

Gigi tiruan lengkap sementara dibuat segera setelah operasi


untuk tujuan estetika

Gambar
Gambar 4:
4: Foto
Foto pasca
pasca operasi
operasi
pasien
pasien dengan
dengan gigi
gigi tiruan
tiruan
sementara.
sementara.

Pasien selanjutnya direncanakan untuk rehabilitasi mulut


penuh dengan prostesis berbasis implan pada tahap
selanjutnya.
Diskusi
Erupsi adalah gerakan aksial gigi dari posisinya di tulang ke oklusi
fungsional terakhirnya di rongga mulut. Dalam skenario erupsi
normal, gigi permanen akan tumbuh dan menggantikan gigi
sulungnya. Namun, beberapa gigi gagal tumbuh, karena gigi ini
menyimpang atau bersudut menyimpang → kehilangan potensinya
untuk erupsi → gigi impaksi.
Impaksi gigi dapat disebabkan → hambatan biomekanik, trauma
dento-alveolar sebelumnya, gigi crowding dan malposisi, jaringan
mukosa dan tulang menebal, perkembangan kerangka maksilofasial
kurang, gangguan erupsi, efek tidak langsung dari kista atau
neoplasma.
Impaksi satu gigi → temuan klinis yang umum, tetapi impaksi multipel
gigi tanpa etiologi yang jelas → kelainan gigi yang jarang terjadi.

Impaksi multipel gigi sering dikaitkan dengan beberapa sindrom:


Cleidocranial dysplasia, Gardners syndrome, Gorlin-Sedano syndrome,
Yunis-Varon syndrome, Mucopolysaccharides. Hal lain terjadi pada
kelainanendokrin:hipotiroidisme,hipopituitarisme,hipoparatiroidisme.
Gangguan metabolisme seperti kekurangan vitamin D juga
berhubungan dengan gigi yang mengalami impaksi.
Kista dentigerous adalah kista yang paling umum terjadi pada
rahang yang mencakup sekitar 24% dari semua kista.
Impaksi multipel gigi bilateral + kista pd kedua lengkung rahang →
ortopantomograf tidak banyak membantu. CT scan → detail
jaringan keras jelas

Penatalaksanaan impaksi multipel gigi yang terkait dgn kista


dentigerous melibatkan pendekatan multidisiplin yang
kompleks. Kerusakan pada gigi permanen yang terlibat dapat
dicegah dgn enukleasi lesi yang lebih kecil.
Lesi yang lebih besar dpt didekompresi dan marsupialisasi,
diikuti dgn enukleasi ketika ukurannya mengecil → prosedur
Waldron.
Erupsi dgn orthodontik tdk dipertimbangkan karena px tdk
bersedia utk perawatan yang berkepanjangan.
Ekstraksi, enukleasi dan rekonstruksi defek alveolar dgn
autogenous bone graft → rencana yang dipilih. Iliac crest
posterior dipilih sebagai lokasi donor → ukuran defek besar
ILIAC
ILIAC CREST
CREST

Indikasi utama: osteoplasti sekunder dan tersier pd px dgn clef lip


dan palate, augmentasi defek tulang setelah operasi utk tumor
atau kista besar, dan augmentasi pada bedah preprostetik utk
kasus atrofi puncak alveolar parah

Keuntungan utama: aksesibilitasnya mudah, kemungkinan


pengambilan tulang dlm jml besar, dan kemampuan utk menutup
luka awalnya
Iliac crest anterior lbh mudah dijangkau drpd iliac crest posterior
sebagai daerah donor, tp sulit utk mendapatkan volume tulang
yang cukup
Nkenke dkk. membandingkan morbiditas pengambilan bone graft
dari iliac crest anterior dgn iliac crest posterior utk prosedur
augmentasi pra-prostetik → pengambilan iliac crest posterior
memiliki morbiditas lebih rendah dan komplikasi lebih sedikit
Kerugian: mengharuskan pasien utk bolak-balik melakukan operasi
yang membutuhkan dua tim dan juga waktu operasi yang panjang
Kesimpulan
Impaksi multipel gigi yang asimptomatis dapat
dievaluasi secara berkala dengan radiografi.
Enukleasi + augmentasi ridge menggunakan iliac
graft, dpt dipertimbangkan dlm kasus dengan
impaksi multipel gigi yang terkait dgn kista
dentigerous tergantung pada ukuran dan lokasi
kista.
Selanjutnya, rehabilitasi dgn gigi tiruan yang
didukung implan membantu meningkatkan
kualitas hidup pasien ini.

Anda mungkin juga menyukai