Anda di halaman 1dari 26

Network Model (lanjut)

CPM (Critical Path Method)

Riset Operasi
Semester Gasal 2014/2015
Contoh Kasus Project Scheduling
Aktivitas Kegiatan Durasi aktivitas
sebelumnya (hari)
A : pelatihan pekerja - 6
B : membeli bahan - 9
mentah
C : memproduksi A, B 8
produk 1
D : memproduksi A, B 7
produk 2
E : uji produk 2 D 10
F: assembly produk C, E 12
1 dan 2
Aktivitas Kegiatan Durasi aktivitas Jalur (tanda panah)
sebelumnya (hari)
A : pelatihan pekerja - 6
(1,2)
B : membeli bahan mentah - 9
C : memproduksi produk 1 A, B 8 (1,3)
D : memproduksi produk 2 A, B 7 (3,5)
E : uji produk 2 D 10 (3,4)
F: assembly produk 1 dan 2 C, E 12 (4,5)
(5,6)

Kegiatan/event Node: akhir kegiatan

2
D (7) 4
A (6)
Dummy
1 E (10)
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)
CPM: Critical Path Method
• Untuk menentukan jangka waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan project.

• Untuk menentukan berapa lama aktivitas di dalam project


dapat tertunda tanpa menunda penyelesaian project.

• Early event time (ET): waktu paling awal suatu kegiatan dapat
dimulai.

• Late event time (LT): waktu paling akhir suatu kegiatan dapat
dimulai tanpa menunda penyelesaian project secara
keseluruhan.
Penentuan Early Event Time (ET)
Untuk setiap node i:
• Langkah 1:
– Tentukan semua kegiatan yang berakhir di node i
• Langkah 2
– Untuk setiap kegiatan yang berakhir di node i tambahkan
ET(j) (j adalah node yang terhubung ke node i dari
kegiatan tsb), dengan durasi aktivitas.
• Langkah 3
– ET(i) adalah maksimum dari semua ET(j) yang dihitung di
langkah 2
ET pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy
1 E (10)
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

• Untuk node 1: ET 1  0 i ET(i)


1 0

• Untuk node 2: 2 6
3
• Didahului oleh node 1 4
• Durasi kegiatan A: (1,2) 6 hari 5

ET  2   ET 1  6  6
6
ET pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

• Untuk node 3: i ET(i)


1 0
• Didahului oleh node 1 dan node 2
2 6
• Durasi kegiatan B: (1,3) 9 hari 3
• Durasi kegiatan Dummy: (2,3) nol hari 4

 ET 1  9  0  9
5
ET  3  max  9 6
 ET ( 2)  0  6  0
ET pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

i ET(i)
• Untuk node 4: 1 0
• Didahului oleh node 3 2 6
• Durasi kegiatan D: (3,4) 7 hari 3 9
4

ET  4   ET  3  7  9  7  16 5
6
ET pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

• Untuk node 5: i ET(i)


• Didahului oleh node 3 dan node 4 1 0

• Durasi kegiatan C: (3,5) 8 hari 2 6


3 9
• Durasi kegiatan E: (4,5) 10 hari
4 16

 ET  3  8  9  8  17 5
ET  5  max   26 6
 ET ( 4)  10  16  10  26
ET pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

• Untuk node 6: i ET(i)


• Didahului oleh node 5 1 0

• Durasi kegiatan F: (5,6) 12 hari 2 6


3 9
4 16
ET  6  ET  5  12  26  12  38 5 26
6
ET pada contoh kasus
• Produk selesai di-assembly paling cepat 38
hari dari sejak dimulai.

• ET(6) adalah panjang dari the longest path


pada network tsb. i ET(i)
1 0
2 6
• 1 → 3 → 4 → 5 →6 3 9
4 16
5 26
6 38
Penentuan the Late Event Time (LT)
• Ditentukan dari node terakhir sampai ke node yang
pertama
• Langkah 1:
– Tentukan semua kegiatan yang berawal di node i
• Langkah 2:
– Untuk setiap kegiatan yang berawal di node i, kurangi LT(j) (j
adalah node yang terhubung ke node i dari kegiatan tsb),
dengan durasi aktivitas.
• Langkah 3:
– LT(i) adalah minimum dari semua LT(j) yang dihitung di langkah
2
LT pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

• Untuk node 6:
• Node paling akhir LT  6   ET  6   38
• Untuk node 5:
• Menuju node 6
• Kegiatan F: (5,6) 12 hari
LT  5  LT  6  12  38  12  26
LT pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

• Untuk node 4: i LT(i)


• Menuju node 5 1

• Kegiatan E: (4,5) 10 hari 2


3

LT  4   LT  5  10
4
5 26

 26  10  16 6 38
LT pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)
i LT(i)
• Untuk node 3: 1

• Menuju node 4 dan node 5 2


3
• Kegiatan D: (3,4) 7 hari
4 16
• Kegiatan C: (3,5) 8 hari 5 26

 LT  4   7  16  7  9 6 38
LT  3  min  9
 LT  5  8  26  8  18
LT pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)
i LT(i)
• Untuk node 2: 1

• Menuju node 3 2
3 9
• Kegiatan dummy: (2,3) 0 hari
4 16

LT  2   LT  3  0  9
5 26
6 38
LT pada contoh kasus
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)
i LT(i)
• Untuk node 1: 1

• Menuju node 2 dan node 3 2 9


3 9
• Kegiatan A: (1,2) 6 hari
4 16
• Kegiatan B: (1,3) 9 hari 5 26
 LT  2   6  9  6  3
LT 1  min 
6 38
0
 LT (3)  9  9  9  0
Total Float
• Durasi kegiatan di dalam network
i ET(i) LT(i)
1 0 0 project schedulling tadi hanya
2 6 9
3 9 9
perkiraan dari implementasi
4 16 16 pengerjaan project
5 26 26
6 38 38
• Total float:
– Ukuran seberapa penting durasi
kegiatan harus sesuai perkiraan
Total Float
• Total float aktivitas (i,j) TF(i,j):
– Berapa lama awal aktivitas (i,j) dapat tertunda dari
perkiraan tercepat, tanpa menunda selesainya
project secara keseluruhan
– Asumsi: tidak ada kegiatan lain yang tertunda.
• Tij: durasi kegiatan (i,j), k unit waktu
penundaan
ET  i   k  tij  LT ( j )
TF  i, j   LT ( j )  ET  i   tij TF  i, j   0
Total Float
2
4
A (6) D (7)
TF  i, j   LT ( j )  ET  i   tij
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

A : TF 1,2   LT ( 2)  ET 1  t12  9  0  6  3


i ET(i) LT(i)
B : TF 1,3  LT (3)  ET 1  t13  9  0  9  0
1 0 0
2 6 9 C : TF  3,5  LT (5)  ET  3  t35  26  9  8  9
D : TF  3,4   LT ( 4)  ET  3  t34  16  9  7  0
3 9 9
4 16 16
5 26 26 E : TF  4,5  LT (5)  ET  4   t45  26  16  10  0
6 38 38
F : TF  5,6  LT (6)  ET  5  t56  38  26  12  0
Total Float
Aktivitas Total Float • Aktivitas dengan total float 0: critical
A: (1, 2) 3
activity
B: (1, 3) 0
C: (3, 5) 9
• Jalur dari node 1 ke node akhir
D: (3,4) 0 sepanjang critical activity: critical path
E: (4, 5) 0 • CPM:
F: (5,6) 0 B, D, E, F
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
3 C (8) 5 F (12) 6
B (9)
Linear Programming untuk menentukan
Critical Path

• Didefinisikan variabel untuk setiap node,


sebagai awal atau akhir dari suatu aktivitas.
x j : waktu yang bersesuaia n dengan terjadiny a node j

• Kendala:
– untuk setiap aktivitas (i, j): sebelum node j terjadi,
harus didahului oleh node i dan selesainya
aktivitas (i, j)
x j  xi  tij
Linear Programming untuk menentukan
Critical Path
• Jika x1 : awal project
xF : akhir project

• Fungsi obyektif (tujuan): meminimumkan


waktu penyelesaian project

z  xF  x1
Model Linier dari Contoh
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

min z  x6  x1
s.t.
Kendala aktivitas A: (1,2) x2  x1  6
Kendala aktivitas B: (1,3) x3  x1  9
Kendala aktivitas x3  x2
dummy: (2,3)
(lanjut)
Model Linier dari Contoh
2
D (7) 4
A (6)
Dummy E (10)
1
(0)
C (8) F (12)
3 5 6
B (9)

Kendala aktivitas C: (3,5) x5  x3  8


Kendala aktivitas D: (3,4) x4  x3  7
Kendala aktivitas E: (4,5) x5  x4  10
Kendala aktivitas F: (5,6) x6  x5  12
Non negativity
s.t. x2  x1  6 x5  x3  8

x3  x1  9 x4  x3  7
min z  x6  x1
x5  x4  10
x3  x2
x6  x5  12
Non negativity

Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 rhs
0 1 1 1 1 1 1
AktA -1 1 0>= 6
AktB -1 1 0>= 9
Akt Dummy -1 1 0>= 0
AktC -1 1 0>= 8
AktD -1 1 0>= 7
AktE -1 1 0>= 10
AktF -1 1 0>= 12

Anda mungkin juga menyukai