Anda di halaman 1dari 37

CASE BASED DISCUSSION

Pneumonia Aspirasi
Anatomi & Fisiologi Paru

Anatomi Fisiologi
• Pembersihan udara
• Pembau
• Menyaring dan Membuang
Partikel yang Terhirup
• Mekanisme Pertahanan dari
Unit Respirasi Terminal
Pendahuluan
Pneumonia merupakan penyebab utama
morbiditas & mortalitas pada usia balita

Hampir seperlima kematian di seluruh Pneumonia aspirasi


dunia, ± 2 juta balita meninggal setiap tahun 5-15% dirawat di RS
akibat pneumonia

Penyebab tersering streptococcus Pneumonia


Pneumonia
pneumonia, RSV, Haemophillus Aspirasi
influenza tipe b

Di Indonesia , ISPA 25,5%, morbiditas


pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3 %, dan Aspirasi : gangguan
mortalitas pada bayi 23,8%, balita 15,5% epiglotis, refleks
batuk
Definisi

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari


bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, protozoa).

Pneumonia Aspirasi yaitu pneumonia yang disebabkan oleh inhalasi


bakteri, makanan, asam lambung atau bahan lain yang menyebabkan
terjadinya peradangan paru atau edema.
Epideminologi

1 UNICEF memperkirakan 32 juta anak meninggal akibat pneumonia


setiap tahun

2 Amerika pneumonia mencapai 13 % dari penyakit infeksi saluran napas


pada anak dibawah 2 tahun

3 Inggris angka kematian akibat pneumonia 5 – 10 %

Di Indonesia , ISPA 25,5%, morbiditas pneumonia pada bayi 2,2%,


4
balita 3 %, dan mortalitas pada bayi 23,8%, balita 15,5%

Mortalitas disebabkan oleh bakteremia (streptococcus pneumonia dan


5 stapylococcus aureus), virus paling sering RSV
Etiologi

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu


bakteri, virus, jamur, protozoa, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri.

Penyebab paling sering bakteri gram positif , Streptococcus pneumonia.

Virus penyebab tersering pneumonia Respiratory syncytial virus (RSV),


parainfluenza virus, influenza virus, dan adenovirus.

Aspirasi asam lambung, aspirasi bakteri dari oral dan oropharingeal,


Aspirasi minyak, seperti mineral oil atau vegetable oil.
Klasifikasi

KLASIFIKASI
PNEUMONIA

Sifat Kuman penyebab Klinis & epideminologi Lokasi

Primer, Sekunder Bakterial, Virus, Atipikal, Jamur Komuniti, nasokomial, aspirasi Lobaris, lobularis, interstisial
Patofisiologi

Paru terlindung dari infeksi melalui beberapa mekanisme termasuk barier anatomi
dan mekanik diantaranya adalah
- Filtrasi partikel di hidung
- Pencegahan aspirasi dengan reflek epiglotis, eksplusi benda asing melalui
reflek batuk,
- pembersihan ke arah kranial oleh lapisan mukosilier.

Saat terjadi inhalasi atau aspirasi patogen, bakteri dapat mencapai alveoli maka
beberapa mekanisme pertahanan tubuh akan dikerahkan.

Stadium Kongesti, Stadium Hepatisasi merah, Stadium Hepatisasi Kelabu,


Stadium Resolusi
Patofisiologi


Peningkatan aliran darah & permeabelitas kapiler

Fase Dekongesti
Manifestasi Klinis

Gejala dan tanda klinis pneumonia bervariasi tergantung dari kuman


penyebab, usia pasien, status imunologis pasien, dan beratnya penyakit.

Batuk pilek , batuk kering -> batuk mukoid/ purulen

Sesak/ susah bernapas -> napas cuping hidung, takipnea,


dispnea, retraksi subcostal/ suprasternal

Demam, gelisah

Tidak mau menyusui


Diagnosis

Namun, menurut Pelayanan Kesehatan Medik Rumah Sakit ( WHO ),


pneumonia dapat dibagi menjadi pneumonia ringan dan berat:
1 Pneumonia ringan: Disamping batuk atau kesulitan napas, hanya terdapat
napas cepat saja, dimana napas cepat adalah:
- Pada usia 2 bulan – 11 bulan : ≥ 50 kali / menit
- Pada usia 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali / menit

2 Pneumonia berat: Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal


salah satu hal berikut ini:

a. Kepala terangguk – angguk


b. Pernapasan cuping hidung
c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
d. Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia

Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut ini:


Napas cepat, Suara merintih ( grunting ) pada bayi muda, Pada auskultasi
terdengar Crackles ( ronki ), suara pernapasan menurun, suara
pernapasan bronchial
3 Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai:
a. Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan
semuanya
b. Kejang, letargi, atau tidak sadar
c. Sianosis
d. Distress pernapasan berat
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Darah Lengkap Perifer



Terdapat peningkatan jumlah leukosit >10.000/uL kadang-kadang mencapai 30.000/uL

Pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri

LED meningkat

Pemeriksaan CRP

Biasanya kadar lebih rendah pada infeksi virus

Uji Serologi

Untuk mndeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri

Pemeriksaan babkteriologis

Kuman yang predominan pada sputum disertai PMN

Pemeriksaan Radiologi

Infiltrat, konsolidasi
Diagnosis
Banding
Diagnosis banding anak
usia 2 bulan – 5 tahun
yang datang dengan
batuk dan atau kesulitan
bernapas.
Penatalaksanaan

Pneumonia Rawat Jalan


Pada pneumonia rawat jalan diberikan antibiotik lini pertama secara oral,
misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Dosis amoksisilin yang
diberikan adalah 25 mg/kgBB, sedangkan kotrimoksazol adalah
4mg/kgBB TMP-20 mg/kgBB sulfametoksazol.

Pneumonia Rawat Inap


Pada pneumonia rawat inap antibiotik yang diberikan adalah beta laktam,
ampisilin atau amoksisislin dikombinasikan degan kloramfenikol.
Antibiotik yang diberikan berupa : Penisilin G intrvena ( 25.000 U/kgBB
setiap 4 jam ) dan kloramfenikol ( 15 mg/kgBB setiap 6 jam ), dan
seftriaxon intravena ( 50 mg/kgBB setiap 12 jam ). Keduanya diberikan
selama 10 hari.
Komplikasi & Prognosis

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi meliputi empiema torasis (komplikasi
tersering oleh pneumonia bakteri), perikarditis purulenta, pneumotoraks,
atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta, Miokarditis.

Prognosis
Dengan pemberian antiboitik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat
diturunkan sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi
energi protein dan yang datang terlambat menunjukan mortalitas yang
lebih tinggi
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

• Nama : IGSES
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir : 10 - 08 - 2019
• Alamat : BD. Belandungan, Kintamani
• Agama : Hindu
• Nama Orang Tua : NNW
• No. Rekam Medis : 291003
• Tanggal MRS : 07 - 10 - 2019
Anamnesa

Keluhan Utama : Sesak

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang sadar diantar oleh orang


tuanya mengeluh sesak sejak 3 hari SMRS, sesak dikatakan hilang timbul
dan semakin hari semakin memberat hingga menganggu tidur pasien, ibu
pasien mengatakan napas pasien lebih cepat dan pendek. Ibu pasien
mengatakan sebelumnya pasien hanya batuk, pilek, demam dan akhirnya
muncul sesak. Keluhan demam dikatakan sejak 7 hari yang lalu bersamaan
dengan batuk, demam selama 2 hari, namun demam dikatakan tidak terlalu
tinggi dan membaik setelah diberikan obat penurun panas. Keluhan batuk
dirasakan sejak 7 hari yang lalu, batuk dikatakan jarang atau hilang timbul,
batuk seperti berdahak namun dahak tidak keluar, pasien juga sempat pilek
berupa lendir bening dan sudah membaik.
Ibu pasien sempat membawa pasien berobat ke puskesmas namun keluhan
batuk dan sesak tidak membaik. Selain itu pasien juga sempat muntah
sebanyak 2 kali sejak 1 hari SMRS dengan jumlah sekitar setengah gelas air
minum (±100 cc), muntah berisi cairan berwarna putih disertai dahak dengan
jumlah sedikit, muntah dikatakan setelah minum ASI. Keluhan lain seperti
kebiruan (-), makan/ minum (+) ASI, BAB/BAK (+/+) normal seperti biasa.
Dua minggu sebelumnya pasien sempat tersedak saat sedang menyusui,
pasien tersedak 2 kali pada hari yang berbeda.Keluhan lain seperti kebiruan
(-), makan/ minum (+) ASI, BAB/BAK (+/+) normal seperti biasa.

Riwayat Penyakit Sebelumnya : Tidak ada


Riwayat Penyakit Keluarga : Kakek pasien memiliki riwayat penyakit
ASMA, keluarga dengan riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), Penyakit
Jantung (-), TB (-)

Riwayat Sosial : Pasien tinggal bersama kedua orangtunya dan anggota


kelurga lainnya, paman dan anggota keluarga yang lain sering merokok
didalam rumah, ibu pasien juga sering menyusui pasien dengan posisi tidur
dan terkadang menggunakan dot dengan posisi dot didiamkan, lubang dot
bayi lebar, sehingga susu mengalir tanpa dihisap.

Riwayat Pengobatan : Pasien sebelumnya sering mengeluh batuk dan


sempat dibawa berobat ke Puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan
demam dan diberikan obat syrup yang diminum 3 kali sehari sebanyak
setengah sendok takaran syrup dan pasien diperbolehkan pulang.
Riwayat Imunisasi : Pasien baru mendapatkan imunisasi Hepatitis 0,
BCG, dan imunisasi Polio pertama.

Riwayat Persalinan : Pasien lahir spontan, ditolong oleh bidan dengan


berat badan lahir 2.200 gram, dengan panjang badan 45 cm, lingkar kepala
31 cm.

Riwayat Nutrisi : Pasien mengkonsumsi ASI sejak lahir hingga sekarang


dengan frekuensi menyusui sebanyak ± 6 kali sehari ditambah dengan
pemberian susu formula sebanyak 1- 2 kali dengan jumlah 10-20 cc/
pemberian.

Riwayat Tumbuh Kembang : Pasien belum bisa menegakkan kepala,


membalikkan badan, pasien hanya miring ke kanan dan kiri.
Riwayat Alergi : Tidak ada

Riwayat Transfusi : Tidak ada

Riwayat Operasi : Tidak ada


Pemeriksaan Fisik

Status Present
Keadaan Umum : Tampak Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 136 x/ menit
Suhu : 36,0 oC
Frekuensi Napas : 42 x/ menit
Saturasi Oksigen : 99 % (nasal canul)

Status Antropometri
BB : 4,1 kg
PB : 54 cm
LK : 38 cm
BB/U : -2 s/d 2 SD (Normal)
PB/U : -2 s/d 2 SD (Normal)
BB/PB : -2 s/d 2 SD (Normal)
BBI : 14,13 (-2 s/d 2 SD : Normal)
Status Generalis

Kepala : Normocepali
Mata : Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-), Refleks pupil
(+/+) isokor, Mata cowong (-).
THT : Kesan tenang, Hidung sekret (-), Napas cuping hidung (-),
Mukosa bibir sianosis (-), Bibir kering (-)
Leher : Pembesaran KGB (-).
Dada : Simetris, retraksi subcostal (+), retraksi suprasternal
(-).
Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-).
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki halus (+/+), Wheezing (-/-)
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) normal, Timpani, Hepar/ Lien
tidak teraba pembesaran, Turgor kulit normal.
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-), Sianosis/ Pucat (-/-), CRT < 2
detik.
Genitalia : Alat genitalia normal.
Anus : Lubang anus (-).
Rencana Kerja


Cek darah lengkap

Gula darah sewaktu (GDS)

Foto rontgen thorax

Diagnosis Banding


Pneumonia Aspirasi

Bronkiolitis
Darah lengkap
(07 - 10 – 2019)
Gula Darah Sewaktu
(07 - 10 – 2019)

Foto Thorax
(07 - 10 – 2019)
Hasil pemeriksaan foto thorax AP :

• Perselubungan inhomogen di paru kanan


• Tidak tampak pemadatan hilus
• Cor ratio kesan normal
• Aorta tidak dilatasi
• Kedua sinus lancip dan diafragma kesan
baik
• Tulang rongga dada kesan intake

Kesan : Gambaran bisa mendukung


pneumonia aspirasi
Diagnosis Kerja

Pneumonia Aspirasi

Tatalaksana

Nebulizer ventolin ½ amp + NaCl 0,9 % -> retraksi


berkurang ( Rhonki -/-, Wheezing -/-, SpO2 : 99 %)
IVFD D5% ¼ NS 18 tpm makro
O2 1-2 lpm
Cefotaxime 3 x 200 mg (IV)
Nebulizer ventolin ½ cc + NS 3 cc @ 8 jam
Mucos drop 3 x 0,1 cc
Minum ASI hati-hati -> jangan menyusui sambil tiduran
dan setelah menyusui sendawakan.
08/10/2019 (08.00 wita)

S : Keluhan sesak (+), batuk (+) sering, terdengar suara napas grok – grok saat tidur, demam
(-), minum ASI (+), BAB/BAK (+/+) normal

O: Status Present : Nadi : 120 x / menit , Suhu : 37,0 oC, RR : 48 x / menit , SpO2 : 94 %
Kepala : Normocepali
Mata : Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-), Refleks pupil (+/+) isokor,
Mata cowong (-).
THT : Kesan tenang, Hidung sekret (-), Napas cuping hidung (-), Mukosa bibir sianosis
(-), Bibir kering (-)
Leher : Pembesaran KGB (-).
Dada : Simetris, retraksi subcostal (+), retraksi suprasternal (-).
Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-).
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki halus (+/+), Wheezing (-/-)
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) normal, Timpani, Hepar/ Lien tidak teraba
pembesaran, Turgor kulit normal.
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-), Sianosis/ Pucat (-/-), CRT < 2 detik.

A : Pneumonia Aspirasi

P : - D5 ¼ NS 12 tpm (makro)
Cefotaxime 3 x 200 mg (IV) - Dexametason 3 x 0,5 mg (IV)
Mukos drop 3 x 0,1 ml (k/p) -Nebulisasi ventolin 0,5 ml @ 8 jam
09/10/2019 (08.00 wita)

S : Keluhan sesak (+), batuk (+) dahak (tidak keluar) , demam (-), minum ASI (+) , BAB/BAK
(+) normal, suara napas grok-grok (+) minimal

O: Status Present : Nadi : 129x / menit , Suhu : 36,9 oC, RR : 48 x/ menit , SpO2 : 96 %
Kepala : Normocepali
Mata : Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-), Refleks pupil (+/+) isokor,
Mata cowong (-).
THT : Kesan tenang, Hidung sekret (-), Napas cuping hidung (-), Mukosa bibir sianosis
(-), Bibir kering (-)
Leher : Pembesaran KGB (-).
Dada : Simetris, retraksi subcostal (+) berkurang , retraksi suprasternal (-).
Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-).
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki halus (+/+) berkurang, Wheezing (-/-)
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) normal, Timpani, Hepar/ Lien tidak teraba
pembesaran, Turgor kulit normal.
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-), Sianosis/ Pucat (-/-), CRT < 2 detik.

A : Pneumonia Aspirasi

P : - D5 ¼ NS 12 tpm (makro) -Cefotaxime 3 x 200 mg (IV)


- Dexametason 3 x 0,5 mg (IV) -Nebulisasi ventolin ½ respul @ 12 jam
10/10/2019 (08.00 wita)

S : Keluhan sesak (+) berkurang, batuk (+) jarang, terdengar suara napas grok – grok saat
tidur (+) berkurang, demam (-), minum ASI (+), BAB/BAK (+/+) normal

O: Status Present : Nadi : 110x / menit , Suhu : 36,6 oC, RR : 50 x / menit , SpO2 : 96 %
Kepala : Normocepali
Mata : Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-), Refleks pupil (+/+) isokor,
Mata cowong (-).
THT : Kesan tenang, Hidung sekret (-), Napas cuping hidung (-), Mukosa bibir sianosis
(-), Bibir kering (-)
Leher : Pembesaran KGB (-).
Dada : Simetris, retraksi subcostal (-), retraksi suprasternal (-).
Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-).
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki halus (+/+) berkurang, Wheezing (-/-)
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) normal, Timpani, Hepar/ Lien tidak teraba
pembesaran, Turgor kulit normal.
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-), Sianosis/ Pucat (-/-), CRT < 2 detik.

A : Pneumonia Aspirasi

P : - D5 ¼ NS 12 tpm (makro) -Cefotaxime 3 x 200 mg (IV)


-Dexametason 3 x 0,5 mg (IV) -Nebulisasi ventolin ½ respul @ 12 jam
- Azitromisin 1 x 1 ml ( selama 5 hari)
11/10/2019 (08.00 wita)

S : Keluhan sesak (-), batuk (-), terdengar suara napas grok – grok saat tidur (-), demam (-),
minum ASI (+), BAB/BAK (+/+) normal

O: Status Present : Nadi : 110x / menit , Suhu : 36,6 oC, RR : 50 x / menit , SpO2 : 96 %
Kepala : Normocepali
Mata : Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-), Refleks pupil (+/+) isokor,
Mata cowong (-).
THT : Kesan tenang, Hidung sekret (-), Napas cuping hidung (-), Mukosa bibir sianosis
(-), Bibir kering (-)
Leher : Pembesaran KGB (-).
Dada : Simetris, retraksi subcostal (-), retraksi suprasternal (-).
Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-).
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-) , Wheezing (-/-)
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) normal, Timpani, Hepar/ Lien tidak teraba
pembesaran, Turgor kulit normal.
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-), Sianosis/ Pucat (-/-), CRT < 2 detik.

A : Pneumonia Aspirasi

P : - Cek DL ulang, bila WBC < 12 -> BPL


obat pulang : Azitromisin 1 x 1 ml (PO)
Darah lengkap
(11 - 10 – 2019)
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien ini di diagnosis menjadi pneumonia aspirasi.
Pneumonia aspirasi merupakan peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang
disebabkan oleh aspirasi benda asing baik yang berasal dalam tubuh
maupun di luar tubuh penderita.

Aspirasi merupakan proses terbawanya bahan yang ada di orofaring


pada saat respirasi kesaluran napas bawah dan dapat menimbulkan
kerusakan parenkim paru. Kerusakan yang terjadi tergantung
jumlah dan jenis bahan yang teraspirasi serta daya tahan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai