Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN MINI PROJECT

HUBUNGAN PASIEN HIPERTENSI DAN TIDAK HIPERTENSI DENGAN


TINGAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG HIPERTENSI
DI DESA BANJARSARI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS GOMBONG 1

Oleh : dr. Elga Zuherli


Bab I. Pendahuluan
Latar Belakang
Hipertensi tahun 2018
(Riskesas, 2018). Kasus Hipertensi
60.00% (CME, 2017)
50.00%
250
40.00% Hipertensi
tahun 2018 240 Kasus
30.00%
20.00% 230
10.00%
220
0.00%
18 th 31-44 45-54 55-64
2010 2016
th th th

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius, serta


merupakan faktor utama penyebab terjadinya morbiditas dan mortalitas
di dunia.
Hasil penelitian sporadis yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes RI (2011-2012) di
15 kabupaten menyatakan bahwa 17,7% kematian disebabkan oleh
stroke dan 10,0% kematian disebabkan oleh penyakit jantung iskemik.
Dimana 2 penyebab kematian tersebut merupakan faktor utama dari
hipertensi.
Latar Belakang
Hipertensi Tahun 2018
(Kemenkes RI, 2019).

60.00%
40.00%
20.00% Hipertensi
0.00%
at r al in a li
tu la p be ng ia
se
h a ion pi lu pi ed
t er di
s pu m er
s
a ra a t
as td
k
tr a te am k
s k
er an at k
m
ef
e td
m ob td
ng
ju
k un

Penatalaksanaan hipertensi ini diperlukan pengetahuan masyarakat


dalam proses penyembuhannya, serta dukungan keluarga agar
proses penyembuhan berjalan dengan baik (Dalimartha et al.,
2008).
posyandu yang bertujuan dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan pemantauan faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) Utama
termasuk hipertensi
RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan pasien hipertensi dan


tidak hipertensi dengan tingkat pengetahuan
masyarakat tentang hipertensi di Desa
Banjarsari wilayah kerja UPT Puskesmas
Gombong 1?
Tujuan Khusus
Mengidentifikasi tingkat
Your Picture Here a. pengetahuan masyarakat
tentang hipertensi di Desa
Tujuan Umum Banjarsari wilayah kerja UPT
Puskesmas Gombong 1.

Mengetahui hubungan
pasien hipertensi dan Menganalisis hubungan
tidak hipertensi dengan b. pasien hipertensi dan tidak
tingkat pengetahuan hipertensi dengan tingkat
masyarakat tentang hi- pengetahuan masyarakat
pertensi di Desa tentang hipertensi di Desa
Banjarsari wilayah Banjarsari wilayah kerja UPT

TUJUAN kerja upt puskesmas


gombong 1.
Puskesmas Gombong 1
MANFAAT

Bagi Penulis Bagi Puskesmas Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan Sebagai masukan bagi Bahan pertimbangan dan masukan


tentang pentingnya proses Puskesmas dalam pengontrolan bagi masyarakat dengan hipertensi
pengontrolan hipertensi pada tekanan darah masyarakat agar mengetahui dampak
masyarakat yang menderita dengan hipertensi khususnya pengetahuan tentang hipertensi,
hipertensi serta pengetahuan yang kurang memahami sehinga pasien akan mematuhi
masyarakat tentang hipertensi pengetahuan hipertensi. proses pengontrolan penyakit
sebagai bahan masukan hipertensi. Bahan pertimbangan
untuk penelitian selanjutnya. dan masukan bagi keluarga untuk
memberi motivasi terhadap
penderita hipertensi.
BAB II. Landasan Teori
HIPERTENSI

Hipertensi adalah kondisi nilai tekanan darah


sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg .

(PERKI, 2015)
Klasifikasi Etiologi

Hipertensi Primer
01 Kategori umum peningkatan tekanan darah
yang disebabkan oleh berbagai macam
penyebab yang tidak diketahui.

02 Hipertensi Sekunder
Kondisi tekanan darah tinggi yang disebabkan
penyakit lain, misalnya:
a. Hipertensi kardiovaskuler
b. Hipertensi renal
c. Hipertensi endokrin
d. Hipertensi neurogenik

(Sherwood, 2012)
Pengukuran Tekanan Darah
Biarkan pasien duduk 3-5 menit sebelum pengukuran dimulai.

Tekanan darah diukur dengan menggunakan metode cuff yang melingkupi


minimal 80% lengan atas pasien pada posisi duduk.

Pengukuran tekanan darah pada posisi berdiri diindikasikan untuk pasien lansia,
penderita diabetes melitus dan kondisi lain dimana terdapat hipotensi ortostatik

Pada pasien dengan detak jantung aritmia seperti atrial fibrilasi pengukuran perlu
diulang untuk meningkatkan keakuratan.

Pada penggunaan metode auskultasi, gunakan suara korotkoff gelombang I dan


hilangnya gelombang V

Lakukan pengukuran tekanan darah pada kedua lengan untuk menghindari


kemungkinan perbedaan hasil

(Mancia et.al., 2013)


Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (A Statement by the American
Society of Hipertension and the International Society of Hypertension )

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
Pre-Hipertensi 130-139 85-90
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 160-179 100-109
Hipertensi stage 3 ≥180 ≥110

Hipertensi sistolik ≥140 <90


terisolasi
Faktor Risiko

Dapat
Faktor Risiko Hipertensi dimodifikasi

Dapat dimodifikasi Tidak dapat


dimodifikasi
1. Stress
2. Obesitas
3. Nutrisi
4. Rokok dan alkohol Tidak dapat dimodifikasi
5. Kurang aktivitas fisik
6. Riwayat Diabetes Melitus Riwayat keluarga, jenis kelamin,
7. Disiplidemia usia, dan etnis.
8. Kerusakan organ
9. Penyakit penyerta lain
(Black dan Hawks, 2005; Yogiantoro, 2009)
Tatalaksana Non Farmakologis

01 03
Aktivitas Fisik
Penurunan Berat Badan

02 04
Adopsi Pola Makan DASH Tidak mengkonsumsi
rokok dan alkohol

(ESC Guidelines for the Management of Arterial Hypertension )


Terapi Farmakologis
Algoritma Manajemen
Hipertensi (JNC 8)
Pengetahuan terhadap hipertensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah


segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour).

Menurut teori World Health Organization (WHO) yang dikutip oleh


Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
sendiri.
Tahapan Pembentukan Perilaku

Awareness

Interest

Evaluation

Trial

Adaption

(Notoatmodjo, 2007)
BAB III. Metode Penelitian
Metode Penelitian

1 2 3 4 5

Rancangan Penelitian Waktu dan Tempat Populasi Penelitian Teknik Pengambilan Besar Sampel
Sampel
Kuantitatif observasional Tempat : Desa Masyarakat yang hadir di Consecutive Berdasarkan rule of thumb
analitik dengan pendekatan Banjarsari,Gombong, posyandu lansia Desa Sampling : minimal 30 sampel
cross sectional. Kebumen Banjarsari,Gombong,
Waktu : Januari 2021 Kebumen
Metode Penelitian
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

1. Masyarakat yang hadir dalam 1. Masyarakat yang tidak dapat


posyandu lansia di Desa berkomunikasi, baik secara
Patemon lisan maupun tulisan
2. Usia ≥30 tahun 2. Pasien mengalami kecacatan
3. Bersedia mengisi kuesioner mental dan fisik
dan ditensi

Variabel bebas: Pasien hipertensi dan tidak hipertensi di Desa Banjarsari


Variabel terikat: Pengetahuan Masyarakat tentang Hipertensi
Your Picture Here
Definisi Operasional
1. Pasien hipertensi dan tidak hipertensi di Desa
Banjarsari

a. Definisi: Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi


yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada
dua kesempatan yang berbeda. Seseorang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan
darahnya lebih dari sama dengan140/90 mmHg.
b. Alat ukur: Tensimeter
c. Skala: Kategorik (Nominal)

2. Pengetahuan Masyarakat tentang Your Picture Here


Hipertensi

a. Definisi: Pengetahuan hipertensi


merupakan tingkat pengetahuan subyek
meliputi definisi, gejala, indikasi terapi,
aturan pakai, efek samping obat,
interaksi obat, kontraindikasi obat serta
penyimpanannya, dan lain sebagainya.
b. Alat ukur: kuesioner HKLS
(Hypertension Knowledge Level Scale)
c. Skala: Kategorik (Ordinal)
Teknik Pemeriksaan
Pasien Hipertensi dan Tidak Hipertensi
Subjek dicatat identitas, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pasien dikatakan hipertensi apabila ≥140/90 mmHg.
Alat ukur yang digunakan menggunakan tensimeter dengan skala data kategorik (nominal).
 
Pengetahuan Masyarakat tentang Hipertensi
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini diperlukan adanya suatu pengelompokkan pada
tingkat pengetahuan berdasarkan dari skor penelitian.

Kategori Skor
Baik 76% - 100%
Cukup 56% - 75%
Kurang ≤ 55%
Interval Kekuatan Koefisien Korelasi (Dahlan, 2012)

ANALISIS Interval Kekuatan Koefisien Korelasi


(Dahlan, 2012)
DATA
Interval Koefisien Tingkat
- Menggunakan uji korelasi
Korelasi Hubungan
Spearman
-Skala pengukuran: skala nominal
0,00 – 0,199 Sangat lemah

(hipertensi dan tidak hipertensi)


0,20 – 0,399 Lemah

dan ordinal (tingkat pengetahuan 0,40 – 0,599 Sedang


baik, cukup, kurang). 0,60 – 0,799 Kuat
- Untuk mengetahui kekuatan dari 0,80 – 1,000 Sangat kuat
hubungan antara variabel:
besarnya koefisien korelasi
RANCANGAN PENELITIAN
BAB IV. Hasil Penelitian
Karakteristik Sampel Penelitian

Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Tidak bekerja/IRT 26 86,66
Wirausaha 2 6,66
Petani 2 6,66
Jumlah 30 100

Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Hipertensi dan Tidak Hipertensi


Hipertensi atau Jumlah Persentase (%)
tidak hipertensi
Hipertensi 12 40
Tidak Hipertensi 18 60
Jumlah 30 100
Karakteristik Sampel Penelitian

Distribusi Sampel Berdasarkan Pengetahuan terhadap Hipertensi


Tingkat Jumlah Persentase (%)
pengetahuan
Baik 21 70
Cukup 6 20
Kurang 3 10
Jumlah 30 100

Tabel 4.2 Rerata Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi dan Tidak Hipertensi
Tekanan Darah (mmHg)
Tingkat Pengetahuan
Hipertensi Tidak Hipertensi
Skor 69,791 89,119
Kategori Cukup Baik
Analisis Data
Uji Korelasi Spearman

  Hipertensi/tidak Kategori skor


Spearman's rho Hipertensi/tidak Correlation Coefficient
1,000 ,615**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 30 30
Kategori skor Correlation Coefficient
,615** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Koefisien korelasi (r) : 0,615  korelasi kuat


Nilai p : <0,05  hubungan yang signifikan
Arah korelasi : positif
BAB V. Pembahasan
Hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata
pengetahuan pasien hipertensi (12 orang) di desa Banjarsari adalah
termasuk dalam kategori pengetahuan cukup dengan rerata skor
69,791 dan yang tidak hipertensi (18 orang) termasuk dalam kategori
pengetahuan baik dengan rerata skor 89,119.

Pengetahuan ini penting, karena menjadikan seseorang tahu dalam


melakukan tindakannya. Dengan pengetahuan yang baik, menjadikan
mereka akan berperilaku benar dan menghindari dari kebiasaan-
kebiasan yang salah.

Limbong VA (2016) yang menyimpulkan terdapat hubungan


pengetahuan masyarakat dengan kejadian hipertensi di Desa Tateli
Kabupaten Minahasa tahun 2016.
Dewi, et al. (2017) yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dan
gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Depok 2 Condong Catur Sleman
Yogyakarta.
Suaib M, et al. (2019) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat
pengetahuan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Minanga
Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara tahun 2018.
Menurut Viera, et al. (2008), peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang hipertensi dapat digunakan untuk upaya pencegahan kekambuhan
hipertensi seperti dalam menjaga pola makan, serta pola aktivitas yang
baik.
Menurut Dewi (2017): pengetahuan yang baik dan diikuti dengan gaya
hidup yang sehat  terhindar dari kejadian hipertensi, pengetahuannya
kurang dan gaya hidup yang kurang baik  kejadian hipertensi.

Pengetahuan ini penting, karena menjadikan seseorang tahu dalam


melakukan tindakannya. Dengan pengetahuan yang baik, menjadikan
mereka akan berperilaku benar dan menghindari dari kebiasaan-kebiasaan
yang salah.

Penatalaksanaan hipertensi bertumpu pada pilar pengobatan standar dan


merubah gaya hidup yang meliputi mengatur pola makan, mengatur pola
aktivitas, sering berolahraga, menghindari alkohol, dan rokok.
Penatalaksanaan hipertensi ini diperlukan pengetahuan keluarga dalam
proses penyembuhannya, serta dukungan keluarga agar proses
penyembuhan berjalan dengan baik (Dalimartha, et al., 2008).
 penyuluhan tentang hipertensi dan membuka sesi tanya jawab  leaflet
tentang hipertensi  meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
hipertensi  mengurangi kejadian hipertensi dan pada pasien hipertensi
diharapkan tekanan darah dapat terkontrol.
BAB VI. Simpulan dan Saran
SARAN
1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan pemahaman tentang hipertensi sehingga
dapat mencegah hipertensi bagi masyarakat yang tidak
hipertensi dan mengontrol tekanan darah bagi masyarakat
dengan hipertensi.

2. Tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Gombong


1 khususnya bidan desa sebagai pelaksana program
diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang
pentingnya pengetahuan hipertensi dalam proses
pengontrolan hipertensi.
SIMPULAN
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
Terdapat hubungan pasien hipertensi dan
tidak hipertensi dengan tingkat referensi dan daftar pustaka berkaitan dengan hubungan
pengetahuan masyarakat tentang kejadian hipertensi dengan tingkat pengetahuan tentang
hipertensi di Desa Banjarsari wilayah kerja hipertensi.
upt puskesmas gombong 1.
Daftar Pustaka
8. Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen (2018).
1. Agoes A, et al. (2013). Hubungan Tingkat Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. Situasi
Pengetahuan tentang Faktor Resiko Hipertensi Derajat Kesehatan, p: 6.
dengan Kejadian Hipertensi. 9. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC,
Dennison-Himmelfarb C, HandlercDT, LeFevre ML,
2. Anderson PC, Arnolda PL, Cowley D, Dowden J,
et al. (2014). Evidence-Based Guideline For The
Gabb G, Golledge J, Hankey G et al. (2016).
Management Of High Blood Pressure In Adults:
Guideline for the diagnosis and management of
(JNC8). JAMA, 311(5): 507-520.
hypertension in adults. National Heart 10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Foundation of Australia. Melbourne, pp: 1-74. (Kemenkes RI) (2014). Hipertensi. Pusat Data dan
3. Black JM dan Hawks JH (2005). Medical Informasi Kementerian Kesehatan Republik
Surgical nursing: Clinical Management for Indonesia, pp: 1-8.
positive outcomes. 7th Edition. St Louis: Elsevier 11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Saunders. (Kemenkes RI) (2019). Hipertensi Penyakit Paling
4. Budijanto D (2015). Hipertensi, The Silent Killer. Banyak Diidap Masyarakat. Pusat Data dan
Pusat Data dan Informasi Kementerian Informasi Kementerian Kesehatan Republik
Kesehatan Republik Indonesia, pp: 1-8. Indonesia, pp: 3-10.
5. Continuing Medical Education (2017). 2nd 12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
International Conference on Hypertension & (Kemenkes RI) (2017). Data Dasar Puskesmas.
Healthcare. Hypertension Conference. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
Netherlands. Republik Indonesia, p: 3.
6. Dahlan M S. 2012. Statistic untuk kedokteran 13. Kilic, M., Uzunçakmak, T. and Ede, H., 2016. The
dan kesehatan. Selemba medika: Jakarta effect of knowledge about hypertension on the
7. Dalimartha, et al. (2008). Care Your Self, control of high blood pressure. International Journal
Hipertensi.Jakarta: Penebar Plus +. of the Cardiovascular Academy, 2(1), pp.27-32.
Daftar Pustaka
14. Nadeem, M., Mari, A., Iftikhar, S., Khatri, A., Sarwar, T. and
Patel, M., 2019. Hypertension-related Knowledge and Its
14. Kusumawardana, I. and Tamtomo, D., 2017. Relationship with Blood Pressure Control in Hypertensive
Relationship between Knowledge and Family Support Patients Visiting a Semi-private Tertiary-care Charity
regarding Hypertension with Blood Pressure Control in Hospital in Karachi, Pakistan. Cureus, 11(10), p.5986.
Elders. Indonesian Journal of Medicine, 02(01), pp.1- 15. Notoatmodjo S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan
9. Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
15. LaMorte, W., 2021. The Transtheoretical Model 16. Notoadmojo S (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan .
(Stages of Change). [online] Sphweb.bumc.bu.edu. Yogyakarta: Rineka Cipta, p: 35.
17. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler
Available at: <https://sphweb.bumc.bu.edu/otlt/mph-
Indonesia(PERKI) (2015). Buku Pedoman Tatalaksana
modules /sb/ behavioral Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskuler. Edisi 1. Jakarta,
changetheories/behavioralchangetheories6.html> pp: 1-6.
[Accessed 1 February 2021]. 18. Sastroasmoro S (2014). Dasar-dasar metodologi penelitian
16. Lugo-Mata, Á., Urich-Landeta, A., Andrades-Pérez, klinis. Edisi ke 5. Jakarta: Sagung Seto
A., León-Dugarte, M., Marcano-Acevedo, L. and 19. Sherwood L (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.
Jofreed López Guillen, M., 2017. Factors associated Edisi ke 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp:
with the level of knowledge about hypertension in 312-320, 405-414.
20. Tjay TH dan Rahardja K (2007). Obat-obat penting. Khasiat,
primary care patients. Elsevier, [online] 19(7), pp.184-
penggunaan, dan efek sampingnya. Edisi ke 6. Jakarta:
188. Gramedia, pp: 541-564
17. Mancia G, Fagard R, Narkiewicz K, Redon J, 21. Worku Kassahun, C., Asasahegn, A., Hagos, D., Ashenafi,
Zanchetti A, Bohm M, Christiaens T et al. (2013). E., Tamene, F., Addis, G. and Endalkachew, K., 2020.
ESH/ESC Guidelines for the management of arterial Knowledge on Hypertension and Self-Care Practice among
hypertension. European Heart Journal, 31 (7): 1303- Adult Hypertensive Patients at University of Gondar
1308. Comprehensive Specialized Hospital, Ethiopia,
18. Murti, Bhisma. 2010. Desain dan Ukuran Sampel 2019. International Journal of Hypertension , 2020, pp.1-7.
22. Yogiantoro M (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Edisi
untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang
V. Jilid II. Jakarta: Penerbit Interna Publishing, pp: 1079-
Kesehatan edisi ke-2. Yogyakarta: UGM press. 1085
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 1. Kuesioner Hipertensi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai