Anda di halaman 1dari 24

SEKOLAH TINGGI

TEKNOLOGI
INDUSTRI
FARMASI
BOGOR

FORMULARIUM RS KELOMPOK 8
Nur Ikhsandi Rapi Firmansyah Zessica Zendra Zulia Ade Irma Nuryani
18010130 17010051 17010076 18010146

M. Hadiyat Aziz Permana Lidya Kristin Marbun May Ryan Gigs Silaban Siti Nur Aisyah Danty Nur Alvionitasari
18010123 18010122 18010124 17010062 17010010

Nia Maryana Welius Regina Haudil Mawadhi Rizka Fitrayaman


17010042 17010070 17010052 17010056

Our Group
DEFINISI
FORMULARIUM
RUMAH SAKIT
Formularium rumah sakit merupakan penerapan konsep obat esensial di
rumah sakit yang berisi daftar obat dan informasi penggunaannya. Obat yang

termasuk dalam daftar formularium merupakan obat pilihan utama (drug of choice) dan obat-obat alternatifnya. Dasar-dasar pemilihan obat-obat

alternative tetap harus mengindahkan prinsip manajemen dan criteria mayor yaitu

berdasarkan pada : pola penyakit yang berkembang didaerah tersebut, efficacy,

efektivitas, keamanan, kualitas, biaya, dan dapat dikelola oleh sumber daya dan

keuangan rumah sakit (Anonim 2002a)


Seleksi obat yang tepat melalui
system formularium rumah sakit, banyak keuntungan yang didapat antara lain

meningkatkan mutu terapi obat, dan menurunkan kejadian efek samping obat.

Formularium juga meningkatkan efisiensi pengadaan, pengelolaan obat serta

meningkatkan efisiensi pengadaan, pengelolaan obat serta meningkatkan efisiensi

dalam manajemen persediaan, sehingga pada akhirnya akan menurunkan biaya

pelayanan kesehatan secara keseluruhan (Anonim, 2002a)


Formularium harus direvisi secara
periodic sehingga dapat merefleksikan penilaian terkini para staf medic.
Penerapan formularim harus mengikuti
prinsip-prinsip sebagai berikut (Anonim, 2002a):
2002a):

Obat yang Daftar


formularium harus memiliki jumlah obat yang
dipilih adalah terbatas. Hanya obat-obatan yang
drug of choice diperlukan yang dapat disediakan di rumah
sakit. Duplikasi obat dengan khasiat
terapetik sama tidak boleh terjadi.
Obat harus diseleksi atas dasar
kebutuhan komunitas dan obat-
obatan tersebut harus dapat
mengatasi pola pemyakit dan
kondisi daerah tersebut. Obat-obat
yang
tidak cukup bukti tentang khasiat, keamanan
dan kualitas, serta tidak cost
effective perlu
dievaluasi dan dihapus bila telah ada
alternative obat yang lebih dapat
diterima.
Membuat rekapitulasi usulan obat dari masing-masing Staf Medik Fungsional
(SMF) berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan medik
Proses Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi
Mendiskusikan usulan tersebut pada rapat komite farmasi dan terapi, jika
penyusunan diperlukan dapat meminta masukan dari pakar
formularium Rancangan hasil pembahasan komite farmasi dan terapi, dikembalikan ke masing-
masing SMF untuk mendapatkan umpan balik
rumah sakit Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun 2016
Membuat daftar obat yang masuk ke dalam formularium rumah sakit
Menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi
Melaksanakan edukasi mengenai formularium rumah sakit kepada staf dan
melakukan monitoring komite farmasi dan terapi (KFT) bertanggung jawab dalam
menyusun atau merevisi formularium yang dibantu secara aktif oleh
IFRS.
Kriteria pemilihan obat untuk formularium rumah sakit

Mengutamakan penggunaan obat generik


Mempunyai rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita
Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
Bermanfaat dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung
Obat lain yang paling efektif terbukti secara ilmiah dan aman (evidence based medicines) yang paling
dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau (Menkes RI, 2016).
Format Formularium
Judul
Nama dan Gelar KFT (Komite Farmasi Terapi)
Daftar Isi
Informasi Tebtang Prosedur dan Kebijakan Rumah Sakit Tentang Obat
Sediaan yang diterima di rumah sakit mencakup daftar obat yang ditambah
atau ditiadakan sejak edisi terakhir.
Isi
Formularium
Informasi Umum Prosedur dan
Kebijakan Rumah Sakit
Daftar Sediaan Obat Informasi Khusus
Tentang Obat
Informasi Umum Prosedur dan Kebijakan
Rumah Sakit Tentang Obat
Prosedur dan kebijakan formularium: penggunaan obat dan prosedur
untuk menambah obat baru dalam formularium.
Uraian singkat tentang tim farmasidan terapi: anggota, tanggung
jawab dan kegiatannya.
Peraturan rumah sakit tentang penulisan resep, peracikan dan pemberian obat: penulisan order
obat, singkatan, prosedur dan
kebijakan tentang kesetaraan generik dan terapetik, penghentian
obat secara otomatis, order obat secara lisan, penggunaan obat
sendiri oleh penderita, obat sendiri yang dibawa sendiri dari rumah, dsb.
Prosedur pelayanan kefarmasian: jam kerja IFRS, kebijakan pemberian
obat untuk penderita rawat jalan, kebijakan harga obat, prosedur distribusi, obat untuk rawat
inap dan lain-lain.
Daftar Sediaan Obat
Daftar sediaan obat dipilih oleh staf medik dan IFRS.

Daftar obat dalam formularium dapat disusun berdasarkan: abjad,


nama generik obat, penggolongan terapi atau kombinasi keduanya.

Informasi pada tiap-tiap obat meliputi: nama, generik obat dan zat aktif
utamanya (nama umum/ nama dagang), cara penggunaan obat, bentuk
sediaan, kekuatan, kemasan, dan ukuran jumlah dalamkemasan, dan
formulasi sediaan (jika diperlukan).

Informasi tambahan: rentang dosis bagi dewasa atau anak-anak,


informasi biaya.
Informasi Khusus, meliputi:
Daftar produksi nutrisi
Tabel kesetaraan dosis dari obat-obat yang mirip dengan obat kortikosteroid
Formula nutrisi parenteral baku
Komposisi
Tabel kandungan natrium dari sediaan obat
Daftar sediaan obat bebas gula
Isi kotak obat darurat
Informasi pemantauan dan penetapan kadar secara farmakokinetik
Formulir permintaan obat nonformularium
Tabel interaksi obat
Informasi pengendalian keracunan
Pembawa baku atau pengencer untuk injeksi
Komposisi elektrolit untuk sediaan parenteral volume besar.
Obat harus diseleksi atas dasar
PRINSIP kebutuhan komunitas dan obat-obatan
tersebut harus dapat mengatasi pola
PENERA- penyakit dan kondisi daerah tersebut
PAN Obat yang
FORMU- Daftar formularium
harus memiliki jumlah
dipilih
adalah
LARIUM obat yang terbatas. drug of
choice
Obat-obat yang tidak cukup bukti
tentang khasiat, keamanan dan Daftar formularium
kualitas, serta tidak costeffective harus memiliki
perlu dievaluasi dan dihapus bila jumlah obat yang
telah ada alternative obat yang terbatas.
lebih dapat diterima
Pemeliharaan
Evaluasi
Formularium
Penggunaan
Pengkajian
Obat .
golongan
Suatu proses
terapi obat
yang di
Penambahan
Prinsip lakukan
secara terus
atau
Seleksi sediaan
obat.
penghapusan Substitusi
Pengelolaan menerus dan
terstruktur,
monografi Generik
obat Pertukaran
Sistem untuk
memastikan
formularium
Penggunaan
terapi.
obat
Formularium digunakan
obat
nonformulariu
secara tepat,
m untuk
aman dan
penderita
efektif
khusus
KEUNTUNGAN
SISTEM
FORMULARIUM
Pendidikan terapi obat yang tepat bagi staf medik

Pemanfaatan dalam pengurangan biaya (system pembelian dan pengendalian


persediaan efisien)
Pembatasan jumlah obat dan produk obat teratur

Meyakinkan mutu dan ketepatan penggunan obat di Rumah Sakit


EVALUASI
OBAT
FORMULARIUM
Instalasi Farmasi Rumah sakit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kepatuhan formularium di rumah sakit. Dilakukan secara menyeluruh dan
berdasarkan sumber daya yang ada. Hasil dari evaluasi akan diserahkan kepada
Komite Farmasi dan Terapi. Yang nantinya dijadikan sebagai bahan kajian
Formularium Rumah Sakit.
INDIKATOR KEPATUHAN

KEPATUHAN KEPATUHAN
PENGADAAN PENULISAN
RESEP
Kepatuhan Merupakan bukti komitmen stake horlder yangterlibat dalam proses pengadaan sesuai
dengan formulariumyang telah ditetapkan.
Pengadaan Data diperoleh dari tim pengadaan perbekalan farmasi rumah sakit.

RUMUS PERHITUNGAN

Jika sebuah ketidakpatuhan pengadaan belum sesuai, harus dilakukan arahan oleh
bagian direksi karena pengadaan dianggap penting untuk mencapai keberhasilan
penulisan resep
Kepatuhan Merupakan indikasi komitmen tenaga medis untuk mematuhi kesepakatan
menuliskan resep sesuai dengan formularium yang telah ditetapkan di
Penulisan rumah sakit. Data yang digunakan adalah resep yang terkumpul di IFRS dalam
Resep periode tertentu, seperti bulanan, triwulan atau bahkan tahunan.
Obat. yang diresepkan baik dari formularium ataunon formularium harus
yang sudah disetujui.
RUMUS PERHITUNGAN

Jika tingkat kepatuhan penulisan resep terjadi kesenjangan dengan standar


yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit, maka upaya yang bisa dilakukan adalah
sosialisasi formularium di masing-masingunit pelayanan farmasi
PENYEBAB
Sistem formularium tidak berjalan dengan baik di rumah sakit
Tidak adanya surat keputusan pimpinan rumah sakit untuk meng- gunakan
formularium, sehingga staf medik tidak merasa berke-wajiban menggunakan
formularium
Tidak ada sosialisasi formularium oleh KFT kepada staf medik sehingga staf medik
tidak mengenal formularium1.Tidak ada sosialisasi formularium oleh KFT kepada staf
medik sehingga staf medik tidak mengenal formularium
Tidak adanya supervisi secara regular guna mengingatkan staf medik untuk
menggunakan obat yang ada di formularium
KFT tidak berfungsi dengan baik
Formularium tidak pernah direvisi sesuai dengan kebutuhan penderita dan staf medik

Apoteker di IFRS tidak berperan sebagaimana seharusnya


Tidak adanya mekanisme penghargaan dan hukuman
Adanya konflik kepentingan dari pihak yang terlibat dalam pengadaan
THANKS FOR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai