TK Konjungtivitis
TK Konjungtivitis
Perceptor
dr. Muhammad Yusran, M.Sc., Sp.M (K)
Background Discussion
01 03
Case Presentation
02
BACKGROUND
• Scleral buckling umumnya dilakukan pada
kasus ablasio retina regmatogen
• Salah satu komplikasi dari prosedur ini
adalah ekstrusi (reaksi penolakan) dari
explant silikon
• Mekanisme hipotesis yang mendasari
infeksi pada buckle adalah adanya lapisan
glycocalyx (biofilm) yang menyelimuti
material explant yang mencegah penetrasi
antibiotik sekuestrasi terhadap invasi
mikroba patogen
• Seri kasus ini mendeskripsikan pasien
dengan konjungtivitis kronik akibat
infeksi pada scleral buckling
CASE PRESENTATION
Pasien A
Wanita 73 tahun, perokok, dengan riwayat penyakit Basedow, dislipidemia,
rinosinusitis kronis dan miopia berat. Glaukoma sejak usia 20 tahun diobati
dengan brinzolamide, timolol dan bimatoprost. Riwayat operasi katarak
pada tahun 2002, ablasio retina diobati dengan operasi scleral buckling pada
Agustus 2018. Pada tanggal 25 Maret, pasien datang dengan keluhan rasa
sakit, grittiness, dan discharge mukopurulen terus menerus di mata
kanannya. Pasien memiliki riwayat infeksi pneumonia pada Desember
2018 yang diobati dengan steroid dan diikuti konjungtivitis pada mata
kanan dirawat oleh spesialisnya dengan kombinasi antibiotik dan steroid
tetes mata. Pada pemeriksaan biomikroskopi terbukti edema kelopak mata
dan eritema, hiperemia konjungtiva yang signifikan, discharge
mukopurulen.
CASE PRESENTATION
Pasien B
wanita berusia 84 tahun dengan riwayat kardiomiopati iskemik hipertensif,
gangguan vena kronis, vaskulopati otak kronis dan dislipidemia dengan herniasi
lemak periorbital. Glaukoma dalam perawatan dengan bimatoprost. Pasien
memiliki riwayat operasi katarak dan Nd: YAG (neodymium-doped yttrium
aluminium garnet) LASER capsulotomy pada mata kanan. Pada tahun 1994,
pasien mengalami ablasio retina di mata kanan ditangani dengan operasi scleral
buckling. Pada hari-hari pertama bulan Juni ia mengeluhkan rasa sakit, edema
periorbital, dan keluarnya mukopurulen di mata kanan. Untuk alasan ini dia
berkonsultasi dengan dokter spesialisnya yang kemudian meresepkan terapi
sistemik amoksisilin dan obat tetes mata levofloksasin. Pada 11 Juni, karena
keluhan menetap, dia datang ke rumah sakit.
CASE PRESENTATION
Pasien A
KONJUNGTIVITIS MANIFESTASI
BAKTERIAL KLINIS
Infeksi pada konjungtiva yang Pada konjungtivitis bakteri dapat
disebabkan oleh bakteri. Penyebab ditemukan tanda dan gejala:
paling sering adalah: Streptococcus
pneumonia, Staphylococcus • Mata merah, rasa berpasir, dan
aureus, Haemophilus influenzae, perih;
Moraxella catarrhalis (Edwar &
Bani, 2017). • Sukar membuka mata terutama
Edema
Sekret kelopak pagi hari
Pada kasus, kedua pasien mukopurulen
mengalami konjungtivitis yang • Umumnya bilateral
disebabkan oleh Pseudomonas
aeruginosa. Infeksi ini didapat • Adanya sekret bersifat purulen
akibat dari extrusi pemasangan
scleral buckle. • Edema kelopak, injeksi
konjungtiva
Pasien B
DISCUSSION
● Pada operasi scleral buckling, eksplan silikon dapat berubah posisi dari posisi awal
dan dapat mengekspos konjungtiva sehingga berisiko tinggi infeksi
● Pada kasus ini pemberian antibiotik sistemik dan topikal sudah diberikan pada
pasien, namun belum cukup untuk mengeradikasi bakteri, sehingga dilakukan
pengangkatan scleral buckling. Namun tidak semua kasus harus dilakukan prosedur
pengangkatan.
● Studi melalui NMR dapat memonitor kondisi periocular pada pasien dan mencegah
risiko berevolusi ke sistemik.
REFERENCES