Anda di halaman 1dari 34

Journal Reading

Ayu Agustira , S.Ked


Heidy Putri Gumandang ,S.Ked
Riskita Fiannisa ,S.Ked
Muhammad Rizky Faturohim ,S.Ked

Pembimbing:
dr. Elvi Suryati, Sp.A
Judul : 10 kata
Pengarang : tidak menyertakan
gelar, nama tidak dibalik

Abstrak : 266 Kata (lebih


dari 250 kata)

Kata Kunci : ada


LATAR BELAKANG
Nephrotic syndrome (NS) merupakan penyakit glomerulus
yang paling sering terjadi pada anak-anak.

Sebagian besar anak anak berespon terhadap terapi steroid,


sementara sekitar 10 hingga 20 persen anak anak tidak
berespon terhadap terapi steroid

Belum ditemukan terapi terbaik pada SRNS


TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik demografis,


temuan biopsi ginjal, respons terhadap pengobatan, dan prognosis
pada pasien anak dengan SRNS.
Metode:
1. Disebutkan desain, tempat,
dan waktu penelitian
2. Kriteria insklusi dan
eksklusi dijelaskan
3. Perlakuan dijelaskan
4. Ethical clearance diperoleh
Metode
Retrospektif dan deskriptif

Subjek Penelitian
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
• Pasien UCCS 2009 – 2016 • Pasien usia dibawah 1 tahun
• Pasien nefrotik anak usia 1 – 18 tahun • Pasien dengan penyakit ginjal kronik
• Fungsi ginjal normal • Pasien dengan SRNS sekunder
• Tanpa makroskopis hematuria • Pasien dengan hepatitis B atau C,
• Tanpa gejala penyakit sistemik sifilis, atau positif HIV
• Pemeriksaan antibody antinuclear • Pasien dengan riwayat keluarga NS
negatif
NS ditegakkan dengan adanya edema, proteinuria >40 mg/m2/jam,
albumin serum <2.5 g/dL, dan hiperkolesterolemia

Pasien mendapatkan terapi pertama methylprednisone intravena dan


dilanjutkan dengan oral prednisone (sesuai dengan International
Study of Kidney Disease in Children (ISKDC).

SRNS didiagnosa pada pasien dengan NS idiopatik berdasarkan


gagalnya remisi komplit walaupun sudah diterapi menggunakan
steroid.
Komplit remisi : protein < 4 mg/m2/jam dalam waktu 24 jam

Partial remisi : proteinuria tetap diantara 4 – 40 mg/m2/jam atau 30 – 300 mg/dl

Tidak merespon : menurunnya nilai basal proteinuria <50%

Relaps : proteinuria≥3+ dalam 3 hari berturut-turut, dan kembali kambuh setelah


remisi
CKD
eGFR <80 mL/min/1.73 m2

ESRD
Dibutuhkan terapi penggantian ginjal atau eGFR <15
mL/min/1.73m2
Renal biopsy dilakukan pada 22 pasien SRNS

Pasien SRNS setelah biopsi diterapi dengan nonsteroid immunosupressan

• Cyclosporine (3 – 6 mg/kg/hari)
• Cyclophospamide (2 mg/kg/hari)
• Kombinasi dengan prednisone oral
6 bulan tidak merespon dengan CsA  MMF 500 – 600 mg/m2/hari atau 18
mg/kg/hari (maksimal 1 g) dalam dua dosis minimal 12 bulan

Telah disetujui oleh komite UCCS


1. Disebutkan uji yang digunakan
2. Disebutkan aplikasi statistic yang digunakan
Result Jenis Kelamin & Usia

Rasio :
Gender : SRNS → 1,4 : 1 SSNS → 1,5 : 1 P : 0,449

Age : SRNS → 7,5 ± 4,5 SSNS → 4,6 ± 3,3 P : 0,010


Sindroma Nefrotik Resisten Steroid
Edema 21 orang (95,5%) Riwayat alergi 10 orang (45,5%)
Hipertensi 12 orang (54,5%) Atopic constitution 10 orang (45,5%)
Hematuria (mikro) 14 orang (63,6%) Infeksi saluran pernafasan 7 orang (31,8%)

Memiliki angka hubungan tinggi pada resisten


terhadap terapi kortikosteroid
Temuan Histologi dari Biopsi Ginjal

Berkembang menjadi CKD &


Paling banyak ditemukan pada ESRD
gambaran histologi
Tanpa statistical significance
36 orang (+)
MCNS

8 pasien dengan biopsi

28 pasien tanpa biopsi


• Diskusi

1. Semua hal yang


relevan dibahas.
2. tidak sering diulang hal
yang dikemukakan pada
hasil.
• Dalam penelitian ini dengan syndrom nefrotik dan FSGS yang gagal
mencapai remisi dengan kemajuan pengobatan menjadi ESKD di 50%.
• Untuk pasien dengan ESRD, tujuan utama pengobatan adalah
transpalasi ginjal.
• Saat ini transpalasi ginjal adalah pengobatan terbaik untuk
kelangsungan hidup.
• Dalam penelitian ini, dua pasien dengan FSGS telah menjalani
transpalasi ginjal, diperlukan upaya tambahan untuk mengembangkan
jaringan donor dan obat transpalasi di Negara kita dan memungkinkan
anak-anak dengan SRNS yang memerlukan transpalasi ginjal.
Daftar Pustaka
1. Daftar pustaka disesuaikan
dengan aturan jurnal (vancouver
style)
Kesimpulan

• Beberapa anak mencapai remisi yang berkelanjutan dengan terapi


obat lini kedua atau ketiga
• Pasien NS yang sulit diatasi akan berprogres kearah end-stage renal
disease (ESRD)
VIA
VALIDITY
Populasi Penelitian:
Pasien anak nefrotik dengan usia
Desain Penelitian: 1-18 tahun
Retrospective & descriptive study
Sampel Penelitian:
50 pasien yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi
Tempat Penelitian:
Sarajevo, Bosnia
Analisis statistik:
Waktu Data Penelitian: Analisis data SPSS for Windows
2009 s/d 2016 v.22.0 (SPSS Inc, Chicago, Ilinois).
Microsoft Excel and Word 2010
(Richmond, USA)

Paired stundent’s t test and pearson


chi-square.
Yates correction.
Multivariate logistic regression
analysis.
IMPORTANCY

Dapat digunakan dalam mengevaluasi steroid resisten pada pasien


SNSR
APPLICABILITY

Penelitian dapat diterapkan pada pasien di Rumah Sakit Abdoel


Moeloek
PICO
PROBLEM

• Sindrom nefrotik adalah salah satu penyakit glomerulus pada anak-


anak. 
• Prognosis NS berhubungan dengan respons terhadap terapi steroid
• Hasil terapi pada SNRS belum konsisten
INTERVENSI

• Biopsi renal pada 22 pasien SRNS


• Sampel biopsy dinilai dengan mikroskop cahaya dan immunofluloresensi
• Setelah biopsi, pasien diterapi dengan nonsteroid immunosuppresan: cyclosporine (3 – 6
mg/kg/hari), cyclophosphamide (2mg/kg/hari) kombinasi dengan prednisone oral
• Pasien yang tidak merespon dengan CsA diganti dengan MMF 500 – 600 mg/m2/hari atau 18
mg/kg/hari dalam dua dosis minimal 12 bulan
• Pada pasien MCNS dan FSGS digunakan rituximab dan pada pasien FSGS dilakukan
plasmapheresis
COMPARASION

• Demografi usia episode NS pertama pada pasien SRNS dan SNSS


• Karakteristik dan respon pada terapi kortikosteroid pasien SRNS
• Presentasi temuan histologikal pada pasien SRNS dan yang sudah
menjadi CKD
• Terapi immunosupresan pada pasien SRNS
OUTCOME

• Rata-rata usia pasien SRNS saat episode pertama 7.5±4.5


• Rata-rata usia pasien SSNS saat episode pertama 4.6±3.3
• 21 pasien (95.5%) mengalami edema
• 12 pasien (54.5%) mengalami hipertensi
• 14 pasien (63.3%) mengalami mikrohematuria
• 45.5% pasien SRNS memiliki riwayat alergi dan
atopic
• Adanya hematuria menunjukkan 15.6 kali lebih
berisiko untuk resisten pada terapi kortikosteroid
• Pada 8 pasien (36.4%) pasien ditemukan MCNS
• Pada 7 pasien (31.8%) pasien ditemukan FSGS
• Pada 3 pasien (13.6%) ditemukan diffuse mesangial
proliferation (DMP)
• Membranoproliferatif glomerulonephritis (MPGN) ditemukan
pada 3 pasien (13.6%)
• Membranous glomerulonephritis (MN) ditemukan pada 1
pasien (4.5%)
• Mayoritas pasien menerima terapi CsA, namun tanpa
signifikansi statistik
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai