Anda di halaman 1dari 37

CLINICAL SESSION REPPORT (CRS)

Dela Azmatun Nisa 12100118665


Mutiara Yunita Sari 12100118700
Ryan Zein Sembada 12100118569

Preseptor :
Gemah Nuripah, dr., SpKJ

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA PROV. JABAR (CISARUA)
2020
KETERANGAN UMUM

• Nama : Ny. F
• Usia : 23 tahun
• Jenis Kelamin : Prempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Pendidikan terakhir : SMK
• Alamat : Cibulukadut
• Status Marital : Menikah
• Tanggal pemeriksaan : 07 Desember 2020
ANAMNESIS

• Keluhan Utama
Keinginan bunuh diri
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (AUTOANAMNESIS)

Pasien datang ke RSJ Cisarua Bandung dengan keluhan keinginan


bunuh diri sejak 1 hari SMRS. Keinginan bunuh diri dirasakan secara
tiba. Pasien sering merasa depresi, kurang bersemangat dalam menjalani
kehidupan, sering merasa lelah, merasa putus asa, sulit untuk tidur dan
akhirnya berpikir untuk bunuh diri. Pasien merasa sedih karena
memiliki masalah keluarga dan ditinggal pergi oleh suaminya. Pasien
memiliki masalah pekerjaan berupa pemutusan hubungan kerja oleh
perusahaan karena pandemic dan sebagai tulang punggung keluarga.
Sebelumnya pasien pernah mengalami fase depresi paling lama dalam 1
bulan. Muncul fase manik paling lama 4 hari.
Kapannyaa (?) trigger (?)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
(AUTOANAMNESIS)

• Selain itu pasien merasa seperti dibisikan sesuatu untuk membunuh


dirinya sendiri, pasien juga melihat bayangan, pasien merasa bahwa
orang-orang disekitarnya sedang membicarakannya.
RI WAYAT P EN YA K IT S E BE L U MN YA ( ALLO AN A MN ESI S)

Pernah diagnose PTSD tahun 2018


RIWAYAT MEDIK

• Pasien menyangkal memiliki riwayat kejang, demam tinggi, trauma kepala


atau stroke sebelumnya.
RIWAYAT KELUARGA

• Pasien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara

• Orangtua pasien bercerai sejak pasien masih kecil

• Pasien tinggal bersama ibu kandung dan kedua kakanya

• Pasien sudah pernah menikah dan tidak memiliki anak


RIWAYAT HIDUP

• Masa di kandungan dan persalinan :Tidak tahu

• Masa bayi : Tidak tahu

• Masa sekolah & prapubertas :Pasien bersekolah dari TK sampai


SMK

• Masa pubertas :Hubungan pasien dengan teman sekolah tidak baik


dan tidak punya banyak teman di sekolah.

• Masa dewasa :Pasien sudah pernah menikah dan tidak mempunyai


anak. Pasien bekerja di pabrik dan terkena pemutusan hubungan kerja .
STATUS FISIK

• Keadaan umum : Compos Mentis, kesan sakit sedang


• GCS : E5M6V4
• Tekanan darah : tidak dilakukan pemeriksaan
• Nadi : tidak dilakukan pemeriksaan
• Respirasi : tidak dilakukan pemeriksaan
• Suhu : tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS PSIKIATRIKUS

• Keadaan umum/ kesadaran : Tampak sakit sedang/Compos mentis


• Roman muka : Tampak sedih
• Kontak/rapport : Ada / adequate
• Orientasi
Tempat : Baik
Waktu : Baik
Orang : Baik
• Memory
Remote : Baik
Recent Past : Baik
Recent : Baik
Immediate retention &Recall : Baik
STATUS PSIKIATRIKUS

• Perhatian : Normovigilitas
• Persepsi
Ilusi : (-)
Halusinasi : Auditorik (+), Visual (+)
• Pikiran
Bentuk : Autistik
Isi : thought withdrawal (-), thought insertion (-), thought control (-),
suicide idea (+), waham kebesaran (+), thought broadcasting (-)
Jalan :
• Emosi
Mood : Eutimia
Afek : Luas
Keserasian Afek : Serasi
STATUS PSIKIATRIKUS

• Wawasan penyakit : Tilikan derajat 6


• Tingkah laku : Normoaktif
• Bicara : Spontan, produktivitas normal, suara
normal
• Psikomotor : Normoaktif
• Dekorum
Pakaian : Baik
Kebersihan : Baik
Sopan santun : Baik
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

• Aksis I : F 25.1 gangguan afektif bipolar e.c depresi

dd/ F 32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

• Aksis II : -

• Aksis III: -

• Aksis IV : masalah dengan “primary support group” (keluarga)

• Aksis V : GAF Scale 20-11 Bahaya mencederai diri atau orang lain,
disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
PENATALAKSANAAN

• Medikasi
Anti depresan : Sertraline 1x25-50 mg/hari
Anti psikotik : Clozapin 100 mg/hari (0-0-1)
Rawat inap

Psikoterapi
Psikoedukasi keluarga.
Interpersonal
Cognitive
Behaviour therapy
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Ad bonam


• Quo ad functionam : Dubia ad malam
• Quo ad sanactionam : Dubia ad malam
CLINICAL SCIENCE
MOOD DISORDER S
AFF ECT IVE DIS ORDERS
(DEP RES SI ON AND BIP OLAR)

• Mood : emosi atau perasaan yang memengaruhi perilaku seseorang dan persepsinya tentang keberadaan di dunia.
• Gangguan mood/gangguan afektif merupakan kategori penting dari penyakit kejiwaan yang terdiri dari gangguan
depresi, gangguan bipolar, dan gangguan lain.
DEPRESI

Depresi major terjadi tanpa riwayat hipomanik, manik, Gejala tambahan


atau campuran. Sekurang-kurangnya 2 minggu
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
Gejala utama :
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Afek depresif
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Lack of energy
• Pandangan mengenai masa depan yang suram dan
• Berkurangnya minat pesimistik
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
MANIA

• Manik : episode yang ditandai dengan afek dan aktivitas fisik yang meningkat,
disertai dengan irritable mood. Sekurang-kurangnya 1 minggu
• Hipomanik : episode yang terjadi setidaknya selama 4 hari, gejalanya sama
dengan manik namun tidak disertai halusinasi dan waham.
BIPOLAR

Bipolar I
• Gejala klinis ≥1 episode manik, dan kadang episode depresi.
• Episode campuran setidaknya berlangsung selama 1 minggu, terjadi episode
manik dan depresi hampir setiap hari
Bipolar II
• Bipolar yang ditandai dengan depresi major dan hipomanik
EPIDEMIOLOGI

• JK : lebih banyak terjadi pada wanita • Nama : Ny. F


• Usia : 50% terjadi pada usia 20-50 tahun • Usia : 23 tahun
• Marital status • Jenis Kelamin : Perempuan
• Sosioekonomi dan kultur budaya • Agama : Islam
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Pendidikan terakhir : SMK
• Alamat : Cibulukadut
• Status Marital : Menikah, ditinggal
suami
• Tanggal pemeriksaan : 07 Desember 2020
PATOGENESIS-PATOFISIOLOGIS
DIAGNOSIS
TATALAKSANA

Intervensi Psikososial
• Cognitive Behavioural Therapy (CBT)
• Terapi keluarga
• Terapi interpersonal
• Terapi kelompok
• Psikoedukasi, dan berbagai bentuk terapi psikologi atau psikososial lainya
TATALAKSANA

Terapi medikamentosa untuk bipolar terbagi menjadi fase akut dan maintenance/rumatan

Terapi Gangguan Bipolar, Agitasi Akut


Injeksi
• Lini I
• Injkesi IM Aripiprazol, dosis adalah 9,75 mg/mL injeksi, maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan
interval dua jam).
• Injeksi IM Olanzapin, dosis 10 mg/injeksi, maksimum adalah 30 mg/hari. Interval pengulangan injeksi adalah dua jam.

• Lini II
• Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30 menit. Dosis maksimum adalah 15 mg/hari.
• Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi. Dosis 20-30 mg/hari. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi haloperidol
IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik
TATALAKSANA

Terapi Gangguan Bipolar, Episod Mania Akut


Oral
• Lini I
• Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR, aripiprazol, litium atau divalproat+risperidon,
litium atau divalproat+quetiapin, litium atau divalproat+olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol
• Lini II
• Karbamazepin, terapi kejang listrik (TKL), litium+divalproat, paliperidon
• Lini III
• Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat+haloperidol, litium+karbamazepin, klozapin

Tidak direkomendasikan
• Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon+karbamazepin, olanzapin+karbamazepin
TATALAKSANA

Terapi Gangguan Bipolar, Episod Depresi Akut


Oral
• Lini I
• Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat+SSRI, olanzapin+SSRI, litium+divalproat
• Lini II
• Quetiapin+SSRI, divalproat, litium atau divalproat+ lamotrigin
• Lini III
• Karbamazepin, olanzapin, litium+karbamazepin, litium atau divalproat+venlafaksin, litium+MAOI, TKL,
litium atau divalproat atau AA+TCA, litium atau divalproat atau karbamazepin+SSRI+lamotrigin,
penambahan topiramat.

Tidak direkomendasikan
• Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi
TATALAKSANA

Terapi Rumatan pada Gangguan Bipolar I


• Lini I
• Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin, litium atau divalproat+quetiapin, Risperidon
Injeksi Jangka Panjang (RIJP), penambahan RIJP, aripiprazol.
• Lini II
• Karbamazepin, litium+divalproat, litium+karbamazepin, litium atau divalproat+olanzapin, litium+risperidon,
litium+ lamotrigin, olanzapin+fluoksetin
• Lini III
• Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, penambahan ECT, penambahan topiramat, penambahan asam
lemak omega-3, penambahan okskarbazepin

Tidak direkomendasikan
• Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi
TATALAKSANA

Terapi Gangguan Bipolar II, Episod Depresi Akut


• Lini I
• Quetiapin
• Lini II
• Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat + antidepresan, litium +
divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan
• Lini III
• Antidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang jarang mengalami hipomania)
TATALAKSANA

Terapi Rumatan Gangguan Bipolar


• Lini I
• Litium, lamotrigin
• Lini II
• Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik + antidepresan, kombinasi dua dari: litium,
lamotrigin, divalproat, atau antipsikotika atipik
• Lini III
• Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT.

Tidak direkomendasikan
• Gabapentin
INDIKASI RAWAT INAP

• Risiko bunuh diri atau pembunuhan


• Berkurangnya kemampuan pasien mendapatkan makanan dan tempat tinggal
• Support system yang kurang mendukung
PROGNOSIS

• Prognosis gangguan bipolar I lebih buruk bila dibandingkan dengan gangguan


depresi mayor.
• Sekitar 40%-50% pasien dengan gangguan bipolar I mengalami kekambuhan
dalam dua tahun setelah episod pertama.
• Sekitar 7% pasien dengan gangguan bipolar tidak mengalami
kekambuhan.Sebanyak 45% mengalami lebih dari satu episod dan 40%
menjadi kronik.
• Prognosis gangguan bipolar II belum begitu banyak diteliti. Diagnosisnya lebih
stabil dan merupakan penyakit kronik yang memerlukan terapi jangka panjang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai