Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

Tuberkulosis Paru
Laporan Kasus
Identitas
• Nama : Ny. SL
• Umur : 57 Thn
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : IRT
• MRS : 23 September 2020
Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan batuk, batuk dialami 1
tahun sebelum masuk rumah sakit (SMRS), batuk disertai
lendir dan bercak darah sejak 4 bulan SMRS, bercak
darah hanya beberapa kali, nyeri pada dada bila batuk
sangat keras. Pasien mengatakan sering sesak jika
berjalan atau aktivitas sedang Pasien mengaku nafsu
makan menurun, dan terasa lemas selain itu pasien
mengalami penurunan berat badan sekitar 5 kg dalam 2
bulan terakhir. Keringat pada malam hari disangkal.
Riwayat minum obat program paru tahun 2019 dan
hanya minum 4 bulan saja.
RPD
• TB Paru putus obat
RPK
• Tidak ada keluhan serupa, tidak ada keluarga
pengobatan 6 bulan.
Riwayat penggunaan obat
• Pasien menyangkal sedang mengkonsumsi
obat-obatan
Pemeriksaan Fisik
KU sedang, Paru Kepala
CM I : Simetris, retraksi (-/-) Conjungtiva
TD 120/70 P : Fremitus kanan-kiri  di anemis (-/-)
HR 91x/m hemithorax sinistra dan Sklera Ikterik (-/-)
RR 22x/m dextra setinggi ICS IV
Suhu 36.7 P : Pekak pada ICS IV paru Leher
SpO2 92% dextra KGB dan Tiroid
A : Vesicular, ronkhi +/+ apex tidak teraba
paru, wheezing -/- membesar

Abdomen Jantung
I : Datar S1-S2 reguler,
A : Bising usus (+) N bising (-)
P : Timpani (+)
P : Nyeri tekan (-), Hepar dan Extremitas
lien tidak teraba membesar Akral hangat, Edema (-/-)
Pemeriksaan
Penunjang
X-Foto Thorax
• Bercak berawan pada kedua lapang
paru, tampak fibrosis
• Tampak konsolidasi homogen pada
lapang atas paru kanan
• Tampak penebalan hilus kanan
• Cor membesar CTR 0,59
• Kedua sinus dan diafragma tumpul
• Tulang intak

Kesan:
• TB Paru lama aktif dengan
lymphadenopathy dextra
• Cardimegaly
Pemeriksaan Penunjang
Hadsil Pemeriksaan Laboratorium 23 September 2020
Haemoglobin 10,9 gr/dl
Leukosit 9.800 cmm
Eritrosit 4.200.000 cmm
Trombosit 151.000 cmm
Kimia klinik
Hematokrit (PCV) 35%
GDS 81 mg/dL
HITUNG JENIS LEUKOSIT
- Lymph 17 % Trigliserida 45 mg/dL
- Mid 7% Ureum 26 mg/dL
- Grand 75%
Kreatinin 0,9 mg/dL
SGOT 29 U/L
SGPT 30 U/L
Asam Urat 2,4 mg/dL
DIAGNOSIS TATALAKSANA
• Tuberkulosis Paru lost • O2 Nasal Canul 1-2lpm target
follow up sat
• Cor Pulmonale • IVFD RL 20tpm
• Inj. Ondansentron 4mg/12/iv
• Inj. Omeprazole 40mg/12/iv
• P.o ambroxol 3x30mg
• P.O curcuma 2x1
• P.o bisoprolol 5mg 0- ½ -0
• Cek TCM
Follow Up
S Pasien mengatakan sesak dan batuk kering
O Kesan sakit : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

TD : 110/70mmhg        Sp02: 95% Suhu : 36,5 0C

Nadi : 92 x/menit          RR : 20x/menit


24/09/2020
Mata : CA -/-, SI -/-

Thorax : Pulmo SNV +/+, wh -/- , rh +/- basah halus

              Cor BJ I II Regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : BU (+) NT (-)

Ekstremitas : Akral hangat (+), OE (-)


A TB Paru dan cor pulmonale
P
• O2 Nasal Canul 1-2lpm target sat
• IVFD RL 20tpm
• Inj. Ondansentron 4mg/12/iv
• Inj. Omeprazole 40mg/12/iv
• P.o ambroxol 3x30mg
• P.O curcuma 2x1
• P.o bisoprolol 5mg 0- ½ -0
• OAT
• Hasil TCM negative
S Pasien masi merasakan sesak, batuk (+) masi ada darah sedikit

O Kesan sakit : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

TD : 120/80mmhg        Sp02: 93% Suhu : 36,50C


25/09/2020
Nadi : 82 x/menit          RR : 20x/menit

Mata : CA -/-, SI -/-

Thorax : Pulmo SNV +/+, wh -/- , rh +/- basah halus

              Cor BJ I II Regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : BU (+) NT (-)

Ekstremitas : Akral hangat (+), OE (-)

A TB Paru dan cor pulmonale


P
• O2 Nasal Canul 1-2lpm target sat
• IVFD RL 20tpm
• Inj. Ondansentron 4mg/12/iv
• Inj. Omeprazole 40mg/12/iv
• P.o ambroxol 3x30mg
• P.O curcuma 2x1
• P.o bisoprolol 5mg 0- ½ -0
• OAT
S Pasien masi merasakan sesak, batuk (+) tidak ada darah

O Kesan sakit : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis


26/09/2020
TD : 110/80mmhg        Sp02: 96% Suhu : 36,50C

Nadi : 70 x/menit          RR : 20x/menit

Mata : CA -/-, SI -/-

Thorax : Pulmo SNV +/+, wh -/- , rh +/- basah halus

              Cor BJ I II Regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : BU (+) NT (-)

Ekstremitas : Akral hangat (+), OE (-)

A TB Paru dan cor pulmonale


P
• IVFD RL 20tpm
• Inj. Ondansentron 4mg/12/iv
• Inj. Omeprazole 40mg/12/iv
• P.o ambroxol 3x30mg
• P.O curcuma 2x1
• P.o bisoprolol 5mg 0- ½ -0
• OAT
S Pasien sesak kadang-kadang , batuk (+) tidak ada darah

O Kesan sakit : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis


27/09/2020
TD : 110/70mmhg        Sp02: 97% Suhu : 36,50C

Nadi : 70 x/menit          RR : 20x/menit

Mata : CA -/-, SI -/-

Thorax : Pulmo SNV +/+, wh -/- , rh +/- basah halus

              Cor BJ I II Regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : BU (+) NT (-)

Ekstremitas : Akral hangat (+), OE (-)

A TB Paru dan cor pulmonale


P
• IVFD RL 20tpm
• Inj. Ondansentron 4mg/12/iv
• Inj. Omeprazole 40mg/12/iv
• P.o ambroxol 3x30mg
• P.O curcuma 2x1
• P.o bisoprolol 5mg 0- ½ -0
• OAT
S Pasien sudah tidak sesak, batuk (+) kadang kadang
O Kesan sakit : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

TD : 120/80mmhg        Sp02: 97% Suhu : 36,50C 28/09/2020


Nadi : 82 x/menit          RR : 20x/menit

Mata : CA -/-, SI -/-

Thorax : Pulmo SNV +/+, wh -/- , rh -/-

              Cor BJ I II Regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : BU (+) NT (-)

Ekstremitas : Akral hangat (+), OE (-)

A TB Paru dan cor pulmonale


P  Pasien boleh pulang

 OAT Lanjutkan

 Curcuma 3x1

 Ambroxol 2x30mg

 bisoprolol 5mg 0- ½ -0

 Kontrol ke poli paru


Pembahasan
Kasus Teori
Pasien datang dengan keluhan batuk, Pada kepustakaan menyebutkan
batuk dialami 1 tahun sebelum masuk
rumah sakit (SMRS), batuk disertai lendir
gejala klinis dari TB paru yaitu
dan bercak darah sejak 4 bulan SMRS, batuk berdahak selama 2-3
bercak darah hanya beberapa kali, nyeri minggu atau lebih, yang diikuti
pada dada bila batuk sangat keras. Pasien
mengatakan sering sesak jika berjalan atau
dengan gejala tambahan yaitu
aktivitas sedang Pasien mengaku nafsu dahak bercampur darah, batuk
makan menurun, dan terasa lemas selain darah, sesak nafas, badan lemas,
itu pasien mengalami penurunan berat nafsu makan menurun, malaise,
badan sekitar 5 kg dalam 2 bulan terakhir.
Keringat pada malam hari disangkal. berkeringat malam hari tanpa
Riwayat minum obat program paru tahun kegiatan fisik dan demam
2019 dan hanya minum 4 bulan saja meriang lebih dari 1 bulan
Pembahasan
Kasus Teori
Pemeriksaan fisik: keadaan Pada kepustakaan menjelaskan bahwa
pada TB paru, kelainan yang didapat
umum tampak sakit sedang tergantung luas kelainan struktur paru.
dengan kesadaran CM, tanda Pada permulaan (awal) perkembangan
vital Spo2: 92% . Pada penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali)
menemukan kelainan. Kelainan paru pada
pemeriksaan pulmo, umumnya terletak di daerah lobus
ditemukan suara nafas ronki superior terutama daerah apeks dan
basah pada lapang paru kanan segmen posterior, serta daerah apeks
lobus inferior. Pada pemeriksaan fisik
dapat ditemukan suara napas bronkial,
amforik, suara napas melemah, ronki
basah, tanda-tanda penarikan paru,
diafragma dan mediastinum.
Pembahasan
Kasus Teori
Pada kasus tidak dilakukan Beberapa pemeriksaan penunjang yang
dilakukan pada kasus TB paru yaitu
pemeriksaan GeneXpert atau pemeriksaan dahak (pemeriksaan dahak
TCM. Pasien dilakukan mikroskopis langsung dan pemeriksaan
pemeriksaan radiologi foto biakan), pemeriksaan uji kepekaan obat,
pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan
thorax yang didapatkan hasil penunjang lain (analisis cairan pleura,
gambaran TB paru. pemeriksaan histopatologi jaringan dan
pemeriksaan darah). Pemeriksaan biakan
atau kultur Mycobacterium tuberculosis
positif merupakan diagnosis pasti pada
pasien TB paru, terutama untuk pasien
dengan hasil pemeriksaan dahak
mikroskopis langsung BTA negatif
Pembahasan
Kasus Teori
Pada kasus ini pasien diterapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah
komponen terpenting dalam
dengan Pro TB 4, isi dari obat pengobatan TB. OAT harus diberikan
ini berupa Rifampicin 150 mg, dalam bentuk kombinasi dari beberapa
Isoniazid 75 mg, Pyrazinamide jenis obat, dalam jumlah cukup dan
400 mg, Ethambutol 275 mg. dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Pengobatan TB harus
selalu meliputi pengobatan tahap awal
dan tahap lanjutan. Tahap awal
menggunakan panduan obat rifampisin,
isoniazid, pirazinamid dan etambutol.
Tahap lanjutan menggunakan panduan
obat rifampisin dan isoniazid.
Panduan OAT yang digunakan di Indonesia (sesuai
rekomendasi WHO dan ISTC) adalah:
• Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
• Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
• Kategori anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZA(S)/4-10HR
• Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB
resisten obat di Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu
Kanamisin, Kapreomisin, Levofloksasin, Etionamide,
Sikloserin, Moksifloksasin dan PAS, serta OAT lini-1,
yaitu pirazinamid dan etambutol.
Pembahasan
Kasus Teori
Pada pasien ini didapatkan Prognosis penderita TB paru
penyakit komorbid berupa DM pada umumnya baik apabila
Tipe 2. pasien melakukan terapi sesuai
dengan ketentuan
pengobatan. Untuk TB dengan
komorbid, prognosis menjadi
kurang baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai