DAN KRONIK Disusun oleh: Pembimbing: Sutomo - 2065050098 dr. Lina Marlina, Sp. THT-KL
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PERIODE 05 OKTOBER – 17 OKTOBER 2020 JAKARTA RHINOSINUSITIS ● Inflamasi hidung dan sinus paranasal yang ditandai dengan adanya dua atau lebih gejala, salah satunya termasuk hidung tersumbat/obstruksi/kongesti atau pilek. ● Gejala: nyeri wajah/rasa tertekan di wajah penurunan/hilangnya kemampuan penghidu sekret mukopurulen berasal dari meatus medius edema/obstruksi mukosa di meatus medius ETIOPATOGENESIS ● Inflamasi: alergi, infeksi ● Kelainan anatomi: septum deviasi ● Benda asing ● Massa: tumor (jinak/ganas)
Edema mukosa ostium tersumbat tekanan
negatif dalam rongga sinus transudasi pertumbuhan bakteri perubahan kronik dari mukosa seperti hipertrofi/polipoid. Lamanya penyakit: ● Akut < 12 minggu
resolusi komplit gejala
● Kronik > 12 minggu tanpa resolusi gejala komplit PENILAIAN BERATNYA PENYAKIT Penyakit ini dapat dibagi menjadi 3 tingkatan berdasarkan skor total visual analogue scale (VAS) (0-10 cm): ● RINGAN = VAS 0-3 ● SEDANG = VAS > 3-7 ● BERAT = VAS > 7-10 Nilai VAS > 5 mempengaruhi kualitas hidup pasien RHINOSINUSITIS AKUT ● Diagnosis Berdasarkan gejala ● Gejala kurang dari 12 minggu: Onset tiba-tiba, hidung tersumbat/obstruksi/kongesti atau pilek, nyeri/rasa tertekan di wajah, penurunan/hilangnya penghidu ● Common cold/rinosinusitis viral akut didefinisikan sebagai: Lamanya gejala < 10 hari ● Rinosinusitis non-viral akut didefinisikan sebagai: Perburukan gejala setelah 5 hari atau gejala menetap setelah 10 hari dengan lama sakit <12 minggu RHINOSINUSITIS KRONIK Diagnosis: Gejala lebih dari 12 minggu Terdapat dua atau lebih gejala, salah satunya harus berupa hidung tersumbat/ obstruksi/kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/posterior), nyeri wajah/rasa tertekan di wajah, penurunan/hilangnya penghidu Penatalaksanaan harus berdasarkan keparahan gejala • tentukan tingkat keparahan gejala menggunakan VAS PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Gold standard: CT Scan ● Foto polos posisi Waters, PA dan lateral
Tampak sekret pada daerah sinus
Tampak perselubungan pada sinus maksilaris dan etmoid dextra maksilaris dextra TATALAKSANA ARS TATALAKSANA CRS TATALAKSANA CRS TATALAKSANA CRS TINDAKAN OPERATIF ● Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) ● CWL KOMPLIKASI ● Kelainan Orbita Disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan orbita yaitu etmoid, frontal dan maksila. Kelainan yang dapat timbul adalah edema palpebra, selulitis orbita, abses orbita, trombosis sinus kavernosus. ● Kelainan Intrakranial Dapat berupa meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses otak. ● Osteomielitis dan abses subperiostal, kelainan paru (bronkitis kronik, bronkiektasis).