Anda di halaman 1dari 25

Outline

Hak dan Kewajiban Pengusaha

Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja

Perjanjian Kerja Bersama

Permasalahan dan Solusi


Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (1)
Setiap tenaga kerja memiliki
kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi untuk memperoleh
pekerjaan. (Pasal 5)
Setiap pekerja/buruh berhak
memperoleh perlakuan yang
sama tanpa diskriminasi dari
pengusaha. (Pasal 6)
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (2)

Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh


dan/atau meningkatkan dan/atau
mengembangkan kompetensi kerja sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya
melalui pelatihan kerja. (Pasal 11)

Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan


kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan
kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan
kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja
swasta, atau pelatihan di tempat kerja. (Pasal
18)
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (3)
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan
kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan atau pindah pekerjaan dan
memperoleh penghasilan yang layak di
dalam atau di luar negeri. (Pasal 31)

Pekerja/buruh perempuan berhak


memperoleh istirahat selama 1,5 (satu
setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan
anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah
melahirkan menurut perhitungan dokter
kandungan atau bidan. (Pasal 82)
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (4)

Setiap pekerja/buruh mempunyai


hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan
kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama (Pasal 86)
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
(5)

Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh


penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. (Pasal 88)

Setiap pekerja/buruh dan keluarganya


berhak untuk memperoleh jaminan sosial
tenaga kerja. (Pasal 99)

Setiap pekerja/buruh berhak membentuk


dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat
buruh. (Pasal 104)
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (6)

Sekurang-kurangnya dalam waktu 7


(tujuh) hari kerja sebelum mogok
kerja dilaksanakan, pekerja/buruh
dan serikat pekerja/serikat buruh
wajib memberitahukan secara
tertulis kepada pengusaha dan
instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan setempat
(Pasal 140)
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (7)

Apabila terjadi PHK, pekerja/buruh


berhak atas :
- uang pesangon sebesar 1(satu) kali
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2),
-uang penghargaan masa kerja 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3)
- uang penggantian hak sesuai
ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4).
(pasal 163)
Hak dan Kewajiban Pengusaha (1)
Pemberi kerja yang memerlukan
tenaga kerja dapat merekrut
sendiri tenaga kerja yang
dibutuhkan atau melalui pelaksana
penempatan tenaga kerja. (Pasal
35:1)
Setiap pemberi kerja yang
mempekerjakan tenaga kerja asing
wajib memiliki izin tertulis dari
Menteri atau pejabat yang
ditunjuk. (Pasal 42:1)
Hak dan Kewajiban Pengusaha
(2)
Tenaga kerja asing
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) yang masa
kerjanya habis dan tidak
dapat diperpanjang dapat
digantikan oleh tenaga kerja
asing lainnya. (Pasal 42:6)
Hak dan Kewajiban Pengusaha (3)
Perusahaan dapat
menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lainnya melalui
perjanjian pemborongan
pekerjaan atau penyediaan jasa
pekerja/buruh yang dibuat
secara tertulis. (jasa
outsourcing) Pasal 64
Hak dan Kewajiban Pengusaha (4)

Upah tidak dibayar apabila


pekerja/buruh tidak melakukan
pekerjaan. (Pasal 93:1)

Pelanggaran yang dilakukan oleh


pekerja/buruh karena kesengajaan
atau kelalaiannya dapat dikenakan
denda. (Pasal 95:1)
Hak dan Kewajiban Pengusaha (5)
Tuntutan pembayaran upah
pekerja/buruh dan segala pembayaran
yang timbul dari hubungan kerja
menjadi kadaluwarsa setelah
melampaui jangka waktu 2(dua)
tahun sejak timbulnya hak. (Pasal 96)
Setiap pengusaha berhak membentuk
dan menjadi anggota organisasi
pengusaha. (Pasal 105)
Menyusun PKB (Pasal 116 :1)
Hak dan Kewajiban Pengusaha (6)

Setiap pengusaha wajib


melaksanakan ketentuan waktu kerja
selama 40 jam/minggu (Pasal 77)
diluar itu pengusaha wajib membayar
uang lembur (Pasal 78)
Memberikan upah (pasal 88),
Jamsostek (pasal 100)
Hak dan Kewajiban Pengusaha (7)

Mendapatkan laporan mogok kerja dari


pekerja (Pasal 140)
Terkait mogok kerja, pengusaha dapat
mengambil tindakan sementara dengan cara ;
a. melarang para pekerja/buruh yang mogok
kerja berada di lokasi kegiatan proses
produksi; atau
b. bila dianggap perlu melarang
pekerja/buruh yang mogok kerja berada di
lokasi perusahaan. (Pasal 140:4)
Hak dan Kewajiban Pengusaha (8)
Penutupan perusahaan (lock-out) merupakan hak
dasar pengusaha untuk menolak pekerja/buruh
sebagaian atau seluruhnya untuk menjalankan
pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan.
(Pasal 146)
Menghindari PHK (pasal 153)
Pengusaha wajib memberikan THR / Tunjangan
Hari Raya kepada pekerja yang telah mempunyai
masa kerja 3 bulan secara terus menerus atau
lebih . Dasar Hukum pemberian Tunjangan Hari
Raya adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Republik Indonesia Nomor : Per-04/MEN/1994
tanggal 16 September 1994 tentang Tunjangan
Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja di
Perusahaan
PKB
Perjanjian kerja bersama (PKB) adalah
perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara serikat pekerja/serikat
buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat
buruh yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban kedua belah pihak. (Pasal
123)
Masa berlaku PKB :
(1) Masa berlakunya perjanjian kerja bersama
paling lama 2 (dua) tahun.
(2) Perjanjian kerja bersama sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dapat diperpanjang masa
berlakunya paling lama 1 (satu) tahun
berdasarkan kesepakatan tertulis antara
pengusaha dengan serikat pekerja/serikat buruh.
(3) Perundingan pembuatan perjanjian kerja
bersama berikutnya dapat dimulai paling cepat 3
(tiga) bulan sebelum berakhirnya perjanjian
kerja bersama yang sedang berlaku.
(4) Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) tidak mencapai kesepatan maka
perjanjian kerja bersama yang sedang berlaku,
tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun.
Perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat :
a. hak dan kewajiban pengusaha;
b. hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh
serta pekerja/buruh;
c. jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya
perjanjian kerja bersama; dan
d. tanda tangan para pihak pembuat perjanjian
kerja bersama.
Ketentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak
boleh bertentangan dengan peratuaran
perundang-undangan yang berlaku
apabilabertentangan maka ketentuan yang
bertentangan tersebut batal demi hukum dan yang
berlaku adalah ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan.
Perjanjian Kerja Bersama berlaku
pada hari penandatanganan kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian
kerja bersama tersebut.
Perjanjian Kerja Bersama yang
ditandatangani oleh pihak yang
membuat perjanjian kerja bersama
selanjutnya didaftarkan oleh
pengusaha pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan.
Permasalahan
Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan
pendapat yang mengakibatkan pertentangan
antara pengusaha atau gabungan pengusaha
dengan pekerja/buruh atau serikat
perkerja/serikat buruh karena adanya perselisihan
mengenai hak, perselisihan kepentingan dan
perselisihan pemutusan hubungan kerja serta
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh
hanya dalam satu perusahaan.

Permasalahan Hubungan Industrial:


1. Mogok Kerja
2. Penutupan Perusahaan
3. Pemutusan Hubungan Kerja
Permasalahan
Mogok kerja adalah tindakan
pekerja/buruh yang direncanakan dan
dilaksanakan secara bersama-sama
dan/atau oleh serikat/pekerja buruh
untuk menghentikan atau
memperlambat pekerjaan.

Mogok kerja sebagai hak dasar


pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruh dilakukan secara
sah, tertib dan damai sebagai akibat
gagalnya perundingan.
Permasalahan

Penutupan perusahaan (lock out) adalah


tindakan pengusaha untuk menolak
pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian
untuk menjalankan pekerjaan. (Pasal 146)

Pemutusan hubungan kerja adalah


pengakhiran hubungan kerja karena suatu
hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja/buruh dan pengusaha (pasal 150).
PHK
Pengusaha dilarang melakukan pemutusan
hubungan kerja dengan alasan:

1. pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena


sakit menurut keterangan dokter selama waktu
tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus
menerus;
2. pekerja/buruh berhalangan menjalankan
pekerjaannya karena memenuhi kewajiban
terhadap negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundanganyang berlaku;
3. pekerja/buruh menjalankan ibadah ibadah yang
diperintahkan agamanya;
4. pekerja/buruh menikah;
PHK
5. pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha
kepada yang berwajib mengenai perbuatan
pengusaha yang melakukan tindak pidana
kejahatan;
6. karena perbedaan paham, agama, aliran
politik, suku, warna kulit, golongan, jenis
kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan;
7. pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap,
sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit
karena hubungan kerja yang menurut surat
keterangan dokter yang jangka waktu
penyembuhannya berlum dapat dipastikan.

Anda mungkin juga menyukai