Anda di halaman 1dari 15

Uji Validitas

dan Reliabilitas Oleh


Kelompok 3
1.Sri Rahyuning Muthmainnah
2.Meta Nuraini Arinda
3.Anisa Fitriana
4.Yeti Novitasari
VALIDITAS
 Validitas berasal dari kata validity ,yang berarti
ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar,1986).
 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kesahihan suatu tes (Arikunto,1999).
 Menurut Nursalam (2003) validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan


ketepatan atau kecermatan suatu instrumen sesuai dengan
objek apa yang akan diukur.
 Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan
fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
 Instrumen yang valid harus memiliki validitas internal dan
eksternal.
 Validitas internal, instrumen dikembangkan berdasarkan
teori yang relevan
 Validitas eksternal, dikembangkan dari fakta empiris
Validitas internal
Validitas internal terbagi menjadi dua yaitu validitas konstruk dan validitas
isi.
a. Validitas konstruk
 Uji validitas yang menggunakan pendapat dari ahli berlandaskan teori
tertentu.
Ahli akan memberikan pendapat : instrumen dapat digunakan tanpa
perbaikan, ada perbaikan, dan dirombak total.
Uji validitas konstruk dilakukan minimal tiga orang dan umumnya
bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
instrumen yang telah disetujui ahli akan dicobakan pada sampel minimal
30 orang
Setelah pengujian validitas konstruk akan dilakukan analisis faktor, yaitu
dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen.
Analisis faktor
Beberapa kriteria yang dijadikan acuan dalam analisis faktor
adalah:
Ukuran kecukupan pensampelan (sampling adequacy).
Ditentukan dengan menggunakan rumus Kaiser-Meyer-Olkin
(KMO), yaitu dengan membandingkan nilai koefisien korelasi
observasi dengan koefisien korelasi parsial (Norusis, 1996).
Jika koefisien korelasi parsial kecil maka nilai KMO besar
(mendekati satu) berarti dapat digunakan analisis faktor,
sebaliknya jika nilai koefisien korelasi parsial besar maka nilai
KMO kecil (mendekati nol) berarti tidak dapat digunakan
analisis faktor.
Analisis faktor

 Uji Bartlett tentang bentuk matriks korelasi (Bartlett‟s test


of sphericity). Uji ini dimaksudkan untuk memastikan
apakah matriks korelasi berasal dari matriks identitas atau
bukan. Dalam uji ini digunakan pendekatan Chisquare dan
dibutuhkan data yang berasal dari populasi normal
multivariat. Dengan ketentuan bahwa bila matriks korelasi
merupakan matriks identitas (makriks dengan diagonal 1
dan selain diagonal 0) maka tidak dapat digunakan analisis
faktor, sebaliknya bila matriks korelasi bukan matriks
identitas maka dapat digunakan analisis faktor.
Analisis faktor

 Banyaknya faktor. Banyaknya faktor ditetapkan berdasarkan


aturan yang dikemukakan oleh Norusis (1996) bahwa jumlah
faktor harus diekstraksi sama dengan jumlah faktor yang
mempunyai varians (eigenvalue) lebih besar dari 1,0.
 Muatan faktor (factor loading). Muatan faktor diseleksi setelah
melalui ekstraksi komponen utama (extracting principal
component) dengan rotasi ortogonal untuk memaksimalkan
varians (variance maximizing/ varimax) antara variabel utama.
Muatan faktor yang tetap dipertahankan adalah di atas 0,3. Hal ini
sesuai dengan aturan yang dikemukakan oleh Crocker dan Algina
(1996) bahwa muatan faktor yang lebih dari 0,3 cenderung
siginifikan, sebaliknya muatan faktor yang kurang dari 0,3 tidak
dapat memberikan kontribusi yang siginifikan terhadap suatu
faktor tertentu.
Validitas isi

b. Validitas Isi
Disusun berdasarkan rancangan atau program yang telah
ada.
Uji validitasnya dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan.
Validitas eksternal
 Validitas eksternal adalah validitas yang disusun
berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah terbukti di
lapangan.
 Cara engujiannya yaitu dengan membandingkan dengan
standar yang telah terjadi.
 Bila terdapat kesamaan anatara kriteria dalam istrumen
dengan fakta di lapangan, amka dapat dinyatakan
instrumen tersebut mempunyai validitas eksternal yang
tinggi.
RELIABILITAS
 Reliabilitasberarti keajegan atau konsistensi.
 Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data
dalam waktu yang berbeda.
 Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama.
 Pengujian realibilitas instrumen dapat dilakukan secara
internal maupun eksternal. Secara eksternal dapat dilakukan
dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan
keduanya. Secara internal dapat dilakukan dengan internal
consistency.
1. Test-retest
 Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
beberapa kali kepada responden.
 Pada test-retes, intrumennya yang digunakan sama,
dengan responden yang sama, namun dengan waktu yg
berbeda.
 Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang berikutnya.
 Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, instrumen
dinyatakan reliabel.
2. Equivalent
 Pengujian reliabilitas instrumen ini dilakukan cukup
sekali, tetai instrumennya dua, pada responden yang
sama, waktu sama, instrumen berbeda.
 Realibilitas instrumen dihitung dengan cara
mengkorelasikan antara data instrumen yang satu
dengan data instrumen yang dijadikan equivalent.
 Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, instrumen
dinyatakan reliabel.
3. Gabungan
 Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara
mencobakan dua instrumen yang equivalen itu
beberapa kali, ke responden yang sama.
 Realibilitas instrumen dilakukan dengan
mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu
dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya
dikorelasikan secara silang.
 Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yg
berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien
reliabilitas. Bila keenam koefisien reliabilitas itu
semuanya positif dan signifikan, maka instrumen tsb
reliabel.
Internal Consistency
 Pengujian reliabilitas, dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali, kemudian yang
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.
 Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrumen.
 Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan
Spearman Brown, KR 20, KR 21, dan Anova
Hoyt.
Thanks for your attention..

Anda mungkin juga menyukai