Hypotonic Hypertonic
Kejadian 4% persalinan 1% persalinan
Tingkat Fase aktif Fase laten
persalinan
Nyeri Tidak nyeri Nyeri sekali
Gawat janin Lambat terjadi Cepat terjadi
Reaksi terhadap baik Tidak baik
oxtoyn
Pengaruh sedikit besar
sedativa
Etiologi (inertia uteri hypertonic)
a. Inertia uteri primer (menurut pembagian lama)
- Gangguan pertumbuhan uterus:
- uterus bicornic unicollis
- hypoplasia uteri
- Uterus yang terlalu teregang
- Kehamilan yang sering dengan jarak yang
pendek
- Tumor dinding uterus myoma uteri
- Keadaan umum ibu: anemia, penyakit
kronis, febris yang lama
- Faktor psikologis takut dan emosional
b. Inertia uteri sekunder (menurut
pembagian lama)
- Pemberian sedativa yang berlebihan
- Persalinan yang tak maju:
- Distosia oleh karena faktor janin
- Distosia oleh karena faktor jalan lahir
Komplikasi :
Meningkatnya morbiditas dan mortalitas
anak dan ibu:
Janin :
- Kematian dalam kandungan
- Gawat janin : infeksi jalan intrauterin
Ibu:
- infeksi
- Kehabisan tenaga (kelelahan), dehidrasi
dan asidosis
Terapi
a. Umum
- Pemeriksaan umum mengenai keadaan ibu
- Terapi suportif untuk mengatasi dehidrasi,
asidosis, dan kelelahan
- Terapi terhadap infeksi
- Sedativa untuk mengurangi rasa nyeri dan
mengurangi ketegangan mental dan fisik
- Karena persalinan kemungkinan akan
diakhiri dengan tindakan maka sebaiknya
jangan diberikan makanan biasa melainkan
dalam bentuk cairan dan bila perlu diberi
infus larutan glukosa dan cairan isotonik
Khusus
1. Stimulasi kontraksi uterus
2. Pada inertia uteri sekunder periksa terhadap keadaan patologis sebagai
penyakit persalinan tak maju dan bila tak ada kontraindikasi dapat
diberikan stimulasi uterus
3. Penyelesaian persalinan secara operatif
Keterangan:
- Sedativa : Pethidine 50mg
-
Stimulan kontraksi uterus:
Preparat : oxytocin
Caranya :