Anda di halaman 1dari 64

MEDAN, AGUSTUS 2018

KEBIJAKAN DAN REGULASI


KESELAMATAN
KONSTRUKSI

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
BAB 01
Kebijakan K3
Kementerian PUPR
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 KEMENTERIAN PUPR

Memastikan regulasi K3 ditegakkan

Safety First
(K3 didahulukan dan menjadi yang utama)
Setiap individu bertangung jawab pada diri sendiri dan lingkungan
sekitar

Manajemen risiko pada tiap tahapan pekerjaan

Memastikan terselnggaranya SMK3

Memastikan pembinaan SMK3

Memastikan Penyebarluasan Kebijakan K3 ini


BAB 02
Regulasi K3
REGULASI :
2 DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

UU no 18/1999 tentang Jasa Konstruksi (diganti dengan UU no 1/1970 tentang UU no 13/2003 tentang
UU no 2/2017) Keselamatan Kerja Ketenagakerjaan

1. PP no 28/2000 tentang Usaha dan Peran Jasa Konstruksi & PP no 50/2012 tentang Penerapan Sistem
Perubahannya Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. PP no 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (SMK3)
& Perubahannya
3. PP no 30/2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi
(akan diganti dengan (Rancangan) PP tentang Peraturan
Pelaksanaan UU 2/2017 tentang Jasa Konstruksi)

Permen PU no 05/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU


Latar Belakang Penerapan K3
2 Amanat Undang-Undang

Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan


Penyedia Jasa wajib memenuhi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
(UU 2/2017 tentang Jasa konstruksi)

Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas


keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional
(UU 1/1970 tentang Keselamatan Kerja)
Latar Belakang Penerapan K3
21 Amanat Undang-Undang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kegiatan untuk


menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PP 50/2012)
Regulasi K3
2 Overview
UU No.2/2017 tentang Jasa Konstruksi
• Penyelenggaraan jasa konstruksi berdasarkan keamanan dan keselamatan
• Mewujudkan keselamatan publik dan kenyamanan lingkungan terbangun

Permen PUPR 5/2014 tentang pedoman SMK3 Bidang PU


• Job Safety Analysis
• K3 pada dokumen pemilihan
• Biaya K3 dialokasikan dalam biaya umum
• Rencana K3 Konstruksi melekat pada kontrak
• Ahli/petugas K3

SE Mentri PUPR 66/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU


• Rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
• Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi

Substansi K3 dimasukkan ke dalam Revisi Permen PUPR No 31/2017


• Perbaikan Penerapan SMK3
Regulasi K3 : UU 2/2017 Jasa Konstruksi
2 Penerapan K3 pada Siklus Hidup Aset Terbangun (Life Cycle Asset)

PEMBANGUNAN

PEMBANGUNAN
KEMBALI

1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Perancangan PENGOPERASIAN
4. Pengawasan
5. Manajemen
Penyelenggaraan
Konstruksi

PEMBONGKARAN

PEMELIHARAAN
Regulasi K3 : UU 2/2017 Jasa Konstruksi Pasal 59
2 Standar K4

Ayat (1)
Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.

Ayat (2)

Dalam memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan


Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengguna Jasa dan/atau
Penyedia Jasa harus memberikan pengesahan atau persetujuan atas:
a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran,
dan/atau pembangunan kembali;
c. pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran,
dan/atau pembangunan kembali;
d. penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau
e. hasil layanan Jasa Konstruksi.
Regulasi K3 : UU 2/2017 Jasa Konstruksi Pasal 59
2 Standar K4

Ayat (3)
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit meliputi:
a. standar mutu bahan; a. standar prosedur a. pedoman pelindungan
b. standar mutu peralatan; pelaksanaan Jasa sosial tenaga kerja dalam
c. standar keselamatan dan Konstruksi; pelaksanaan Jasa
kesehatan kerja; b. standar mutu hasil Konstruksi sesuai dengan
pelaksanaan Jasa ketentuan peraturan
Konstruksi; perundang-undangan; dan
c. standar operasi dan b. standar pengelolaan
pemeliharaan; lingkungan hidup sesuai
dengan ketentuan
Ayat (4) peraturan perundang
undangan.
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa Konstruksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh menteri teknis terkait sesuai dengan kewenangannya.

Ayat (5)
Dalam menyusun Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap
produk Jasa Konstruksi, menteri teknis terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
memperhatikan kondisi geografis yang rawan gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun.
Regulasi K3 : Permen 05/2014 tentang SMK3 Konstruksi
2 Tahap Prakonstruksi

Studi kelayakan/survei/investigasi wajib memuat


telaahan aspek K3

DED wajib mengidentifikasi, analisis dan


pengendalian risiko K3

Penyusunan Dokumen pemilihan wajib memuat:


1. Potensi, jenis, identifikasi bahaya K3 Konstruksi
2. Kriteria evaluasi pemenuhan persyaratan K3
termasuk penilaian dokumen RENCANA K3
KONSTRUKSI (RK3K)

HPS meliputi biaya K3

A B C D
PRA PEMILIHAN KONSTRUKSI SERAH TERIMA
KONSTRUKSI
Regulasi K3 : Permen 05/2014 tentang SMK3 Konstruksi
2 Tahap Pemilihan

Dokumen pemilihan penyedia jasa harus memuat:


1. Persyaratan K3 yang merupakan bagian dari ketentuan
persyaratan teknis
2. Ketentuan kriteria evaluasi RK3K

Persyaratan Ahli K3 dan sertifikat SMK3 perusahaan untuk


pekerjaan bahaya tinggi

Dapat melibatkan ahli K3 dalam evaluasi penawaran

Evaluasi RK3K bagian dari evaluasi teknis


dan bersifat menggugurkan

Penjelasan bahaya dan persyaratan K3


pada saat aanwizing

RK3K penawaran termasuk rencana biaya K3

Pemenang wajib melengkapi RK3K dengan


rencana penerapan K3 Konstruksi pada pekerjaan

A B C D
PRA PEMILIHAN KONSTRUKSI SERAH TERIMA
KONSTRUKSI
Regulasi K3 : Permen 05/2014 tentang SMK3 Konstruksi
2 Tahap Konstruksi

Penerapan K3 untuk
pekerjaan tambah kurang
Penerapan RK3K untuk
KSO Laporan kecelakaan kerja
(jika terjadi)

Laporan berkala penerapan


Pelaksanaan & RK3K
pengendalian RK3K

Tinjauan ulang RK3K


1. RK3K dibahas dan disetujui
secara berkala
pengguna jasa pada PCM
2. RK3K yang disetujui menjadi
satu kesatuan dengan
KONTRAK

A B C D
PRA PEMILIHAN KONSTRUKSI SERAH TERIMA
KONSTRUKSI
Regulasi K3 : Permen 05/2014 tentang SMK3 Konstruksi
2 Tahap Serah Terima

Pada saat
testing/commisioning,
Ahli/petugas K3 memastikan
prosedur K3 telah dilaksanakan

Laporan Penyerahan Hasil Akhir


Pekerjaan:
1. Hasil kinerja SMK3
2. Statistik kecelakaan dan penyakit
kerja
3. Usulan perbaikan

A B C D
PRA PEMILIHAN KONSTRUKSI SERAH TERIMA
KONSTRUKSI
BAB 03
KOMITMEN
PENERAPAN K3
Komitmen Keselamatan Kementerian PUPR
3
Peran dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa
3 Memastikan Terpenuhinya KETENTUAN K3 KONSTRUKSI

KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR KONSULTAN PENGAWAS

Memastikan DED Menyusun Rencana Mutu Menyusun rencana


memenuhi kaidah Kontrak/Program Mutu Pekerjaan/Quality pemeriksaan dan pengujian
keteknikan Plan (Inspection and Test
Plan/ITP) serta memastikan
dilaksanakan secara
konsisten
Memastikan DED Melakukan risk assessment yang
memperhitungkan aspek dituangkan dalam RK3K
K3
Memastikan bahwa setiap
Bertanggung jawab atas terjadinya pekerjaan hanya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat dilaksanakan ada
Menyiapkan metode kerja
pelaksanaan pekerjaan persetujuan dari konsultan
yang aman dan selamat pengawas
Menyusun pengawasan internal terkait
pelaksanaan K3 Memastikan RK3K telah
Melakukan risk assessment dilaksanakan secara
awal terhadap pelaksanaan konsisten oleh kontraktor
proyek Memastikan adanya unit kerja khusus
yang menangani QHSE dan sub kontraktor
Peran dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa
3 Memastikan digunakannya TENAGA KERJA KOMPETEN BERSERTIFIKAT

KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR KONSULTAN PENGAWAS


Memastikan seluruh operator alat berat Memastikan agar seluruh
Memastikan agar seluruh memiliki kompetensi yang dibuktikan tenaga ahli/terampil yang
tenaga ahli memiliki dengan Surat Izin Operator (SIO) yang terlibat dalam pengawasan
kompetensi dan dibuktikan masih berlaku memiliki kompetensi sesuai
dengan sertifikat bidangnya dan dibuktikan
kompetensi dengan sertifikat kompetensi
Memastikan seluruh tenaga kerja
memiliki kompetensi dan dibuktikan
dengan sertifikat kompetensi

Memastikan jadwal pembagian shift


pekerjaan tenaga kerja sesuai dengan
ketentuan perundangan
ketenagakerjaan

Memperhatikan kesejahteraan pekerja


dan program perlindungan pekerja
Peran dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa
3 Memastikan digunakannya PERALATAN YANG MEMENUHI STANDAR KELAIKAN

KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR KONSULTAN PENGAWAS

Memastikan desain dapat Memastikan setiap peralatan yang Memastikan setiap


dilaksanakan dilapangan digunakan harus memenuhi standardisasi, pelaksanaan pekerjaan,
dengan peralatan yang kalibrasi, dan masa layanan sebelum digunakan peralatan yang
memenuhi standar kelaikan pelaksanaan pekerjaan yang dibuktikan laik dan memenuhi standar
dengan Sertifikat Izin Layak Operasi (SILO) kelaikan
yang masih berlaku

Memastikan digunakannya MATERIAL YANG MEMENUHI STANDAR MUTU


KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR KONSULTAN PENGAWAS

Melakukan review pada


Memastikan material yang digunakan desain perencana bahwa
Memastikan desain yang mengacu pada SNI atau standar material yang digunakan
dihasilkan mengacu pada internasional yang (minimal) sesuai dengan standar dan
standar perlatan yang ada dipersyaratkan oleh pemilik proyek memastikan material yang
digunakan sesuai dengan
yang dipersyaratkan
Peran dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa
3 Memastikan digunakannya TEKNOLOGI YANG MEMENUHI STANDAR KELAIKAN

KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR KONSULTAN PENGAWAS

Menyiapkan metode Menyusun Rencana Mutu Memastikan teknologi yang


pelaksanaan pekerjaan Kontrak/Program Mutu diterapkan sesuai dengan dengan
yang aman dan selamat Pekerjaan/Quality Plan yang dipersyaratkan dalam kontrak

Memastikan dilaksanakannya STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR (SOP)

KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR KONSULTAN PENGAWAS

Menyempurnakan metode dan SOP Hadir dan melakukan pengawasan


Memastikan SOP ditaati selama pelaksanaan pekerjaan di
dalam melakukan proses pelaksanaan pekerjaan serta
dilaksanakan secara konsisten lapangan, terutama untuk bagian
perencaan pekerjaan yang berisiko tinggi sesuai
SOP
04
STRATEGI PEMBINAAN
Strategi Pembinaan
4 Komitmen Kementerian PUPR terhadap K3

Menerbitkan Permen tentang


Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
bidang Pekerjaan Umum
Memastikan komponen Biaya
Memastikan Peralatan /item pekerjaan Penyelenggaraan
pekerjaan telah memenuhi K3 dan Keselamatan Konstruksi
standar kelaikan alat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga (Bill of Quantity/BOQ);

Melaksanakan Membentuk Komite


Investigasi Kecelakaan Keselamatan Konstruksi
Konstruksi

Memastikan setiap pekerjaan


Memastikan penggunaan konstruksi telah memenuhi
Material yang memenuhi Metode Kerja yang telah teruji
standar mutu yang
dipersyaratkan
Meningkatkan kapasitas Manusia dengan
melaksanakan Bimbingan Teknis SMK3
Konstruksi dan pelatihan yang terkait
pekerjaan konstruksi
Strategi Pembinaan
4 Pelaksana Pembinaan

PRA KONSTRUKSI PROSES KONSTRUKSI PEMAANFAATAN

1. KKB KOMITE KESELAMATAN KEGAGALAN


2. KKJTJ KONSTRUKSI (K3) BANGUNAN OLEH
(PERMEN NO 2-2018 PENILAI AHLI (AD HOC)
3. KKBG DAN KEPMEN NO 66- (UU NO 2-2017)
2018)

KKB = Komisi Keamanan Bendungan (Permen PUPR No 27/PRT/M/2015);


KKJTJ = Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (Permen PUPR No 41/PRT/M/2015);
KKBG = Komisi Keamanan Bangunan Gedung (dalam proses);
Komite Keselamatan Konstruksi
4 Tugas dan Wewenang
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
(Kepmen PUPR No. 66/KPTS/M/2018)

TUGAS
1. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
konstruksi yang diperkirakan memiliki potensi bahaya KEWENANGAN
tinggi; 1. Memasuki tempat kerja konstruksi;
2. Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi; 2. Meminta keterangan dari pihak-pihak terkait;
3. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Menteri 3. Meminta data-data yang berhubungan dengan tugas
berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, dan/atau Komite; dan
investigasi kecelakaan konstruksi dalam rangka 4. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
mewujudkan keselamatan konstruksi Keselamatan Konstruksi.
KOMISI KEAMANAN JEMBATAN &
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN TEROWONGAN JALAN
(Permen PUPR No 27/PRT/M/2015) ( P e rme n PU PR No 41 / PRT/ M/ 2 0 1 5 )
1. Melakukan pengkajian terhadap hasil evaluasi
1. Melakukan pengkajian terhadap evaluasi
keamanan bendungan; keamanan jembatan dan terowongan jalan
2. Memberikan rekomendasi mengenai keamanan yang dilakukan oleh pembangun atau
bendungan; pengelola jembatan dan terowongan jalan;
3. Menyelenggarakan inspeksi bendungan. 2. Memberikan rekomendasi mengenai
keamanan jembatan dan
terowongan jalan; dan
3. Menyelenggarakan inspeksi jembatan dan
terowongan jalan.
6
Pengembangan SDM
4 Pelaksana Pembinaan

BIMBINGAN TEKNIS K3 BIMBINGAN TEKNIS


Pada tahun 2018 sampai BETON PRACETAK
PRATEGANG SIBIMA (SISTEM INFORMASI
dengan Bulan April 2018,
Kementerian PUPR telah BELAJAR INTENSIF MANDIRI)
Bimbingan Teknis Beton
melakukan 40 Bimbingan Pracetak Prategang yang SIBIMA menjadi salah satu solusi
Teknis K3 yang dilaksanakan di Jakarta dengan PELAYANAN PUBLIK pemenuhan
diselenggarakan oleh Balai Jasa kerjasama antara Balai Jasa kebutuhan tenaga ahli bersertifikat
Konstruksi, Pemerintah Daerah Konstruksi dan BUMN memperluas Akses Penyediaan
Kabupaten/Kota dan Provinsi Pengetahuan Bidang Konstruksi
dalam rangka Peningkatan Kapasitas SDM
Konstruksi Nasional
Tahun 2017, sebanyak 11,846 Peserta
Terlatih melalui Distance Learning
BAB 05
Pengembangan
Regulasi K3
Kementerian PUPR
Pengembangan Regulasi K3 Kementerian PUPR
5 Usulan perubahan pengaturan terkait K3 pada Revisi Permen 31/2015 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa

SERTIFIKAT BADAN USAHA (SBU)


01 Masa berlaku sesuai yang tertulis pada sertifikat

PENGUATAN K3
02 Biaya K3 masuk dalam BOQ (1-2,5% dari nilai pekerjaan atau sesuai
kebutuhan)

03 SKA TIDAK DISYARATKAN DALAM TENDER

04 SKA WAJIB DIBUKTIKAN SEBELUM SPPBJ

PENGGUNA/PENYEDIA JASA WAJIB MEMENUHI STANDAR


05 REMUNERASI MINIMAL
Pengembangan Regulasi K3 Kementerian PUPR
5 Poin-Poin Rekomendasi Komite K2 untuk perbaikan regulasi K3

Esensi Masalah Rekomendasi

SOP Pelaksanaan sesuai SOP

Sertifikasi operator (SIO)

SDM Pengaturan shifting pekerja

PERBAIKAN
PENERAPAN SMK3
Perhatian kesejahteraan pekerja

Standarisasi, kalibrasi dan masa layanan


PERALATAN peralatan (SILO)

KONSULTAN Peningkatan pengawasan pekerjaan (oleh


PENGAWAS penyedia dan pengguna jasa)
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

MANAJEMEN RISIKO K3
PUSAT PEMBINAAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
(Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko)

30
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian
Kebijakan Risiko
SIKLUS MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI dan
Komitmen
Tinjauan 1. Kebijakan K3
Manajemen
2. Identifikasi Bahaya, Tingkat Resiko
& Rencana Pengendalian
17. Peninjauan Ulang Manajemen 3. Peraturan dan Standar K3
Perencanaan
4. Sasaran dan Program K3

12. Pengukuran dan Pemantauan


5. Struktur Organisasi, Sumberdaya
13. Evaluasi Kepatuhan
6. Kompetensi dan Sistim Pelatihan K3S
Pemantauan
14. Penyelidikan Insiden, & sesuaian,
Ketidak 7. Komunikasi dan Konsultasi K3
Koreksi
Tindakan perbaikan dan Pencegahan
8. Dokumentasi
15. Pengendalian Rekaman.
9. Pengendalian Dokumen
16. Pemeriksaan Internal. Penerapan
10. Pengendalian Operasional

11. Kesiagaan & Tanggap darurat 31


Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

Manajemen risiko adalah bagian yang tidak


terpisahkan dari Manajemen Proses. Manajemen
risiko adalah bagian dari proses kegiatan didalam
organisasi dan pelaksananya terdiri dari multi disiplin
keilmuan dan latar belakang, manajemen risiko
adalah proses yang berjalan terus menerus.

32
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

DEFINISI
• Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan
kerugian terhadap keselamatan umum, harta benda, jiwa
manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber
bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.

• Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap


risiko yang dimulai dari kegiatan mengidentifikasi bahaya,
menilai tingkat risiko dan mengendalikan risiko.

• Penilaian Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dilakukan


dengan memadukan nilai kekerapan/frekuensi terjadinya
peristiwa bahaya K3 dengan keparahan/kerugian/dampak
kerusakan yang ditimbulkannya.
33
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

PENGERTIAN
Analisa Risiko/Risk Analysis
Kegiatan yang menguraikan suatu risiko dengan cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari
akibat/consequences suatu risiko bahaya

Penilaian Risiko/Risk Assessment


Menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya
terhadap tingkat standar risiko yang telah dapat
ditoleransi/ditetapkan
Pengendalian
Segala Upaya untuk meniadakan risiko
34
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko
PERMEN PU No 05/PRT/M/2014 Pasal 19
huruf J tentang Tugas tanggung jawab
penyedia jasa:

“Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi


yang meliputi”
1. Tempat kerja
2. Peralatan kerja
3. Cara Kerja
4. Alat Pelindung Kerja
5. Alat Pelindung Diri
6. Rambu-rambu dan
7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai RK3K

35
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya


1) Mengakomodasi kegiatan rutin.
2) Mengakomodasi kegiatan non rutin.
3) Kegiatan semua orang yang memiliki akses di tempat kerja.
4) Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya.
5) Mengidentifikasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan personil di tempat kerja.
6) Bahaya yang ada di sekitar tempat kerja dikaitkan dengan kegiatan kerja
penyedia jasa.
7) Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan di tempat kerja yang disediakan
oleh penyedia jasa atau pihak lain.
8) Modifikasi pada SMK3 termasuk perubahan sementara dan dampaknya pada
operasi, proses dan kegiatannya.
9) Beberapa kewajiban perundangan yang digunakan terkait dengan penilaian
risiko dan penerapan pengendaliannya.
10) Desain lokasi kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan
instruksi kerja termasuk penyesuaian terhadap kemampuan manusia.
36
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

Data penyebab kecelakaan


Sektor konstruksi
- Jatuh : 26%
- Terbentur : 12 %
- Tertimpa : 9%
- Mesin dan alat : 8%
- Alat tangan : 7%
- Transport : 7%
- Lain-lain : 6%
Ref. ILO
37
ELEMEN MANAJEMEN
RISIKO
PENETAPAN TUJUAN

KOMUNIKASI & KONSULTASI

MONITOR & REVIEW


IDENTIFIKASI BAHAYA

ANALISA RISIKO

PENILAIAN RISIKO
AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO

• Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan


organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan
dilakukan.

•Identifkasi bahaya; Mengidentifikasi apa, mengapa dan


bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko
untuk analisis lebih lanjut.

39
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

• Analisa risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas


dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(Probabilitas x Konsekuensi) atau ( Peluang x Akibat )

• Evaluasi risiko; Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan


kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa
hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko
ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang
dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja
tanpa harus melakukan pengendalian.

40
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

•Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat


probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan
berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan
lain-lain.

•Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil


sistem manajemen risiko yang dilakukan serta
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

•Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi


dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk
tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

41
Cidera atau sakit
ManajemenRisiko
Harta benda
HI-RA-DC
Keselamatan Umum

Terganggunya proses
produksi

Lingkungan

PELUANG

(2)
(1) (3)
Pengendalian
Rekayasa
Alat Pelindung
Subsitusi
Eliminasi
Diri
Administrasi
Engineering

Kadan
Jarang Sering
g

42
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

RISIKO K3
Risiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi
terjadinya peristiwa K3 dg akibat yg ditimbulkannya dalam
kegiatan konstruksi. v
 Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu peluang/probability
dan akibat/konsekuensi
 RISIKO = Probability/Peluang x Konsekuensi /Akibat

43
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

PENGENDALIAN RISIKO K3
1.Eliminasi
2.Substitusi
3.Rekayasa Teknik
4.Pengendalian Administrasi
5.Alat Pelindung Diri
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

PENGERTIAN

1.Eliminasi adalah Usaha menghilangkan


sumber bahaya ditempat kerja.
2.Substitusi adalah mengganti dengan
metode yang lebih aman dan/ atau material
yang tingkat bahayanya lebih rendah.
Manajemen Risiko K3
5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko

3. Rekayasa Teknik adalah melakukan


modifikasi teknologi atau peralatan guna
menghindari terjadinya kecelakaan.
4. Pengendalian Administrasi adalah
pengendalian melalui pelaksanaan prosedur
untuk bekerja secara aman.
5. Alat Pelindung Diri adalah alat
pelindung diri yang memenuhi standard dan
harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
PROMOTING THE USE OF A WIDE RANGE
5 OF SAFETY MANAGEMENT PRACTICES

OWNERS
REQUIRE A FULL RANGE OF SAFETY PRACTICES
REQUIRE EARLIER CONTRACTOR INVOLVEMENT IN PROJECT
ENCOURAGE USE OF BIM AND PREFABRICATION

ASSOCIATIONS
PROVIDE MORE DATA ON THE BUSINESS BENEFITS OF SAFETY
APPLY PRESSURE TO THE INSURANCE INDUSTRY TO REDUCE CONTRACTOR
INSURANCE RATES BASED ON USE OF STRONG SAFETY MANAGEMENT PROGRAM

CONTRACTORS
IMPLEMENT SAFETY PRACTICES FROM THE BOTTOM UP
TAKE ADVANTAGE OF ONSITE MOBILE TOOLS
ENCOURAGE GREATER INVESTMENT IN SAFETY BY ENGAGING SENIOR LEADERSHIP

Sumber : safety management in the construction industry : indentifying risk and reducing accident to improve site productivity and project ROI,
2013, McGrawHill
06
KECELAKAAN KONSTRUSI
DAN KEGAGALAN BANGUNAN
KEJADIAN KECELAKAAN KONSTRUKSI
6 2017 - 2018

2017 2018
4 Jatuhnya crane (LRT Palembang) 2 Beton girder runtuh (Jalan Tol Depok- Antasari)
Agt
Jan

22 JPO runtuh (Jalan Tol Bogor-Ciawi- 22


Jan
Box girder runtuh (LRT Jakarta)
Sep Sukabumi)
4 Runtuhnya girder launcher (Proyek
Feb DDT Jatinegara)
26
Jatuhnya crane (Jalan Tol Bogor Outer
Okt Ring Road/BORR) 20
Jatuhnya bekisting pier head PCB 34
Feb
(Proyek Tol Becakayu)
29
Okt
Girder FO runtuh (Jalan Tol PASPRO) 18 Jatuhnya besi hollow (Pembangunan Rumah
Mar Susun Tingkat Tinggi Pasar Rumput)

15 Beton lepas dari crane (LRT Jakarta) 17


Apr
Runtuhnya Pengecoran In Situ Slab Proyek jalan
Nov tol Manado-Bitung

30 Jatuhnya crane (Double Track kereta api


16 Jatuhnya crane (Jalan Tol Jakarta- Apr Medan-Badara Kualanamu)
Nov Cikampek II (El.))
01 Longsor pada galian (Proyek pipa rusun
Runtuhnya penopang (Jembatan Mei penjaringan)
9
Des Ciputrapinggan) 22 Launcher roboh (Tol Solo Kertosono)
Mei

30 Beton girder runtuh (Jalan Tol 13 Lepasnya Cross Girder (Jembatan Kali Kuto)
Des Pemalang-Batang) Jul
KEGAGALAN BANGUNAN
6 2017 - 2018

2018

15
Jan
Ambruknya selasar Gedung BEI, Jakarta

5 Turap longsor di Km 8+6/7 Underpass Jalan


Feb Perimeter Selatan Bandara Soetta

17
Ambruknya Jembatan Widang-Tuban (Jawa
Apr
Timur)
RUNTUHNYA JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO)
(JAL AN TOL BOGOR-CIAWI-SUKABUMI)

WAKTU KEJADIAN
22 SEPTEMBER 2017

KORBAN
1
MENINGGAL
2 LUKA-LUKA
R U N T U H N Y AG I R D E R F L Y O V E R
(JALA N TO L PASURU AN – PROBOLINGGO )

WAKTU KEJADIAN
29 OKTOBER 2017

KORBAN
1
MENINGGAL
2 LUKA-LUKA
TURAP LONGSOR
( UNDERPASS J A L A N P E R I M E T E R S E L A T A N B A N D A R A S O E T T A )

WAKTU KEJADIAN
5 FEBRUARI 2018

KORBAN
1
MENINGGAL
2 LUKA-LUKA
JATUHNYA BEKISTING PIER HEAD
(J A L A N T O L B E C A K A Y U )

WAKTU KEJADIAN
20 FEBRUARI 2018

KORBAN
6
LUKA-
LUKA
RUNTUHNYA PENOPANG
( J E M B A T A NC I P U T R A P I N G G A N , KA B . PANGANDARAN JABA
, R )

WAKTU KEJADIAN
9 DESEMBER 2017

Kondisi Awal
RUNTUHNYA GIRDER BETON
JALAN TOL PEMALANG BATANG, JAWA TENGAH

Kondisi Awal

WAKTU KEJADIAN
30 DESEMBER 2017
AMBRUKNYA SELASAR
G E D U N G B U R S A E F E K I N D O N E S I A ( B E I ), J A K A R T A

WAKTU KEJADIAN
15 JANUARI 2018

Kondisi Awal
RUNTUHNYA BOX GIRDER LRT JAKARTA
(KORIDO R I FA SE I KELAP A GADI N G – VELODROM E , JAKARTA )

WAKTU KEJADIAN
22 JANUARI 2018

Kondisi Awal
RUNTUHNYA GIRDER LAUNCHER
(DOUBL E DOUBL E TRA C K JATINEGARA )

WAKTU KEJADIAN
4 FEBRUARI 2018

Kondisi Awal
JATUHNYA BESI HOLLOW
(RUSUN PASAR RUMPUT)

Waktu Kejadian
18 Maret 2018

TEMPAT KEJADIAN PERKARA


AMBRUKNYA JEMBATAN WIDANG–TUBAN
(J A W A T I M U R)

WAKTU KEJADIAN
17 APRIL 2018

Kondisi Awal
REKOMENDASI 1. Melakukan peningkatan manajemen terhadap proses-proses yang
MENTERI PUPR KE terkait dengan:
• SOP (Standar Operating Procedure), standarisasi, kalibrasi, sertifikasi alat
MENTERI BUMN dan operator serta masa layanan peralatan;
Surat Menteri PUPR No. KJ. 02.20- • Keberadaan dan persetujuan 3 (tiga) pihak (Pemilik, Pelaksana, dan
Mn/304, Tanggal 9 Maret 2018, Konsultan Pengawas) dalam pelaksanaan pekerjaan terutama yang memiliki
Hal: Penyampaian Rekomendasi potensi resiko tinggi termasuk pada saat shift pekerjaan tambahan;
• Proses pemilihan dan pembinaan sub kontraktor agar memenuhi kriteria
teknis yang dipersyaratkan;
• Pemenuhan tenaga dan kualifikasi konsultan pengawas yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan proyek infrastruktur;
Selanjutnya agar dipastikan bahwa hasil evaluasi Komite
Keselamatan Konstruksi (terlampir) dilaksanakan oleh semua pihak.
2. Memberikan peringatan tertulis kepada PT. Adhi Karya dan PT. Wijaya Karya
terhadap kecelakaan konstruksi yang terjadi;
3. Memberikan peringatan tertulis dan sanksi kepada PT. Hutama Karya dengan
mengganti Kepala Proyek yang bertanggung jawab pada proyek Double
Double Track (DDT) Manggarai-Jatinegara;
4. Memberikan peringatan tertulis dan sanksi kepada konsultan PT. Virama Karya
dengan mengganti Kepala Divisi yang bertanggung jawab pada proyek-proyek
yang mengalami kecelakaan konstruksi;
5. Memberikan sanksi kepada PT. Waskita Karya dengan mengganti direksi yang
bertanggung jawab pada proyek-proyek yang mengalami kecelakaan
konstruksi;
6. Membentuk unit kerja khusus yang menangani QHSE (Quality, Health, Safety,
and Environment) dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama;
TINDA LANJU REKOMENDAS
K T I

PT. Hutama Karya telah mengganti Kepala Proyek PT. Virama Karya juga telah mengganti Kepala
yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan proyek Divisi yang bertanggungjawab dalam
tersebut sesuai salah satu petikan rekomendasi dari pelaksanaan proyek supervisi pembangunan
Kementerian PUPR. jalan tol sesuai rekomendasi Kementerian PUPR.

“PT Virama Karya dan seluruh tim pengawasan


berkomitmen untuk menerapkan semua SOP,
termasuk prosedur QHSE sehingga pembangunan
dapat diselesaikan dengan zero accident”
PT Waskita Karya akan melakukan perombakan direksi
dan seluruh manajemen pelaksana di lapangan
maupun di perencanaan untuk memperbaiki tingkat Langkah-Langkah yang dilakukan PT. Virama Karya :
keamanan konstruksi.

1. Review SOP, Metode Kerja dan Prosedur QHSE


Kementerian BUMN akan melakukan penambahan satu 2. Menerbitkan Surat Edaran Pengendalian
posisi direksi di PT Waskita Karya yang akan Pelaksanaan Kegiatan dan Penerapan Sistem
bertanggungjawab penuh terhadap quality, health, Manejemen K3 Konstruksi di lingkungan PT.
safety & environment (QHSE), untuk menjamin kualitas Virama Karya
dan keamanan sesuai standar serta aturan-aturan yang 3. Pengarahan kepada team leader, tenaga ahli
sudah ditetapkan. dan
pengawas lapangan
TERIMA KASIH
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai