Anda di halaman 1dari 27

TUTORIAL

HEALTHCARE SKENARIO
INEQUALITY?
1
BLOK 21
Vina Widya Putri
J2A017017
SKENARIO 1 BLOK 21
HEALTHCARE INEQUALITY?
The new health minister of Indonesia is now analyzing the result of a
discussion related to Healthcare infrastructure during the COVID 19
pandemic. It is mentioned that based on the secondary data, the ratio of
health facilities is unideal and even inadequate in some regions of Indonesia.
There are 7237 units of the community health center, 21,267 units of
community health sub-center, and 6392 units of moving community health
center. For the hospital, there are 1 ,215 hospitals, consists of 420 public
hospitals, 605 private hospitals, 78 state-owned enterprises (BUMN)
hospitals, and 112 hospitals owned by Indonesian National Military (TNI)
and State Police of the Republic of Indonesia (POLRI) with total 130,214
units of bed. Based on the government data, the health care in Indonesia is
categorized as unequal as all the area in Indonesia is listed as the red zone
which contributes to the spike of infected patients number. Besides, the
treatment for the patients is adapted to the health facility's problem and
ability. Therefore, a health system is needed to achieve the highest quality of
community health.

Keywords: Health System, Healthcare Equality, National Health system,


Health facility
HEALTH
SYSTEMS
Definition, Goals, Elements (function, etc.), Health system strengthening
WHAT IS HEALTH

SYSTEMS?
Sistem kesehatan terdiri dari semua organisasi, orang, dan tindakan yang tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan, memulihkan/memperbaiki, atau memelihara/menjaga kesehatan.
• Ini termasuk upaya untuk mempengaruhi faktor penentu kesehatan serta kegiatan peningkatan
kesehatan yang lebih langsung.
• Oleh karena itu, sistem kesehatan lebih dari sekadar piramida fasilitas milik umum yang memberikan
layanan kesehatan pribadi.
• Ini termasuk, misalnya: seorang ibu yang merawat anak yang sakit di rumah; penyedia swasta;
program perubahan perilaku; kampanye pengendalian vektor; organisasi asuransi kesehatan; undang-
undang kesehatan dan keselamatan kerja. Termasuk juga tindakan lintas sektoral oleh staf kesehatan,
misalnya: mendorong kementerian pendidikan untuk mempromosikan pendidikan perempuan, faktor
penentu kesehatan yang lebih baik.

Everybodys Business Strengthening Health Systems To Improve Health Outcomes (2007 WHO)
GOALS OF HEALTH SYSTEMS
The World Health Report tahun 2000 mendefinisikan hasil/tujuan sistem kesehatan secara keseluruhan
sebagai: meningkatkan kesehatan dan pemerataan kesehatan, dengan cara yang responsif, adil secara
finansial, dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya, atau paling efisien.
Ada juga tujuan menengah yang penting: Rute dari masukan ke hasil kesehatan adalah melalui
pencapaian akses dan cakupan yang lebih besar untuk intervensi kesehatan yang efektif, tanpa
mengorbankan upaya untuk memastikan kualitas dan keselamatan penyedia.

Tujuan sistem kesehatan yang lebih luas mencakup pemerataan atau keadilan dalam distribusi
kesehatan dan biaya pembiayaan sistem Kesehatan, serta perlindungan bagi rumah tangga dari biaya
bencana yang terkait dengan penyakit; responsivitas terhadap ekspektasi penduduk; dan menaikan
penghormatan terhadap martabat orang (WHO, 2007).
Penetapan tujuan dari sistem kesehatan umumnya dilihat sebagai peningkatan kesehatan - dicapai
tidak hanya melalui penyediaan layanan kesehatan kuratif dan preventif tetapi juga melalui perlindungan
dan promosi kesehatan masyarakat, kesiapsiagaan darurat dan tindakan lintas sektor (Mackintosh &
Koivusalo, 2005).
Everybodys Business Strengthening Health Systems To Improve Health Outcomes (2007 WHO)
Health Policy and Systems Research A Methodology Reader (2012 WHO)
Health Policy and Systems Research A Methodology Reader (2012 WHO)
ELEMENTS: MEMBER OF

HEALTH SYSTEM S
POPULATION ROLES
Dilihat dari unsur pembentuknya,
sistem kesehatan dapat diartikan • Pasien dengan kebutuhan Kesehatan yg
sebagai: membutuhkan perawatan
• Konsumen dengan ekspektasi bagaimana
Meliputi populasi yang dilayani mereka akan diperlakukan
sistem, serta penyedia/pemberi • Pembayar pajak yang menyediakan sumber
layanan, intervensi dan kegiatan utama pembiayaan untuk system
yang dimaksudkan untuk • Warga negara yang mungkin memiliki akses
meningkatkan kesehatan dan nilai ke pelayanan kesehatan sebagai haknya
yang lebih luas. Anggota populasi • Co-produser kesehatan melalui perilaku
memainkan 5 peran penting yang pencarian kesehatan dan promosi kesehatan
berhubungan dengan kesehatan. (Frenk, 2010).
Mereka yaitu:
Health Policy and Systems Research A Methodology Reader (2012 WHO)
ELEMENTS:

HEALTH SYSTEM S
Everybodys Business Strengthening Health Systems To Improve Health Outcomes
(2007 WHO)
FUNCTIONS/BUILDING
BLOCKS
Dilihat dari unsur
pembentuknya, sistem
kesehatan dapat diartikan
sebagai:

Seperangkat 6 fungsi/blok
bangunan, beberapa di
antaranya secara jelas
diwakili/dituangkan dalam
tujuan sistem kesehatan
(WHO, 2007):
1. Pemberi layanan Untuk mencapai tujuan mereka, semua sistem kesehatan harus menjalankan beberapa
2. Tenaga kesehatan fungsi dasar, terlepas dari bagaimana pengaturannya: mereka harus menyediakan layanan;
3. Informasi mengembangkan tenaga kesehatan dan sumber daya utama lainnya; memobilisasi dan
4. Produk medis, vaksin dan mengalokasikan keuangan, dan memastikan kepemimpinan dan tata kelola sistem
teknologi kesehatan (juga dikenal sebagai stewardship/penatalayanan, yaitu tentang pengawasan dan
bimbingan dari seluruh sistem).
5. Pembiayaan Sistem kesehatan, seperti sistem lainnya, adalah sekumpulan bagian yang saling
6. Kepemimpinan/ terhubung yang harus berfungsi bersama agar efektif. Perubahan di satu area memiliki
pemerintahan dampak di tempat lain. Perbaikan di satu bidang tidak dapat dicapai tanpa kontribusi dari
yang lain. Interaksi antara building blocks tsb sangat penting untuk mencapai hasil kesehatan
Health Policy and Systems Research A Methodology Reader (2012 WHO)
ELEMENTS:

HEALTH SYSTEM S
INCORPORATING, WITHIN
THE SERVICE DELIVERY
FUNCTION • Pelayanan kesehatan kuratif dan preventif umum
yang ditujukan untuk masalah kesehatan tertentu,
termasuk program pengendalian penyakit khusus
Dilihat dari unsur dan layanan pribadi serta berbasis populasi;
pembentuknya, sistem • Berbagai mode atau saluran pemberian layanan
kesehatan dapat diartikan termasuk berbagai tingkat fasilitas, outlet lain
sebagai: untuk barang kesehatan (seperti apotek atau toko)
dan strategi lain (seperti pekerja dan kegiatan
Menggabungkan, dalam kesehatan berbasis komunitas);
fungsi pemberi layanan (Van • Campuran kompleks dari penyedia layanan -
Damme et al., 2010): publik dan swasta, untuk profit dan non-profit,
formal dan informal, profesional atau non-
profesional, allopathic atau tradisional, dibayar dan
sukarela - sistem perawatan kesehatan pluralistik
(Bloom, Standing & Lloyd, 2008).
SISTEM
KESEHATAN
NASIONAL (SKN)
Pengertian, Landasan, Dasar/Asas, Tujuan, Kedudukan, Komponen, Cara
Penyelenggaraan, Penyelenggara, Strategi meningkatkan kualitas SKN dalam pelayanan
kesehatan
APA ITU SISTEM KESEHATAN
NASIONAL?
Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan
kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. (Pasal 1 Ayat 2)

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012


LANDASAN SKN

LANDASAN IDIIL LANDASAN LANDASAN


Landasan idiil yaitu Pancasila. KONSTITUSIONAL OPERASIONAL
Landasan konstitusional, yaitu Landasan Operasional meliputi
Undang Undang Dasar Negara Undang Undang Nomor 36 Tahun
Republik Indonesia Tahun 1945, 2009 tentang Kesehatan dan
khususnya: ketentuan peraturan perundang-
• Pasal 28A undangan lainnya yang berkaitan
• Pasal 28B ayat (2) dengan penyelenggaraan SKN dan
• Pasal 28C ayat (1) pembangunan kesehatan.
• Pasal 28H ayat (1)
• Pasal 28H ayat (3)
• Pasal 34 ayat (2)
• Pasal 34 ayat (3)

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012


Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
DASAR-DASAR / ASAS-
ASAS SKN
01 02 03
PERIKEMANUSIAAN KESEIMBANGAN MANFAAT
Setiap pengelolaan dan pelaksanaan SKN harus Setiap pengelolaan dan pelaksanaan SKN harus Setiap pengelolaan dan pelaksanaan SKN harus
dilandasi atas perikemanusiaan yang dilaksanakan dengan memperhatikan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa keseimbangan antara kepentingan individu bagi kemanusiaan dan perikehidupan yang
dengan tidak membedakan golongan agama dan masyarakat, antara fisik dan mental, serta sehat bagi setiap warga negara.
dan bangsa. antara material dan spiritual.
Setiap tenaga pengelola dan pelaksana SKN
harus berbudi luhur, memegang teguh etika
profesi, dan selalu menerapkan prinsip
perikemanusiaan dalam penyelenggaraan

04 05 06
pembangunan kesehatan.

PENGHORMATAN HAK ASASI


PERLINDUNGAN KEADILAN
MANUSIA (HAM)
Setiap pengelolaan dan pelaksanaan SKN harus Setiap pengelolaan dan pelaksanaan SKN harus Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional
dapat memberikan perlindungan dan kepastian dapat memberikan pelayanan yang adil dan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
hukum kepada pemberi dan penerima merata kepada semua lapisan masyarakat Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu
pelayanan kesehatan. dengan pembiayaan yang terjangkau tanpa untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan
memandang suku, agama, golongan, dan status kesejahteraan rakyat, maka setiap pengelolaan
sosial ekonominya. dan pelaksanaan SKN harus berdasarkan pada
prinsip hak asasi manusia.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
DASAR-DASAR / ASAS-
ASAS SKN
SINERGISME DAN
07 08
KOMITMEN DAN TATA
09
PEMERINTAHAN YANG BAIK LEGALITAS
KEMITRAAN YANG DINAMIS (GOOD GOVERNANCE)
SKN akan berfungsi baik untuk mencapai Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen Setiap pengelolaan dan pelaksanaan SKN harus
tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, yang tinggi, dukungan, dan kerjasama yang didasarkan pada ketentuan peraturan
Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata perundang-undangan yang berlaku. Dalam
antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun penyelenggaraan pembangunan kesehatan menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan
dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN. yang baik (good governance). Pembangunan regulasi berupa adanya berbagai peraturan
Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh kesehatan diselenggarakan secara demokratis, perundang-undangan yang responsif,
sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, berkepastian hukum, terbuka (transparan), memperhatikan kaidah dasar bioetika dan
keuangan, dan pendidikan perlu berperan bersama rasional, profesional, serta bertanggung jawab dan mendukung penyelenggaraan SKN dan
dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan bertanggung gugat (akuntabel). penerapannya (law enforcement) dalam
nasional. menjamin tata tertib pelayanan kesehatan untuk

10 11 12
kepentingan terbaik bagi masyarakat.

GENDER DAN
ANTISIPATIF DAN PROAKTIF KEARIFAN LOKAL
NONDISKRIMINATIF
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan Penyelenggaraan SKN di daerah harus
mampu melakukan antisipasi atas perubahan rencana kebijakan dan program serta dalam memperhatikan dan menggunakan potensi
yang akan terjadi, yang di dasarkan pada pelaksanaan program kesehatan harus daerah yang secara positif dapat meningkatkan
pengalaman masa lalu atau pengalaman yang responsif gender. hasil guna dan daya guna pembangunan
terjadi di negara lain. Dengan mengacu pada kesehatan, yang dapat diukur secara kuantitatif
antisipasi tersebut, pelaku pembangunan dari meningkatnya peran serta masyarakat dan
kesehatan perlu lebih proaktif terhadap secara kualitatif dari meningkatnya kualitas hidup
perubahan lingkungan strategis baik yang jasmani dan rohani.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
Sistem Kesehatan Nasional (2017 Divisi Kebijakan dan Manajemen
Kesehatan FKG UNISSULA)
TUJUAN SKN
Terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Menjadi acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dimulai dari kegiatan
perencanaan sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. (Pasal 5)

Mempertegas makna pembangunan Kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas
penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan
yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu,
meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.

Sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan Lembaga swasta, dengan berbagai perubahan dan
tantangan eksternal dan internal terkini
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
KEDUDUKAN
SKN SUPRASISTEM SKN
KEDUDUKAN SKN DALAM SISTEM NASIONAL
LAINNYA
Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional. SKN bersama dengan Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak hanya
berbagai sistem nasional lainnya diarahkan untuk mencapai tujuan bangsa menjadi tanggung jawab sektor/urusan kesehatan, melainkan juga tanggung
Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar jawab berbagai sektor/urusan terkait.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional, SKN dapat bersinergi secara
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya, seperti: Sistem Pendidikan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan Nasional,
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan Sistem Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas), dan sistem nasional
sosial. Dalam kaitan ini, undang-undang yang berkaitan dengan Kesehatan lainnya.
merupakan kebijakan strategis dalam pembangunan kesehatan. Pelaksanaan pembangunan nasional harus berwawasan Kesehatan dengan
mengikutsertakan seluruh sektor/urusan terkait Kesehatan sejak awal
perencanaan agar dampak pembangunan yang dilakukan tidak merugikan derajat
kesehatan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
KEDUDUKAN SKN TERHADAP KEDUDUKAN SKN TERHADAP BERBAGAI
PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN SISTEM KEMASYARAKATKAN, TERMASUK
Dalam KESEHATAN
pembangunan kesehatan, SKN DI DAERAH
merupakan acuan penyelenggaraan SWASTA
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem
pembangunan kesehatan di daerah. nilai dan budaya masyarakat yang secara Bersama terhimpun dalam berbagai
sistem kemasyarakatan. Di lain pihak, sebagai sistem kemasyarakatan yang ada,
termasuk potensi swasta berperan aktif sebagai mitra dalam pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan sesuai SKN. Dalam kaitan ini SKN dipergunakan
sebagai acuan bagi masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan juga ditentukan oleh peran aktif swasta.
Dalam kaitan ini potensi swasta merupakan bagian integral dari SKN. Untuk
keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang kemitraan yang setara,
terbuka, dan saling menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. Sistem
Kesehatan Nasional dapat mewarnai potensi swasta, sehingga sejalan dengan
tujuan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
KOMPONEN PENGELOLAAN
KESEHATAN DALAM SKNkesehatan yang disusun dalam SKN dikelompokkan dalam subsistem:
Komponen pengelolaan

UPAYA KESEHATAN
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan
menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia sebagai ketahanan nasional.
Upaya kesehatan diselenggarakan oleh Pemerintah (termasuk TNI dan POLRI), pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota, dan/atau
masyarakat/swasta melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan kesehatan, di fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas kesehatan.

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN


Untuk mendapatkan dan mengisi kekosongan data kesehatan dasar dan/atau data kesehatan yang berbasis bukti perlu diselenggarakan kegiatan
penelitian dan pengembangan kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan terbagi atas penelitian dan pengembangan biomedis dan teknologi dasar kesehatan,
teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, teknologi intervensi kesehatan masyarakat, dan humaniora, kebijakan kesehatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
Penelitian dan pengembangan kesehatan dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Pemerintah.

PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni: Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat
itu sendiri.
Pembiayaan kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan memegang peran yang vital untuk penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan barang publik
(public good) yang menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan kesehatan perorangan pembiayaannya bersifat privat,
kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
KOMPONEN PENGELOLAAN
KESEHATAN DALAM SKN
Komponen pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN dikelompokkan dalam subsistem:

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya, serta
terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Sumber daya manusia kesehatan yang termasuk kelompok tenaga kesehatan, sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki terdiri dari
tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga Kesehatan lingkungan, tenaga gizi,
tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnya, diantaranya termasuk peneliti kesehatan.
SKN memberikan fokus penting pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan guna menjamin ketersediaan,
pendistribusian, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan.

SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN MAKANAN


Subsistem ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan
yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan
sumber daya dalam negeri.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
KOMPONEN PENGELOLAAN
KESEHATAN DALAM SKN
Komponen pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN dikelompokkan dalam subsistem:

MANAJEMEN, INFORMASI, DAN REGULASI KESEHATAN


Subsistem ini meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi kesehatan.
Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan manajemen
kesehatan adalah koordinasi, integrasi, regulasi, sinkronisasi, dan harmonisasi berbagai subsistem SKN agar efektif, efisien, dan transparansi
dalam penyelenggaraan SKN tersebut.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan
semata-mata sebagai sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan.
Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai
pelaku pembangunan kesehatan.
Dalam pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat meliputi pula upaya peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri dan
upaya peningkatan kepedulian sosial dan lingkungan sekitar.
Upaya pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat akan berhasil pada hakekatnya apabila kebutuhan dasar masyarakat sudah
terpenuhi. Pemberdayaan masyarakat dan upaya Kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari pembangunan kesehatan.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012

PENYELENGGARAAN SKN
Penyelenggaraan SKN dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat pusat sampai daerah. Pemerintah
membuat kebijakan yang dapat dilaksanakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam penyelenggaraan SKN perlu kejelasan dan ketegasan tentang pelimpahan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan sampai kabupaten/kota, termasuk sumber daya manusia yang melaksanakannya. Untuk
itu, pengaturan lebih lanjutnya perlu dikoordinasikan dengan Kementerian Dalam Negeri.
Penyelenggaraan SKN memerlukan penerapan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergisme
yang dinamis, baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar
SKN.
Penyelenggaraan SKN harus memperhatikan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggaraan SKN mempertimbangkan komitmen global dan komponennya yang relevan dan
berpengaruh secara mendasar dan bermakna terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
CARA
PENYELENGGARAA UPAYA KESEHATAN
Penyelenggaraan subsistem upaya kesehatan terdiri dari: b. Pembinaan dan pengawasan
N SKN
a. Upaya Kesehatan • Pembinan Upaya Kesehatan
• Upaya kesehatan mencakup kesehatan fisik, mental, termasuk intelegensia a) Pembinaan upaya kesehatan ditujukan untuk menjamin
dan sosial. Upaya kesehatan dilaksanakan dalam tingkatan upaya sesuai mutu pelayanan kesehatan, harus didukung dengan standar
dengan kebutuhan medik dan kesehatan. pelayanan yang selalu dikaji dalam periode tertentu sesuai
• Terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan.
pertama/primer, upaya kesehatan tingkat kedua/sekunder, dan upaya b) Pemerintah menetapkan kebijakan upaya kesehatan
kesehatan tingkat ketiga/tersier. termasuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan
• Upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan memperhatikan masukan dari Pemerintah Daerah,
paripurna melalui sistem rujukan. organisasi profesi, dan/atau masyarakat. Pemerintah
• Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan melalui kegiatan: pelayanan provinsi melakukan bimbingan dan pengendalian terhadap
kesehatan; pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer; pelaksanaan kebijakan upaya kesehatan. Pemerintah
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit; penyembuhan penyakit kabupaten/kota melaksanakan kebijakan upaya kesehatan.
dan pemulihan kesehatan; pelayanan kesehatan reproduksi; pelayanan c) Pembinaan upaya kesehatan dilakukan oleh Pemerintah,
keluarga berencana; upaya kesehatan sekolah; upaya kesehatan olahraga; Pemerintah Daerah bersama dengan organisasi profesi dan
pelayanan Kesehatan pada bencana; pelayanan darah; pelayanan kesehatan masyarakat termasuk swasta.
gigi dan mulut; penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan • Pengawasan Upaya Kesehatan
pendengaran; upaya kesehatan matra; pengamanan dan penggunaan sediaan a) Pengawasan ditujukan untuk menjamin konsistensi
farmasi dan alat kesehatan; pengamanan makanan dan minuman; penyelenggaraan upaya kesehatan dan dilakukan secara
pengamanan zat adiktif; pelayanan forensik klinik dan pelayanan bedah intensif, baik internal maupun eksternal serta dapat
mayat; upaya kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia dan penyandang melibatkan masyarakat dan swasta.
cacat; upaya perbaikan gizi; upaya kesehatan jiwa; upaya pencegahan, b) Hasil pengawasan digunakan untuk perlindungan terhadap
pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular dan upaya pencegahan, masyarakat dan tenaga kesehatan selaku penyelenggara
pengendalian dan penanganan penyakit tidak menular; upaya kesehatan upaya kesehatan.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
CARA
PENYELENGGARAA
N SKN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN
Subsistem penelitian dan pengembangan Penyelenggaraan subsistem Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan:
kesehatan adalah pengelolaan penelitian dan • Penelitian, pengembangan, penapisan teknologi, produk teknologi,
pengembangan, pemanfaatan dan penapisan teknologi informasi, dan informasi kesehatan dilaksanakan sesuai dengan
teknologi dan produk teknologi kesehatan ketentuan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) dan dimanfaatkan bagi
yang diselenggarakan dan dikoordinasikan kesehatan masyarakat.
guna memberikan data kesehatan yang • Penelitian, pengembangan, penapisan teknologi dan produk teknologi
berbasis bukti untuk menjamin tercapainya kesehatan diselenggarakan untuk mencegah terjadinya penyakit,
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- mendeteksi adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit,
tingginya. menyembuhkan, memperkecil komplikasi, dan memulihkan kesehatan
setelah sakit serta menganalisis dan memformulasikan berbagai
Tujuan dari penyelenggaraan subsistem permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kesehatan.
penelitian dan pengembangan kesehatan • Penelitian, pengembangan, penapisan, pemanfaatan Ilmu Pengetahuan
adalah terselenggaranya kegiatan penelitian, dan Teknologi (IPTEK) yang memadai ditujukan untuk meningkatkan
pengembangan, dan penapisan teknologi dan mutu pengelolaan upaya kesehatan. Sesuai dengan perkembangan dan
produk teknologi kesehatan, yang ditujukan keperluannya, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK perlu diperluas
untuk menghasilkan informasi kesehatan, untuk mendukung pembangunan Kesehatan secara keseluruhan.
teknologi, produk teknologi, dan teknologi • Penyelenggaraan penelitian, pengembangan, penapisan teknologi dan
informasi (TI) Kesehatan untuk mendukung produk teknologi kesehatan yang membawa risiko buruk terhadap
pembangunan kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat tidak diizinkan dan dilarang untuk dilakukan.
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
CARA
PENYELENGGARAA PEMBIAYAAN KESEHATAN
Penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari: b. Pembelanjaan
N SKN Dana
a. Penggalian • Pemanfaatan dana
• Penggalian dana untuk pembangunan kesehatan yang bersumber dari Pemerintah/Pemerintah Daerah kesehatan dilakukan
dilakukan melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan atau pinjaman yang tidak mengikat, serta berbagai dengan memperhatikan
sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. aspek teknis maupun
• Dana yang bersumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip kemitraan antara Pemerintah, alokatif sesuai
Pemerintah Daerah dan masyarakat yang didukung dengan pemberian insentif. peruntukannya secara
• Penggalian dana yang bersumber dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri atau efisien dan efektif untuk
dilakukan secara pasif dengan memanfaatkan berbagai dana yang sudah terkumpul di masyarakat. terwujudnya pengelolaan
• Penggalian dana untuk pelayanan kesehatan perorangan dilakukan dengan cara penggalian dan pengumpulan pembiayaan Kesehatan
dana masyarakat dan didorong pada bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan. yang transparan, akuntabel,
b. Pengalokasian Dana serta menerapkan prinsip
• Pengalokasian dana Pemerintah dan Pemerintah Daerah dilakukan melalui perencanaan anggaran dengan penyelenggaraan tata
mengutamakan upaya kesehatan prioritas secara bertahap dan terus ditingkatkan jumlah pengalokasiannya pemerintahan yang baik
sehingga sesuai dengan kebutuhan. Hal ini termasuk program bantuan sosial dari Pemerintah dan (good governance).
Pemerintah Daerah untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Program Jaminan • Pembelanjaan dana
Kesehatan Masyarakat). kesehatan diarahkan
• Dana Pemerintah untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk membiayai upaya kesehatan primer, terutama melalui jaminan
sekunder, dan tersier dengan mengutamakan masyarakat rentan dan miskin, daerah terpencil, perbatasan, pemeliharaan kesehatan,
pulau-pulau terluar dan terdepan, serta yang tidak diminati swasta, termasuk program-program kesehatan baik yang bersifat wajib
yang mempunyai daya ungkit tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. maupun sukarela serta
• Pengalokasian dana untuk pelayanan kesehatan perorangan dilakukan melalui kepesertaan dalam jaminan dalam upaya peningkatan
pemeliharaan kesehatan yang diatur oleh Pemerintah. akses dan mutu pelayanan
• Pengalokasian dana yang dihimpun dari masyarakat dilaksanakan berdasarkan asas gotong-royong sesuai kesehatan.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
CARA c. Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
• Pemerintah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melakukan
PENYELENGGARAA
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Penyelenggaraan subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri
upaya penempatan tenaga kesehatan yang ditujukan untuk
mencapai pemerataan yang berkeadilan dalam pembangunan
N
dari:SKN
a. Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
kesehatan.
• Dalam rangka penempatan tenaga kesehatan untuk kepentingan
• Penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia Kesehatan
pelayanan publik dan pemerataan, Pemerintah/Pemerintah Daerah
dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan sumber daya manusia melakukan berbagai pengaturan untuk memberikan imbalan
kesehatan yang diutamakan, baik dalam upaya kesehatan primer material atau non material kepada tenaga kesehatan dalam
maupun upaya kesehatan sekunder serta tersier. memberikan pelayanan kesehatan di daerah yang tidak diminati,
• Perencanaan sumber daya manusia kesehatan yang meliputi jenis,
seperti: daerah terpencil, daerah sangat terpencil, daerah tertinggal,
jumlah, dan kualifikasinya dilakukan dengan meningkatkan dan daerah perbatasan, pulau-pulau terluar dan terdepan, serta daerah
memantapkan keterkaitannya dengan unsur lainnya dalam bencana dan rawan konflik.
manajemen pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia • Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta melakukan rekrutmen
kesehatan dengan memperhatikan tujuan pembangunan kesehatan dan penempatan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung
dan kecenderungan permasalahan kesehatan di masa depan. Kesehatan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
b. Pengadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kesehatan dan/atau menjalankan tugas serta fungsi institusinya.
• Standar pendidikan tenaga kesehatan mengacu kepada standar
d. Pembinaan dan Pengawasan Mutu Sumber Daya Manusia
kompetensi dan standar pelayanan serta perlu didukung oleh etika Kesehatan
profesi. • Pembinaan, penyelenggaraan, pengembangan, dan pemberdayaan
• Standar pelatihan sumber daya manusia kesehatan mengacu kepada
sumber daya manusia kesehatan diberbagai tingkatan dan/atau
standar kompetensi dan standar pelayanan serta perlu didukung oleh organisasi memerlukan komitmen yang kuat dari Pemerintah dan
etika profesi. Pemerintah Daerah serta dukungan peraturan perundang-undangan
• Pemerintah dengan melibatkan organisasi profesi dan masyarakat
mengenai pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
menetapkan standar kompetensi dan standar pendidikan yang kesehatan tersebut.
berlaku secara nasional. • Pembinaan dan pengawasan praktik profesi bagi tenaga Kesehatan
• Pemerintah bertanggung jawab mengatur pendirian institusi
dilakukan melalui uji kompetensi, sertifikasi, registrasi, dan
pendidikan dan pembukaan program pendidikan tenaga Kesehatan
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
CARA
PENYELENGGARAA
NSubsistem
SKN sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan adalah pengelolaan berbagai upaya yang menjamin keamanan, khasiat/manfaat, mutu
SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN MAKANAN

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
Tujuan penyelenggaraan subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan adalah tersedianya sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan yang terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, dan khusus untuk obat dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

MANAJEMEN, INFORMASI, DAN REGULASI KESEHATAN


Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan adalah pengelolaan yang menghimpun berbagai upaya kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan informasi kesehatan yang mendukung subsistem lainnya dari SKN
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan subsistem manajemen, informasi, dan regulasi Kesehatan adalah terwujudnya kebijakan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan,
berbasis bukti dan operasional, terselenggaranya fungsifungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna, berdaya guna, dan akuntabel, serta
didukung oleh hukum kesehatan dan system informasi kesehatan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah pengelolaan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, baik perorangan, kelompok, maupun
masyarakat secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan subsistem pemberdayaan masyarakat adalah meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi
masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan
pembangunan berwawasan kesehatan.
STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS SKN DALAM HAL
PELAYANAN KESEHATAN

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012


AYAT / HADIS TERKAIT
‫ظو َن ُه ِمنْ أَ ْم ِر هَّللا ِ ۗ إِنَّ هَّللا َ اَل ُي َغ ِّي ُر َما‬
ُ ‫ْن َي َد ْي ِه َو ِمنْ َخ ْل ِف ِه َيحْ َف‬ ِ ‫ي‬ ‫ب‬
َ ْ‫ن‬ ‫م‬ِ ٌ
‫ات‬ ‫ب‬
َ ِّ
‫ق‬ ‫ع‬
َ ‫م‬
ُ ‫ه‬
ُ َ
‫ل‬
‫ِب َق ْو ٍم َح َّت ٰى ُي َغ ِّيرُوا َما ِبأ َ ْنفُ ِس ِه ْم ۗ َوإِ َذا أَ َرا َد هَّللا ُ ِب َق ْو ٍم سُو ًءا َفاَل َم َر َّد َل ُه ۚ َو َما َل ُه ْم ِم ْن‬
ٍ ‫ُدو ِن ِه ِم ْن َو‬
‫ال‬
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

Anda mungkin juga menyukai