Anda di halaman 1dari 41

PELAYANAN INFORMASI OBAT &

KONSELING
(TEHNIK DISPENSING)

pertemuan : ke 6
By : Dra.Ambarsundari, MM, Apt

LOGO
LATAR BELAKANG

Konsekuensi pergeseran paradigma


pelayanan kefarmasian :
♥ Meningkatkan:
 pengetahuan,
 ketrampilan
 perilaku
agar dapat melaksanakan interaksi
langsung dengan pasien.

♥ Bentuk interaksi tsb, antara lain


adalah melaksanakan pemberian
informasi, monitoring penggunaan
obat untuk mengetahui tujuan
akhirnya sesuai harapan dan
terdokumentasi dengan baik

Apoteker harus memahami dan menyadari


kemungkinan terjadinya kesalahan
pengobatan (Medication Error)

www.themegallery.com
TUJUAN :
 EVALUASI DIRI BAGI
MAHASISWA FARMASI
DALAM KEAHLIAN
BERKOMUNIKASI

 Memotivasi mahasiswa
farmasi untuk melakukan
perubahan dalam
keahlian berkomunikasi
khususnya untuk
persiapan melaksanakan
praktek kefarmasian
CARA PENYERAHAN OBAT YANG BAIK
(GOOD DISPENSING PRACTICE) :
- SEBELUM OBAT DISERAHkan pada pasien, harus dilakukan
pemeriksaan akhir.
- Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi

obat dan konseling kepada pasien  interaksi (interpersonal)

LOGO
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian
informasi mengenai Obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik
dalam segala aspek penggunaan Obat kepada:
▪ profesi kesehatan lain,
▪ pasien atau masyarakat.

Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep,


Obat bebas dan herbal.

(SUMBER : PMK No.35/2014)


www.themegallery.com
Company Logo
Informasi meliputi :
1.Dosis
2. bentuk sediaan
3.formulasi khusus
4. rute dan metoda pemberian
5.Farmakokinetik
6. Farmakologi
7. terapeutik dan alternative
8. Efikasi
9. keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui
10.efek samping
11. Interaksi
12.Stabilitas
13. Ketersediaan
14. harga,
15. sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
Company Logo
www.themegallery.com
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi:
1.menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;

2. membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet,


pemberdayaan masyarakat (penyuluhan);

3. memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;

4. memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada


mahasiswa farmasi yang sedang praktik profesi;

5. melakukan penelitian penggunaan Obat;

6. membuat atau menyampaikan makalah dalam forum


ilmiah;

7. melakukan program jaminan mutu.


Company Logo
www.themegallery.com
DRUG INFORMATION SKILLS
FOR PHARMACEUTICAL CARE
Formulating questions
Searching for information:
To be effective,health professionals must
maintain clinical competence and awareness of
the most effective therapy for preventing and
treating illness.
Formulating a response
Communicating the response
Documentation and follow up
Basic drug information library or internet

LOGO
▪ FORMULATING QUESTIONS
(Keahlian membuat pertanyaan yg efektif)
 Berlatih membuat
pertanyaan yg
 gagal melakukan terstruktur agar
komunikasi berjalan
pertanyaan yg efektif berkesinambungan
kepada pasien atau dari “very highly
co workers (mitra open” to “totally
kerja) berarti gagal closed” and
dalam membimbing “leading”
pasien sewaktu
wawancara bahkan
untuk mendapatkan  “Open Q”:
riwayat pengobatan Memberikan kesempatan
kepada responden untuk
menentukan pilihan yang
sangat luas
KIAT-KIAT KOMUNIKASI :
open- ended questions

Diawali dengan kata :


Siapa,Apa,dimana,kapan, dan bagaimana

Hindari bentuk kalimat yang sangat spesifik


Closed ended questions
Misal :
Apakah bapak/ibu sedang minum obat ini ?
Jawab : Ya/Tidak...........
sebaiknya
Obat apa saja yang sedang bapak ibu minum
saat ini?
 HIGHLY CLOSED Q:
Apakah ibu/bapak lebih memilih obat generik atau
paten?

Apakah menurut bapak/ibu ,asuransi


kesehatan dapat mencakup seluruh layanan
kesehatan yang dibutuhkan?

TOTALLY CLOSED AND LEADING Q:


Apakah bapak/ibu tidak percaya atau kurang yakin
untuk menngunakan obat generik?

Bisakah menggantikan saya dinas malam?

Jawaban ATAS PERTANYAAN DI ATAS : Ya/tidak

LOGO
Komunikasi dengan pelanggan atau
tenaga profesi kesehatan lainnya:
Hindari untuk menggunakan kata tanya
“Mengapa” (WHY)
MENGAPA” (WHY) MEMBUAT RESPONDEN DEFENSIVE KARENA

KETIDAKMAMPUAN MEMBERIKAN ALASAN YANG RASIONAL

TERHADAP APA YANG DIKERJAKAN ATAU TIDAK ,OLEH

PELANGGAN/CO WORKERS.

MISAL: KENAPA ANTOBIOTIKANYA TIDAK DIHABISKAN?


 Gunakan Open ended Q pada
konsultasi awal :

 Apakah dokter menyampaikan manfaat


dari pengobatan ini? (What)
 Apakah dokter menyampaikan cara
minum obat ini? (How)
 Apa yg dokter sampaikan tentang
harapan2 dari pengobatan ini?
(outcome)
 Untuk memastikan tidak ada pesan2
yang terlewatkan,dapatkah ibu/bapak
menyampaikan bagaimana cara
meminum obat ini?
 Konsultasi selanjutnya/kunjungan
berulang:
 Untuk apa /tujuannya dari minum
obat2 ini? (What for)
 Bagaimana cara minumnya? (How)
 Apakah ada masalah /keluhan selama
minum obatnya?
Tujuan Konseling:
Membantu dan mengedukasi pasien
adherence
KONSELING DAN EDUKASI MEMBERIKAN PENJELASAN
YANG LEBIH KOMPREHENSIF

Ketidakpatuhan (non compliance) dan ketidaksepahaman


(non corcondance) Pasien dalam menjalankan
pengobatan,merupakan salah satu penyebab kegagalan pengobatan

Company Logo
www.themegallery.com
♥ Konseling merupakan proses interaktif
antara Apoteker dengan pasien/keluarga
untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan
sehingga terjadi perubahan perilaku dalam
penggunaan Obat dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien.

♥ Untuk mengawali konseling, Apoteker


menggunakan three prime questions.

♥ Apoteker harus melakukan verifikasi


bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
memahami Obat yang digunakan.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi
konseling:
1.Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/
atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).

2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB,


DM, AIDS, epilepsi).

3. Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus


(penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).

4. Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit


(digoksin, fenitoin, teofilin).

5. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk


indikasi penyakit yang sama.
Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu Obat
untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu
jenis Obat.

6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.


Tahap kegiatan konseling:

1.Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien

2. Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three


Prime Questions, yaitu:
- Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda?
- Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?
-Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
Anda menerima terapi Obat tersebut?

3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan


kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat

4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan


masalah penggunaan Obat

5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien

6.Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda


tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi
yang diberikan dalam konseling
Metoda “Three Prime Questions” :
1.Apa yang dikatakan dokter tentang obat yang anda terima?
 Nama obat
 Tujuan dan khasiat dari penggunaan obat

2.Apa yang dikatakan dokter tentang cara penggunaan obat yang


diterima?
 Jadwal minum obat
 bantuan petunjuk penggunaan
 penyimpanan yang disarankan

3.Harapan apa yang diberikan dokter setelah minum obat ini ?


 hasil yang diharapkan
 Efek samping yang mungkin terjadi
 Perhatian khusus selama pengobatan
2.Metoda “Show & Tell”
(Peragaan dan penjelasan)
Menjelaskan dan meragakan kembali untuk memastikan
pemahaman pasien atas penggunaan obatnya:
1.Untuk apa bapak/ibu menggunakan obat ini?
2.Bagaimana menggunakannya?
3.Apakah yang dirasakan setelah bapak/ibu
menggunakan obat ini?

3.FINAL VERIFICATION :
Apoteker harus melakukan verifikasi akhir dengan
tujuan agar apoteker dapat mengetahui sejauh mana
pasien telah paham dan akhirnya patuh
atas pengobatannya.
1.Konseling/Informasi pengobatan
resep :

Studi kasus :
Contoh Resep: Pasien :
Dapatkah saudara
R/ Atorvastatin 10 mg no.xv jelaskan ,
bagaimana cara
S 1 dd I saya
R/metoprolol 50 mg no.XXX minum obat
S 2 dd I penurun kolesterol
dan 2 macam obat
R/Pantoprazole 40 mg no.X lainnya?
S 1 dd I

Pro.Ny.A,45 thn
Selamat sore,bu Ani !
Saya…..,apoteker di apotek…..
1.Dari resep dokter …..,ibu mendapat
Atorvastatin untuk menurunkan kolesterol
dalam darah.Dokter menulis di resep,agar obat
nya diminum sehari sekali dan sebaiknya
diminum pada malam hari, setelah makan
malam selama 15 hari
2.Metoprolol diresepkan untuk menurunkan
tekanan darah dan sebaiknya diminum pada
pagi hari setelah sarapan dan sekali lagi
setelah makan malam selama 30 hari.
Obat ini harus diminum 2x sehari, terus
menerus sesuai saran dokter dan tidak boleh
dihentikan tanpa konsultasi dengan dokter.
3.Pantoprazole diresepkan untuk menghambat
produksi asam lambung.Obat ini diminum 1 jam
sebelum sarapan dengan 2 gelas air.
Dokter menyarankan untuk diminum selama 10
hari saja.
Apoteker :
Studi kasus :

Saya hanya ingin


mengingatkan ibu/bapak
bahwa bapak/ibu mendapat Pasien:
pengobatan dengan Bagaimana kalau
“antibiotika” yang sangat saya sudah merasa
dianjurkan untuk diminum sehat dalam waktu
setiap hari tiga kali satu 3 hari?
kapsul,setiap 8 jam dan
dihabiskan selama 5 hari.

Walaupun bapak/ibu
APOTEKER sudah merasa sehat
dalam 3 hari,bapak/ibu
harus menghabiskan
antibiotik untuk sisa 2
hari lagi,hal ini diperlukan
untuk memastikan bahwa
kuman/bakteri penyebab
penyakitnya telah
dimatikan.
 KONFLIK DENGAN PELANGGAN DI FARMASI
KOMUNITAS
KASUS 2:
apakah Stomacer dan Strocain tablet sama?
Tim adalah apoteker pendamping di apotek milik Henri.Suatu
hari,seorang ibu menelpon ke apotek bahwa setelah sampai di
rumah,ibu tsb baru tahu bahwa obat yang dibawa pulang adalah
Stomacer bukan Strocain seperti yang disampaikan oleh dokter
penulis resep

Mrs. W : “ Hari ini saya menebus resep ke apotek anda. Apakah Stomacer dan
Strocain tablet itu sama?
Mr.Tim : Tidak sama,bu. Kenapa ibu menanyakan hal ini?apa ada masalah?
Mrs.W : Saya menebus resep disana dan dokter penulis resep menyampaikan
bahwa saya alan mendaptkan Stomacer tablet bukan Strocain.
Saya pasti sudah mendapatkan obat yang salah
Mr.Tom :( Wah,salah obat!)
Apakah saya boleh mendapatkan nama lengkap dan alamat pasien
agar saya dapat mengecek ulang resep aslinya?
(setelah pasien menyebut nama dan alamat lengkap)………
Tunggu sebentar,bu…….
Mr.Tim : Setelah diperiksa ulang terhadap resep aslinya,bisakah ibu
datang kembali ke apotek supaya kami dapat menyelesaikan
masalahnya
Mrs.W : Apa???!!! Berarti saya mendapatkan obat yang salah.
Bagaimana kalau saya tidak periksa lagi sesampai di rumah tadi!
Pasti obat saya minum dan saya bisa mati!!
Mr.Tim : (Ini memang kesalahan besar, tapi untungnya bukan saya yg meracik)
Bu, saya yakin tidak akan terjadi hal yang amat buruk.
Lebih baik ibu datang saja ke apotek.
Mrs.W : Saya ingin tahu,siapa yang telah melakukan ini. Rumah saya jaraknya
jauh berarti saya harus kembali lagi.Saya ingin bicara dengan pemilik
apoteknya (Henri)
Mr.Tim : (padahal tertulis di kartu barang,bahwa Henri yang mengambil obat tsb)
Ibu sebaiknya tidak perlu tahu siapa yang melakukannya,tapi seluruh
karyawan apotek sudah mengetahui telah terjadi kesalahan pemberian
obat.
Mr.W : Jadi siapa yang melakukannya??!!! (nada tinggi)
Mr.Tim : Baik,bu.Pelakunya: Henri,apakah ibu ingin Henri untuk segera meng-
hubungi ibu?
Pembahasan kasus

Mr.W : Saya akan datang ke apotek dan ketemu Henri. Saya tidak percaya
dia yang melakukannya.
Mr.Tim lamgsung memberitahu Henri via Telfon bahwa telah terjadi kesalahan
Pemberian obat dan Henri pun yakin bahwa dia tidak melakukan kesalahan.

Apa yang terjadi ?


Tim gagal menangani keluhan pasien dan kesalahan Henri sebagai Apoteker
Penanggung Jawab Apotek karena Tim hanya berusaha supaya pasien tidak
Panik agar tetap setia menjadi pelanggan apotek

Apa yang tersirat dari interaksi ini (Apoteker-pasien) ?


Tim ingin agar pasien tidak panik sehingga dia tidak berterus terang,dia hanya
menyarankan untuk segera datang ke apotek.
Sementara Tim harus melindungi teman sejawatnya,Henri tapi dia langsung
menyalahkan Henri tanpa melakukan konfirmasi

Company Logo
www.themegallery.com
Pembahasan kasus
Bagaimana strategi berkomunikasinya?
Tim menggunakan strategi komunikasi tidak langsung karena Tim tidak
langsung/tidak berterus terang ketika dia tahu telah terjadi kesalahan obat.
Selanjutnya Tim hanya menyampaikan bahwa obat tsb tidak akan
berdampak buruk.
Seharusnya Tim langsung menyampaikan kesalahan tersebut dan didahului
kata penyesalan yaitu meminta maaf terlebih dahulu

Bagaimana sebaiknya?
Harus penuh empati :
Tim : Saya mengerti pasti ibu sangat sedih dan kecewa setelah mengetahui
bahwa obat yang diberikan tidak sesuai dengan resep aslinya.
saya mohon maaf, bahwa hal ini bisa terjadi dan sebetulnya kami pun
tidak mengharapkan ini terjadi.
Solusi : obat yang sesuai resep lebih baik diantar ke rumah pasien
(free delivery)
Tim : Henri apoteker yang sangat profesional dan bertanggung jawab dan
Henri pun pasti kecewa dan sedih bila mengetahui hal ini.
Company Logo
Interaksi tersebut dapat menurunkan kepanikan pasien
www.themegallery.com
 KONSELING PASIEN – APOTEKER
di FARMASI KOMUNITAS

Terima kasih atas pelayanan anda:


 Pada suatu sore di sebuah apotek di pinggiran kota,
Terry sebagai apoteker berusaha membantu seorang
pasien yang sedang membutuhkan produk OTC:

Terry : Selamat sore,pak! Ada yang bisa saya bantu


Pasien : Saya sedang kurang enak badan
Terry : Apakah yang bapak rasakan ? (Who)
Pasien : Saya agak batuk dan hidung agak basah,sepertinya
mau flu.
Terry : [ mungkin ada gejala lainnya]
Apakah ada gejala lain yang bapak rasakan? (What)
Pasien : mata rasanya gatal
Company Logo
www.themegallery.com
Terry : Sudah berapa lama gejala ini bapak rasakan ? (How Long)
Pasien : kurang lebih 3 (tiga ) hari
Terry : Apakah rasa gatal di mata sebelum gejala flu timbul?
Pasien : Ya...saya kira begitu
Terry : [ saya sudah mendapatkan indikasinya!]
Bisa bapak gambarkan tentang lingkungan kerjanya?
Pasien : Saya seorang polisi dan saya sedang kerja lembur mengawasi
pembangunan sebuah gedung dengan segala keributan suara
mesin serta debu berterbangan. Saya bersyukur , karena saya
tidak menjadi tuli
Terry : [ banyak alergen di udara]
Apa yang bapak laukan,bila debu berterbangan di udara?
Pasien : Saya mengatur lalu lintas di jalan,karena bila mereka sedang
membuat lubang untuk pondasi bangunan,debu banyak berter-
bangan dan sangat mengganggu batas pandang bagi peng-
guna jalan sehingga saya mengatur agar pengguna jalan
menjauh dari pusat debu tersebut.
Terry : Apakah diantara anggota keluarga ada yang pernah kena
riwayat alergi?
Pasien: Anak saya pernah disuntik karena alergi
Terry : [yah....ini dia]
Kalau begitu, bapak bukan kena flu tapi bapak kena alergi
dari debu yang berterbangan dan masuk ke mata lalu tubuh
bereaksi untuk melawan benda asing dengan mengeluarkan
cairan sehingga hidung nya basah (meler)
Apakah bapak sudah minum obat untuk gejala tsb? (Action)
Pasien: belum ada
Terry : [ Moga-moga obat ini bisa menolong]
Saya akan memberikan antihistamin dan diminum untuk
menghilangkan gejala yang ada, tapi bila dalam beberapa
hari gejala tidak berkurang,saya sangat menganjurkan untuk
konsultasi ke dokter.
Pasien : Terima kasih anda sudah melayani saya dengan baik.

Company Logo
www.themegallery.com
 PEMBAHASAN

1. Perlu keahlian berkomunikasi untuk identifikasi keluhan pasien


agar apoteker dapat memberikan solusi atas pengobatan pasien
2. Apoteker menggunakan “very highly open question” agar dapat
memutuskan dengan gejala yang sama tapi penyakit berbeda
3. Apoteker harus menjadi pendengar yang baik dan punya rasa empati
agar tidak salah dalam mengambil keputusan
4.Bila dalam kasus ini, apoteker hanya menggunakan “open ended
Question”,maka apoteker akan memberikan obat flu  akan
terjadi kesalahan

Company Logo
www.themegallery.com
2.Komunikasi pelayanan non resep
(swamedikasi)

 Ada 3 metoda untuk menanggapi gejala


penyakit:
1.AS METTHOD
2.WWHAM
3.ENCORE
SELF CARE AS A PHARMACEUTICAL
PRACTICE

 Self-care : pemberian obat2an non resep dan


berperan serta dlm menemukan,memikirkan dan
merencanakan dalam pengobatan pasien.
 Contoh kasus:
 Obat apa yg diperlukan utk gatal2 karena digigit
serangga?
 Obat yang diberikan pada anak < 2 thn karena
keluhan hidung tersumbat
 Seharian ini,dada saya merasa sakit,jenis antasida
apakah yang cocok untuk saya?
1.AS METTHOD

A : Age of patient ? Umur pasien


S : Self or Someone else?untuk sendiri atau orang lain?
M : Medicine the patient is taking? Obat apa yang sudah digunakan?
E : Exactly what does the patient mean by the symptom? Gejala apa
yang dialami?
T : Time/duration of the symptom? Berapa lama gejala berlangsung?
T : Taken anything for it or seen the doctor? Tindakan apa yang sudah
diambil?
H : History of any deseases or condition? Sejarah dan kondisi penyakit?
O : Other symptoms being experienced? Gejala lain yang sudah lama
dirasakan?
D : Doing anything to aggravate or elleviate the condition? Hal2 apa
yang mungkin memperburuk/mengurangi kondisi pasien?

Informasi primer yang didapat sebelum apoteker menentukan cara


pengobatan yang paling tepat.
2.WWHAM
(metode yang lebih sederhana dan yang
sangat dianjurkan)
 W : Who is it for? Untuk siapa?
 W : What are the symptoms? Apa gejalanya
 H : How long have the symptoms persitted?
Sudah berapa lama gejala berlangsung?
 A : Action taken,what medicine have been
 taken? Obat apa yang sudah diminum?
 M : Medicine being taken for other problem?
Obat apa yang sedang diminum untuk
masalah lain?
Informasi yang dibutuhkan sebelum apoteker
memberikan pengobatan yang tepat.
3.ENCORE: 6 langkah utama dalam
komunikasi antara pasien-apoteker
(hanya pendekatan terstruktur untuk menanggapi suatu
gejala  agak lemah)

E : EXPLORE menggali agar apoteker mempunyai informasi tentang


gejala umum, identitas pasien, pengobatan yang sedang dijalani
atau gejala lainnya
N :NOCEO Nature of symptoms? Gejala umum yang terjadi?
Obtain identity of patient : Identitas pasien
Concurrent possibility of serious disease: Pengobatan
yang sedang dijalani
Exclude possibility of serious disease:Mencegah
penyakit yang serius
Other associated symptoms : Gejala lainnya
C : CARE : Perhatian untuk GPPL (Good Pharmacy
Practice for Life) yaitu kelompok yang beresiko (Care
Group)
G : Geriatric patient
P : Paefiatric patient
P : Pregnant women
L : Lactating mothers

O : OBSERVE : Pengamatan ODD


O ; other tell-tale sign. Tanda yang mengikuti
D ; Demeanor of patient; Sikap pasien
D ; dramatisation by patient; Penjelasan pasien

Company Logo
www.themegallery.com
R : REFER; menyerahkan  PPP
P : Potentially serious case ; Kasus serius yang potensial
P : Potentially symptoms; Gejala yang menetap
P : Potentially at increased rate; Pasien dengan resiko yang
meningkat

E : EXPLAIN ; menjelaskan kepada pasien,tentang alasan apoteker


merekomendasikan suatu tindakan

Company Logo
www.themegallery.com
Gejala yang Harus diwaspadai
Hilangnya Nafsu Makan, shg pasien tidak makan
Turunnya Berat Badan tanpa beberapa alasan
Pendarahan mll Hidung, Anus, Telinga dan Mulut
Sesak Nafas, Batuk dgn Sputum Berwarna
Hijau/kuning
Semua masalah dgn menstruasi
Kesulitan menelan
Bengkak dgn berbagai ukuran, termasuk di
persendian
Rasa sakit yg hebat di dada, kepala dan perut
Suhu Badan tinggi dlm waktu lama &, berulang
Hilangnya Kesadaran
HEALTHY PEOPLE 2010

TOP 10 LEADING HEALTH INDICATORS:


1. PHYSICAL ACTIVITY
2. OVERWEIGHT AND OBESITY
3.TOBACCO USE
4.SUBSTANCE ABUSE
5. RESPONSIBLE SEXUAL BEHAVIOR
6. MENTAL HEALTH
7. INJURY AND VIOLENCE
8.ENVIROMENTAL QUALITY
9.IMMUNIZATION
10.ACCESS TO HEALTH CARE

Source:
Hepler CD.Pharmaceutical care and speciality practice.
.WELLNESS & HEALTH PROMOTION
WHAT IS HEALTH?
Health providers not just treating them but how to keep them well

Wellness & health


promotion programs in
community pharmacies:
 Smoking cessation
 Participation in national
health promotion
campaigns,
 Contraception
 Say No To Drugs
www.themegallery.com

LOGO

Anda mungkin juga menyukai