Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN

PUBLIK
• Secara etimologi, istilah policy (kebijakan) berasal dari bahasa Yunani, Sansekerta, dan Latin.
Akar kata dari bahasa Yunani dan Sansekerta Polis (Negara-kota) dan pur (kota)
dikembangkan dalam bahasa Latin menjadi Politia (negara) dan akhirnya dalam bahasa
Inggris Policie  yang berarti menangani masalah-masalah publik atau administrasi
pemerintahan. Kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem
pencapaian tujuan yang diinginkan, upaya dan tindakan dimaksud bersifat strategis yaitu
berjangka panjang dan menyeluruh.

• Istilah publik berasal dari bahasa Inggris Public yang berarti umum, masyarakat atau negara.
Sebenarnya, dalam bahasa Indonesia sesuai bila diberi terjemahan pradja. Arti sebenarnya
dari kata pradja tesebut adalah rakyat, sehingga untuk pemerintah yang melayani keperluan
seluruh rakyat diberi istilah pamong praja (pelayan rakyat).
• Kebijakan Publik (Public Policy) adalah suatu aturan yang mengatur
kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat
seluruh warganya, setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai
dengan bobot pelanggaran yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan
didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas
menjatuhkan sanksi. 
• Perkembangan pada Abad Pertengahan
• Ekspansi dan diferensiasi secara bertahap peradaban kotasepanjang abad pertengahan berlangsung dengan
diikuti oleh strukturokupasi yang memu-dahkan pengembangan pengetahuan yang terspesialisasi. Berbagai
kelom-pok spesialis kebijakan diangkat oleh para pemimpin untuk memberikan saran dan bantuan teknis
terhadap hal-hal yang kurang dikuasai oleh para penguasa misalnya pengambilan keputusan yang efektif,
keuangan, perang dan hukum.

• Zaman Revolusi Industri


• Pada zaman kuno dan pertengahan pertumbuhan pengetahuan yang rel-evan dengan kebijakan mengikuti
evolusi peradaban. Namun ketika terjadi revolusi industri pertumbuhan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan menjadi aktivitas yang relatif otonom dengan ciri khasnya sendiri dan dipisahkan dengan kepentingan
politik sehari-hari.
• Perkembangan pada Abad ke-19
• Pada abad 19 di Eropa mulai muncul generasi baru yang menghasilkan pengetahuan tentang kebijakan
mulai mendasarkan efektivitas mereka pada dokumen data empiris yang sistematis. Pada masa ini
perhatian terhadap pengumpulan fakta secara sistematis dapat diilustrasikan dengan beberapa cara.
Misalnya dengan pengembangan statistik dan demografi sebagai bi-dang spesialisasi.

• Pemerintahan Kolonial Belanda di Nusantara


• Setelah Napoleon dikalahkan oleh pasukan koalisi, Willem van Oranje kembali menjadi raja di negerinya.
naik tahta sebagai Souverein vorst (1814), kemudian sebagai raja (1815). Berdasarkan Groundwet
(konstitusi Kerajaan Belanda), kekuasaan tertinggi atas wilayah jajahan berada di tangan raja. De-mikian
pula dengan kekuasaan undang-undang.
• Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda
• Tahun 1816 Raffles mengakhiri pemerintahannya di Hindia. Pemerintah Inggris sebenarnya telah menunjuk John
Fendall untuk menggantikan Raf-fles. Tetapi pada tahun 1814 sudah diadakan Konvensi London. Salah satu isi
Konvensi London adalah Inggris harus mengembalikan tanah jajahan di Hindia kepada Belanda. Dengan
demikian pada tahun 1816 Kepulauan Nu-santara kembali dikuasai oleh Belanda. Sejak itu dimulailah
Pemerintahan Kolonial Belanda.

• Sistem Tanam Paksa


• Pemerintah Belanda terus mencari cara bagaimana untuk mengatasi problem ekonomi. Berbagai pendapat mulai
dilontarkan oleh para para pemimpin dan tokoh masyarakat. Salah satunya pada tahun 1829 seorang tokoh
bernama Johannes Van den Bosch mengajukan kepada raja Belanda usulan yang berkaitan dengan cara
melaksanakan politik kolonial Belanda di Hindia.
• Ketentuan Tanam Paksa
• Raja Willem tertarik serta setuju dengan usulan dan perkiraan Van den Bosch tersebut. Tahun 1830 Van
den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jen-deral baru di Jawa. Setelah sampai di Jawa Van den Bosch
segera mencanan-gkan sistem dan program Tanam Paksa.

• Pelaksanaan Tanam Paksa


• Menurut Van den Bosch, pelaksanaan sistem Tanam Paksa harus meng-gunakan organisasi desa. Oleh
karena itu, diperlukan faktor penggerak, yakni lembaga organisasi dan tradisi desa yang dipimpin oleh
kepala desa. Berkaitan dengan itu pengerahan tenaga kerja melalui kegiatan seperti sam-batan, gotong
royong maupun gugur gunung, merupakan usaha yang tepat untuk dilaksanakan
• Perkembangan Abad ke-20
• Perkembangan ilmu yang mempelajari tentang kebijakan pada abad ini dapat digambarkan dengan
adanya profesionalisasi ilmu politik, adminis-trasi negara, sosiologi, ekonomi dan disiplin ilmu sosial
lainnya yang terkait. Selama abad 20 para ilmuwan kebijakan bukan lagi kelompok yang hetero-gen
seperti bankir, industrialis, jurnalis, dan sarjana-sarjana yang mengenda-likan lembaga statistik kuno dan
lembaga penelitian kebijakan lainnya

• Sistem Usaha Swasta


• Pelaksanaan Tanam Paksa memang telah berhasil memperbaiki pereko-nomian Belanda. Kemakmuran
juga semakin meningkat. Bahkan keuntun-gan dari Tanam Paksa telah mendorong Belanda berkembang
sebagai Neg-ara industri. Sejalan dengan hal ini telah mendorong pula tampilnya kaum liberal yang
didukung oleh para pengusaha. Oleh karena itu, mulai muncul perdebatan tentang pelaksanaan Tanam
Paksa.

Anda mungkin juga menyukai