Anda di halaman 1dari 19

Bab 11 Akuntansi Multinasional : Transaksi

mata uang asing dan Instrument Keuangan


Banyak perusahaan, besar dan kecil, bergantung pada pasar internasional untuk
kegiatan jual beli produk dan jasa mereka
Bab ini membahas permasalahan akuntansi yang berkaitan dengan perusahaan-
perusahaan yang beroperasi secara internasional.
• Perusahaan dapat mengalami risiko mata uang asing ketika melakukan transaksi
dalam mata uang asing.
• Sebagai contoh : Bila sebuah perusahaan Indonesia memperoleh mesin dengan
secara kredit dari produsen di swiss, perusahaan Swiss tersebut mengharuskan
pembayaran dalam franc Swiss (SFr).
• Ini berarti perusahaan Indonesia tersebut terkadang harus menggunakan
pedagang mata uang asing atau bank untuk menukarkan Rupiah ke Franc Swiss
untuk membayar mesin yang dibeli.
• Selama proses tersebut perusahaan Indonesia dapat mengalami keuntungan
atau kerugian kurs dari fluktuasi nilai Rupiah relatif terhadap franc Swiss.
• Perusahaan Multinasional sering melakukan transaksi dalam berbagai mata
uang sebagai dampak atas aktivitas ekspor dan impor mereka
• Ada sekitar 150 jenis mata uang di seluruh dunia, tetapi sebagian besar
perdagangan dilakukan dalam enam mata uang utama : dollar AS, pound
sterling Inggris, dollar Kanada, yen Jepang, franc swiss dan euro eropa.
Permasalahan Akuntansi
Para akuntan harus dapat mencatat dan melaporkan yang melibatkan pertukaran Rupiah
dan mata uang asing.
 Transaksi mata uang asing perusahaan meliputi penjualan, pembelian, dan transaksi lain
yang menimbulkan transfer mata uang asing atau pencatatan piutang atau utang yang
didenominasikan - yaitu yang nilainya akan dilunasi – dalam suatu mata uang asing.
Karena laporan keuangan dari hampir semua perusahaan Indonesia menggunakan
Rupiah maka transaksi dalam mata uang lain harus disajikan kembali dengan (setara)
Rupiah sebelum dicatat dalam pembukuan dan dimasukkan dalam laporan keuangan
perusahaan.
 Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing kedalam (setara) nilai rupiah disebut
sebagai penjabaran atau translasi (translation).
Permasalahan Akuntansi
 Selain itu, banyak perusahaan besar Indonesia yang mempunyai operasi multinasional,
seperti anak perusahaan atau cabang di luar negeri.
 Nilai mata uang asing dalam laporan keuangan anak perusahaan ini harus ditranslasikan
atau dijabarkan yaitu disajikan kembali dalam (setara) Rupiah sebelum dikonsolidasikan
dalam laporan keuangan induk perusahaan Indonesia yang menggunakan Rupiah
sebagai satuan mata uang pelaporan.
Kurs Mata Uang Asing
Penentuan Kurs
1. Kurs Langsung atau (Direct Exchange Rate-DER)
Adalah banyaknya unit mata uang lokal atau local currency units (LCU) yang diperlukan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing atau foreign currency unit (FCU).
Kurs langsung dinyatakan sebagai berikut, dengan LCU, yaitu rupiah sebagai pembilang :
DER = Nilai setara Rupiah
1 FCU
2. Kurs tidak langsung atau The indirect exchange rate (IER)
Adalah kebalikan dari kurs langsung atau the direct exchange rate. Rasio untuk menghitung
kurs tidak langsung adalah:
IER = 1 FCU
Nilai setara rupiah
 Panduan untuk membantu mengingat perbedaan jenis kurs tersebut adalah Rupiah
sebagai pembilang untuk kurs langsung atau terminologi Indonesia, sedangkan unit mata
uang asing sebagai pembilang untuk kurs tidak langsung atau terminologi Amerika
 Mata uang terminologi (terms currency) merupakan pembilang dalam perhitungan rasio
kurs sedangkan mata uang dasar (base currency) merupakan penyebut. Pembilang
adalah kunci dalam identifikasi jenis kurs.
Perubahan Kurs
Perubahan Kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang
dibandingkan dengan mata uang lain.
1. Menguatnya Rupiah- Penurunan Kurs Langsung
Menguatnya rupiah berarti:
• Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing
• Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing
2. Melemahnya Rupiah-Peningkatan Kurs Langsung
Melemahnya rupiah berarti:
• Lebih banyak mata uang Indonesia yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata
uang asing
• Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing
Menguatnya Rupiah – Penurunan Kurs Langsung.
Contoh :

• Asumsikan bahwa suatu perusahaan manufaktur Amerika menjual mobil buatan Amerika seharga $25.000.
Untuk menentukan nilai setara dari $25.000 pada Januari 2011, digunakan persamaan sebagai berikut:
• Nilai setara Rupiah = unit mata uang asing x Kurs langsung
• Rp225.800.000 = $25.000 x Rp9.032

• Antara Januari sampai Maret 2011, Kurs langsung turun saat dolar menguat relatif terhadap Euro,.
• Pada Maret 2011, nilai setara rupiah dr US$ 25.000 adalah
• Nilai setara Rupiah = unit mata uang asing x Kurs langsung
• Rp219.000 = $25.000 x Rp8.760

• Bersamaan dengan menguatnya rupiah, ekspor Indonesia ke Amerika akan lebih mahal bagi pelanggan
Amerika. Contoh: asumsikan bahwa perusahaan manufaktur Indonesia menjual mesin buatan Indonesia
seharga Rp100.000.000 pada Januari 2011, digunakan persamaan sebagai berikut:
• Nilai setara mata uang asing = unit Rupiah x Kurs tidak langsung
$11.070 Rp 100.000.000 x $0,0001107
• Pada Maret 2011, setelah terjadi penguatan rupiah, mesin akan membebankan pelanggan
Amerika sebesar $11.410 dengan perhitungan sebagai berikut :
• Nilai setara mata uang asing = Unit Rupiah x Kurs tidak langsung
$11.410 = Rp100.000.000 x $0,0001141

Peningkatan biaya perolehan yang besar dapat menyebabkan pelanggan Amerika


memutuskan untuk tidak membeli mesin dari perusahaan Indonesia. Oleh karena itu,
penjualan Internasional perusahaan Indonesia dapat sangat dipengaruhi oleh perubahan
kurs mata uang asing.
Kurs Spot dan Kurs Kini
• PSAK 10 mengacu penggunaan kurs tunai maupun kurs saat
ini untuk mengukur operasi luar negeri

• Kurs tunai (The spot rate) adalah kurs yang digunakan dalam
penyerahan segera suatu mata uang

• Kurs saat ini (The current rate) didefinisikan secara sederhana


sebagai kurs tunai pada tanggal neraca suatu entitas
Kurs Forward
• Kurs ketiga adalah kurs untuk pertukaran mata uang di masa
mendatang atau disebut kurs Forward (forward exchanges
rate)

• Terdapat pasar pedagang kontrak pertukaran berjangka


khusus (forward exchange contracts) yang aktif untuk
perusahaan yang menerima atau mengeluarkan mata uang
utama internasional.

• Keuntungan dari pasar forward ini adalah setara rupiah dari


suatu penerimaan atau pengeluaran masa depan unit uang
asing dapat ditetapkan pada saat kontrak tersebut dibuat
Transaksi Mata Uang Asing
Transaksi mata uang asing (Foreign currency transactions) adalah
aktivitas ekonomi yang dinyatakan dalam mata uang selain dari
mata uang pencatatan suatu entitas. Contoh:
1. Pembelian atau penjualan barang atau jasa (impor atau
ekspor), dimana harganya dinyatakan dalam mata uang asing
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing
3. Pembelian atau penjualan kontrak forward
4. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing
Transaksi Ekspor Impor dalam Mata Uang Asing
• Utang dan piutang yang timbul dari transaksi atas uang asing
dengan entitas luar negeri dan dinyatakan dalam mata uang
asing harus diukur dan dicatat oleh entitas dalam mata uang
yang digunakan untuk pencatatan akuntansinya - yaitu rupiah
• Kurs yang relevan untuk penyelesaian transaksi dalam suatu
mata uang asing adalah kurs tunai pada tanggal penyelesaian.
• Pada saat transaksi diselesaikan, utang atau piutang dalam
unit mata uang asing harus disesuaikan dengan nilai setara
rupiah saat itu.
• Jika laporan keuangan disusun sebelum utang atau piutang
dalam mata uang asing tersebut diselesaikan, maka saldo
akun utang piutang tersebut harus disesuaikan dalam setara
rupiah pada tanggal neraca menggunakan kurs saat ini pada
tanggal neraca.
Mengelola Risiko Mata Uang Internasional dengan Instrumen
Keuangan Kurs Forward Mata Uang Asing
Perusahaan perlu mengelola risiko bisnis.
• Perusahaan multinasional seringkali menggunakan instrument
derivatif, seperti kontrak nilai tukar/kurs forward yang didenominasi
dalam mata uang/valuta asing (foreign currency denominated
forward exchange contract), opsi mata uang asing (foreign currency
option), dan futures mata uang asing (foreign currency futures),
untuk mengelola resiko yang terkait dengan transaksi mata uang
asing.
Derivatif yang Ditetapkan sebagai Tujuan Lindung Nilai
Derivatif dapat ditetapkan untuk tujuan lindung nilai ataui mengurangi resiko.
Persyaratan khusus untuk mengklasifikasikan derivatif untuk tujuan lindung nilai
diatur dalam PSAK 55. Derivatif yang memenuhi persyaratan lindung nilai:
1. Lindung Nilai atas nilai wajar (Fair value hedges)
Sebuah lindung nilai dari eksposur terhadap perubahan nilai wajar atas asset atau
liabilitas yang diakui atau komitmen pasti (firm commitment) yang belum diakui
sebelumnya untuk membeli atau menjual asset pada harga tetap atau porsi tertentu
seperti asset, liabilitas, atau komitmen yang dapat dikaitkan dengan resiko tertentu
dan dapat memengaruhi laba atau rugi.
2. Lindung nilai arus kas (Cash flow hedges)
Sebuah lindung nilai dari eksposur terhadap variable arus kas yang dapat
diatribusikan ke resiko tertentu yang berhubungan dengan asset dan liabilitas yang
diakui atau transaksi yang diperkirakan sangat mungkin terjadi dan dapat
mempengaruhi laba dan rugi.
3. Lindung nilai dari investasi neto dalam operasi luar negeri
Derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai untuk jenis eksposur mata uang asing
ini mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam penghasilan
komprehensif lain sebagai bagian dari penyesuaian translasi kumulatif, yang akan
dibahas di bab 12.
Forward Exchange Contract
Perusahaan yang beroperasi di manca negara seringkali
menggunakan forward exchange contract dengan pedagang
perantara/broker mata uang asing untuk menukarkan
berbagai mata uang pada kurs dan tanggal tertentu dimasa
akan datang. Forward exchange contract ini diperoleh dari
broker mata uang asing. Biasanya, kontrak ini ditulis untuk
salah satu mata uang internasional utama.
Catatan Tentang Pengukuran Efektifitas Lindung Nilai
PSAK 55 menyatakan bahwa, disetiap awal trasaksi lindung nilai,
perusahaan harus mendefinisikan metode apa yang akan
digunakan untuk mengukur efektifitas lindung nilai. Efektifitas
berarti bahwa akan ada perkiraan saling menghapuskan, dalam
kisaran 80% sampai 125% dari perubahan nilai wajar arus kas
atau perubahan nilai wajar untuk risiko yang dilindung nilai.
Efektifitas harus dinilai setidaknya setiap tiga bulan dan pada
saat perusahaan melaporkan laporan keuangan atau laba.
 Alokasi Pajak Antar Periode atas Keuntungan (Kerugian) Mata Uang Asing
Perbedaan temporer dalam pengakuan keuntungan atau kerugian mata uang asing
antara akuntansi pajak dan akuntansi GAAP mengharuskan alokasi pajak antar
periode. Umumnya metode akruan yang mengakui pengaruh perubahan kurs pada
periode perubahan yang berbeda dari pemilihan umum yang berlaku untuk
pengakuan keuntungan selisih kurs untuk tujuan pajak pada periode terjadinya
konversi dari item yang didenominasi dalam mata uang asing. Perbedaan temporer
diakui sesuai dengan PSAK 46 “Pajak penghasilan)
 Lindung Nilai Investasi Neto Pada Entitas Asing
Sejumlah alat manajemen laporan posisi keuangan tersedia bagi perusahaan
Indonesia untuk lindung nilai investasi netto dalam afiliasi asing. Manajemen dapat
menggunakan forward exchange contract, komitmen mata uanga asing lainnya atau
beberapa perjanjian pendanaan antar perusahaan tertentu termasuk transaksi antar
perusahaan.
PSAK 55 menetapkan bahwa untuk instrument keuangan derivatif yang ditetapkan
sebagai lindung nilai mata uang asing yang terkena eksposur dari investasi neto
dalam operasi asing maka bagian dari perubahan nilai wajar yang setara dengan
keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing akan dilaporkan dalam
penghasilan komprehensif lain.
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai