Anda di halaman 1dari 7

Obat Kadaluarsa

Kasus :

Kasus Obat Kadaluarsa Apotik RSUD


Dapat Dipidanakan
Latar Belakang

Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan.
Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat
tersedia pada saat diperlukan dalam jenis dan jumlah yang cukup, berkhasiat nyata dan
berkualitas baik. Dokter juga sering kali memberikan resep non generik kepada pasien
sebagai pilihan untuk pengobatan, padahal harga produk merk dagang lebih mahal dari
obat generik, sehingga bagi pasien yang tidak mampu sering membeli setengah dari
resep dokter. Hal ini sangat berbahaya, terutama bila obat tersebut adalah antibiotik.
Mutu dijadikan dasar acuan untuk mendapatkan kebenaran khasiat (efikasi) dan
keamanan (safety). Mutu sediaan obat dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain
aspek teknologi yang meliputi stabilitas fisik dan kimia dimana sediaan obat (tablet,
kapsul, dan sediaan lainnya) harus memenuhi kriteria farmakope.
Pelanggaran
• Telah melakukan yang tidak sesuai dengan undang-
undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen (UUPK). Persediaan obat kadaluarsa yang
sudah melanggar pasal ayat (1) butir UUPK.
Pembahasan
• Pada hal ini terkait tentang kasus obat kadaluarsa di
Apotik RSUD dapat di pidanakan polres tuban
melakukan penyelidikan terkait kasus penjualan obat
bayi yang memasukki kadaluarsa oleh Apotik Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) diketahui munculnya
kasus tersebut berawal dari kecurigaan pasien yang
bernama Indah Sri Setyorini.
Sanksi Pelanggaran
 Dalam undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UUPK). Persediaan obat
kadaluarsa sudah melanggar Pasal 8 ayat (1) butir a
UUPK. Yaitu, memperdagangkan barang dan/atau
jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dengan ancaman
hukuman 5 tahun denda maksimal hingga Rp2 miliar.
Sebagaimana tertuang di UUPK Nomor 8 Tahun 1999,
Pasal 60 ayat (2)
Saran
• Seharusnya, kita harus mengecek obat-obat terlebih
dahulu sebelum obat tersebut diberikan kepada
pasien sebelum dikonsumsi.

• Kesimpulan:
Pihak Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
telah mengatakan secara pribadi pihaknya sudah
meminta maaf pada pasien atas kesalahan petugas
Apotik yang telah memberikan obat kadaluarsa
kepada pasien.
Sumber

• Seputar Tuban

Anda mungkin juga menyukai